Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2

Abu bakar (01)


Ahmad Robani (03)
Excel Gumansalangi (11)
I Gusti Ayu Putri (20)
Nova Pebrianti (43)
Konsep Permasalahan Etik dan Moral
Keperawatan Anestesiologi

OUTLINE
Permasalahan yang terjadi dalam lingkup kode
etik dan moral keperawatan anestesiologi
Seseorang pasien berjenis kelamin pria dengan umur 70 tahun mendatangi suatu rumah sakit
dengan sesak nafas dan batuk – batuk yang menahun dengan secret yang memiliki bercak darah.
Setelah sampai di RS, perawat yang menanganinya di UGD, bersikap acuh tak acuh dan cenderung
tidak sopan pada saat melakukan asuhan keperawatan.
Seseorang wanita usia 30 tahun mengalami diare dan dirujuk kerumah sakit untuk terapi cairan
sebab ia mengalami dehidrasi. Pasien tersebut dilakukan pemasangan infus oleh perawat anestesi
yang tidak kompeten, perawat tersebut gagal dalam pemasangan infus yang menyebabkan pasien
mengalami trauma.
Mrs. Alden dengan usia 29 tahun dijadwalkan melakukan operasi sc besok pagi. Perawat anestesi

KASUS
melakukan visit 1 hari sebelum operasi dilakukan, namun perawat anestesi tidak memberikan
informasi pada pasien tentang pilihan anestesi apa yang akan dilakukan.
Mrs. Gia berusia 57 tahun telah mengalami anemia berat dijadwalkan melakukan tranfusi darah,
namun pasien tersebut menolak sebab dalam keyakinannya hal tersebut tidak dianggap baik.
perawat anestesi terus memaksa pasien sebab perawat tersebut tidak setuju dengan keyakinan
tersebut
Mr. Marshall merupakan komisar besar dirjen pajak berusia 34 tahun, ia dibawa ke UGD dengan
keluhan fractur pada pergelangan tangan oleh keluarganya. Disisi lain Mr. Chuan berusia 45 tahun
merupakan pemilik toko sembako , dibawa ke UGD sebab ia ditemukan tidak sadarkan diri di
tokonya, dan memiliki riwayat penyakit jantung. Setelah dilakukan visite, perawat anestesi
menyarankan dokter untuk mengoperasi Mr. Marshall terlebih dahulu, sebab jabatan Mr. Marshall
lebih tinggi dibanding Mr. Chuan, namun disisi lain, Mr. Chuanlah yang seharusnya dilakukan oprasi
terlebih dahulu dikarenakan kondirinya. perawat anestesi disini membeda-bedakan status pasien
dalam melakukan tindakan prosedur asesmen pasien.
1. Kewajiban berbuat
Benefecen baik
ce

kasus Perawat anestesi seharusnya melakukan pelayan


Seseorang pasien berjenis kelamin asuhan keperawatan dengan baik dengan cara
pria dengan umur 70 tahun berikap sopan dan beretika terhadap seluruh
mendatangi suatu rumah sakit pasien yang datang ke UGD
dengan sesak nafas dan batuk –
batuk yang menahun dengan secret Selain tidak berbuat baik, perawat
yang memiliki bercak darah. anestesi juga melanggar prinsip
Setelah sampai di RS, perawat kode etik poin ketujuh yaitu perawat
anestesi yang menanganinya di anestesi harus menjaga kerahasiaan
UGD, bersikap acuh tak acuh dan penyakit pasien. Bukan malah
cenderung tidak sopan pada saat menyebarkan dan menghasut
melakukan asuhan keperawatan. perawat lain agar menolak
Dan menyebarkan ke perawat lain memberikan asuhan kepada si
mengenai kondisi pasien pasien.
2. Non Kewajiban untuk tidak
Malificence menimbulkan
mudharat

kasus
Seseorang wanita usia 30 tahun
mengalami diare dan dirujuk Perawat anestesi
Perawat anestesi seharusnya
kerumah sakit untuk terapi cairan juga melalaikan
melakukan melakukan pengecekan
sebab ia mengalami dehidrasi. prinsip kode etik
pada dirinya sendiri apakah ia
Pasien tersebut dilakukan poin ke 3 (mencegah
mampu melakukan pemasangan
pemasangan infus oleh perawat tindakan yang
infus atau tidak, agar tidak
anestesi yang tidak kompeten, merugikan) dan
menyebab kan pasien lain
perawat tersebut gagal dalam tidak menerapkan
mengalami trauma yang sama. Hal
pemasangan infus yang poin ke 2
ini menunjukan bahwa perawat
menyebabkan pasien mengalami (melakukan
anestesi diharuskan untuk mahir
trauma. tindakan dengan
dalam pemasangan infus
benar)
3. Kebebasan pribadi untuk suatu tindakan

Otonomy menunjukkan kemandirian percaya diri, kebebasan


memilih dan keputusan untukmembuat keputusan

kasus

Mrs. Alden dengan usia 29 tahun Perawat anesetesi


dijadwalkan melakukan operasi sc Perawat anestesi melalaikan prinsip
besok pagi. Perawat anestesi seharusnya kode etik poin ke
melakukan visit 1 hari sebelum memberi tahu 5 yaitu
operasi dilakukan, namun perawat pasien mengenai menjelaskan
anestesi tidak memberikan pilihan anestesi dengan benar dan
informasi pada pasien tentang yang dilakukan poin 6 menempati
pilihan anestesi apa yang akan sesuai dengan janji yang telah
dilakukan. SOP yang dibuat disepakati.
4. Respect for Hormati otonom, harkat dan
martabat, hak azasi dan keyakinan
person orang lain

kasus
Mrs. Gia berusia 57 tahun telah
Perawat anestesi
mengalami anemia berat
seharusnya memberikan
dijadwalkan melakukan tranfusi
inform consent yang Perawat anestesi tidak
darah, namun pasien tersebut
menyebutkan pasien menerapkan prinsip kode
menolak sebab dalam
menolak tindakan yang etik poin pertama yaitu
keyakinannya hal tersebut tidak
dilakukan, tanpa harus menghargai otonomi dari
dianggap baik. perawat anestesi
memaksa pasien yang pasien
terus memaksa pasien sebab
memiliki keyakinan seperti
perawat tersebut tidak setuju
itu.
dengan keyakinan tersebut
5. Justice Keadilan

Perawat anestesi seharusnya tidak


membedakan status pasien yang
kasus dideritanya baik dari segi jabatan
atau kekeluargaan, perawat
Mr. Marshall merupakan ketua komisaris suatu
anestesi seharusnya
perusahaan swasta berusia 34 tahun, ia dibawa ke UGD
mementingkan tingkat kegawat
dengan keluhan fractur pada pergelangan tangan oleh
daruratan pasien yang ditangani
keluarganya. Disisi lain Mr. Chuan berusia 45 tahun
merupakan pemilik toko sembako , dibawa ke UGD sebab
ia ditemukan tidak sadarkan diri di tokonya, dan memiliki
riwayat penyakit jantung. Setelah dilakukan visite, perawat
anestesi menyarankan dokter untuk mengoperasi Mr. Perawat anestesi melalaikan
Marshall terlebih dahulu, sebab jabatan Mr. Marshall lebih prinsip kode etik poin ke 4 yaitu
tinggi dibanding Mr. Chuan, namun disisi lain, Mr. memberlakukan manusia dengan
Chuanlah yang seharusnya dilakukan oprasi terlebih adil.
dahulu dikarenakan kondirinya. perawat anestesi disini
membeda-bedakan status pasien dalam melakukan
tindakan SOP yang harus dilakukan
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai