Anda di halaman 1dari 54

Kementerian Dalam

Negeri
Direktorat Jenderal
Bina Keuangan Daerah
2019

PEDOMAN
PENYUSUNAN APBD TA 2019

Balikpapan, 25 Juni 2019


PENETAPAN PERDA
APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SE-PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2015-2019
NO. DAERAH 2015 2016 2017 2018 2019
Prov.
22 Desember 23 Desember 29 Desember 27 Desember
  Kalimantan 25 Januari 2017
2014 2015 2017 2018
Timur
24 Desember 28 Desember 23 Desember 27 Desember 19 Desember
1 Kab. Berau
2014 2015 2016 2017 2018
23 Desember 23 Desember 30 Desember 27 Desember 13 Desember
2 Kab. Kutai Barat
2014 2015 2016 2017 2018
Kab. Kutai 23 Desember 29 Desember 28 Desember 27 Desember
3 03 Februari 2017
Kertanegara 2014 2015 2017 2018
31 Desember 30 Desember 29 Desember 31 Desember
4 Kab. Kutai Timur 08 Januari 2015
2015 2016 2017 2018
Kab. Mahakam 29 Desember 31 Desember 30 Desember 29 Desember 28 Desember
5
Ulu 2014 2015 2016 2017 2018
29 Desember 30 Desember 29 Desember 28 Desember 26 Desember
6 Kab. Paser
2014 2015 2016 2017 2018
Kab. Penajam 31 Desember 31 Desember 29 Desember 21 Desember
7 07 Februari 2017
Paser Utara 2014 2015 2017 2018
24 Desember 22 Desember 30 Desember 30 Desember 28 Desember
8 Kota Balikpapan
2014 2015 2016 2017 2018
31 Desember 31 Desember 30 Desember 28 Desember 28 Desember
9 Kota Bontang
Keterangan:
2014 2015 2016 2017 2018
Tepat Waktu (sampai dengan 31 Desember
31 desember) 28 Desember 18 Desember
10 Kota Samarinda 07 Maret 2016 07 Februari 2017
2014
Tidak Tepat Waktu (setelah 31 desember) 2017 2018
2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN


menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945

EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF

BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK


KPU KY
bank kementerian badan-badan lain yang
sentral negara fungsinya berkaitan
LPNK dengan kekuasaan
TNI/POLRI
PUSAT kehakiman

Perwakilan BPK Pemerintahan Daerah


Provinsi
Lingkungan Peradilan
Provinsi
Umum
Gubernur DPRD DAERAH
Lingkungan Peradilan
Agama

Pemerintahan Daerah Lingkungan Peradilan


Kabupaten/Kota Militer
Bupati/
DPRD Lingkungan Peradilan
Walikota
TUN
3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DPRD
Sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah PEMERINTAH
Bukan sebagai Perangkat Daerah
DAERAH
Kedudukan yang sama
Sejajar
Setara Tidak saling membawahi

Sesuai tugas & fungsi masing-masing


Memelihara & membangun hubungan
yang harmonis
Mitra Kerja
Saling mendukung
Bukan sebagai lawan atau pesaing

Checks and Kualitas


Balances Produktivitas
Kinerja
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

MEKANISME PENGANGGARAN DALAM


KONTEKS TUGAS DAN WEWENANG

KEPALA DAERAH DPRD


Pasal 65 ayat (1) huruf d UU No. 23 Pasal 101 ayat (1) huruf b dan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Pasal 154 ayat (1) huruf b UU
Daerah, tugas KDH adalah No. 23 Tahun 2014 tentang
“menyusun dan mengajukan Pemerintah Daerah, tugas dan
rancangan Perda tentang APBD, wewenang DPRD adalah
rancangan Perda tentang perubahan “membahas dan memberikan
APBD dan rancangan Perda tentang persetujuan rancangan Perda
pertanggungjawaban pelaksanaan Provinsi/Kab/Kota tentang APBD
APBD kepada DPRD untuk dibahas Provinsi/Kab/Kota yang diajukan
bersama” Gubernur/Bupati/Walikota”

5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PASAL 311 UU 23/2014

Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui


Bersama rancangan Perda tentang APBD paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun
anggaran setiap tahun.

DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui Bersama


rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun
anggaran setiap tahun dikenai sanksi administratif berupa tidak
dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan.
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 78 ayat (2) PMDN 86/2017

Dalam penyusunan rancangan awal RKPD, DPRD


memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok
pikiran DPRD berdasarkan hasil reses/penjaringan
aspirasi masyarakat sebagai bahan perumusan kegiatan,
lokasi kegiatan dan kelompok sasaran yang selaras
dengan pencapaian sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD

