EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
EPIDEMIOLOGI LEUKEMIA SECARA GLOBAL PREVALENSI 13.7 PER 100.000
POPULASI DENGAN TINGKAT MORTALITAS 6.8 PER 100.000 POPULASI PER
TAHUN.
DI INDONESIA, RISET KESEHATAN DASAR TAHUN 2013 MENUNJUKKAN
BAHWA LEUKEMIA MERUPAKAN SALAH SATU KANKER YANG PALING BANYAK
DITEMUI PADA ANAK-ANAK.
PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
1.LEUKIMIA AKUT :
BERKEMBANG LEBIH CEPAT, TERAKUMULASI DGN CEPAT DI DARAH DAN SUMSUM TULANG
-> KELELAHAN, MUDAH MEMAR, RENTAN TERHADAP INFEKSI
MEMBUTUHKAN PERAWATAN YANG CEPAT DAN AGRESIF
2. LEUKIMIA KRONIS
BERKEMBANG PERLAHAN SEIRING BERJALAN WAKTU
TIDAK MENIIMBULKAN GEJALA SPESIFIK PADA TAHAP AWAL
PADA TAHAP KEMUNCULAN GEJALA : SAMA DENGAN LEUKEMIA AKUT
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
AML DITANDAI DENGAN PROLIFERASI KLONAL DARI PREKURSOR MYELOID DENGAN
BERKURANGNYA KEMAMPUAN UNTUK BERDIFERENSIASI MENJADI ELEMEN SELULER YANG LEBIH
MATANG. AKIBATNYA, TERJADI AKUMULASI DARI SEL BLAST DALAM SUMSUM TULANG, DARAH
PERIFER, DAN KADANG-KADANG DALAM JARINGAN LAIN, DENGAN PENURUNAN PRODUKSI
NORMAL SEL DARAH MERAH, TROMBOSIT, DAN GRANULOSIT MATANG.
PENINGKATAN PRODUKSI SEL-SEL GANAS, BERSAMA DENGAN PENGURANGAN UNSUR-UNSUR
YANG MATANG, MENGHASILKAN BERBAGAI KONSEKUENSI SISTEMIK TERMASUK ANEMIA,
PERDARAHAN, DAN PENINGKATAN RISIKO INFEKSI. HAL INI DISEBUT BONE MARROW FAILURE
SYNDROME (ANEMIA, LEUKOPENIA, TROMBOSITOPENIA)
MYELOID LEUKIMIA AKUT
PATOFISIOLOGI
PASIEN DENGAN AML DAPAT MENGALAMI BERBAGAI GANGGUAN METABOLISME
DAN ELEKTROLIT YANG TERJADI KARENA TINGGINYA DARI SEL-SEL LEUKEMIA
DALAM DARAH. SALAH SATU CONTOHNYA ADALAH SINDROM LISIS TUMOR YANG
MERUPAKAN DARURAT ONKOLOGI YANG HARUS DICURIGAI PADA PASIEN DENGAN
HIPERFOSFATEMIA, HIPOKALSEMIA, HYPERURICEMIA, DAN / ATAU HIPERKALEMIA.
GANGGUAN METABOLIK LAIN YANG TERLIHAT PADA PASIEN DENGAN AML
TERMASUK HIPOKALEMIA DAN ASIDOSIS LAKTAT.
HIPOKSEMIA DALAM GAS DARAH ARTERI DAPAT DILIHAT DARI KADAR TEKANAN
OKSIGEN ARTERI. HAPUSAN DARAH PERIFER PADA PRESENTASI BIASANYA
MENGGAMBARKAN ANEMIA NORMOKROMIK NORMOSITIK DENGAN DERAJAT
KEPARAHAN YANG BERVARIASI.
MYELOID LEUKIMIA AKUT
DIAGNOSIS
ASPIRASI SUMSUM TULANG DAN BIOPSI (BIASANYA UNILATERAL) ADALAH
KUNCI DIAGNOSIS UNTUK AML. PADA ASPIRASI SUMSUM TULANG
DIDAPATKAN SUMSUM TULANG DENGAN GAMBARAN HIPERSELULER DENGAN
DOMINASI SEL MUDA. SEL MIELOBLAST SUMSUM TULANG YANG MELEBIHI 20%
PADA SUMSUM TULANG MENEGAKKAN DIAGNOSIS AML.
PEMERIKSAAN FISIK, MORFOLOGI
PENYAKIT LEUKEMIA DAPAT DIPASTIKAN DENGAN BEBERAPA PEMERIKSAAN,
DIANTARANYA ADALAH ; BIOPSY, PEMERIKSAAN DARAH {COMPLETE BLOOD
COUNT (CBC)}, CT OR CAT SCAN, MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI), X-RAY,
ULTRASOUND, SPINAL TAP/LUMBAR PUNCTURE.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
Penyakit ini dijumpai pada sekitar 15% dari semua leukemia dan 7-
20% dari leukemia pada dewasa.
