Anda di halaman 1dari 21

Tax Planning PPh Pasal 22/23/26

dan PPh Final


Manajemen Pajak PPH Badan
Arindra Dwi Ayu Puasanty (175020301111050)
Moch Khoiril Anwar (165020301111044)
PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 atau Pajak Penghasilan Pasal


Pemungutan pajak penghasilan badan 22 dikenakan kepada badan-badan usaha
wajib dilakukan dari Wajib Pajak yang tertentu, baik milik pemerintah maupun
melakukan kegiatan impor atau dari swasta yang melakukan kegiatan
pembeli atas penjualan barang mewah perdagangan ekspor, impor dan re-impor.

Objek PPh Pasal 22


Sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 90/PMK.03/2016,
lihat lampiran berikut ini mengenai
objek PPh Pasal 22 berupa impor
barang-barang mewah tertentu.

2
Bendahara & badan-badan yang memungut PPh
Pasal 22 sebesar 1,5% dari pembelian adalah:


.
P
 Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai E
(DJBC) atas objek PPh Pasal 22 impor barang. M
 Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna U
Anggaran (KPA). N
 Bendahara pengeluaran G
U
T

 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) P


 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). P
 Industri dan eksportir. H
 Industri atau badan usaha yang melakukan
pembelian komoditas tambang batubara, mineral 2
logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau 2
orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan

3
Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang
wajib memungut PPh Pasal 22 saat penjualan


adalah:
P
Badan usaha E
yang bergerak M
Agen Tunggal
dalam bidang U
Pemegang
usaha industri N
Merek, Agen
semen, industri G
Pemegang Produsen atau
kertas, industri U
Merek, dan importir bahan
baja, industri T
importir umum bakar minyak,
otomotif, dan kendaraan gas, pelumas
industri P
bermotor, atas atau
farmasi, atas P
penjualan penjualannya.
penjualan hasil H
kendaraan
produksinya bermotor dalam
kepada 2
negri
distributor di 2
dalam negeri;

4
 Badan usaha yang bergerak dalam


bidang usaha industri baja yang
merupakan industri hulu, termasuk P
E
industri hulu yang terintegrasi dengan
M
industri antara dan industri hilir. U
 Pedagang pengumpul berupa badan N
G
atau orang pribadi yang kegiatan U
usahanya: T
 Sesuai dengan Peraturan Menteri P
Keuangan No. 90/PMK.03/2015, P
pemerintah menambahkan pemungut H
PPh Pasal 22 dengan wajib pajak badan 2
yang melakukan penjualan barang 2
yang tergolong sangat mewah.
5
Tarif Pasal PPH 22 dan DPP
2,5%*API
PPh Pasal 22 7,5% Nilai Impor
Impor 0,5%*API(Kedelai, gandum, terigu)
Harga Jual
7,5%(yang tidak dikuasai) Lelang
PPh Pasal 22 1,5%
Bendahara Harga Beli
PPh Pasal 22 Pedagang 0,25%
Pengumpul
0,25% (Semen) 0,1%
PPh Pasal 22 Industri Penjualan/DPP
(Kertas)
PPN/ Harga jual
0,3% (Baja) 0,45%
(Otomotif)
PPh Pasal 22 Barang 5%
Mewah
6
Pengecualian
Pemungutan PPh Pasal
22
 Impor barang-barang dan/atau
penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak terutang PPh
 Impor barang-barang yang
dibebaskan dari bea masuk
 Pembayaran atas penyerahan barang
yang dibebankan kepada belanja
negara/daerah yang meliputi jumlah
kurang dari Rp 2.000.000
 Pembayaran untuk pembelian bahan
7
bakar minyak, listrik, gas, air
PPh Pasal 23

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23)


adalah pajak yang dikenakan pada
penghasilan atas modal, penyerahan jasa,
atau hadiah dan penghargaan, selain yang
telah dipotong PPh Pasal 21.

Pihak pemberi penghasilan


(pembeli atau penerima jasa) akan
memotong dan melaporkan PPh
pasal 23 tersebut kepada kantor
pajak.

Objek PPh Pasal 23 telah ditambahkan


oleh pemerintah hingga menjadi 62 jenis
jasa lainnya seperti yang tercantum dalam
PMK No. 141/PMK.03/2015. 8
Tarif Pasal PPH 23
Tarif PPh 23 ada dua yaitu 15% dan 2% tergantung
pada objek pajaknya.

