Anda di halaman 1dari 18

SAMPLING PARTIKULAT

ISOKINETIC DENGAN
MINI STACK M9096

Dibuat : ALPIN S
Tanggerang, 28 Juni 2012

alpin soritua 1
I. PENDAHULUAN
Pengambilan contoh uji total partikel tahap
terakhir
pemantauan kualitas debu/partikel dari gas buang
cerobong :
- Penentuan titik-titik sampling
- Kandungan uap air
- Penentuan kecepatan laju alir
- Penentuan berat molekul gas buang
- Pengambilan sampel partikulat dengan isokinetic

alpin soritua 2
Prinsip dasar isokinetik adalah Kecepatan gas yang
masuk ke dalam nozel alat sampling (νn) =
kecepatan gas buang yang melewati cerobong (vs).

Vn = Vs
Jika :
1. Vn = Vs (Berarti partikel semua ukuran melewati
aliran yang ada dalam cerobong dan contoh uji yang
diambil mewakili gas-gas yang ada dalam
cerobong)
2. Vn > Vs konsentrasi debu yang diukur tidak
mewakili.
Cenderung lebih rendah dari cerobong
3. Vn < Vs sebagian kecil saja gas yang masuk,
sebagian
besar tidak masuk ke dalam nozel alat sampling.
alpin soritua 3
1. PENENTUAN LOKASI dan TITIK LINTAS
Penentuan “test site” harus
berada diantara daerah
Stack wall
Down Stream :
minimal 8 x Diameter stack
Stack
Measuring ( Ds ) Up-Stream :
hole/Flange
2 x Diameter stack ( Ds )

Pagar
Flue Plateform
gas

Scaffold

alpin soritua 4
Tabel 1. Titik pengukuran pada stack berbentuk lingkaran

Jumlah Jarak Dari Pusat Stack ke Titik Pengukuran ( m )


Diameter Stack Titik-
Bagian Dalam Titik
2 R (m) Pengukur
an r1 r2 r3 r4 r5

Kecil 1 atau 1 4 0,707 R - - - -


Besar 1 sampai 2 8 0,500 R 0,866 R - - -
Besar 2 sampai 4 12 0,408 R 0,707 R 0,913 R - -
Besar 4 s/d 4,5 16 0,354 R 0,612 R 0,791 R 0,935 R -
Besar dari 4,5 20 0,316 R 0,548 R 0,707 R 0,837 R 0,949 R

alpin soritua 5
Tabel 2. Lokasi titik-titik sampling pada stack berbentuk lingkaran
Jarak Titik Sampling Ke Dinding Stack ( % )
Jumlah Titik Sampling Pada Suatu Diameter
Nomor
Titik-Titik
Sampling 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

1 14,6 6,7 4,4 3,2 2,6 2,1 1,8 1,6 1,4 1,3
2 85,4 25,0 4,6 10,5 8,2 6,7 5,7 4,9 4,4 3,9
3 75,0 29,6 19,4 14,6 11,8 9,9 8,5 7,5 6,7
4 93,3 70,4 32,3 22,6 17,7 14,6 12,5 10,9 9,7
5 85,4 67,7 34,2 25,0 20,1 16,9 14,6 12,9
6 95,6 80,6 65,8 35,6 26,9 22,0 18,8 16,5
7 89,5 77,4 64,4 36,6 28,3 23,6 20,4
8 96,8 85,4 75,0 63,4 37,5 29,6 25,0
9 91,8 82,3 73,1 62,5 38,6 30,6
10 97,4 88,2 79,9 71,7 61,8 38,9
11 93,3 85,3 78,0 70,4 61,2
12 97,9 90,1 83,1 76,4 69,4
13 94,3 87,5 81,2 75,0
14 98,2 91,5 85,4 79,6
15 95,1 89,1 83,5
16 98,4 92,5 87,1
17 95,6 90,3
18 98,6 93,3
19 96,1
20 98,7

alpin soritua 6
alpin soritua 7
Penentuan Diameter Ekivalen
• Cerobong berpenampang empat persegi pajang
dengan penyempitan atau pelebaran luas
penampang/diameter.
Dimana :
De = diameter ekivalen (m)
2xLxw 2xDxd
De = = 2 = tetapan matematis untuk
penentua diameter ekivalen
(L + W) (D + d)
L = panjang penampang cerobong (m)
W = lebar penampang cerobong (m)
D = diameter dalam dari cerobong
bagian bawah (m)
d = diameter dalam dari cerobong
bagian atas (m)

Menurut Japan Industrial Standard Untuk Cerobong Persegi Empat :

No. Luas Penampang Stack Segi Empat A Panjang Suatu Sisi Stack
(m2) l (m)
1 Kurang dari 1 sampai 1 l < 0,5
2 Lebih dari 1 sampai 4 l < 0,667
3 Lebih dari 4 sampai 20 l < 1

alpin soritua 8
2. KANDUNGAN UAP AIR

Uap air dari cerobong/stack/duct

SNI 2005 mengacu kepada SNI 2009 mengacu kepada


JIS USEPA

Menggunakan kristal CaCl2 Menggunakan botol berisikan


sebagai zat penjerap uap aquades dan berisikan silika
air gel

Kecepatan alir pompa Kecepatan alir pompa


sampling uap air berkisar 1 – sampling uap air < 21 L/menit
2 L/menit dgn total volume dengan total volume
sampling 10 L sampling 0,6 m3

