Anda di halaman 1dari 39

PERUSAHAAN DALAM

KESULITAN KEUANGAN
Seperti halnya manusia, bisnis pun mengalami suatu siklus hidup. Setiap
hari media bisnis memberitakan kisah-kisah mengenai perusahaan yang
berada dalam kesulitan.
Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab.
Sebuah perusahaan dapat mengalami kerugian operasi terus-menerus,
kredit pelanggan yang mengalami kemunduran pembayaran , pengelolaan
modal kerja yang buruk, dan sejumlah alasan lain yang mengakibatkan
posisi ekonomi yang baik tidak dapat di pertahankan .
Kegagalan memperoleh tingkat penjualan yang memuaskan, membuat
perusahaan tidak dapat memperoleh sumber pendanaan yang
mencukupi,kemudian mulai kesulitan dalam pembayaran utang , dan
dengan demikian siklus kesulitan keuangan yang tak berujung mulai terjadi.
Sebuah perusahaan mengajukan petisi kepada pengadilan untuk
menyatakan diri pailit karena berbagai alasan , seperti untuk
melindungi diri dari serangkaian tuntutan hukum. Beberapa
perusahan juga berupaya untuk membatalkan kontrak pekerja
dengan mengajukan diri pailit. Pihak pengadilan saat ini masih
berusaha untuk mendefenisikan batasan kepailitan yang tepat dan
masing-masing kasus harus di selesaikan secara terpisah.
Insolvabilitas diartikan sebagai suatu kondisi di mana sebuah
perusahaan tidak mampu memenuhi pembayaran utang nya pada
saat utang tersebut jatuh tempo.
RANGKAIAN TINDAKAN
Kepailitan merupakan langkah terakhir yang dapat diambil oleh usaha yang
mengalami tekanan keuangan. Namun sebelum langkah ini diambil, manajemen
biasanya berupaya keras untuk bekerja sama dengan kreditor perusahaan untuk
memenuhi klaim kreditor, sekaligus berupaya untuk memastikan kelangsungan
usaha perusahaan.
1. Tindakan Nonyudisial
perjanjian formal antara perusahaan dan kreditor merupakan tindakan yang
mengikat secara hukum, tetapi tidak berada di bawa pengadilan. Tindakan
nonyudisial terbagi atas beberapa bagian,yaitu:
- perjanjian restrukturisasi utang
- manajemen komite kreditor
- pengaliahan aset
2. Tindakan Yudisial
kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang
dilakukan oleh pengadilan niaga dan hakim pengadilan niaga dengan
menggunakan pedoman dalam undang-undang kepailitan
No.37/2004.UU kepailitan ini menyediakan kerangka yang di perlukan
untuk pengajuan kepailitan.
Undang-undang kepailitan memberikan dua alternatif utama
berdsarkan perlindungan pengadilan niaga. Dua alternatif ini sering kali
dikenal penundaan pembayara (suspension of payment). Dimana pihak
debitor memperoleh perlindungan yudisial selama periode rehabilitas,
yaitu waktu yang digunakan untuk menghapuskan operasi yang tidak
menguntungkan.
PENUNDAAN PEMBAYARAN
Penundaan pembayaran memungkinkan untuk perlindungan legal dari
tindakan kreditor selama periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi
perushaan debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke tingkat yang
menguntungkan. Reorganisasi dilakukan oleh pengadilan niaga dan trustee
seringkali diangkat oleh pengadilan untuk mengarahkan proses reorganisasi.
Neraca perusahaan dalam reorganisasi memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
- Kewajiaban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana
reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan
dikompromikan.
- Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang diperbolehkan
oleh pengadilan niaga .
Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan
khusus sebagai berikut:
1. Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan
reorganisasi, seperti biaya jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset,
harus dilaporkan secara terpisah sebagai pos reorganisasi pada periode
terjadinya.
2. Sebagaian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses
reorganisasi merupakan hasil dari debitor yang tidak diwajibkan untuk
melunasi utangnya dan menginvestasikan sumber daya yang tersedia
pada instrument yang menghasilkan bunga.
3. Laba per saham diungkapkan, namun antisipasi perubahan jumlah
lembar saham biasa atau setara saham biasa yang terjadi sebagai akibat
proses reorganisasi harus diungkapkan.
Laporan arus kas sebuah perusahaan dalam reirganisasi memiliki
karakter khusus sebagai berikut:
1. PSAK 2 tentang “Laporan Arus Kas” lebih menyarankan
pengunaan metode langsung untuk menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi, namun jika metode tidak langsung yang
digunakan ,maka perusahaan harus juga mengungkapkan secara
terpisah arus kas dari aktivitas operasi yang berkaitan dengan
proses reorganisasi.
2. Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi harus
dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang berasal dari operasi
rutin.
AKUNTANSI PERMULAAN BARU (FRESH START ACCOUNTING)
Pandangan dasar reorganisasi adalah merupakan permulaan baru (fresh
start) bagi perusahaan. Namun demikian, sulit untuk menentukan apakah
penundaan pembayaran menghasilkan entitas baru di mana akuntansi
permulaan baru yang harus digunakan, atau apakah reorganisasi menghasilkan
kelanjutan entitas yang lama. Pelaporan permulaan baru harus digunakan per
tanggal konfirmasi rencana reorganisasi jika dua kondisi berikiut ini terjadi:
1. Nilai reorganisasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat sebelum tanggal
konfirmasi lebih kecil daripada total seluruh kewajiban dan klaim
pascapetisi.
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum konfirmasi
menerima kurang dari 50% saham dengan hak suara dari entitas yang akan
muncul.
Akuntansi permulaan baru (fresh start accounting) Menghasilkan entitas
pelaporan yang baru. Perusahaan diwajibkan untuk menghitung nilai
reorganisasi aset-aset entitas yang baru muncul. Nilai reorganisasi merupakan
nilai wajar entitas sebelum memepertimbangkan kewajiban dan mendekati
jumlah yangakan di bayar oleh seorang pembeli aset entitas yang berminat.
Perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan untuk akuntansi permulaan
baru, perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi dua kondisi untuk
akuntansi permulaan baru harus menentukan apakah aset mengalami
penuruan nilai. Selain itu mereka harus melaporkan kewajiban sejumlah nilai
sekarang jumlah yang akan dibayarkan, dengan keuntungan atau kerugian dari
penilaian kembali kewajiban dicatat sebagai pos luar biasa atau biasa.
RENCANA REORGANISASI
Rencana reorganisasi umumnya terdiri dari sebuah dokumen terperinci
dengan pembahasan penuh mengenai tindakan-tindakan utama yang di
tempuh selama proses reorganisasi. Selain tindakan-tindakan utama ini ,
manajemen juga terus berproduksi dan menjual produk, menagih piutang,
dan menjalankan operasi harian lainnya. Kebanyakan rencana ini berisi
pembahasan yang terperinci mengenai hal-hal berikut:
1. Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau
likuidasi
2. Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu
3. Revaluasi kewajiban dan aset
4. Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan
penerbitan saham baru kepada kreditor atau pihak lain
Rencana reorganisasi harus disetujui oleh paling sedikit separuh
dari semua kreditor, yang memiliki dua pertiga dari jumlah
nominal total utang debitor yang belum lunas, meskipun pihak
pengadilan masih dapat mengesahkan rencana yang disetujui
oleh kreditor dengan jumlah yang tidak memenuhi ketentuan,
asalkan pihak pengadilan menemukan alasan bahwa rencana
tersebut mewakili kepentingan terbaik seluruh pihak, layak dan
adil bagi kelempok yang tidak menyetujui rencana itu.
 Ilustrasi Reorganisasi
Neraca PT Induk pada tanggal 31 Des 20X6 disajikan dalam figur
17-1. pada tanggal 2 Jan 20X7, manajemen PT Induk mengajukan
petisi pada pengadilan niaga dalam rangka penundaan
pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran
utang dan waktu untuk merehabilitasi perusahaan serta
mengembalikannya pada operasi yang menguntungkan. Berikut
ini adalah garis waktu yang menunjukan tanggal-tanggal yang
relevan untuk contoh ini.:
Garis 1
Figur 17-1
Neraca pada tanggal Insolvabilitas perusahaan

