Anda di halaman 1dari 52

OBAT

KARDIOVASKULER

Oleh. Nuri Handayani,


M.Farm.,Apt
Obat kardiovaskuler
Diuretik -Blocker AT II Antagonis (ARB)
-Furosemid -Propranolol -Losartan -Irbesartan
-Thiazide -Atenolol -Candesartan
-Metoprolol
ACE Inhibitor -Bisoprolol CCB
-Captopril -Verapamil
-Lisinopril
-Blocker -Diltiazem
-Perindopril
-Prazosin -Nifedipin
Gol.Nitrat -Doxazosin -Amlodipin
-ISDN -Terrazosin -Nimodipin
-Gliseril trinitrat
ACE INHIBITOR
Mekanisme Ke3rja
• Menghambat converting enzim, peptidil
dipeptidase, yang menghidrolisis angiotensin I
menjadi angiotensin II, suatu vasodilator yang
poten, yang setidaknya bekerja sebagian
dengan merangsang pelepasan nitrat oksida
dan prostasiklin.
• Penghambat angiotensin II menurunkan
tekanan darah terutama dengan mengurangi
tahanan vaskuler perifer.
• Curah jantung dan frekwensi jantung tidak
diubah secara nyata
• Penghambat ACE mempunyai manfaat khusus
dalam pengobatan penyakit ginjal kronik
karena obat ini mengurangi proteinuria dan
menstabilkan fungsi ginjal. Keuntungan ini
mungkin disebabkan oleh membaiknya
hemodinamik intrarenal.
Contoh Obat :
Captopril, enalapril, Benazepril, lisinopril, ramipril,
perindopril.
Enalaprilat hanya tersedia untuk penggunaan intravena,
terutama untuk terapi hipertensi emergensi.

Efek samping yang mungkin timbul adalah :