Leukemia mieloid kronik ditandai dengan terdeteksinya kromosom
Philadelphia (Ph)
Chronic myeloid leukemia adalah salah satu tipe penyakit
myeloproliferasi yang dihubungkan dengan adanya translokasi
kromosom yang disebut dengan philadelphia chromosome.
Kromosom Philadelphia merupakan hasil translokasi kromosom 9 dan
22 yang mengakibatkan fusi gen BCR-ABL, menghasilkan protein fusi
BCRABL yang berperan dalam terjadinya leukemia mieloid kronik.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
MANIFESTASI KLINIK
Sebanyak 50% pasien tidak menunjukkan gejala dan sering didiagnosis
secara tidak sengaja saat pemeriksaan darah rutin.
Gejala umumnya tidak spesifik dan sering akibat anemia atau
splenomegali (46-76%), seperti fatigue, nyeri, atau massa perut kiri atas.
Gejala lain berupa demam, anoreksia, penurunan berat badan,
berkeringat malam hari.
Manifestasi yang jarang yaitu perdarahan, trombosis, artritis gout,
priapismus.
Hiperleukositosis dan hiperviskositas juga dapat dijumpai.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
MANIFESTASI KLINIK
Sebanyak 50% pasien tidak menunjukkan gejala dan sering didiagnosis
secara tidak sengaja saat pemeriksaan darah rutin.
Gejala umumnya tidak spesifik dan sering akibat anemia atau
splenomegali (46-76%), seperti fatigue, nyeri, atau massa perut kiri atas.
Gejala lain berupa demam, anoreksia, penurunan berat badan,
berkeringat malam hari.
Manifestasi yang jarang yaitu perdarahan, trombosis, artritis gout,
priapismus.
Hiperleukositosis dan hiperviskositas juga dapat dijumpai.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
PATOGENESIS
Chronic myeloid leukemia adalah malignansi pertama yang
dihubungkan dengan translokasi kromosom yang diketahui sebagai
Philadelphia (translokasi kromosom 9 dan 22).
Pada CML juga ditandai oleh hiperplasia mieloid dengan kenaikan
jumlah sel mieloid yang berdiferensiasi dalam darah dan sum-sum
tulang.
Pada translokasi ini, hasilnya, bagian dari gen BCR (breakpoint
cluster region) dari kromosom 22 bergabung dengan gen ABL pada
kromosom -> Penyatuan protein tyrosine kinase yang meregulasi
proliferasi sel dan apoptosis. Hal ini karena pada bcr-abl produk
penyatuan gen adalah juga tyrosine kinase.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
PATOGENESIS
Bcr-abl mengaktivasi kaskade dari protein yang mengontrol siklus
sel, mempercepat pembelahan sel -> menghambat perbaikan
DNA, menyebabkan instabilitas gen dan menyebabkan sel dapat
berkembang lebih jauh menjadi gen yang abnormal.
Tindakan dari protein bcr-abl adalah penyebab patofisiologi dari
chronic myeloid leukemia. Dengan pemahaman tentang protein
bcr-abl dan tindakannya sebagai tyrosine kinase, targeted
therapy dikembangkan yang secara spesifik menghambat aktifitas
dari protein bcr-abl. Inhibitor dari tyrosine kinase dapat
menyembuhkan CML, karena bcr-abl tersebut adalah penyebab
dari CML.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
2. FASE AKSELERASI
Pada fase akselerasi hitung leukosit menjadi sulit dikendalikan dan
abnormalitas sitogenik tambahan mungkin timbul.
Kriteria diagnosa dimana fase kronik berubah menjadi tahapan
fase akselerasi bervariasi.
Kriteria yang banyak digunakan adalah kriteria yang digunakan di
MD Anderson Cancer Center dan kriteria dari WHO.
MYELOID LEUKIMIA KRONIK
• Kanker sel limfoid yang belum dewasa. Suatu proliferasi ganas limfoblast
• suatu keganasan pada sel-sel prekursor limfoid, yakni sel darah yang
nantinya akan berdiferensiasi menjadi limfosit T dan limfosit B
• Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia yang paling
umum diderita oleh anak-anak. Presentasinya mirip dengan AML.
LIMFOID LEUKIMIA AKUT
ETIOLOGI
• Penyebab LLA dewasa sebagian besar tidak diketahui
• Pada anak-anak: faktor keturunan dan sindroma predisposisi
genetik
LIMFOID LEUKIMIA AKUT
FAKTOR RESIKO
• Radiasi dosis tinggi : Radiasi dengan dosis sangat tinggi, seperti waktu bom atom
di Jepang pada masa perang dunia ke-2 menyebabkan peningkataninsiden penyakit
ini. Pajanan terhadap zat kimia tertentu : benzene, formaldehida
• Kemoterapi : Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi tertentu dapat
menderita leukemia di kemudian hari.
• Sindrom Down : Sindrom Down dan berbagai kelainan genetik lainnya
yang disebabkan oleh kelainan kromosom dapat meningkatkan risiko kanker.
• Human T-Cell Leukemia Virus-1(HTLV-1). Virus tersebut menyebabkan leukemia T-
cell yang jarang ditemukan. Jenis virus lainnya yang dapat menimbulkan leukemia
adalah retrovirus dan virus leukemia feline.