Tabel
Pengadilan niaga menerima petisi tersebut dari PT Induk
menyususn neraca reorganisasinya. Rencana ini diajukan pada
tanggal 1 juli 20X7, dan pernyataan pengungkapan dikirimkan
keapada seluruh kreditor dan pihak-pihak lain yang terpengaruh
pada tanggal 31 Des 20X7, perusahaan menyajikan laporan
keuangan untuk periode fiskal tahun 20X7 yang tercantum di dalam
penundaan pembayaran. Pengadilan niaga menyetujui rencana
reorganisasi pada tanggal 2 Jan 20X8 dan proses reorganisasi
diselesikan pada tanggal 1 Aprl 20X8.
PT Induk mengajukan rencana reorganisasi yang disajikan pada
figur 17-2, beserta laporan keuangan yang telah diaudit dari
pengungkapan lain yang diminta oleh pengadilan niaga.
Sebelum rencana reorganisasi disetujui, PT Induk masih terus
beroperasi dibawah perlindung petisi penundaan yang diberikan.
Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang telah disetujui oleh
pengadilan untuk kewajiban prapetisi. Satu-satunya pembayaran yang
disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah pembayaran
sebesar Rp.2.000.000 atas utang hipotek. Masalah pelaporan yang paling
penting adalah jumlah reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari
jumlah operasi lainnya. PT Induk menyususun laporan keuangan berikut
per tanggal 31 Des 20X7 neraca (figur 17-3), laporan laba rugi (figur 17-4),
dan laporan arus kas ( figur 17-5), perhatikan bahwa keterangan “Berada
Dibawa Penguasaan Debitor” menunjukan bahwa PT Induk masih terus
mengelola asetnya sendiri dan bukan dikelola oleh trustee yang ditunjuk
oleh pengadilan.
Pada tanggal 2 Jan 20X8 pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi,
seperti yang di ajukan PT Induk menjalankan rencana sebagaimana disajikan
pada figur 17-6.
Konsep terpenting untuk menentukan akuntansi yang tepat bagi entitas
dalam proses reorganisasi adalah penentuan nilai reorganisasi. Nilai
reorganisasi merupakan nilai wajar aset yang dimiliki oleh entitas tersebut.
Metode yang umum untuk menentukan nilai reorganisasi adalah
mendiskontokan arus kas masa depan atau dengan perkiraan nilai setelah
analisis lengkap, nilai reorganisasi sebesar Rp195.000.000 ditetapkan untuk
aset PT Induk. Ingat bahwa akuntansi permulaan baru tetap digunakan hanya
jika kedua kondisi berikut ini terjadi: 1. nilai reorganisasi lebih kecil daripada
total kewajiban prapetisi dan klaim lain yang di perbolehkan, 2. pemegang
saham dengan hak suara yang asa sesaat sebelum rencana reorganisasi
disetujui memiliki kurang dari 50% dari saham.
Figur 17-2
Rencana reirganisasi
Kreditor Umum yang Tidak Dijamin
Prioritas terendah diberikan pada klaim oleh kreditor umum yang tidak dijamin. Kreditor-
kreditor ini hanya dibayar setelah kreditor yang dijamin dan kreditor yang tidak dijamin tapi
dengan prioritas telah dibayarkan sebesar ketentuan batasan hukum.
“Prefensi Pembayaran,” yaitu pembayaran yang dibuat oleh debitor kepada kreditor
dengan mengabaikan kreditor lainnya dalam waktu 90 hari sebelum petisi kepailitan
diajukan, umumnya dapat dipulihkan dari kreditor tertentu dan kembali pada kas yang
tersedia bagi seluruh kreditor.