8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 178 PMDN 86/2017


(1) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD merupakan kajian permasalahan pembangunan Daerah yang diperoleh
dari DPRD berdasarkan risalah rapat dengar pendapat dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses.
(2) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselaraskan dengan sasaran dan prioritas
pembangunan serta ketersediaan kapasitas riil anggaran.
(3) Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah dokumen yang tersedia sampai dengan saat rancangan awal
disusun dan dokumen tahun sebelumnya yang belum ditelaah.
(4) Hasil telaahan pokok-pokok pikiran DPRD dirumuskan dalam daftar permasalahan pembangunan yang
ditandatangani oleh Pimpinan DPRD.
(5) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum Musrenbang RKPD dilaksanakan.
(6) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dimasukkan kedalam e-planning bagi Daerah
yang telah memiliki SIPD.
(7) Pokok-pokok pikiran DPRD yang disampaikan setelah melewati batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
akan dijadikan bahan masukan pada penyusunan perubahan RKPD dasar perubahan APBD tahun berjalan
atau pada penyusunan RKPD tahun berikutnya.

9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KUA & PPAS


Tata cara pembahasan rancangan KUA dan rancangan PPAS dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.

Paling Lambat KDH


menyampaikan Paling Lambat
Rancangan KUA dan Kesepakatan Perangkat Daerah RKA SKPD
Rancangan PPAS Terhadap Ran KUA menyusun RKA SKPD Disampaikan PPKD
Kepada DPRD dan Ran PPAS berpedoman pada
Ditandatangani KDH KUA dan PPAS yg
dgn DPRD Disepakati

Dalam hal KDH dan DPRD tidak menyepakati bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS
paling lama 6 (enam) minggu sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepada
DPRD, KDH menyampaikan Rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD berdasarkan RKPD,
rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusun KDH, untuk dibahas dan disetujui bersama
antara KDH dengan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENYIAPAN & PENYAMPAIAN RANPERDA APBD


 Kesesuaian dengan KUA &  Capaian kinerja & indikator
PPAS kinerja
TIDAK  Prakiraan maju yg telah  ASB, SSH, RKBMD, &
SESUAI
disetujui TA sebelumnya SPM
RKA-SKPD A  Dokumen perencanaan  Sinkronisasi program dan
lainnya kegiatan antar SKPD

RKA-SKPD B PENYEMPURNAAN
VERIFIKASI
KDH menyampaikan paling lambat 60 hari sebelum 1
bulan tahun anggaran berakhir.
RKA-SKPD C
PPKD TAPD KDH DPRD
RKA-SKPD ….
dst…. SESUAI
PEMBAHASAN BERSAMA

Berpedoman pada:
SPKD RANPERDA
• RKPD;
• KUA; dan
APBD • PPAS.
MENYUSUN

11
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENETAPAN RANPERDA APBD

KEPALA DAERAH PERSETUJUAN DPRD


BERSAMA DLM
WAKTU 60 HARI
PEMBAHASAN
 KDH yg TIDAK mengajukan
KDH & DPRD yg TIDAK Ranperda APBD
menyetujui bersama Ranperda RANPERDA  KDH & DPRD yg TIDAK menyetujui
APBD dlm wkt 60 hari sejak bersama Ranperda APBD
disampaikan
APBD
 Keterlambatan penetapan APBD

RANPERKADA RANPERKADA SANKSI


APBD ADMINISTRATIF
PENJABARAN APBD

Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama Ranperda APBD paling lambat 1 bulan sebelum
dimulainya tahun anggaran setiap tahun. Dalam hal penetapan APBD terlambat, KDH melaksanakan
pengeluaran setiap bulan paling tinggi seperduabelas jumlah pengeluaran tahun anggaran sebelumnya, yang
dibatasi hanya untuk mendanai keperluan mendesak sesuai PUU. 12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

RANPERKADA APBD
Paling tinggi sebesar angka APBD tahun sebelumnya.

Diprioritaskan utk belanja yg bersifat mengikat dan belanja yg bersifat wajib.

Dapat melampaui angka APBD tahun sebelumnya, apabila terdapat:


Kebijakan Pem. Pusat yg mengakibatkan tambahan pembebanan pada APBD; dan/atau
Keadaan darurat termasuk keperluan mendesak sesuai PUU.

Ditetapkan menjadi Perkada setelah memperoleh pengesahan Menteri bagi Provinsi, Gubernur bagi Kabupaten/Kota.

Disampaikan paling lambat 15 hari sejak KDH & DPRD tidak mengambil keputusan bersama utk memperoleh pengesahan
Menteri bagi Provinsi, Gubernur bagi Kabupaten/Kota.

Dalam 30 hari Menteri atau Gubernur tidak mengesahkan, KDH menetapkan Perkada menjadi Perkada.

