Anda di halaman 1dari 19

Etika Karyawan

terhadap
Perusahaan

Sahala Rizkita
(175020301111037)
Arindra Arin
(175020301111050) Karimatun
Nisa’ (175020301111069)
Arisky Syifa
(175020301111070)
Kewajiban
Karyawan
terhadap
Perusahaan
● Kewajiban ketaatan
● Kewajiban konfidensialitas
● Kewajiban loyalitas
Kewajiban Ketaatan

Karyawan harus taat kepada


atasannya di perusahaan, karena ia
bekerja
disana. Namun, tidak berarti bahwa 

karyawan harus menaati semua peri
ntahyang diberikan oleh atasannya.

3
Kewajiban Ketaatan
● Karyawan tidak boleh mematuhi perintah
yang menyuruh dia melakukan sesuatu
yang tidak bermoral
● Karyawan tidak wajib mematuhi perintah
atasannya yang tidak wajar,walaupun dari
segi etika tidak ada keberatan yaitu
perintah di luar kepentingan perusahaan
● karyawan tidak perlu mematuhi perintah
yang memang demi kepentingan
perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan
penugasan yang disepakati, ketika ia
menjadi karyawan di perusahaan itu. 4
Kewajiban
Konfidensialitas
Kewajiban konfidensialitas adalah
kewajiban untuk menyimpan informasi
yang bersifat
konfidensial dan karena itu rahasia yang
telah diperoleh dengan menjalankan suatu
profesi.

5
Kewajiban
Konfidensialitas
Dalam konteks perusahaan konfidensialitas
memegang peranan penting. Karena
seseorang bekerja pada suatu perusahaan,
bisa saja ia mempunyai akses kepada
informasi rahasia. Sehingga karyawan
harus menyimpan rahasia perusahaan
karena alasan etika mendasari kewajiban
ini yaitu bahwa perusahaan menjadi
pemilik informasi rahasia itu.
6
Dasar Kewajiban
Konfidensialitas bagi
Karyawan

● intellectual property rights dari


perusahaan
● Membuka rahasia perusahaan
bertentangan dengan etika pasar bebas.

7
Kewajiban Loyalitas
● Kewajiban loyalitas merupakan konsekuensi
dari status seseorang sebagai karyawan
perusahaan.
● Dengan mulai bekerja di suatu perusahaan,
karyawan harus mendukung tujuan-tujuan
perusahaan, karena sebagai karyawan ia
melibatkan diri untuk turut merealisasikan
tujuan-tujuan tersebut, dan karena itu pula ia
harus menghindari segala sesuatu yang
bertentangan dengannya. Dengan kata lain,
ia harus menghindari apa yang bisa
merugikan kepentingan perusahaan. 8
Konflik Kepentingan
Faktor utama yang bisa membahayakan
terwujudnya loyalitas adalah konflik
kepentingan, artinya konflik antara
kepentingan pribadi karyawan dan
kepentingan perusahaan.

9
Kewajiban Loyalitas
● Dalam konteks loyalitas ini termasuk juga
masalah etis seperti menerima komisi atau
hadiah selaku karyawan perusahaan. Sebab
dapat ditanyakan apakah dengan praktek itu
karyawan tidak merugikan perusahaan.
● Dalam konteks kewajiban loyalitas ini muncul
pertanyaan lagi tentang hubungannya dengan
kesetiaan. Jika karyawan pindah kerja karena
alasan mencari gaji lebih tinggi, apakah
perbuatan itu bisa dilihat sebagai pelanggaran
kewajiban loyalitas? Kewajiban loyalitas tidak
meniadakan hak karyawan untuk pindah kerja.
10
Melaporkan Kesalahan Perusahaan

● Dalam etika bisnis berbahasa inggris masalah ini


dikenal sebagai whistle blowing.
● Sering digunakan dalam arti kiasan: membuat
keributan untuk menarik perhatian orang banyak.

11
Syarat Pelaporan yang Dapat
Dibenarkan secara Moral
● Kesalahan perusahaan harus besar
● Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan
benar
● Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk
mencegah terjadinya kerugian bagi pihak ketiga, bukan
karena motif lain
● Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan
dulu, sebelum kesalahan perusahaan dibawa keluar
● Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan
kesalahan akan mencatat sukses 12
Kesalahan Perusahaan Harus Besar
Norman Bowie dan Ronald Duska menyebut tiga
kemungkinan:
Jika menyebabkan Terjadi
kerugian yang pelanggaran hak-
tidak perlu untuk hak asasi
pihak ketiga manusia.

Dilakukan kegiatan
yang bertentangan
dengan tujuan
perusahaan.

13
Pelaporan Harus Didukung oleh Fakta
yang Jelas dan Benar
● Semua fakta tentang kesalahan harus jelas dan
dimengerti dengan betul oleh si pelapor.
● Tidak boleh terjadi, orang yang melaporkan sesuatu
yang secara faktual kurang jelas atau kurang dikuasai
betul oleh si pelapor.
● Laporan berupa “saya mempunyai kesan…” atau “kalau
tidak salah…” tidak dapat diterima.

14
Pelaporan Harus Dilakukan Semata-
mata untuk Mencegah Terjadinya
Kerugian Bagi Pihak Ketiga, Bukan
Karena Motif Lain

Kerugian besar kepada pihak ketiga bukan saja harus


menjadi kenyataan (syarat pertama) , melainkan juga motif
untuk melaporkan kesalahan. Tidak etis, bila orang melapor
karena motif yang tidak murni, walaupun kesalahannya
memang besar.

15
Penyelesaian Masalah Secara Internal
Harus Dilakukan Dulu, Sebelum
Kesalahan Perusahaan Dibawa Keluar
● Jika karyawan merasa bertanggung jawab, ia harus
berusaha dulu untuk menyelesaikan masalah di dalam
perusahaan sendiri melalui jalur yang tepat. Hal itu juga
sesuai dengan kewajibann loyalitasnya.
● Baru setelah upaya penyelesaian secara internal itu
gagal, ia boleh memikirkan whistle blowing.

16
Harus Ada Kemungkinan Real Bahwa
Pelaporan Kesalahan Akan Mencatat
Sukses
● Jika sebelumnya orang tahu bahwa pelaporan kesalahan
tidak akan menghasilkan apa-apa, lebih baik orang tidak
melapor.
● Tentu saja, sebelum berlangsung tidak pernah ada
kepastian bahwa pelaporan akan mencapai sasarannya,
yaitu mencegah terjadinya kerugian untuk pihak ketiga.

17
Whistle Blowing
● Whistle Blowing adalah masalah etis yang tidak enak
untuk semua pihak yang tersangkut. Untuk bisnis,
pelaporan akan membawa banyak kerugian, secara
material maupun moral. Sebab, nama baik merupakan
aset yang sangat berharga bagi setiap perusahaan.
● Untuk si pelapor juga, whistle blowing adalah langkah
yang diambil dengan berat hati. Ia melakukannya
semata-mata terdorong oleh hati nuraninya dan
sebetulnya sangat ingin menyesalkan akibat negatif bagi
perusahaan.
18
Thanks!

19

Anda mungkin juga menyukai