Statement of Affairs
Accounting statement of affairs merupakan laporan akuntansi dasar yang dimulai pada
awal proses likuidasi untuk menyajikan perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari
penjualan aset, urutan klaim kreditor dan perkiraan jumlah kreditor tidak dijamin yang akan
menerima sebagai hasil likuidasi.
Statement of affairs bukanlah laporan yang dibuat secara berkesinambungan, namun
merupakan laporan perencanaan yang penting untuk mengantisipasi likuidasi perusahaan.
Stetement of affairs merupakan alat bantu dalam perencanaan: proses likuidasi yang
sesungguhnya yang akan dicatat pada buku debitor pada saat transaksi terjadi.
Misalkan, alih-alih melakukan reorganisasi, PT Induk memutuskan pada tanggal 31
Desember 20X6 untuk menggunakan UU Kepailitan.
Contoh berikut ini dimulai dengan statement of affairs bagi PT Induk tertanggal 31 Desember
20X6, yang disajikan pada figur 17-8.
1. Laporan ini menunjukkan akun-akun neraca berdasarkan urutan prioritas likuidasi. Akun-
akun lancar versus nonlancar tidak lagi penting bagi bagi PT Induk.
2. Laporan ini menyajikan estimasi nilai wajar dan perkiraan keuntungan atau kerugian dari
penghapusan aset. Semua ini hanyalah estimasi pada saat petisi kepailitan diajukan;
keuntungan atau kerugian yang sesungguhnya akan dicatat pada saat derealisasi.
3. Pada contoh ini, kredeitor yang dijamin penuh diperkirakan akan menerima seluruh kalim
yang berjumlah Rp50.000.000, dengan dana yang diperoleh dari penjualan asat yang
dijaminkan. Utang hipotek diperkirakan akan dibayarkan penuh dengan dana sebesar
Rp55.0000.000, yang diperoleh dari penjualan tanah dan bangunan. Sisanya sebesar
Rp5.000.000 akan digunakan unutuk memenuhi klaim yang tidak dijamin.
FIGUR 17-8
Akuntansi Statement of Affairs