13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

EVALUASI APBD DAERAH PROVINSI


Disampaikan
Membuat dlm wkt
RANPERGUB 15 hari Gubernur
Sebesar Pengesahan menetapkan
Tidak setuju MENDAGRI PERGUB ttg APBD
Pagu APBD
PEMBAHASAN Tahun Lalu
BERSAMA
paling lambat
RANPERDA APBD
30 hari

Setuju Gubernur
menetapkan
MENDAGRI disampaikan kembali PERDA ttg APBD &
paling lambat 7 hari PERGUB ttg
Disampaikan
Penjabaran APBD
dlm wkt 3 hari

Berkoordinasi Penyempurnaan paling lambat tgl


dengan TIDAK 31 Desember
MENDAGRI melakukan
MENKEU sesuai
evaluasi untuk menguji
dgn UU
paling lama 7 hari
kesesuaian APBD dengan:
 ketentuan PUU; KEPUTUSAN Tdk
 kepentingan umum; MDN Disempurnakan
 RKPD, KUA, dan PPAS;
dan evaluasi SESUAI
 RPJMD. paling lambat dgn UU
MENDAGRI usul Ke MENKEU
15 hari utk dilakukan Penundaan dan/atau
Pemotongan Dana Transfer Umum
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

EVALUASI APBD DAERAH KABUPATEN/KOTA


Disampaikan
Membuat dlm wkt
RANPERKADA 15 hari KDH
Sebesar Pengesahan menetapkan
Tidak setuju GUBERNUR PERKADA ttg APBD
PEMBAHASAN Pagu APBD
BERSAMA Tahun Lalu
RANPERDA APBD paling lambat
30 hari
KDH
Setuju menetapkan
GUBERNUR disampaikan kembali PERDA ttg APBD &
paling lambat 7 hari PERKADA ttg
Disampaikan MENDAGRI Penjabaran APBD
dlm wkt 3 hari Berkoordinasi
dengan
MENKEU paling lambat tgl
Berkoordinasi Penyempurnaan
dengan TIDAK 31 Desember
GUBERNUR melakukan
MENDAGRI sesuai
evaluasi untuk menguji
dgn UU
paling lama 7 hari
kesesuaian APBD dengan:
 ketentuan PUU; KEPUTUSAN Tdk
 kepentingan umum; GUB Disempurnakan
 RKPD, KUA, dan PPAS;
dan evaluasi SESUAI
 RPJMD. paling lambat dgn UU
GUBERNUR usul ke MENDAGRI,
15 hari
Selanjutnya MENDAGRI usul Ke MENKEU
utk dilakukan Penundaan dan/atau
Pemotongan Dana Transfer Umum
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kepatuhan Dalam Menindaklanjuti hasil evaluasi.

Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam
atas Rancangan Perda provinsi tentang melakukan evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota
tentang APBD berkonsultasi dengan Menteri Dalam
APBD. Negeri dan selanjutnya Menteri Dalam Negeri
berkoordinasi Menteri Keuangan.
Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti, Dalam hal hasil evaluasi Gubernur tidak, gubernur
Menteri Dalam Negeri mengusulkan kepada mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri, yang
selanjutnya Menteri Dalam Negeri mengusulkan
Menteri Keuangan untuk melakukan kepada Menteri Keuangan untuk melakukan
penundaan dan/atau pemotongan Dana penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer
Transfer Umum. Umum

16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD


No URAIAN WAKTU LAMA
1. Penyusunan RKPD Akhir bulan Juni
2. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Minggu I bulan Juli 1 minggu
Ketua TAPD kepada Kepala Daerah
3. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Minggu II bulan Juli 4 minggu
Kepala Daerah kepada DPRD
4. Kesepakatan antara Kepala Daerah dan DPRD atas Minggu I bulan Agustus
Rancangan KUA dan Rancangan PPAS
5. Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Minggu II bulan Agustus
Penyusunan RKA SKPD dan RKA-PPKD
6. Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta Minggu II bulan Agustus
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
7. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Paling lambat 60 hari kerja sebelum Pengambilan
kepada DPRD persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah
8. Pengambilan persetujuan bersama DPRD dan Kepala Paling lambat 1 bulan sebelum dimulainya tahun
Daerah anggaran berkenaan

17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD Lanjutan…


No URAIAN WAKTU LAMA
9. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan 3 hari kerja setelah persetujuan bersama
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada
Menteri Dalam Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
10. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Paling lama 15 hari kerja setelah Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD diterima oleh Menteri
Dalam Negeri /Gubernur
11. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai hasil Paling lambat 7 hari kerja (sejak diterima
evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang keputusan hasil evaluasi)
penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
12. Penyampaian keputusan DPRD tentang penyempurnaan Rancangan 3 hari kerja setelah keputusan pimpinan
Peraturan Daerah tentang APBD kepada menteri dalam negeri/Gubernur DPRD ditetapkan
13. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Paling lambat akhir Desember (31 Desember)
tentang Penjabaran APBD sesuai dengan hasil evaluasi
14. Penyampaian Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Paling lambat 7 hari kerja setelah Peraturan
Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
ditetapkan

18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PASAL 3 PMDN 33/2019

Perencanaan dan penganggaran APBD Tahun Anggaran 2020


yang telah dilakukan prosesnya sebelum Peraturan Menteri
ini mulai belaku, tetap menggunakan struktur perencanaan
dan penganggaran APBD sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019.