• Batuk kering
• Pusing
• Sakit kepala
• Lemas
OBAT WAKTU DOSIS AWAL DOSIS
PARUH (mg/hari) PEMELIHARAAN
(jam) (mg/hari)
Captorpil 2,2 50-75 75-150
Lisinopril 12 10 10-80
Benazepril 0,6 5-10 20-40
Toksisitas
• Hiperkalemia (lebih sering pada pasien dengan
insufisiensi ginjal atau diabetes)
• Batuk kering terkadang disertai mengi
• Angiodema
• Dikontraindikasikan pada kehamilan trimester
kedua dan ketiga karena resiko hpotensi janin,
anuria dan kegagalan ginjal.
• Efek toksik rinagn yang sering terjadi meliputi
perubahan rasa pengecapan, ruam kulit alergi
Sites of antihypertensive drugs therapy
KONSELING
• ACE Inhibitor:
– Mulai minum malam hari; ESO batuk
– IO: hindari garam kalium
– Dapat sebabkn Angiodema, kalo ada stop
ARB
• Merupakan obat-obat penyekat reseptor
angiotensin II tipe 1 (AT1)). Mempunyai sifat
yang sama dengan ACE Inhibitor, tetapi tidak
menyebabkan batuk. Kemungkinan karena
obat-obat ini tidak mencegah degradasi
bradikinin.
• Memiliki potensi untuk menghambat kerja
angiotensin secara lebih menyeluruh
dibandingkan dengan penghambat ACE karena
terdapat enzim2 lain selain ACE yang dapat
menghasilkan angiotensin II.
Contoh obat :
• Losartan
• Valsartan
• Kandesartan
• Eprosartan
• Irbesartan
• telmisartan
Golongan Nitrat dan Nitrit
Mekanisme kerja
• Bekerja pada otot polos vaskuler yang
mencakup peningkatan Nitrat Oksida dan
peningkatan cGMP intraseluler. Menyebabkan
vasodilatasi perifer. Penurunan distensi
dinding jantung menurunkan kebutuhan
oksigen dan nyeri cepat menghilang
Farmakokinetik
• Hati mengandung nitrat organik reduktase
berkapasitas tinggi yang mampu menginaktivasi
obat. Oleh karena itu, bioavailabilitas nitrat
organik oral yang biasa digunakan (misalnya,
nitrogliserin, ISDN) sangatlah rendah (biasanya
<10-20%). Karena alasan ini, jalur sublingual yang
tidak melalui metabolisme lintas pertama, lebih
dianjurkan untuk mencapai konsentrasiterapeutik
dalam darah dengan cepat.
• Mempunyai waktu paruh 2-8 menit
• Bioavailabilitas isosorbid mononitrat 100%
• Eksresinya terutama dalam bentuk turunan
glukuronida dari metabolit terdenitrasi, sebian
besar melalui ginjal.
Efek Simpang Akut
• Toksisitas akut nitrat organik yang utama
terjadi akibat perluasan langsung dari efek
vasodilatasi terapetik : hipotensi ortostatik,
takikardia dan nyeri kepala berdenyut.
• Nitrat dikontraindikasikan jika terdapat
peningkatan intrakranial.
OBAT DOSIS (mg) LAMA KERJA
Kerja cepat
Nitroglyserin, 0,15-1,2 10-30 menit
sublingual
ISDN, Sublingual 2,5-5 10-60 menit
Kerja lambat
Nitroglyserin, oral 6,5-13/6-8 jam 6-8 jam
ISDN, Sublingual 2,5-10/2 jam 1,5-2 jam
ISDN, oral 10-60 /4-6 jam 4-6 jam
Isosorbit mono 20 / 12 jam 6-10 jam
nitrat, oral
-Blocker
• -Blocker Menurunkan tonus arteriol vena,
menyebabkan penurunan resistensi perifer
dan hipotensi
• -Blocker menyebabkan refleks takikardi,
karena pelepasan norepinefrin yang terjadi
dapat menstimulasi reseptor  jantung
selanjutnya
• Contoh antagonis 1 selekstif : Prazosin,
doxazosin (durasi lebih lama), menyebabkan
takikardi yang relatif ringan
• Hipotensi berat dapat terjadi setelah dosis
pertama.
• Prazosin dan doxazosin dapat meredakan gejala
hiperplasia prostat sehingga diindikasikan pada
pasien hipertensi dengan kondisi tersebut.
 -Blocker
• Memblok reseptor β yang dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah
melalui penurunan curah jantung.
• Non-selektif : Propanolol
• Selektif β1 : Atenolol dan metoprolol
• Kelemahan β bloker adalah efek ssamping
yang sering terjadi, seperti tangan dingin,
fatigue, dan efek yang jarang terjadi namun
serius seperti asma, gagal jantung
• β bloker juga cendrung meningkatkan
trigliserida dan menurunkan kadar HDL
CCB
• Memblok pemasukan kalsium ke otot jantung
dan pembuluh darah. Kalsium dibutuhkan
untuk konstraksi otot. Jika pemasukan kalsium
ke otot jantung dan pembuluh dihambat,
maka jantung dan pembuluh akan sedikit
rileks dan tekanan darah menurun.
• contoh : nifedipin, diltiazem, verapamil,
amlodipin
• Efek samping yang sering terjadi adalah akibat
vasodilatasi berlebihan termasuk pusing,
hipotensi, muka memerah, edema pada
pergelangan kaki.
KONSELING
• ALFA BLOCKER:
– Bila tjd hipotensi saat pertama pake Stop
– Pasien dapat inkotenensia terutama geriatrik
• CALCIUM CHANEL BLOCKER
– ESO: flushing,konstipasi,sendi kaki berkringat
DIURETIK
DIURETIK :
Bekerja pada ginjal untuk meningkatkan eksresi air dan Natrium
klorida. Sebagian besar diuretik bekerja dengan menurunkan
reabsorbsi elektrolit oleh tubulus ginjal.

Reabsorpsi garam dan air dikendalikan masing-masing oleh


aldosteron dan vasopresin (hormon diuretik, ADH).