TABEL
4. Kreditor yang dijamin sebagian tidak akan menerima klaim mereka secara penuh dari
penjualan aset jaminan. Efek yang dapat dipasarkan dengan estimasi nilai wajar sebesar
Rp9.000.000 digunakan untuk menjamin wesel bayar yang bernilai Rp10.000.000. Pertama-
tama wesel bayar sebesar Rp9.000.000 akan bibayarkan; sisa sebesar Rp1.000.000 akan
ditambahkan menjadi kewajiban umum yang tidak terjamin.
5. Aset bebas tersedia bagi kreditor yang tidak dijamin. Kreditor tidak dijamin yang pertama
adalah mereka dengan prioritas seperti yang ditentukan oleh UU kepailitan. PT Induk memiliki
beban upah yang masih harus dibayarkan sebesar Rp14.000.000 yang harus dibayarkan
kepada para pekerja, dan tidak ada di antaranya yang memiliki jumlah jatuh tempo yang
melebihi Rp2.000.000. Selain itu, perushaaan memperkirakan akan menanggung beban
sebesar Rp4.000.000 untuk mengurus likuidasi.
6. Seluruh klaim tersisa ditambahkan pada kewajiban umum yang tidak terjamin. Jumlah klaim
yang tidak terjamin adalah Rp110.000.000. Hanya sebesar Rp45.000.000 yang dapat dipenuhi.
Oleh karena itu, estimasi diividen untuk kreditor umum yang tidak terjamin adalah sebesar
Rp0,41 (Rp45.000.000/Rp110.000.000). Estimasi kekurangan bagi kreditor yang tidak dijamin
adalah sebesar Rp65.000.000.
7. Pemegang saham tidak akan menerima apa pun selama proses likuidasi PT Induk. Saham
adalah klaim residu yang akan diselesaikan hanya setelah seluruh klaim kreditor telah
terpenuhi. Pemegang saham umumnya tidak akan menerima apa pun dari likuidasi kepailitan.
Statement of Affairs merupaka instrumen perencanaan yang disusun hanya pada awal
proses kepailitan. Laporan ini memberikan informasi kepada para kreditor dan pengadilan
niaga mengenai perkiraan jumlah dana yang tersedia untuk masing-masing kelompok
kreditor.
PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Sekarang disajikan praktik akuntansi dan pelaporan untuk trustee yang bertindak sebagai
fidusia untuk komite kreditor atau pengadilan niaga. Laporan trustee berbeda dari laporan
keuangan tradisional karena hak legal dan tanggung jawab trustee berbeda dari hak legal
dan tanggung jawab manajemen perusahaan debitor.
Juga ditunjukkan penyajian singkat mengenai provisi kepailitan yang berlaku untuk
perseorangan. Wilayah kapailitan individu senantiasa mengalami perubahan, dan penyajian
ini hanyalah sebagai pedoman umum.
Akuntansi dan Pelaporan Trustee
Pengadilan niaga menunjuk pihak trustee untuk mengelola perusahaan bedasarkan
penundaan pembayaran bila terjadi kesalahan, ketidakjujuran, ketidakkompetenan
manajemen dan secara umum terjadi kesalahan manajemen. Dalam UU kepailitan dan
likuidasi, pihak trustee umumnya memiliki tanggung jawab untuk melikuidasi dengan segera
perusahaan yang pailit dan membayar kreditor sesuai dengan status legal bagian mereka
yang dijamin atau tidak dijamin.
Pihak trustee memeriksa buti-bukti klaim kreditor terhadap perusahaan debitor yang pailit,
yaitu aset bersih debitor. Kadang kala, pihak trustee menerima hak atas , yaitu dalam posisi
sebagai pihak penerima (receivership), sehingga bertanggung jawab atas manajemen nyata
debitor dan harus mengarahkan rencana reorganisasi atau likuidasi.
Catatan akuntansi trustee berisi kewajiban trustee yang tercipta karena mengakui
kepemilikan debitor atas aset yang telah diterima oleh trustee. Akun yang baru ini dikredit
sebesar nilai buku aset yang diterima dan umumnya dinamakan sebagai perusahaan Debitor
Dalam posisi pihak penerima.
Bentuk umum ayat jurnal pembukaan pihak trustee, saat menerima kaset perusahaan
debitor adalah sebagai berikut.