19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

5 (lima) prioritas pembangunan nasional Tahun 2020

1 ●
Pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan;

2 ●
Infrastruktur dan pemerataan wilayah;

3 ●
Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan kesempatan kerja;

4 ●
Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup; dan

5 ●
Stabilitas Pertahanan dan Keamanan.
20
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah
2019 P
E
N
D
A
P
A
T
A
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

APBD/P-APBD

FOKUS

22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Prinsip ”Money Follows Program”

Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan


pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Urusan pemerintahan Urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan yang menjadi kewenangan
pusat daerah
Psl 282
didanai dari UU 23/14 didanai dari

APBN APBD

Termasuk kegiatan
dekonsentrasi dan tugas
pembantuan

23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan daerah yang


dianggarkan dalam APBD Tahun
Anggaran 2020 merupakan
perkiraan yang terukur secara
rasional dan memiliki kepastian
serta harus berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

24
Penyesuaian Struktur APBD

STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH DALAM APBD

Pajak Daerah Pajak Daerah


Retribusi Daerah Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang

PAD PAD
dipisahkan

PP
Hasil Pengelolaan Kekayaan

Lain-lain PAD yang Sah yang dipisahkan

Lain-lain PAD yang

PP
Sah

12/19 Da
na
Per
im
ba
ng
an
Da
na

Dana Bagi Hasil


Ins

Transfer
ent
if
Dae

Dana Perimbangan
rah

Pendapata
Dana
Oton
omi

Pemerintah
Khus
us

Da

Pusat
na
Kei
sti
me
waa
n
D

58/
an
a

Dana Alokasi Umum


D
es
a

Dana Alokasi Khusus


n Transfer Transfer
antar-Daerah

H ibah

Hibah
Lain-Lain Pendapatan D ana D a rura t

Lain-Lain

05
Yang Sah
D ana Bagi H asi l da ri Prov insi

D ana Penye sua ian da n Ots us


Pendapatan Dana Darurat

Bantua n Keuangan dari Prov Atau Pemda La innya


Yang Sah Lain-lain Pendapatan yang
ditetapkan pemerintah
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah
2019

B
E
L
A
N
J
A
Penyesuaian Struktur APBD

STRUKTUR BELANJA DAERAH DALAM APBD

Belanja Pegawai Belanja Pegawai


Belanja Barang & Jasa
Belanja Bunga

Belanja Tidak Belanja Operasi Belanja Bunga

PP PP
Belanja Subsidi Belanja subsidi
Belanja Hibah Belanja Hibah
Belanja Bansos
Belanja Bansos

Langsung Belanja Bagi Hasil


Bantuan Keuangan
BTT

58/05 12/19 Belanja Modal

Belanja Pegawai
Belanja Tidak Terduga
Belanja Belanja Barang &
Jasa

Langsung Belanja Modal

Belanja Bagi Hasil

Belanja Transfer Belanja Bantuan Keuangan


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA PEGAWAI

Belanja pegawai digunakan untuk


menganggarkan kompensasi yang diberikan
kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
pimpinan/anggota DPRD, dan Pegawai ASN
yang dianggarkan pada belanja SKPD
bersangkutan serta ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
28
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN


KEPADA PEGAWAI ASN (TPP-ASN)

Pemerintah Daerah Dapat Memberikan TPP-


ASN

Kriteria TP ASN pertimba


kelangka
beban Tempat kondisi prestasi ngan
an
kerja bertugas kerja kerja objektif
Persetujuan DPRD profesi
lainnya 29
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

INSENTIF PEMUNGUTAN
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor
69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sebagai implementasi Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 dan


Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010, pemberian Insentif Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah bagi Pejabat/PNSD yang melaksanakan tugas
pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau pelayanan lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan diperhitungkan sebagai salah satu unsur
perhitungan tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif lainnya.
30
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BUNGA

Pemerintah Daerah menganggarkan


belanja bunga digunakan untuk
menganggarkan pembayaran bunga utang
yang dihitung atas kewajiban pokok utang
berdasarkan perjanjian pinjaman
sebagaimana maksud Pasal 60 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019.
31
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA SUBSIDI

Perusahaa harga jual Audit dilakukan


menghasilkan terlebih dahulu oleh kantor
n /lembaga dari hasil
produk yang dilakukan audit akuntan publik
tertentu produksinya
merupakan sesuai dengan dan hasil audit
terjangkau
yang oleh
kebutuhan ketentuan dimaksud
menyeleng dasar dan pemeriksaan merupakan bahan
masyarakat
ga-rakan menyangkut pengelolaan dan pertimbangan
yang daya
hajat hidup tanggungjawab untuk
pelayanan belinya
orang banyak keuangan negara memberikan
publik terbatas.
subsidi

Pemerintah daerah dapat memberikan belanja subsidi kepada BUMD


penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016.

