Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN LAHAN DAN

BUDIDAYA SAYURAN DALAM


SISTEM PERTANIAN ORGANIK

NAMA NAMA KELOMPOK II :

KHAIRUL AZMI 174110331


REYO HIDAYAT 154110035
RIDHO MAULANA 174110225
RISKA CHAIRANI 174110485
MAIDANDI SAPUTRA 174110114
WAHYU SAPUTRA R.Z 174110153
Persiapan Lahan
Persiapan Lahan Syarat utama yang diperlulon untuk membudidayakan
sayuran organik adalah kondisi linglcungan seperti suhu,
kelembapan dan intensitas cahaya yang baik, udara dan air yang
tidak tercemar bahan kimia, tanah yang subur, remah, drainase
tanah baik, serta pengairan lokal yang mencukupi.
Lahan pertanian yang digunakan untuk budidaya sayuran organik
dapat diperoleh dengan dua cara yaitu :
1. Membuka lahan baru atau lahan yang sebelumnya digunakan tidak
menggunakan pupuk dan pestisida kimia, atau bisa juga lahan
yang sudah diberakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Mengkonversi lahan pertanian yang sebelumnya menggunakan
input pupuk kimia menjadi lahan pertanian organik.
Lanjutan...
Ketentuan lama waktu konversi ditetapkan dalam SNI :
6729-2013 adalah sebagai berikut :
1) 2 tahun sebelum tebar benih untuk tanaman sayur.
2) 3 tahun sebelum panen pertama untuk tanaman tahunan
3) Masa konversi dapat diperpanjang dan diperpendek, namun
tidak boleh kurang dari 12 bulan.
Pengolahan lahan
 Sebelum lahan mulai diolah, perlu membuat sketsa/peta lahan
dengan tujuan untuk dapat membuat perencanaan mengenai tata
letak kebun serta input yang diperlukan selama proses budidaya
pertanian organik.

 Bedengan dibuat arah timur barat agar tanaman mendapatkan


sinar matahari maksimal.

 Ukuran bedengan standar ialah lebar 1 m X panjang 10 m X tinggi


(20-30) cm dengan jarak antar bedeng 50 cm.
Lanjutan...

Penanaman rumput gajah mini


dan Penataan lahan pertanian organik
Konservasi tanah dan air
Konservasi Tanah
1) Metode Vegetatif
 Pertanaman lorong
 dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat
(jarak 10-25cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai
tanaman pagar, dan tanaman semusim ditanam pada lorong
diantara tanaman pagar.
 setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh secara alami
akan berangsur-angsur membentuk teras, sehingga sering
disebut teras kredit.
 Pemberian Mulsa
 Dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar
dari pukulan butir air hujan. Jika bahan mulsa berasal dari
bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan
bahan organik tanah.
Lanjutan...
Mulsa sisa tanaman
Lanjutan...
Konservasi Tanah
2) Metode Mekanik

 Ialah pembuatan bangunan konservasi untuk mengurangi aliran


permukaan dan erosi tanah, dan sekaligus meningkatkan
kemampuan penggunaan tanah.

 Dapat berupa pengolahan lahan minimum, bangunan konservasi


(guludan, teras, check dam, rorak ), perbaikan drainase dan
irigasi.
Lanjutan...

Bangunan konservasi pembuatan teras


Lanjutan...
Konservasi Air
 Sumber air yang dapat langsung digunakan ialah air yang berasal dari
sumber air, air hujan atau air sumur bor tanah.
 Jika menggunakan air dari saluran air atau sungai yang dilalui
pertanian konvensional harus dikelola terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk menyiram tanaman.
 Air irigasi dari saluran tersier atau sekunder dialirkan ke suatu bak
atau kolam penampung yang slagnan (airya tidak mengalir) dan bcrisi
tanaman brofirter seperti eceng gondok (Eichhomia crassipes).
Pengelolaan kesuburan tanah
Adapun teknik pengelolaan hara yang dapat dilakukan adalah :
A. Melakukan rotasi tanaman sayuran dengan tanaman kacang-
kacangan (Leguminoceae), pupuk hijau atau tanaman berakar dalam
agar terjadi pencampuran dan aliran hara dari tanah lapisan dalam
kelapisan atas.
B. Memberikan bahan organik segar atau yang telah dikomposkan
kedalam tanah. Bahan organik yang digunakan telah dikelola secara
organik atau bahan lain yang diperbolehkan.
C. Menggunakan mikroorganisme pengurai atau pendekomposisi bahan
organik atau mikroba dekomposer untuk mempercepat proses
pengomposan. Seperti MOL atau genetically modified organism
(GMO).
Sumber pupuk organik
 Bahan baku pupuk organik untuk budi daya pertanian organik mesti
berasal dari sumber-sumber yang ke-organikannya dapat ditelusuri,
terutama yang berasal dari kotoran hewan.
 Pupuk organik yang digunakan dibuat secara in situ (misalnya
didalam kebun sendiri) karena bahan baku tersebut tersedia dalam
sistem pertanian organik yang terintegrasi dalam peternakan.
 Selain berbentuk padat, pupuk organik juga berbentuk cair. Pupuk
cair ini dapat berasal dari urin ternak atau fermentasi dari beberapa
beberapa campuran bahan seperti daun nimba, daun tithonia,
kirinyu, sereh, bawang putih dan tembakau
Dosis pupuk
Dosis pupuk Dosis pupuk organik harus mempertimbangkan jenis
tanaman dan kesuburan tanah. Pada tanah-tanah yang kurang subur,
dosis pupuk organik diberikan lebih tinggi dibandingkan tanah yang lebih
subur.