Aset XXX
Perusahaan Debitor _Dalam Posisi Pihak Penerima XXX

Ayat jurnal aktual menjelaskan secara rinci akun aset secara terpisah dan memasukkan nama
perusahaan debitor.
Laporan Realisasi dan Likuidasi

Sebuah laporan bulanan, yang disebut sebagai laporan realisasi dan likuidasi, disusun untuk
pengadilan niaga. Laporan ini menunjukkan hasil tindakan fidusia yang dilakukan oleh trustee
yang dimulai pada saat pihak trustee menerima aset debitor. Laporan ini memiliki tidak tiga
bagian utama: aset, pos-pos tambahan , dan kewajiban. Kewajiban debitor tidak dialihkan
kepada pihak trustee, akan tetapi pihak trustee dapat saja menimbulkan utang baru baru yang
diloprkan dalam laporan realisasi dan likuidasi.

Bagian aset laporan ini dibagi ke dalam empat kelmpok ini :


Aset
Aset yang akan direalisasikan Aset yang direlisasi
Aset yang diperoleh Aset yang tidak direalisasi
Bagian pos-pos tambahan laporan terdiri dari dua pos berikut ini :
Pos-pos Pendukung
Beban tambahan Kredit tambahan

Bagian kewajiban laporan ini dibagi sebagai berikut :


Kewajiban
Kewajiban terlikuidasi Kewajiban akan dilikuidasi
Kewajiban tidak dilikuidasi Kewajiban yang timbul
Ilustrasi Akuntasi dan Pelaopran Trustee

TABEL
Figur 17-2 RENCANA REORGANISASI
PT INDUK
Rencana Reorganisasi
Berdasarkan UU kepailitan tentang penundaan pembayaran
Diajukan pada tanggal 1 juli 20x7
a. Utang usaha sebesar Rp.26.000.000 diperlakukan sebagai berikut; (1) sebanyak Rp6.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak
Rp4.000.000 akan dibayar secara tunai, (3)sebanyak Rp.12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan
(4)utang sebesar Rp4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp10.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut; (1)sebanyak Rp2.000.000 akan dibayar
secara tunai, dan (2)sisanya sebesar Rp.8.000.000 akan ditukar menjadi utang prioritas yang dijamin dengan peralatan.
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut; (1)sebanyak Rp12.000.000 akan
dihapuskan. (2)sebanyak Rp14.000.000 akan dibayar tunai. (3)sebanyak 49.000.000 akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang
dijamin dengan aguna terhadap aset tetap. Dan (4) sebanyak Rp5.000.000 akan ditukar dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan.
d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp.3.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut; (1)sebanyak Rp2.000.000 akan
dihapuskan dan (2)sisanya sebesar Rp1.000.000 akan dibayar tunai.
e. Beban upah yang masih harus dibayar Rp14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut; (1)sebanyak Rp12.000.000 akan dibayar tunai
dan (2)sisanya sebesar Rp2.000.000 dan ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
f. Pemegang saham istimewa akan menerima 80.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang
mereka miliki.
g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yangbaru dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang
mereka miliki sekarang.
FIGUR 17-3 NERACA UNTUK PERUSAHAAN DALAM PROSES REORGANISASI
Dengan hak suara dari entitas yang akan muncul. Untuk menentukan kondisi pertama bagi
PT Induk, perbandingan dibuat pada tanggal saat rencana reorganisasi disetujui.