Eksresi elektrolit yang meningkat diikuti oleh peningkatan


eksresi air, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan
osmotik.
Penggunaan Diuretik
• Diuretik digunakan untuk mengurangi edema
pada :
Hipertensi

Gagal
Sirosis
Jantung
Hepatis
Kongestif

Penyakit
ginjal
Diuretik dan Antidiuretik
• Diuresis dapat dengan beberapa cara :
• 1. Dari luar Ginjal
a. Menghambat hormon anti diuretik dengan
memberi air banyak, larutan hipotonik dan
alkohol
b. Meningkatkan kardiak output  meningkatkan
peredaran ginjal dengan digitalis
c. Memobilisasi cairan udema perifer  albumin
2. Pada Ginjal (Sebagai Diuretik)
a. Pada tubulus renalis proximal  mencegah reabsorspsi air
 osmotic diuretik
b. Pada ansa henle asenden = loop diuretik, menghambat
transportasi klorida dan reapsorpsi natrium  volume urine

Contoh : furosemide, etakrinik acid dan bumetanide
c. Pada kortikal diluting segmen ansa henle
mencegah reapsorpsi natrium :  tiazide
d. Pada tubulus distal
Mengeluarkan natrium , tetapi menarik kalium :
 triamteren, amiloride, spironolakton bila Na tidak
diabsorpsi, air juga tidak diapsorpsi  hasilnya : diuresis

Penggolongan dan mekanisme kerja diuretik :
Gol. Thiazid

Gol.Diuretik
Osmotik
Kuat (Loop
Diuretik
Diuretik)

Penghambat Gol. Diuretik


anhidrase Hemat
Karbonik Kalium
Rangking (kekuatan) diuresis sesuai kekuatannya megeluarkan narium
1. Yang paling kuat (loop diuretik) 15 – 25 % mengeluarkan
natrium : furosemid, bumetiazid, etakrinik asid
2. Yang sedang (5 – 10% mengeluarkan natrium)  tiazid dan
derivat-derivatnya, klortalidon, clopamid, xipamod, meprusid
3. Yang paling ringan (5 % ekresi natrium)  triamteren,
amilorid, spironolakton

Efek-efek yang tidak diinginkan dari diuretik adalah


kehilangan/kekurangan kalium.
Tandanya : kelemahan otot, konstipasi, anoreksi perubahan
ECG ( S – T depesi), inversi gel. T, pemanjangan QT interval)
Kekurangan kalium dapat diatasi dengan :
1. Intake kalium lewat diet 8 m.mcl/h
2. Intermitten dengan diuretik hemat kalium
3. Kalium tambahan (aspar k)
4. Dengan kombinasi obat-obat peghambat kalium
1. Golongan Thiazid
• Selain mempunyai diuresis juga mempunyai efek
vasodilator walaupun kecil.
• Golongan ini mempunyai efek samping hipokalemia
• Oleh karena itu, pemakaiannya sering
dikombinasikan dengan suplemen kalium atau
diuretik hemat kalium.
• efektif bila digunakan per oral.
• menekan transport natrium terutama pada segmen-
segmen 3 dibagian proksimal pergantian natrium dan
kalium. Dapat mengeluarkan 5 – 10 % Na.
• Tiazide kurang mempengaruhi keseimbangan asam
basa. Dia dapat mengeluarkan kalium  sehingga 
Indikasi. Tiazid bermanfaat pada :
1. Payah jantung kronik
2. Penyakit hati dan ginjal yang disertai edema
3. Pada hipertensi dengan kombinasi a.h. lain
4. Pada toksemia gravidarum  diuresis meningkat 
menurunkan udem dan menurunkan tekanan darah
5. Pada edema kronik untuk mempertahankan b.b.
6. Pada diabetes insipidus  diurese menurun
Posologi :
Klorotiazid tab 250, 500 mg dosis D. 500 – 1.000 mg/h
Hidroklorotiazid tab .25,50 mg dosis D. 25 – 100 mg/h
Flumetiazid tab.500 mg dosis 50 – 2.000 mg/h
Hidroflumetiazid tab. 50 mg dosis 25 – 50 mg/h
Politiazid tab. 1,2,4 mg dosis 4 – 8 mg/h
Bentiazid tab. 50 mg dosis 25 – 50 mg/h
2. Golongan diuretik kuat (Loop Diuretik)
• Bekerja dengan cepat dan kuat dalam meningkatkan eksresi
cairan .
• Sering digunakan dalam keadaan emergensi
• Dapat menyebabkan hipokalemia berat
• Penggunaan bersama digoksin harus diwaspasdai, karena
toksisitas digoksin akan meningkat.
• Dosis besar dapat menyebabkan ketulian karena karena
menganggu keseimbangan cairan di endolim (dalam telinga).
• Bekerja pada ansa henle sehingga lebih poten, tetapi
potensi sebagai antihipertensi kurang, karena tidak berefek
sebagai vasodilator.
Furosemide (Fruseid, Lasix)
Tablet 20, 40 . Injeksi 10 mg/ml. Struktur kimia berkaitan dengan
tiazid. Tapi tempat kerjanya pada loop henle asenden,
kemungkinan sepanjang nefron, kecuali pada bagian distal,
tempat aldosteron bekerja. Pengeluaran urine bertambah
progressive. Efeknya mulai > 1 jam dan berakhir ± 10 l/24 jam
dan dapat  circulatory collaps. Furosemide masih efektif pada
kegagalan jantung dan ginjal dimana diuretik lain gagal.
Furosemid sebagian besar dieskresi melalui urine dan feses.
Banyak digunakan dan berhasil untuk menurunkan edema. Efek
yang tidak diinginkan adalah gangguan-gangguan elektrolit dan
hipotensi.
Kadang  nausea, pankreatitis dan tuli terutama pada
pemberian I.V. cepat pada insuff ginjal.
3. Diuretik Hemat Kalium
• Merupakan diuretik yang lemah (ringan)
• Penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan
tiazid atau diuretik kuat untuk mencegah
pengeluaran ion kalium yang berlebihan.
• Bekerja pada tubulus distal ginjal menghambat
reabsorpsi ion Na+ dan air dan meretensi ion
kalium.
Diuretik Hemat Kalium
- Antagonis aldosteron
- Triamteren
- Amilorid
4. Penghambat Anhidrase Karbonik
• Karbonik anhidrase adalah Enzim yang
mengkatalisis reaksi CO2 + H2O H2CO3.
• Enzim ini terdapat dalam korteks renalis,
pankreas, mukosa lambung dan mata.