32
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA HIBAH DAN BANSOS

HIBAH BANTUAN SOSIAL


1. Diberikan kepada : 1. pemberian bantuan berupa uang dan/atau
 pemerintah pusat barang untuk Diberikan kepada :
 pemerintah daerah lainnya  Individu
 BUMN/BUMD
 Keluarga
 badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan yang
 keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
berbadan hukum Indonesia
2. secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus setiap tahun 2. sifatnya tidak secara terus menerus dan
anggaran, kecuali ditentukan lain PUU; selektif yang bertujuan untuk melindungi
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial,
3. ditujukan untuk menunjang pencapaian Sasaran Program dan Kegiatan kecuali dalam keadaan tertentu dapat
Pemda sesuai kepentingan Daerah dalam mendukung berkelanjutan;
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, 3. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat; Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
4. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; undangan

5. Selanjutnya, Hibah juga berupa pemberian bantuan keuangan


kepada partai politik yang mendapatkan kursi di DPRD provinsi dan
DPRD kabupaten/kota. 33
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BAGI HASIL PAJAK DAERAH

1. Penganggaran belanja bagi hasil pajak daerah provinsi kepada pemerintah


kabupaten/kota mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Besaran alokasi belanja bagi hasil pajak
daerah provinsi dianggarkan secara bruto;
2. Larangan Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah
provinsi untuk dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2020;
3. Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja bagi hasil pajak daerah dan
retribusi daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh persen)
dari rencana pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota
pada Tahun Anggaran 2020;
4. Dari aspek teknis penganggaran, belanja bagi hasil pajak daerah dari
pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus diuraikan ke
dalam daftar nama pemerintah kabupaten/kota selaku penerima sebagai rincian
obyek penerima bagi hasil pajak daerah sesuai dengan kode rekening
berkenaan;
5. Selanjutnya, untuk belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah dari
pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa harus diuraikan ke dalam
daftar pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi
hasil pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan kode rekening berkenaan.
34
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BAGI HASIL PAJAK DAERAH

1. Penganggaran belanja bagi hasil pajak daerah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota
mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Besaran alokasi belanja bagi hasil pajak daerah provinsi dianggarkan secara bruto;
2. Larangan Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah provinsi untuk
dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2020;
3. Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi
daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari rencana pendapatan
pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota pada Tahun Anggaran 2020;
4. Dari aspek teknis penganggaran, belanja bagi hasil pajak daerah dari pemerintah provinsi
kepada pemerintah kabupaten/kota harus diuraikan ke dalam daftar nama pemerintah
kabupaten/kota selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil pajak daerah
sesuai dengan kode rekening berkenaan;
5. Selanjutnya, untuk belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah dari pemerintah
kabupaten/kota kepada pemerintah desa harus diuraikan ke dalam daftar pemerintah desa
selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
sesuai dengan kode rekening berkenaan.
35
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BANTUAN KEUANGAN

Pemerintah Daerah Lainnya Pemerintah Desa


Menerima
manfaat Dari Pem
Kab/Kota
Kesenjang
an Fiskal Dari
Pemprov

Pemda
Lainnya Pemerinta
h Desa

Kerjasama
antar Alokasi
Daerah Dana Desa

UMUM Khusus
digunakan untuk membantu capaian kinerja
program prioritas pemerintah daerah penerima
Digunakan untuk mengatasi bantuan keuangan sesuai dengan urusan
kesenjangan fiskal. pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima
bantuan. 36
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA TIDAK TERDUGA

1. Merupakan Pengeluaran Anggaran Atas Beban APBD Untuk Keadaan Darurat


Termasuk Keperluan Mendesak Serta Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Atas
Penerimaan Daerah Tahun-tahun Sebelumnya;
2. Kriteria Keadaan Darurat Dan Keperluan Mendesak Ditetapkan Dalam
Perda Tentang APBD Tahun Berkenaan.
Kriteri
a
Keadaan Darurat

bencana alam, bencana non-alam, kerusakan sarana/prasarana yang


pelaksanaan operasi pencarian dan
bencana sosial dan/atau kejadian luar dapat mengganggu kegiatan pelayanan
pertolongan;
biasa; publik

37
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BARANG DAN JASA

Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan


pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari
12 (dua belas) bulan, termasuk barang/jasa yang akan
diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak ketiga
dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.

38
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA BARANG DAN JASA

Penganggaran uang untuk penanganan dampak sosial Dalam rangka mewujudkan Universal
kemasyarakatan, hanya diperkenankan dalam rangka Health Coverage (UHC), Pemda melakukan
pemberian uang kepada masyarakat yang terkena integrasi Jaminan Kesehatan Daerah
dampak sosial kemasyarakatan akibat penggunaan tanah dengan JKN guna terselenggaranya
milik Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan jaminan kesehatan bagi seluruh
pembangunan proyek strategis nasional dan non proyek penduduk, di luar peserta penerima
strategis nasional, sebagaimana maksud Peraturan bantuan iuran yang bersumber dari APBN
Presiden 62/2018 dan PMDN 117/2018. yang dianggarkan dalam bentuk program
dan kegiatan pada SKPD yang menangani
Pengadaan belanja barang/jasa yang akan diserahkan atau urusan kesehatan pemberi pelayanan
dijual kepada masyarakat/pihak ketiga dalam rangka kesehatan.
melaksanakan program dan kegiatan Pemerintahan Daerah Pemda tidak diperkenankan mengelola
berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang sendiri (sebagian/seluruhnya) jaminan
dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD, dianggarkan kesehatan daerahnya dengan manfaat
dalam jenis belanja barang dan jasa dengan mempedomani yang sama dengan JKN, termasuk
Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang mengelola sebagian jaminan kesehatan
Pengelolaan Keuangan Daerah; daerahnya dengan skema ganda.
39
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BELANJA MODAL