Kewajiban pascapetisi 73.000.000


Kewajiban yang ditangguhkan karena penundaan 133.000.000
pembayaran 206.000.000
Jumlah kewajiban pascapetisi dan klaim yang (195.000.000)
diperbolehkan 11.000.000
Nilai reorganisasi
Perhatikan bahwa kondisi pertama untuk akuntanis permulaan baru telah terpenuhi. Kondisi
Kelebihan kewajiban
kedua untuk akuntansi dan nilai
permulaan reorganisasi
baru juga terjadi, sebagaimana yang ditunjukan pada
figur 17-6. pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk
memiliki hanya 5% dari saham biasa entitas yang akan muncul. Oleh karena itu, akuntansi
permulaan baru digunakan
FIGUR 17-4 NERACA UNTUK PERUSAHAAN DALAM PROSES REORGANISASI
TERPENUHI, MAKA ENTITAS YANG BARU MUNCUL BUKANLAH ENTITAS PELAPORAN
YANG BARU. SETELAH MEMPELAJARI DENGAN SAKSAMA PERUSAHAAN DENGAN
RESIKO YANG SETARA, POTENSI LABA PERUSAHAAN YANG AKAN TIMBUL, DAN NILAI
SEKARANG ARUS KAS MASA DEPAN, MAKA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN YANG
AKAN TINMBUL DITENTUKAN SEBAGAI BERIKUT:

KEWAJIBAN PASCAPETISI 25.000.000


UTANG HIPOTEK PASCAPETISI 48.000.000
UTANG SENIOR 57.000.000
UTANG SUBORDINASI 12.000.000
SAHAM BIASA (BARU) 20.000.000
TOTAL STRUKTUR MODAL PASCA PETISI 162.000.000
FIGUR 17-5 LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERUSAHAAN DALAM PROSES
REORGANISASI
(1)KEWAJIBAN YANG DIKOMPROMIKAN 133.000.000
KAS 33.000.000
UTANG PRIORITAS 57.000.000
UTANG SUBORDINASI 12.000.000
SAHAM BIASA 11.000.000
KEUNTUNGAN PEMBEBASAN UTANG 20.000.000
MENCATAT PEMBEBASAN UTANG.
AYAT JURNAL YANG KEDUA (2) MENCATAT PERTUKARAN SAHAM DENGAN SAHAM.
PEMEGANG SAHAM ISTIMEWA TERDAHULU MENERIMA 8.000 LEMBAR SAHAM BIASA
YANG DIKELUARKAN. PEMEGANG SAHAM BIASA TERDAHULU MENERIMA 1.000
LEMBAR SAHAM BIASA YANG BARU DIKELUARKAN.

1 JANUARI – 1 APRIL 20X8


(2)SAHAM ISTIMEWA 40.000.000
SAHAM BIASA (LAMA) 10.000.000
SAHAM BIASA (BARU) 9.000.000
TAMBAHAN MODAL DISETOR 41.000.000
MENCATAT PERTIUKARAN SAHAM LAMA DENGAN SAHAM BARU
FIGUR 17-6 ANALISIS PEMULIHAN RENCANA
REORGANISASI
FIGUR 17-7 PENGARUH RENCANA REORGANISASI TERHADAP NERACA
PERUSAHAAN
UNDANG UNDANG KEPAILITAN DAN LIKUIDASI