• Contoh: Asetazolamid, matazolamid


5. Osmotik Diuretik
Tidak termasuk elektrolit, tapi mudah dan cepat
dieksresi oleh ginjal. Syarat-syarat osmotik diuretik
1. Difiltrasi bebas oleh glomerulus
2. Tidak/sedikit direabsorpsi oleh sel tubulus ginjal
3. Dia merupakan zat inert
Contoh : manitol, urea, sukrosa, glukosa
Monitol paling sering digunakan. Dia tidak di m.b. dan
sedikit direabsorpsi.
Bermanfaat pada oliguria akut oleh karena syok hipopolemik.
Reaksi transfusi dan nekrosis tubuli. Penggunaan manitol pada :
1. Profilaksis kegagalan ginjal akut oleh karena operasi
jantung
2. Menurunkan volume, tekanan cairan intra oculer, intra
cererospinal dengan meningkatkan tekanan osmotik plasma
Intoksikasi : beban jantung bertambah
Kontra indikasi
Pada penyakit ginjal berat dan anuri kongesti dan edema paru
yang berat.
Pengobatan dengan diuretika
1. Untuk menurunkan volume darah dan cairan interstital
meningkatkan eskresi Na, Cl dan air
2. Diuresis cepat perlu pada edema paru
 furosemid, etakrinad i.v
3. Edema  payah jantung, penyakit hati, sindrom nefrotik
 perlu suplemen kalium
4. Edema dan payah ginjal
Dengan diuretik kuat  dosis besar
5. Hipertensi oleh karena ekresi natrium dan vasodelatasi tiazid
sebagai obat terpilih
6. Diabetes insipidus  tiazid dapat menurunkan ekresi air
7. Batu ginjal  tiazid menurunkan ekresi Ca.
8. Hipercalsemia  furosemid dosis tinggi i.v. reabs di tub
menurun
Efek samping diuretik
1. Hipokalemia  tiazid
2. Hiperurikemia  semua diuretik – asam urat meningkat 
dapat menyebabkan gout. Artr.
3. Gangguan toleransi glukosa  D.M.  tiazid dan furosemid
4. Hipercalcemia  tiazid
5. Hiperlakemia  diuretik hemat kalium
6. Sindroma edema idiopatik  diuretik kuat
7. Volume depletion  diuretik kuat
8. Hiponatremia  furosemid dosis besar
SEKIAN.....

Anda mungkin juga menyukai