1. Tarif 15% dari jumlah bruto atas :


Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang
pribadi dikenakan final, bunga dan royalti; 4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan
Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam
PPh pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan No.
141/PMK.03/2015 dan efektif mulai
2. Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan berlaku pada tanggal 24 Agustus 2015.
penghasilan lain yang berkaitan dengan
penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau 5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP
bangunan. akan dipotong 100% lebih tinggi dari tarif
PPh Pasal 23.
3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa
teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa
konsultan.
9
PPH 23

02
01
Pelaporan PPH 23 Pengecualian PPH 23

Pelaporan dilakukan  Penghasilan yang


oleh pihak pemotong dibayar atau berulang
dengan cara mengisi kepada bank;
SPT Masa PPh Pasal  Sewa yang dibayar atau
23, lalu bisa terutang sehubungan
melaporkannya melalui dengan sewa guna
fitur lapor pajak online usaha dengan hak opsi;
atau e-Filing  Dividen atau bagian laba
yang diterima atau
Jatuh tempo setiap diperoleh perseroan
tangal 20 (dengan syarat)
PPH FINAL

PPh Final menurut


Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2013
dikenakan pada wajib
pajak pribadi dan badan
yang memiliki omzet
usaha kurang dari Rp 4,8
miliar dalam setahun. 11
Penghasilan yang  Penghasilan
dikenakan PPh Final perusahaan modal
ventura
▪ Penghasilan dari transaksi penjualan  Perusahaan
saham penerbangan luar
▪ Perusahaan pelayaran dalam dan luar negeri
negeri  Penghasilan BUT
perwakilan
▪ Penghasilan bunga deposito dan
dagang asing di
tabungan
Indonesia
▪ Penghasilan atas hadiah dan undian  Penghasilan atas
▪ Penghasilan atas jasa konstruksi transaksi
derivative
▪ Penghasilan bunga atau diskonto obligasi
 Penghasilan neto
di bursa efek
fiscal
▪ Penghasilan atas selisih lebih revaluasi  Penghasilan dari
aktiva tetap pengalihan real
estate dalam
skema kontrak 12
investasi kolektif
Menghitung Pph Final

bisnis pakaian online milik Ibu Laila. Pada


bulan Januari 2018, penghasilan bruto atau
omzet bisnisnya adalah 200.000.000
rupiah. 

Artinya, PPh Final yang harus dibayarkan


setiap bulannya dapat dihitung dengan
cara:

0,5% x Rp 200.000.000 = Rp 1.000.000

Nah, pajak penghasilan final sebesar


1.000.000 rupiah ini wajib disetorkan setiap
bulannya, paling lambat tanggal 10. Selain
itu, Ibu Laila juga harus melaporkan pajak 13
penghasilan ini dalam formulir SPT Tahunan
PPH 26 DAN MANAGEMEN
PAJAK PPH BADAN
PPh 26

Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, PPh Pasal 26 adalah pajak


penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak
luar negeri dari Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
Kategori Individu atau Badan Sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,
individu yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak didirikan atau
berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.

seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,


individu yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak didirikan atau
berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha
melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia.

Semua badan usaha yang melakukan transaksi pembayaran


(gaji, bunga, dividen, royalti dan sejenisnya) kepada Wajib Pajak
Luar Negeri, diwajibkan untuk memotong Pajak Penghasilan
Pasal 26 atas transaksi tersebut
Pemberlakuan e-Filling

Berdasarkan PMK RI Nomor 9/PMK.03/2018


tentang SPT, pelaporan SPT PPh pasal 26 wajib
e-Filing sejak 1 April 2018.

Tarif umum untuk PPh pasal 26 adalah 20%.


Namun jika mengikuti tax treaty/Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B), maka tarif
dapat berubah.
Tarif untuk Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26)

•Dividen •Pendapatan dari penjualan aset di Indonesia.


•Bunga, termasuk premium, diskonto, insentif yang •Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan
terkait dengan jaminan pembayaran pinjaman langsung maupun melalui pialang kepada
•Royalti, sewa, dan pendapatan lain yang terkait perusahaan asuransi di luar negeri.
dengan penggunaan aset
• Insentif yang berkaitan dengan jasa, pekerjaan,
dan kegiatan
•Hadiah dan penghargaan
•Pensiun dan pembayaran berkala
•Premi swap dan transaksi lindung lainnya
•Perolehan keuntungan dari penghapusan utang

Tarif 20% (final) atas Tarif 20% (final) dari laba


jumlah bruto yang bersih yang diharapkan
dikenakan atas: dari:
Contoh Soal

Mr john merupakan pegawai asing dari negara yang tidak


memiliki tax treaty dengan Indonesia, bekerja kurang dari 183
hari dan di bulan September 2019 menerima gaji US$ 2,200.
Kurs Menteri Keuangan pada saat pemotongan adalah Rp
14.072,00 untuk US$ 1.00. Perhitungan PPh 26 atas
penghasilan Mr X adalah: 
• Penghasilan bruto gaji sebulan: US$ 2,200 x Rp 14.072,00 = Rp
30.958.400
• PPh Pasal 26 terutang adalah: 20% x Rp 30.958.400 = Rp 6.191.680
Manajemen Pajak PPh Badan

Gross up
Memperha tunjangan
tikan biaya pajak
penghasilan
perusahaan PPh 21 Revaluasi

Withholding Merger dengan


perusahaan
yang memiliki
kerugian besar
Thanks!
Any questions?

21

Anda mungkin juga menyukai