Belanja modal digunakan untuk Segala biaya yang dikeluarkan


menganggarkan pengeluaran yang setelah perolehan awal aset tetap
dilakukan dalam rangka pengadaan (biaya rehabilitasi/renovasi)
aset tetap dan aset lainnya. sepanjang memenuhi batas
minimal kapitalisasi aset, dan
Pemerintah Daerah harus memperpanjang masa manfaat
Penganggaran belanja modal atau yang memberikan manfaat
memprioritaskan alokasi
digunakan untuk pengeluaran ekonomi dimasa yang akan datang
belanja modal pada APBD
yang dilakukan dalam rangka dalam bentuk peningkatan
Tahun Anggaran 2020
pembelian/pengadaan aset kapasitas, atau peningkatan mutu
untuk pembangunan dan
tetap yang memenuhi kriteria produksi atau peningkatan kinerja
pengembangan sarana dianggarkan dalam belanja modal
mempunyai masa manfaat
dan prasarana yang sebagaimana dimaksud dalam
lebih dari 12 (dua belas)
terkait langsung dengan Lampiran I PSAP Nomor 7,
bulan, digunakan dalam
peningkatan pelayanan Peraturan Pemerintah Nomor 71
kegiatan pemerintahan
publik serta Tahun 2010 tentang Standar
daerah, dan batas minimal
pertumbuhan ekonomi Akuntansi Pemerintahan.
kapitalisasi aset.
daerah.
40
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah
2019 P
E
M
B
I
A
Y
A
A
N
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBIAYAAN DAERAH
PMDN 13/2006..
PP 12/2019 PMDN 21/2011

Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan

Hasil Penerim Peneri Hasil Penerim


Pencair Penjuala Peneri aan maan Pencair Penjuala Peneri aan
n Kembali n Kembali Peneri
an maan Pembia an maan
Kekayaa Pemberi Kekayaa Pemberi maan
SiLPA; Dana Pinjam yaan SiLPA; Dana Pinjam
n Daerah an n Daerah an Piutang
Cadang yang an Pinjama lainnya Cadang yang an Pinjama Daerah
an; dipisahk Daerah; n sesuai an; dipisahk Daerah; n
an; Daerah; PUU an; Daerah;

42
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DANA CADANGAN

 Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan yang penggunaannya diprioritaskan untuk
mendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana daerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1
(satu) tahun anggaran serta dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan.
 Pembentukan Dana Cadangan ditetapkan dalam Perda tentang pembentukan Dana Cadangan dan Perda
tersebut ditetapkan sebelum persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD atas rancangan Perda
tentang APBD.
 Dana cadangan bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah kecuali dari DAK, pinjaman daerah, dan
penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Dana cadangan ditempatkan dalam rekening tersendiri dalam rekening kas umum daerah.
 Dalam hal dana cadangan belum digunakan sesuai dengan peruntukannya, dana tersebut dapat
ditempatkan dalam portofolio yang memberikan hasil tetap dengan risiko rendah sebagaimanamaksud
Pasal 303 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 43
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah
2019

HAL
KHUSUS
LAINNYA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH DAERAH WAJIB


MEMENUHI ALOKASI ANGGARAN

Fungsi Anggaran Anggaran Anggaran Alokasi


Peningkatan
Pendidikan Kesehatan Infrastruktur Anggaran
Kapasitas SDM
Alokasi Minimal 10% yang Bersumber Sekurang- Penguatan APIP
Anggaran dari Total Dari Dana kurangnya 0,34% Sebesar 0,3%
Fungsi Belanja Daerah Transfer Umum Untuk Pemerintah Sampai Dengan
Pendidikan diluar Gaji Sebesar 25% Provinsi Dan 0,16% 0,9% Dari Total
Untuk Pemerintah
Sekurang- Kabupaten/Kota Belanja Daerah
kurangnya 20% Dari Total Belanja
dari APBD Daerah

