Anda di halaman 1dari 10

PENGATURAN KELELAHAN

KERJA

Michael J. Panggabean 171000117


Sri Shinta Widyatari 171000141
Viktoryan M Tarigan 171000158
Salsabila M. I Srg 171000196
Arwa T Azzahra 171000200
LATAR BELAKANG
Kelelahan  Keadaan Fisik dan Mental 
Penurunan daya dan ketahanan untuk
bekerja.

Menurut Gurusinga (2013), faktor yang


menyebabkan kelelahan kerja antara lain
faktor individu pekerja, faktor pekerjaan dan
faktor lingkungan kerja.
GEJALA DAN JENIN KELELAHAN
Gejala:
 1. Pelemahan Kegiatan

 2. Pelemahan Motivasi

 3. Pelemahan Fisik

Jenis:
 1. Kelelahan Otot

 2. Kelelahan Umum
PENYEBAB KELELAHAN
Penyebab kelelahan terbagi menjadi 2:
 Kelelahan Fisiologi

disebabkan karena faktor fisik dan kimia (suhu,


penerangan, mikroorganisme, zat kimia,
kebisingan, circadian rhytm)

 Kelelahan Psikologis
Faktor terjadinya kelelahan kerja muncul dari
berbagai aspek, seperti faktor internal, seperti usia
pekerja dan masa kerja yang berhubungan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja yang tidak kondosif,
sehingga dapat menyebabkan masalah. Dan faktor
eksternal yang dapat menyebabkan kelelahan kerja
seperti beban kerja, shift kerja dan kebisingan.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUINYA?
Perlunya pengukuran kelelahan kerja pada
setiap pekerja di perusahaan sehingga tidak
terjadi kecelakaan kerja akibat kelelahan yang
berakibat pada turunnya produktivitas. Untuk
mengetahui dan menilai kelelahan dapat
dilakukan pengukuran / pengujian pada pekerja
mengenai :
1. Waktu reaksi (reaksi sederhana atas rangsang
tunggal atau reakssi kompleks yang
memerlukan koordinasi)
2. Konsentrasi (pemeriksaan Bourdon Wiersma,
uji KLT)
3. Uji fusi kelipan (flicker fusion test)

4. Elektro-ensafalogram (EEG)
Adapun tanda atau gejala atau 1. Cenderung untuk lupa
perasaan yang ada 2. Kurang percaya diri
hubungannya dengan kelelahan,
jika tanda kelelahan 1-10 maka 3. Cemas terhadap sesuatu
melemahnya kegiatan, 11-20 4. Tidak dapat mengontrol diri
melemahnya motivasi, 21-30 5. Tidak tekun dalam melakukan
gambaran kelelahan fisik pekerjaan
sebagai akibat dari keadaan
6. Sakit kepala
umum yang kelelahan, dapat
dilihat pada daftar berikut : 7. Kaku pada bahu
8. Nyeri punggung
9. Pernapasan tertekan
1. Perasaan berat dikepala
10. Merasa haus
2. Menjadi lelah seluruh badan
11. Suara serak
3. Kaki merasa berat
12. Merasa pening
4. Menguap
13. Spasma kelopak mata
5. Merasa kacau pikiran
14. Tremor pada anggota tubuh
6. Mengantuk
15. Merasa kurang sehat
7. Merasa berat pada mata
8. Kaku dan canggung dalam
gerakan
9. Tidak seimbang dalam berdiri
10. Mau berbaring
Menurut beberapa ahli konsep kelelahan
adalah reaksi fungsional pusat kesadaran
dipengaruhi oleh dua sistem antagonistis
yaitu:
 sistem penghambat (inhibisi) dan,

 sistem penggerak (aktivasi).

Jika sistem penghambat lebih kuat dari


sistem penggerak maka keadaan
seseorang sedang lelah, begitu
sebaliknya.
BAGAIMANA UPAYANYA?
Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan
dengan pendekatan berbagai cara. Penerapan
ergonomi yang berkaitan dengan perlengkapan
dan perlatan kerja, cara kerja serta pengelolaan
lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan
fisiologi dan psikologi kerja merupakan upaya
yang sangat membantu mencegah timbulnya
kelelahan. Dengan demikian besar peranan
pengorganisasian proses produksi yang tepat.
Upaya perlu ditujukan pada pengendalian
faktor fisis seperti kebisingan, tekanan
panas, ventilasi udara ruang kerja dan
penerangan serta pencahayaan di tempat
kerja. Dengan menggunakan standar
yang bukan NAB melainkan standar
yang lebih memberikan kesejukan
bahkan kenyamana kepada faktor
manusia dalam melakukan pekerjaan.
Monotoni dan stress dalam pekerjaan dapat
dikurangi dengan penataan lingkungan kerja,
seperti penggunaan musik saat bekerja dan
pemanfaatan waktu isirahat untuk latihan
fisik yang sesuai bagi tenaga kerja yang
dapat menghilangkan kejenuhan di tempat
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KELELAHAN PADA PEKERJA DIPO LOKOMOTIF
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/J
IHOH/article/download/2439/1505
Di akses 10-12-2019
 Suma’mur. 2009. Higiene perusahaan dan
kesehatan kerja

Anda mungkin juga menyukai