Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL DISKUSI

BLOK 12

Mukosa dan Periodontal

Pemicu 5 “Gusi Merah dan Bengkak”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
TIM PENYUSUN

Ketua : Gabriel Jonathan Panggabean (170600198)


Sekretaris : Patrick Christofer (170600090)

Anggota : Livita (170600081)


Shabrina Prisnanda (170600082)
Mella Ratnasari Sinaga (170600083)
Cindy Loreta (170600084)
Joswin (170600085)
Saswendra Felmi (170600086)
Faiza Albi (170600087)
Adzimatinur Pratiwi (170600089)
Ariny Putri Armelia (170600191)
Finna (170600192)
Dwita Apriza (170600193)
Rachel Clarissa (170600194)
Siska Tri Amenda BR Ginting (170600195)
Femy Nawia (170600196)
Wellman Pratama Malau (170600197)
Aliftia Nur Salsabila (170600199)
Bryan Julio Hasim (170600200)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisi
tentang laporan hasil diskusi yang berjudul “Gusi Merah dan Bengkak”.

Pemicu ini merupakan sebuah forum untuk diskusi kelompok dalam memahami,
menyelesaikan serta memberi tanggapan terhadap suatu kasus atau kondisi tertentu. Hasil diskusi
ini masih memiliki banyak kekurangan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Bapak/Ibu Dosen untuk peningkatan kualitas tulisan kami. Terima kasih.

Medan, 6 Maret 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 DESKRIPSI PEMICU

Nama pemicu : Gusi Merah dan Bengkak

Penyusun : Siti Salmiah, drg.,Sp.KGA, DR. Wilda H Lubis, drg., M.Si, Armia
syahputra, drg., Sp.Perio
Hari/Tanggal : Selasa/ 5 Maret 2019
Jam : 07.30-09.30

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke RSGM bagian IKGA
dengankeluhan gusi depan rahang bawah terlihat lebih bengkak dan warna lebih merah
dibandingkan gusi lainnya. Anamnesis diperoleh gingiva membesar dan memerah serta
terasa gatal. Gingiva sudah terlihat merah sejak lama tetapi kurang lebih 3 bulan yang lalu
gingiva semakin memerah disekitar gigi 32, 31, 41 dan 42 tetapi anak tidak merasa nyeri.
Anak hanya mau memakan makanan yang lunak serta tidak suka makan sayur dan buah-
buahan. Anak sering menderita pilek dan saat ini anak akan menghadapi ujian semester.
Selain itu anak suka malas menyikat gigi jika tidak diingatkan oleh ibunya.
Hasil pemeriksaan dokter gigi diperoleh: karies media pada gigi 74,75,84 dan 85,
gigi 32 dan 42 erupsi 3/4 mahkota, terdapat kalkulus di servikal lingual gigi 41 dan 31,
perdarahan spontan pada saat di probing pada gingiva anterior bawah, dan gigi terasa lebih
sensitif.
Pada mukosa labial bawah setentang gigi kaninus kanan ditemukan lesi ulser
tunggal berbentuk tidak beraturan dengan diameter 0,5 cm dengan daerah tengah kuning
keabu-abuan dan dikelilingi tepi kemerahan. Gigi 53, 52 fraktur vertikal kelas 4 Ellis dan
Davey.

Learing Issue :
– Pemeriksaan dan prosedur diagnosis penyakit periodontal
– Etiologi penyakit periodontal
– Patogenesis penyakit periodontal
– Perawatan penyakit periodontal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN PEMICU

1. Sebutkan klasifikasi penyakit periodontal pada kasus tersebut dan jelaskan alasannya
(dilihat dari usia dan gambaran klinis).

Gingivitis kronis merupakan peradangan kronis yang terjadi pada jaringan lunak
disekitar gigi yang dapat disebabkan oleh akumulasi plak, materi alba, dan kalkulus.
Salah satu tanda klinis gingivitis kronis adalah perdarahan gusi.
Eruption Gingivitis
Merupakan gingivitis kronis yang terjadi di sekitar gigi yang sedang erupsi dan
berkurang setelah gigi tumbuh sempurna dalam rongga mulut. Eruption gingivitis paling
sering terjadi pada anak usia 6 sampai 7 tahun ketika gigi permanen mulai erupsi.
Gingivitis ini lebih berkatitan dengan akumulasi plak daripada perubahan jaringan. Pada
tahap awal erupsi gigi, margin gusi tidak dapat perlindungan dari mahkota sehingga
penekanan makanan di daerah tersebut dapat menyebabkan proses peradangan. Selain itu
sisa makanan, material alba,dan bakteri plak sering teradapat di sekitar dan di bawah
jaringan bebas, sebagian meliputi mahkota gigi yang sedang erupsi, hal ini
mengakibatkan proses peradangan.