45
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

CONTOH FORMAT PERHITUNGAN


ALOKASI FUNGSI PENDIDIKAN

PP Nomor 12 Tahun 2019 Permendagri No13 Tahun 2006

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA


NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA 1. a. Belanja Langsung pada Dinas Pendidikan: Rp xxx
1. a. Belanja pada Dinas Pendidikan: Rp xxx 1) Belanja pegawai; Rp xxx
1) Belanja Operasi: Rp xxx 2) Belanja barang dan jasa; Rp xxx
a) belanja pegawai; Rp xxx 3) Belanja modal; Rp xxx
b) belanja barang dan jasa; Rp xxx b. Belanja Langsung di luar Dinas Pendidikan Rp xxx
c) belanja hibah; Rp xxx yang Menghasilkan Output Menunjang
Pendidikan, antara lain:
d) belanja bantuan sosial. Rp xxx
1) Kegiatan .... pada SKPD …. Rp xxx
2) Belanja Modal; Rp xxx 2) dst .... Rp xxx
3) Belanja Transfer: Jumlah (a+b) Rp xxx
Bantuan Keuangan kepada 2. a. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Rp xxx
Pemerintah Daerah lainnya dan Rp xxx Pendidikan
pemerintah desa yang menunjang Rp xxx Belanja Pegawai Rp xxx
bidang Pendidikan. Rp xxx b. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD: Rp xxx
b. Belanja di luar Dinas Pendidikan yang 1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Rp xxx
Daerah lainnya dan pemerintah desa yang
Menghasilkan Output Menunjang menunjang bidang Pendidikan;
Pendidikan, antara lain: 2) Hibah yang menunjang bidang Pendidikan; Rp xxx
1) Kegiatan .... pada SKPD …. dan
2) dst .... 3) Bantuan Sosial yang menunjang bidang Rp xxx
2. Anggaran Fungsi Pendidikan (a+b) Rp xxx Pendidikan;
3. Total Belanja Daerah Rp xxx Jumlah (a+b) Rp xxx
4. Rasio anggaran pendidikan (2:3) x 100% xxx % 3. Anggaran Fungsi Pendidikan (1+2) Rp xxx
4. Total Belanja Daerah Rp xxx
5. Rasio anggaran pendidikan (3: 4) x 100% xxx % 46
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

CONTOH FORMAT PERHITUNGAN


ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

PP Nomor 12 Tahun 2019 Permendagri No13 Tahun 2006


NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA
1. a. Belanja pada Dinas Kesehatan: Rp xxx 1. a. Belanja Langsung pada Dinas Kesehatan: Rp xxx
1) Belanja pegawai; Rp xxx
1) Belanja Operasi: Rp xxx 2) Belanja barang dan jasa; Rp xxx
a) belanja pegawai; Rp xxx 3) Belanja modal; Rp xxx
b) belanja barang dan jasa; Rp xxx b. Belanja Langsung di luar Dinas Kesehatan yang Rp xxx
c) belanja hibah; Rp xxx Menghasilkan Output Menunjang Kesehatan,
d) belanja bantuan sosial. Rp xxx antara lain:
2) Belanja Modal; Rp xxx 1) Kegiatan .... pada SKPD .... Rp xxx
2) dst .... Rp xxx
3) Belanja Transfer: Jumlah (a+b) Rp xxx
Bantuan Keuangan kepada 2. a. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Kesehatan Rp xxx
Pemerintah Daerah lainnya dan Belanja Pegawai
pemerintah desa yang menunjang b. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD: Rp xxx
bidang Kesehatan. 1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Daerah Rp xxx
b. Belanja di luar Dinas Kesehatan yang Rp xxx lainnya dan pemerintah desa yang menunjang Rp xxx
bidang Kesehatan;
Menghasilkan Output Menunjang
2) Hibah yang menunjang bidang Kesehatan; dan
Kesehatan, antara lain: 3) Bantuan Sosial yang menunjang bidang Rp xxx
1) Kegiatan .... pada SKPD …. Rp xxx Kesehatan Rp xxx
2) dst .... Rp xxx Jumlah (a+b)
Rp xxx
2. Anggaran Kesehatan (a+b) Rp xxx
3. Anggaran Kesehatan (1+2) Rp xxx
3. Total Belanja Daerah Rp xxx 4. Total Belanja Daerah Rp xxx
4. Gaji ASN (Rp xxx) 5. Gaji ASN (Rp xxx)
5. Total Belanja Daerah di luar Gaji ASN (3-4) Rp xxx 6. Total Belanja Daerah di luar Gaji ASN (4-5) Rp xxx
Rasio anggaran Kesehatan (3:6) x 100% xxx% Rasio anggaran Kesehatan (3:6) x 100% xxx% 47
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

CONTOH FORMAT PERHITUNGAN


PENERIMAAN DANA TRANSFER UMUM

PP Nomor 12 Tahun 2019 Permendagri No13 Tahun 2006

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA

1. Penerimaan 1. Penerimaan
Dana Transfer Umum Rp xxx
Dana Transfer Umum
Rp xxx Rp xxx
a) DAU a) DAU
Rp xxx Rp xxx
b) DBH b) DBH
Rp xxx
Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan

2. Pengurang 2. Pengurang
Rp xxx Rp xxx
a) DAU Tambahan a) DAU Tambahan
Rp xxx Rp xxx
b) DBH yang bersifat b) DBH yang bersifat earmarked
Rp xxx
earmarked c) ADD
Rp xxx Rp xxx
c) ADD Jumlah Pengurang
Rp xxx
Jumlah Pengurang