LIKUIDASI DILAKUKAN OLEH PENGADILAN NIAGA UNTUK KEPENTINGAN


KREDITOR UNTUK PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN. MAKSUD
DILAKUKANNYA LIKUIDASI ADALAH UNTUK MEMAKSIMALKAN JUMLAH
UANG BERSIHNYANG DIPEROLEH DARI PENJUALAN ASET DEBITOR.
UU KEPAILITAN MENENTUKAN TIGA KELOMPOK KREDITOR, DENGAN
KLAIM YANG MENDAPATKAN PRIORITAS SEBAGAI BERIKUT: (1)KREDITOR
YANG DIJAMIN, (2) KREDITOR DENGAN PRIORITAS, DAN (3)KREDITOR
YANG TIDAK DIJAMIN. PRIORITAS KLAIM MENENTUKAN URUTAN DAN
SUMBER PEMBAYARAN KEPADA MASING MASING KREDITOR.
KREDITOR YANG DIJAMIN
MEMILIKI KETERKAITAN ATAU KEPENTINGAN PENGAMANAN, TERHADAP ASET
KHUSUS YANG SERING KALI DISEBUT SEBAGAI “JAMINAN ATAU AGUNAN”
(COLLATERAL). SEORANG KREDITOR YANG MEMILIKI KEPENTINGAN HUKUM
TERHADAP SUATU ASET KHUSUS MEMILIKI PRIORITAS PALING TINGGI TERHADAP
ASET TERSEBUT.

KREDITOR DENGAN PRIORITAS


MERUPAKAN KREDIT YANG TERJAMIN, YAITU MEREKA YANG TIDAK MEMILIKI
KLAIM JAMINAN TERHADAP ASET TERTENTU, YANG MEMILIKIPRIORITAS LEBIH
TINGGI DARIPADA KREDITOR YANG TIDAK DIJAMIN LAINNYA.

KREDITOR UMUM YANG TIDAK DIJAMIN


PRIORITAS TERENDAH DIBERIKAN KEPADA KLAIM OLEH KREDITOR UMUM YANG
TIDAK DIJAMIN. KREDITOR KREDITOR INI HANYA DIBAYAR SETELAH KREDITOR
YANG DIJAMIN DAN KREDITOR YANG TIDAK DIJAMIN TAPI DENGAN PRIORITAS
TELAH DIBAYARKAN SEBESAR KETENTUAN BATASAN HUKUM.
STATEMENT OF AFFAIRS

ACCOUNTING STATEMENT OF AFFAIRS MERUPAKAN LAPORAN


AKUNTANSI DASAR YANG DIMULAI PADA AWAL PROSES LIKUIDASI
UNTUK MENYAJIKAN PERKIRAAN JUMLAH YANG DAPAT DIREALISASI
DARI PENJUALAN ASET, URUTAN KLAIM KREDITOR DAN PERKIRAAN
JUMLAH KREDITOR TIDAK DIJAMIN YANG AKAN MENERIMA SEBAGAI
HASIL LIKUIDASI. LAPORAN YANG BERBEDA, JUGA DISEBUT SEBAGAI
“STATEMENT OF AFFAIRS” MERUPAKAN KUMPULAN PERTANYAAN
YANG HARUS DIJAWAB OLEH PIHAK DEBITOR SEBAGAI BAGIAN DARI
PETISI KEPAILITAN.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pekerjaan Lapangan 2
    Pekerjaan Lapangan 2
    Dokumen31 halaman
    Pekerjaan Lapangan 2
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Kta PNGTR
    Kta PNGTR
    Dokumen2 halaman
    Kta PNGTR
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Pekerjaan Lapangan 2
    Pekerjaan Lapangan 2
    Dokumen31 halaman
    Pekerjaan Lapangan 2
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Audit Internal Kel 1
    Audit Internal Kel 1
    Dokumen19 halaman
    Audit Internal Kel 1
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen18 halaman
    Presentation 1
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • BPR Dan Bank Syariah
    BPR Dan Bank Syariah
    Dokumen17 halaman
    BPR Dan Bank Syariah
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Auditing
    Auditing
    Dokumen23 halaman
    Auditing
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Multi
    Multi
    Dokumen15 halaman
    Multi
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Kewir
    Kewir
    Dokumen10 halaman
    Kewir
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Akt Keu
    Akt Keu
    Dokumen15 halaman
    Akt Keu
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Etk Prfsi
    Etk Prfsi
    Dokumen22 halaman
    Etk Prfsi
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat
  • Peluang Usaha
    Peluang Usaha
    Dokumen10 halaman
    Peluang Usaha
    Teltin Latupeirissa
    Belum ada peringkat