Anda di halaman 1dari 19

GOITER

Tiara Josephine Gracienta


1710211029
DEFINISI

 Struma disebut juga goiter  pembengkakan pd leher krn


pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid,
dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya
EPIDEMIOLOGI

 Data rekam medis Divisi Ilmu Bedah RSU Dr. Soetomo tahun
2001-2005
 Struma nodusa toksik terjadi pada 495 orang diantaranya
 60 orang laki-laki (12,12 %)
 435 orang perempuan (87,8 %)
 usia terbanyak yaitu 31-40 tahun 259 orang (52,3 2%),
 Struma multinodusa toksik yang terjadi pada 1.912 orang
diantaranya
 17 orang laki-laki (8,9 %)
 174 perempuan (91,1%)
 usia yang terbanyak pada usia 31-40 tahun berjumlah 65 orang
(34,03 %).
KLASIFIKASI
 Secara umum stroma dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Struma non-toksik : struma tanpa disertai hipertiroidisme.
a. Difusa : endemic goiter, gravida
b. Nodusa : neoplasma
2. Struma toksik : struma yang disertai hipertiroidisme
a. Difusa : Grave, Tirotoksikosis primer.
b. Nodusa : Tirotoksikosis sekunder.
...

 Dapat juga dibagi berdasarkan klasifikasi yang lain yaitu:


3. Berdasarkan banyaknya nodul
Bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa
soliter atau uninodosa. Bila lebih dari satu disebut struma
multinodosa.
4. Berdasarkan kemampuan menangkap yodium radioaktif
(CT Scan):
 Cold nodule bila tidak ada penangkapan yodium atau kurang
dari sekitarnya. 
 Warm nodule bila penangkapan yodium sama seperti jaringan
sekitarnya.
 Hot nodule bila penangkapan yodium melebihi jaringan
sekitarnya.
ETIOLOGI

Kekurangan iodium (endemik)


Kelebihan iodium
Goitrogen (obat, agen lingkungan,
makanan sayuran)
Dishormonogenesis: Kerusakan dalam
jalur biosintetik hormon kelenjar tiroid
Terpapar radiasi
Faktor gen
PATOGENESIS

 Goiter difus : tjd bila stimulasi pertumbuhan dan fungsi


kelenjar tiroid direspon scr homogen oleh semua sel sel
folikel kelenjar tiroid
 Goiter nodular :
 Setiap goiter yg berasal dr multiplikasi sel epitel folikular akan
bentuk folikel baru
 Terdapat sekelompok sel yg memiliki kepekaan lebih tinggi thd
stimulus pertumbuhan dibandingkan dg kelompok sel lain
 Sel-sel dari klon yg sama dpt memiliki aktivitas dan tingkat
pertumbuhan yg berbeda beda
 Variasi respon sel sel folikular dlm respon stimulai TSH
 Adanya faktor pertumbuhan sel sel tiroid selain TSH
 Perubahan goiter difusnodular
 Neoplasma tiroid
MANIFESTASI KLINIK

 Non-toxic
 benjolan di leher
 Asimtomatik
 gangguan menelan
 gangguan bernafas
 perubahan suara
 Toxic
 Tanda gejala hipertiroid
DIAGNOSIS

 Anamnesis
 Usia dan jenis kelamin
 Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya.
 Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri.
 Riwayat radiasi di daerah leher dan kepala.
 Asal/tempat tinggal.
 Riwayat keluarga
 Non toxic  asimtomatik, masalah kosmetik, takut keganasan
 Toxic  tanda gejala hipertiroid  kurus meski banyak makan, irritable,
keringat banyak, nervous, palpitasi, tidak tahan udara panas, hipertoni
simpatikus (kulit basah, dingin dan tremor halus).

 Px Fisik
 Px Penunjang
PX FISIK TIROID

Inspeksi
 Lokasi: lobus kanan/kiri, atau ismus
 Ukuran: besar/kecil, permukaan rata/noduler
 Jumlah: uninodusa/multinodusa
 Bentuk: apakah difus (leher terlihat bengkak) ataukah berupa
noduler lokal
 Gerakan: pasien diminta untukmenelan, apakah pembengkakannya
ikut bergerak
 Pulsasi: ada/tidak
...

 Palpasi atau auskultasi: konsistensi, temperatur, permukaan, dan


adanya nyeri tekan
 Bentuk kista : Struma kistik
Mengenai 1 lobus
Bulat, batas tegas, permukaan licin, sebesar kepalan
Kadang Multilobaris
Fluktuasi (+)
 Bentuk Noduler : Struma nodusa
Batas Jelas
Konsistensi kenyal sampai keras
Bila keras curiga neoplasma, umumnya berupa adenocarcinoma tiroidea
 Bentuk diffusa : Struma diffusa
batas tidak jelas
Konsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembek
 Bentuk vaskuler : Struma vaskulosa
Tampak pembuluh darah
Berdenyut
Auskultasi : Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosa
 Pemeriksaan Fisik Khusus
 Pumberton’s sign: mengangkat kedua tangan keatas, muka menjadi
merah
 Tremor sign: tangan kelihatan gemetaran. Jika tremor halus,
diperiksa dengan meletakkan sehelai kertas di atas tangan
PX PENUNJANG

 CT Scan Tiroid
 Memakai uptake  I131 yang didistribusikan ke tiroid untuk
menentukan fungsi tiroid. 
 Normal :  15 – 40 % dalam 24 jam
 Bila :   Uptake  >  normal  disebut  Hot area Uptake  <  normal 
disebut Cold area  (pada neoplasma)
...

 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG )


Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa
bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan de ngan pasti ganas
atau jinak. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
 Kista
 Adenoma
 kemungkinan karsinoma
 Tiroiditis
 Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
Mempergunakan jarum suntik no. 22-27. Pada kista dapat juga dihisap
cairan secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul (Noer, 1996).
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan.
Biopsi aspirasi jarum halus tidak nye ri, hampir tidak menyebabkan bahaya
penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini dapat memberika
hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik biopsi kurang
benar, pembuatan pre parat yang kurang baik atau positif palsu karena
salah interpretasi oleh ahli sitologi.
...

 Fungsi tiroid
PENCEGAHAN

 Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola


perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium
 Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti
ikan laut
 Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium
setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum
memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan
 Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara
ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam
karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil
TERAPI

 Non toxic  observasi


 Operasi/Pembedahan  terdpt tanda-tanda obstruktif
 Yodium radioaktif  jika tdk bisa dioperasi
Memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid
sehingga menghasilkan ablasi jaringan.

 Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid Tiroksin


Digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini
bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH.
Oleh karena itu untuk menekan TSH serendah mungkin diberikan
hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi
hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan
kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini
adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.

Anda mungkin juga menyukai