3. Jumlah Dana Transfer Umum Rp xxx 3. Jumlah Dana Transfer Umum yang Rp xxx
yang Diperhitungkan Diperhitungkan
48
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

CONTOH FORMAT PERHITUNGAN


BELANJA INFRASTRUKTUR DAERAH

PP Nomor 12 Tahun 2019 Permendagri No13 Tahun 2006

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA


1. Belanja Langsung
a) Belanja Modal Rp xxx
1. a) Belanja Modal: Rp xxx 1)tanah; Rp xxx
1)tanah; Rp xxx 2)peralatan dan mesin; Rp xxx
2)peralatan dan mesin; Rp xxx 3)bangunan dan Gedung; Rp xxx
3)bangunan dan Gedung; Rp xxx 4)jalan, irigasi, dan jaringan; Rp xxx
4)jalan, irigasi, dan jaringan; Rp xxx 5)aset tetap lainnya; Rp xxx
5)aset tetap lainnya; Rp xxx 6)aset lainnya. Rp xxx
6)aset lainnya. Rp xxx b) Belanja Pemeliharaan Rp xxx
b) Belanja Pemeliharaan Rp xxx Jumlah Belanja Langsung Rp xxx
2. a) Belanja Hibah; Rp xxx 2. Belanja Tidak Langsung Rp xxx
b) Belanja Bantuan Sosial; Rp xxx a) Belanja Hibah; Rp xxx
c) Belanja Bantuan Keuangan. Rp xxx b) Belanja Bantuan Sosial; Rp xxx
3. Jumlah Belanja Infrastruktur Rp xxx c) Belanja Bantuan Keuangan. Rp xxx
Daerah (1+2) Jumlah Belanja Tidak Langsung Rp xxx
4. Persentase Belanja Infrastruktur 3. Jumlah Belanja Infrastruktur Daerah (1+2) Rp xxx
Terhadap Transfer ke Daerah xxx%
yang Penggunaannya Bersifat 4. Persentase Belanja Infrastruktur Terhadap
Umum Transfer ke Daerah yang Penggunaannya xxx%
Bersifat Umum

49
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALOKASI ANGGARAN
UNTUK PENINGKATAN SDM

Anggaran Pendidikan dan Pelatihan


(Pengembangan Kompetensi Penyelenggara Pemerintah Daerah)

Untuk

Pemenuhan kompetensi pemerintahan pegawai ASN yang


menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, jabatan
administrator dan jabatan pengawas

Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional


substantif pemerintahan dalam negeri

Penyelenggaraan uji kompetensi pemerintahan dalam


rangka sertifikasi kompetensi pemerintahan

PROVINSI KAB/KOTA
ALOKASI
0,34% 0,16%
50
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALOKASI
ANGGARAN PENGAWASAN PROVINSI

sampai dengan Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) sekurang-


kurangnya sebesar 0,90% (nol koma sembilan puluh persen) dari total
belanja daerah

diatas Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) sampai dengan


Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sekurang-kurangnya
sebesar 0,60% (nol koma enam puluh persen) dari total belanja daerah
dan diatas Rp36.000.000.000,00 (tiga puluh enam miliar rupiah); dan

diatas Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sekurang-kurangnya sebesar


0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari total belanja daerah dan diatas
Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar);

51
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ALOKASI
ANGGARAN PENGAWASAN KAB/KOTA

sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah)


sekurang-kurangnya sebesar 1,00% (satu persen) dari total belanja
daerah

diatas Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai


dengan Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) sekurang-
kurangnya sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari
total belanja daerah dan diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah); dan

diatas Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) sekurang-kurangnya


sebesar 0,50% (nol koma lima puluh persen) dari total belanja daerah dan
diatas Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)

52
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENDANAAN PILKADA

Pendanaan kegiatan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan
Wakil Bupati/Wali kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020 yang tahapan penyelenggarannya
dimulai Tahun 2019, dianggarkan pada APBD masing-masing daerah yang melaksanakan kegiatan
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun
2020, dalam bentuk belanja hibah dari Pemerintah Daerah kepada KPU dan Bawaslu
kabupaten/kota bagi pemerintah kabupaten/kota dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam
Negeri mengenai Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang Bersumber dari APBD.

Pendanaan pengamanan pelaksanaan pemilihan dianggarkan dalam bentuk hibah atau


program dan kegiatan pada SKPD berkenaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal terjadi pemilihan suara ulang (PSU) atau pemilihan susulan, pendanaannya tetap dibebankan
dalam APBD dengan mempedomani standar satuan harga yang berlaku dan standar kebutuhan belanja
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah juga menyediakan alokasi
anggaran untuk:
a. Pengembangan kehidupan demokratis di daerah, khususnya meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menggunakan hak pilih;
b. Penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon yang tidak sesuai dengan
53
S U M A T E R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

J A V A

Terima Kasih
54
54

Anda mungkin juga menyukai