OUTLINE
Permasalahan yang terjadi dalam lingkup kode
etik dan moral keperawatan anestesiologi
Seseorang pasien berjenis kelamin pria dengan umur 70 tahun mendatangi suatu rumah sakit
dengan sesak nafas dan batuk – batuk yang menahun dengan secret yang memiliki bercak darah.
Setelah sampai di RS, perawat yang menanganinya di UGD, bersikap acuh tak acuh dan cenderung
tidak sopan pada saat melakukan asuhan keperawatan.
Seseorang wanita usia 30 tahun mengalami diare dan dirujuk kerumah sakit untuk terapi cairan
sebab ia mengalami dehidrasi. Pasien tersebut dilakukan pemasangan infus oleh perawat anestesi
yang tidak kompeten, perawat tersebut gagal dalam pemasangan infus yang menyebabkan pasien
mengalami trauma.
Mrs. Alden dengan usia 29 tahun dijadwalkan melakukan operasi sc besok pagi. Perawat anestesi
KASUS
melakukan visit 1 hari sebelum operasi dilakukan, namun perawat anestesi tidak memberikan
informasi pada pasien tentang pilihan anestesi apa yang akan dilakukan.
Mrs. Gia berusia 57 tahun telah mengalami anemia berat dijadwalkan melakukan tranfusi darah,
namun pasien tersebut menolak sebab dalam keyakinannya hal tersebut tidak dianggap baik.
perawat anestesi terus memaksa pasien sebab perawat tersebut tidak setuju dengan keyakinan
tersebut
Mr. Marshall merupakan komisar besar dirjen pajak berusia 34 tahun, ia dibawa ke UGD dengan
keluhan fractur pada pergelangan tangan oleh keluarganya. Disisi lain Mr. Chuan berusia 45 tahun
merupakan pemilik toko sembako , dibawa ke UGD sebab ia ditemukan tidak sadarkan diri di
tokonya, dan memiliki riwayat penyakit jantung. Setelah dilakukan visite, perawat anestesi
menyarankan dokter untuk mengoperasi Mr. Marshall terlebih dahulu, sebab jabatan Mr. Marshall
lebih tinggi dibanding Mr. Chuan, namun disisi lain, Mr. Chuanlah yang seharusnya dilakukan oprasi
terlebih dahulu dikarenakan kondirinya. perawat anestesi disini membeda-bedakan status pasien
dalam melakukan tindakan prosedur asesmen pasien.
1. Kewajiban berbuat
Benefecen baik
ce
kasus
Seseorang wanita usia 30 tahun
mengalami diare dan dirujuk Perawat anestesi
Perawat anestesi seharusnya
kerumah sakit untuk terapi cairan juga melalaikan
melakukan melakukan pengecekan
sebab ia mengalami dehidrasi. prinsip kode etik
pada dirinya sendiri apakah ia
Pasien tersebut dilakukan poin ke 3 (mencegah
mampu melakukan pemasangan
pemasangan infus oleh perawat tindakan yang
infus atau tidak, agar tidak
anestesi yang tidak kompeten, merugikan) dan
menyebab kan pasien lain
perawat tersebut gagal dalam tidak menerapkan
mengalami trauma yang sama. Hal
pemasangan infus yang poin ke 2
ini menunjukan bahwa perawat
menyebabkan pasien mengalami (melakukan
anestesi diharuskan untuk mahir
trauma. tindakan dengan
dalam pemasangan infus
benar)
3. Kebebasan pribadi untuk suatu tindakan
kasus
kasus
Mrs. Gia berusia 57 tahun telah
Perawat anestesi
mengalami anemia berat
seharusnya memberikan
dijadwalkan melakukan tranfusi
inform consent yang Perawat anestesi tidak
darah, namun pasien tersebut
menyebutkan pasien menerapkan prinsip kode
menolak sebab dalam
menolak tindakan yang etik poin pertama yaitu
keyakinannya hal tersebut tidak
dilakukan, tanpa harus menghargai otonomi dari
dianggap baik. perawat anestesi
memaksa pasien yang pasien
terus memaksa pasien sebab
memiliki keyakinan seperti
perawat tersebut tidak setuju
itu.
dengan keyakinan tersebut
5. Justice Keadilan