• Sindroma mielodisplastik : sindroma mielodisplastik adalah suatu kelainan
pembentukkan sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel(hiposelularitas)
pada sumsum tulang. Penyakit ini sering didefinisikan sebagai pre-leukemia.
Orang dengan kelainan ini berisiko tinggi untuk berkembang menjadi leukemia.
• Merokok : ↑ risiko LLA pada usia > 60 tahun
LIMFOID LEUKIMIA AKUT
MANIFESTASI KLINIK
• Anemia: mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada
• Anoreksia
• Nyeri tulang dan sendi (infiltrasi sumsum tulang)
• Demam, banyak berkeringat (gejala hipermetabolisme)
• Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah, selulitis, atau sepsis
• Perdarahan kulit (petechiae, atraumatic ecchymosis), perdarahan gusi, hematuria, perdarahan
saluran cerna, perdarahan otak
• Organomegali (hepatomegali, splenomegali, limfadenopati)
• Massa di mediastinum (sering pada LLA sel T)
• Leukemia sistem saraf pusat: nyeri kepala, muntah (gejala ↑ tekanan intrakranial), perubahan
status mental, kelumpuhan saraf
• otak terutama saraf VI danVII, kelainan neurologik fokal
• Keterlibatan organ lain: testis, retina, kulit, pleura, perikardium, tonsil.
LIMFOID LEUKIMIA AKUT
Patogenesis
Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal berkembang
menjadi limfosit, berubah menjadi ganas.
Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan
menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal.
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan
berpindah ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal dan
organ reproduksi;dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan
membelah diri.
Sel kanker bisa mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis
dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan
organ lainnya.
LIMFOID LEUKIMIA AKUT
Gambaran laboratorium
• Hitung darah lengkap:
Leukosit n/↑/↓, hiperleukositosis (>100.000/mm3) terjadi pada kira -kira 15% kasus
Anemia normokromik-normositer (berat dan timbul cepat) dan trombositopenia (1/3
pasien mempunyai hitung leukosit < 25.000/mm3)
Apusan darah tepi: khas menunjukkan adanya sel muda (mieloblast, promielosit,
limfoblast, monoblast, eritroblast, atau megakariosit) yang melebihi 5%dari sel berinti
pada darah tepi. Sering dijumpai pseudo Pelger-Huet Anomaly, yaitu netrofil dengan lobus
sedikit (dua atau satu) yang disertai dengan hipoatau agranular.
• Aspirasi dan biopsi tulang
Hiperseluler dengan limfoblas yang sangat banyak
Lebih dari 90% sel berinti pada LLA dewasa
Tampak monoton oleh sel blast
• Imunofenotip (dengan sitometri arus/flow cytometry)
• Sitogenetik
LIMFOID LEUKIMIA KRONIK
ETIOLOGI
Penyebab LLK belum diketahui. Kemungkinan yang berperan
adalah abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus (RNA
tumour virus).
LIMFOID LEUKIMIA KRONIK
MANIFESTASI KLINIK
STADIUM AWAL
• pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala selain
pembesaran kelenjargetah bening
• Pada stadium awal, leukemia sel T biasanya menyusup ke dalam kulit dan
menyebabkan ruam kulit yang tidak biasa. Lama-lama penderita akan tampak pucat
dan mudah memar
STADIUM LANJUT
• Infeksi bakteri& ,irus dan jamur biasanya baru akan terjadi pada stadium lanjut
peradangan sendi (artritis rematoid)
• peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis)
• Lelah, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, sesak nafas pada saat
melakukan aktifitas, perut terasa penuh karena pembesaran limpa
LIMFOID LEUKIMIA KRONIK
PATOGENESIS
oPada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di
kelenjargetah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai
membesar.
oMasuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal,
sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di
dalam darah.
oKadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.
oSistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari
luar,sering kali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
oHal ini bisa menyebabkan:- penghancuran sel darah merah dan trombosit-
peradangan pembuluh darah- peradangan sendi (artritis rematoid)- peradangan
kelenjar tiroid (tiroiditis)
LIMFOID LEUKIMIA KRONIK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kadang-kadang penyakit ini diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan hitung jenis darah untuk alasan lain.
Jumlah limfosit meningkat sampai lebih dari 5000sel/mikroL
Biasanya dilakukan biopsi sumsum tulang, hasilnya akan
menunjukkan sejumlah besar limfosit di dalam sumsum tulang
Hasil Pemeriksaan darah juga bisa menunjukkan adanya anemia,
berkurangnya jumlah trombosit, berkurangnya kadar antibodi
ASUHAN KEPERAWATAN
LEUKIMIA
1. Riwayat penyakit
2. Kaji adanya tanda-tanda anemia : pucat,
lemah, dada sesak, nafas cepat
PENGKAJIAN
3. Kaji adanya leukopenia, demam dan/
infeksi
4. Kaji adanya trombositopenia
5. Kaji adanya pembesaran organ
6. Kaji adanya hematuria, gagal ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
LEUKIMIA