2. Sebutkan dan jelaskan etiologi lokal dan sistemik dari penyakit periodontal tersebut.

Etiologi lokal

 Plak bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikrobial yang melekat erat
pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut.
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulcus gingiva mempermudah
kerusakan jaringan. Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak
bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. Meskipun penumpukan
plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis, akan tetapi masih
banyak faktor lain sebagai penyebabnya (multifaktorial), meliputi interaksi antara
mikroorganisme pada jaringan periodontal dan kapasitas daya tahan tubuh.

 Pernapasan mulut

Kebiasaan bernapas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruh. Hal ini
sering dijumpai secara permanen atau sementara. Permanen misalnya pada anak
dengan kelainan saluran nafas, bibir, maupun rahang, juga karena kebiasaan
membuka mulut terlalu lama. Sementara misalnya pada penderita pilek dan beberapa
anak dengan gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup bibir.

Keadaan ini menyebabkan viskositas saliva meningkat pada permukaan gingiva


maupun permukaan gigi, aliran saliva berkurang, populasi bakteri bertambah banyak,
lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan terjadinya penyakit
periodontal.

 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak
atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris
lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri serta
memudahkan pembentukan karang gigi

Etiologi sistemik

 Demam yang tinggi

Pada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama menderita demam yang
tinggi, (misal disebabkan pilek, batuk yang parah). Hal ini disebabkan anak yang
sakit tidak dapat melakukan pembersihan mulutnya secara optimal dan makanan yang
diberikan biasa berbentuk cair. Pada keadaan ini saliva dan debris berkumpul pada
mulut menyebabkan mudahnya terbentuk plak dan terjadi penyakit periodontal.
 Defisiensi vitamin

Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada jaringan periodontal,


karena fungsinya dalam pembentukan serat jaringan ikat. Defisiensi vitamin C sendiri
sebenarnya tidak menyebabkan pernyakit periodontal, tetapi adanya iritasi lokal
menyebabkan jaringan kurang dapat mempertahankan kesehatan jaringan tersebut
sehingga terjadi reaksi inflamasi.

Tingkat asam ascorbic yang rendah mempengaruhi metabolisme kolagen pada


periodonsium sehingga kemampuan jaringan untuk dapat meregenerasi dan
memperbaiki diri.

3. Jelaskan mekanisme terjadinya penyakit periodontal tersebut.

Patogenesis gingivitis terdapat empat tipe lesi yang berbeda. Keempatnya adalah lesi
awal, lesi dini, lesi mapan, dan lesi lanjut.

 Lesi inisial atau lesi awal

Pada tahap ini plak mulai berakumulasi ketika kebersihan rongga mulut tidak terjaga.
Untuk beberapa hari pertama, plak ini terdiri dari bakteri cocci dan batang gram
positif, lalu hari berikutnya organisme filamen, dan terakhir Spirochetes atau bakteri
gram negatif. Dalam beberapa hari, gingivitis ringan mulai terjadi pada tahap ini.

 Lesi dini atau early lesion

Pada tahap ini sudah mulai terlihat tanda klinis eritema. Eritema terjadi karena
proliferasi kapiler dan meningkatnya pembentukan kapiler. Epitel sulkus menipis atau
terbentuk ulserasi. Pada tahap ini mulai terjadi perdarahan pada probing. Neutrofil
keluar dari pembuluh darah sebagai respons terhadap stimulus kemotaktik dari
komponen plak, menembus lamina dasar ke arah epitelium dan masuk ke sulkus.
Dalam tahap ini fibroblast jelas terlihat menunjukkan perubahan sitotoksik sehingga
kapasitas produksi kolagen menurun