Menggunakan neraca Menggunakan neraca semi


analitis dengan ketelitian analitis dengan ketelitian 0,5
0,1 mg gram

alpin soritua 9
Perhitungan Berdasarkan Metode JIS Dengan CaCl2 :
24,47 ma/18
Xw = x 100
Vm x 298/(273 + tm) x (Paa + Pm – Pv)/760 + 24,47 ma/18
 
dimana :
Xw = persentase volume uap air dari flue gas (%)
ma = berat air yang diserap oleh kristal CaCl2
Vm = volume dari Flowmeter (liter)
tm = temperatur dari gas yang lewat Flowmeter
Pa = tekanan atmosfir dari barometer (mmHg)
Pm = tekanan manometer raksa pipa U terbuka (mmHg)
Pv = tekanan uap air jenuh pada suhu tm (mmHg)

alpin soritua 10
Perhitungan USEPA :

Vwe(std) + Vwsg(std)
Bw =
Vwe(std) + Vwsg(std) + Vm
 
dimana :
Bws = kadar uap air (volume) dalam aliran gas
Vwe(std) = volume uap air yang terkondensasi , dikoreksi ke kondisi standar
Vwsg (std) = volume uap air yang terkumpul di silika gel, dikoreksi ke kondisi
standar
Vm = volume gas kering yang terukur pada meteran gas, (dcm)

alpin soritua 11
3. MENENTUKAN KECEPATAN ALIR UDARA EMISI
yaitu dengan mengukur kecepatan aliran gas emisi
(m/detik) menggunakan “ L atau S (Stauscheibe) Pitot
Tube dan Manometer Inklinasi” berdasarkan
pengukuran perbedaan tekanan total (lubang pitot
tubenya berlawan arah dengan aliran gas emisi)

Alat pengukur
kecepatan aliran
pada mini stack
alpin soritua 12
Untuk menghitung kecepatan gas buang (velocity dalam m/detik)
pada titik-titik lintas (travers) dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut pada alat mini stack :

Vs = Kp x Cp x Pstack x 0.8717 x (TS +273)


(MS x PS)

Where:
Cp = velocity pressure coefficient (dimensionless). We will use
0.84 for our work.
Kp = pitot tube velocity constant (34.97 m/s).
MS = molecular weight of stack gas. We will use 29 g/g mole.
PS = absolute stack gas pressure (mm. Hg). We will use 760 mm.
TS = stack temperature (°C).
Vs = stack gas velocity (m/s).
Pstack = square root of the stack gas velocity pressure measured in the stack (mm.
H2O)
0.8717 = conversion factor from mm. H2O to mm. Hg.
273 = °C to K conversion constant

alpin soritua 13
4. Penentuan berat molekul gas buang
- Menentukan coposisi gas terlebih dahulu :

Pembakaran batubara,
minyak dan gas (30) dan
Udara (29)

Md = 0.44 (%CO2)+0.32 (%O2)+0.28 (%N2+


%CO) (Berat molekul gas buang basis kering)

Ms= Md (1-BWS)+ 18 BWS


(Berat molekul gas buang basis basah)
dimana :
Md = berat molekul kering gas buang, g/gmol Ms = berat molekul basah gas buang, g/gmol
% CO2 = konsentrasi gas CO2 (%) berbasis kering BWS = Fraksi uap air dalam gas buang, v/v
% O2 = konsentrasi gas O2 (%) berbasis kering
% CO = konsentrasi gas CO (%) berbasis kering
% N2 = konsentrasi gas N2 (%) berbasih kering
5. Pengambilan sampel partikulat dengan isokinetic

Praktek penggunaan

M9096 Specification

Power 110v or 240v 50hz (to be specified)


Nozzles 3, 4, 5 & 6 mm
Filter 47 mm diameter
Umbilical 10m clear pvc tubing
Max flowrate 15 lit/min free air
Flowmeter 2-12 lit/min
 Volume of gas metered, standard conditions (m3)

(0.3592)(Vm)(Pb)(Yd)
Vmstd =
(273 + Tm)

Where:
Pb = barometric pressure (mm. Hg). We will use 760 for all of our test work.
Tm = average dry gas meter temperature (°C). We will use ambient temperature
Vm = volume of gas sample through the dry gas meter at meter conditions (cubic meters).
Yd = gas meter correction factor (dimensionless). We will use (1) for our test work.
0.3592 = conversion factor Tstd/Pstd. Units are (K/mm Hg).
273 = °C to K conversion constant

 Particulate concentration (mg/m3):

Mn
Cmg/m3 =
Vmstd

Where:
Cmg/m3 = measured concentration in the gas stream (mg/m3).
Mn = total amount of particulate matter collected (mg).
 Correction for oxygen

This can be achieved using the following correction factor;


21- O2 ref
21- O2 meas
where
O2 ref is the percentage volume of O2 at reference conditions
O2 meas is the actual measured value of O2 in the stack

 % Isokinetic
Vn
%I = x 100
Vs

Goal: 100% Isokinetic ± 5%

Vn nozzle velocity, Vs stack velocity

Nomor Fomulir Lapangan : DP/5.7.6.2/Rev 3 ; 28 Juni 2012


Litelatur :

- Manual mini stack sampler M9096 Thermo (Manual book)


-Manual mini stack train M9096 Thermo (Manual book)
-Buku pelatihan teknik sampling udara emisi LIPI ( RC chem
Learning Cantre )
- Standar Nasional Indonesia (Emisi gas buang-Sumber tidak
bergerak)

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai