GRAVIMETRI
I. Tujuan
50 mL sampel Ditambah 30 mL
Dipanaskan
ditambah dengan air Asam Tartrar 1%
hingga 200 mL
Dipanaskan selama
Ditambah Ammonia
30-60 menit
Ditimbang
Dikeringan sebagai
Ni(C4H7O2N2)2
4.2 Penentuan Mg2+ Dalam Air dan Air Limbah
Diaduk selama 10
menit
Disaring
endapan dan
dipanaskan
hingga
endapan
kering
Ditimbang endapan
4.2 Penentuan Klorida Terlarut Secara Gravimetri
5. Dipanaskan sampai suhu 70°C, ditambah Terdapat bau ammonia yang seperti
20 mL larutan dimetil glioksim 1% dan tape basi
ditambahkan ammonium 6 M
6. Ditambah lagi ammonia 5% Saat ditetesi larutan ammonia menjadi
merah, namun setelah diaduk larut
7. Diukur dengan indikator universal Menjadi basa
Pada percobaan ini persamaan reaksi antara Ni dengan HCL adalah
sebagai berikut :
Ni (aq) + 2 HCl (aq) Ni2+ (aq) + 2 Cl- (aq) + H2 (g)
Ni(H2O)32+ (aq) + 2 DMGH (aq) + OH- (aq) Ni(DMG)2 (aq) + H2O (l)
Setelah larutan menjadi basa, larutan dipanaskan untuk
memperlihatkan endapan Ni(DMG)2 yang terbentuk. Pada
percobaan ini gagal, sehingga dilakukan studi literatur.
Menurut literatur, endapan yang terbentuk berwarna merah
keunguan. Lalu endapan didinginkan, kemudian di lakukan
pencucian dengan menggunakan aquades untuk menguji
bahwa ion Cl- sudah tidak ada lagi. Selanjutnya endapan
dikeringkan untuk menguapkan sisa air atau senyawa
didalamnya sehingga endapan yang didapatkan murni.
5.2 Penentuan Mg2+ dalam air dan air limbah
1. Air
-Ditambahkan indikator metil merah, diasamkan Tidak terbentuk
dengan HCl endapan, percobaan
-Ditambahkan 10 mL (NH4)2HPO4 , diaduk terjadi kesalahan
-Ditambahkan NH3 pekat
2. Air Limbah
-Ditambahkan indikator metil merah
-Diasamkan dengan HCl Berubah warna
-Ditambahkan 10 mL (NH4)2HPO4 , diaduk menjadi kuning
-Ditambahkan NH3 pekat
-Diaduk selama 10 menit - Terbentuk endapan
Pada uji yang kedua digunakan sampel air dan sampel air limbah
namun pada percobaan ini juga gagal. Sehingga digunakan study dari
literature, dimana air sampel dimasukkan kedalam gelas beker yang
kemudian ditetesi dengan indicator metil merah sebagai indicator
dengan trayek 4,4-6,2.
Senyawa AgCl memiliki kelarutan yang kecil didalam air sehingga mudah
mengendap dalam air. Sampel yang diambil sebanyak 0,4 gr yang ditimbang
diatas kertas saring. Dimasukkan kedalam gelas beker yang dilabeli sebagai #1
kemudian ditambahkan air dan HNO3. Fungsi pelarutan dengan aquades ini
agar mempermudah proses reaksi karena jika NaCl masih berbentuk padatan
maka akan menyulitkan untuk memperoleh klorida yang diinginkan. Pelarutan
ini dilakukan hingga menjadi larutan NaCl yang homogen
Sementara itu, penambahan AgNO3 akan menjadikan
terbentuknya endapan berwarna putih dari AgCl (larutan lewat
jenuh). Hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan HNO3
dan AgNO3 yang berasal dari ion yang sama yaitu NO3-. Sehingga,
dapat memberika efek padatan klorida yang ada didalam larutan
akuades yaitu akan mengurangi kelarutan dari endapan klorida
yakni AgCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Menentukan Ni dalam sampel dengan mengendapkan ion nikel pada
ferronikel dengan dimetilglioksim sebagai reagen pengendap
2. Menetapkan Mg2+ dalam air dan air limbah, reagen yang digunakan
adalah (NH4)2HPO4 pada percobaan gagal mengendap karena terjadi
kesalahan
3. Menetapkan kadar Cl terlarut dengan reagen pengendapnya yaitu
AgCl2
6.2 Saran
Pada percobaan banyak tidak terbentuk endapan karena penambahan
ammonia yang berlebih dan penambahan reagen dimetilgilioksim
berlebih yang menyebabkan DMG kembali mengendap dalam air dan
menyebabkan kesalahan dalam penimbangan dan berat endapan yang
dihasilkan akan lebih besar dari yang seharusnya
B. PerhitunganPerhitungan
1.Kadar Cl secara gravimetri
Sampel #1
Massa Cl 35,5 gr / mol 0,25
142 gr / mol
Kadar Cl 0,11805 gr
100% 0,0787%m / v
150mL
Sampel #2
0,25 0,4162 0,10405gr
Massa Cl 35,5 gr / mol
0,25
142 gr / mol
0,25 0,4208gr 0,1052gr
Kadar Cl 0,1052 gr 100% 0,0713%m / v
150mL
Sampel #3
Massa Cl 35,5 gr / mol
0,25
142 gr / mol