.
 Lesi mapan atau established lesion

Pada tahap ini disebut sebagai gingivitis kronis karena seluruh pembuluh darah
membengkak dan padat, sedangkan pembuluh balik terganggu atau rusak sehingga
aliran darah menjadi lambat. Terlihat perubahan warna kebiruan pada gingiva. Sel –
sel darah merah keluar ke jaringan ikat, sebagian pecah sehingga hemoglobin
menyebabkan warna daerah peradangan menjadi gelap. Lesi ini dapat disebut sebagai
peradangan gingiva moderat hingga berat. Aktivitas kolagenolitik sangat meningkat
karena kolagenase banyak terdapat di jaringan gingiva yang diproduksi oleh sejumlah
bakteri oral maupun neutrofil.

 Lesi lanjut atau lesi advanced

Perluasan lesi ke dalam tulang alveolar menunjukkan karakteristik tahap keempat


yang disebut sebagai lesi advanced atau fase kerusakan periodontal. Secara
mikroskopis, terdapat fibrosis pada gingiva dan kerusakan jaringan akibat peradangan
dan imunopatologis. Secara umum pada tahap advanced, sel plasma berlanjut pada
jaringan konektif, dan neutrofil pada epitel junctional dan gingiva. Dan pada tahap ini
gingivitis akan berlanjut pada pada individu yang rentan.

4. Jelaskan rencana perawatan pada kasus tersebut.

 Preliminary Phase (Perawatan emergensi)


o Dental dan periapikal
o Periodontal
o Ekstraksi gigi yang tidak bisa dipertahankan
 Nonsurgical Phase (Phase I Therapy)
o Kontrol plak dan edukasi pasien
o Kontrol diet
o Scalling dan root planning
o Perbaikan restorasi dan prosthetic irritational factors
o Ekskavasi karies dan restorasi
o Terapi antimikrobial
o Terapi oklusal
o Splinting
 Surgical Phase (Phase II Therapy)
o Terapi periodontal, termasuk implant
o Terapi endodontik
 Restorative Phase (Phase III Therapy)
o Restorasi final
o Fixed atau removable prosthodontic
o Evaluasi dari respon terhadap prosedur restorasi
 Maintenance Phase (Phase IV Therapy)
Pemeriksaan periodik dari
o Plak dan kalkulus
o Kondisi gingiva (poket, inflamasi)
o Oklusi, mobiliti
o Perubahan patologik lainnya
5. Jelaskan mengenai tindakan pencegahan agar kasus diatas tidak terjadi lagi

 Kontrol plak

Kontrol plak merupakan cara paling efektif dalam mencegah pembentukan kalkulus
dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit periodontal, tanpa kontrol plak
kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara.
o Bagi pasien dengan jaringan periodontal yang sehat, kontrol plak berarti
pemeliharaan kesehatan.

o Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan.


o Bagi pasien pascaperawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti mencegah
kambuhnya penyakit ini.

Metode kontrol plak dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

o Mekanis, meliputi penggunaan alat-alat fisik seperti sikat gigi, dental floss,
berkumur dengan air

o Kimia, memakai bahan kumur-kumur seperti chlorhexidine.

 Profilaksis mulut

Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di klinik, terdiri dari penyingkiran


materi alba, kalkulus, stain, dan pemolisan gigi.

Untuk memberi manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut harus lebih
luas dan meliputi hal-hal berikut:

o Menggunakan disclosing solution untuk mendeteksi plak.

o Penyingkiran plak dan kalkulus

o Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tambalan yang menggantung

o Memeriksan tanda dan gejala impaksi makanan

 Pencegahan trauma dari oklusi

Menyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami perubahan secara perlahan-lahan.


Hubungan tonjol gigi asli dengan tambalan gigi yang tidak tepat dapat menimbulkan
oklusi yang tidak baik seperti bruxism atau clenching.

 Pendidikan kesehatan gigi masyarakat


Edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut termasuk jaringan
periodontal harus diberikan kepada pasien agar pencegahan penyakit periodontal
menjadi efektif.

6. Apakah diagnosis lesi yang terjadia pada mukosa labial bawah pada kasus tersebut.
Jelaskan alasannya.

7. Jelaskan tata laksana lesi pada mukosa labial bawah pada kasus tersebut!

Anda mungkin juga menyukai