Hasil penelitian hartatik et al. (2006, 2007, 2008) menunjukan bahwa


dosis optimal untuk sayuran organik dengan kombinasi sayuran berumbi
dan sayuran berdaun ; sayuran berbuah dan sayuran berdaun serta
sayuran berbunga dan sayuran berdaun adalah 20-25 t/ha.
Lanjutan...
 Pupuk organik dari kotoran unggas sangat sesuai untuk
tanaman sayuran daun karena mengandung nitrogen
(N) lebih tinggi dan cepat tersedia sehingga sesuai
untuk tanaman sayuran berumur pendek.

 Sebaliknya, pupuk organik dari kotoran sapi atau


kambing sesuai untuk tanaman sayuran yang berumur
lebih panjang karena pelepasan haranya lebih lambat.
Cara pemupukan
 Cara pemupukan Cara pemupukan menentukan efektivitas
pemupukan. Penentuan cara pemupukan tergantung pada jenis
tanaman serta cara tartamnya.

 Pupuk organik diberikan dengan berbagai cara, yakni : (1)


dicampurkan secara merata dalam bedengan, (2) diberikan pada
lubang tanam benih/bibit; (3) dibuat kompos progresif (Sudaryanto,
2012).

 Pencampuran pupuk organik di dalam bedengan dilakukan secara


manual sesuai dengan dosis dan dilakukan sekitar seminggu sebelum
tanam.
Varietas tanaman
 Benih sayuran harus berasal dari tanaman yang ditumbuhkan dengan
cara-cara organik, apabila benih dan bibit yang diisyaratkan tidak
tersedia maka :
a) Pada tahap awal dapat menggunakan benih atau bibit tanpa
adanya perlakuan kimia seperti perendaman.
b) Jika tidak terdapat juga dapat menggunakan benih yang sudah
mendapatkan perlakuan namun bukan perlakuan kimia.
 Prinsip dalam memilih benih ialah memilih spesies dan varietas yang
telah beradaptasi pada kondisi tanah dan iklim setempat dan
resisten terhadap hama dan penyakit.
PENGELOLAAN TANAMAN
Pengelolaan tanaman Pengelolaan tanaman sayuran yang
dibudidayakan secara organik harus memperhitunglcan
kesuburan tanah serta keseluruhan ekosistem untuk
menghasilkan keanekaragaman spesies dengan tujuan
menekan serangan hama, gulma, penyakit serta sekaligus
menjaga kesehatan tanah, dan mengurangi kehilangan hara.
Keragaman produksi tanaman dihasilkan
Lanjutan...

Tanaman sayuran organic dalam tumpang sari dan penanaman


tanaman legum dengan sayuran lain nya
Lanjutan...

Berbagai jenis tanaman penolak serangga


Pengendalian gulma dan opt
Pengendalian OPT
Prinsip utama pengendalian OPT adalah bukan dengan
membasmi/membunuh OPT sampai keakar-akarnya namun
melakukan suatu rekayasa pengelolaan tanah dan tanaman secara
terpadu agar terjadi keseimbangan alam yang dinamis (sudaryanto
2012). Pendekatan tersebut adalah :
A. Pendekatan holistik
B. Pencegahan (preventif)
C. Kuratif (penyembuhan)
Pengendalian gulma dan opt

Pengendalian gulma
Dalam budidaya tanaman organik tidak boleh menggunakan
bahan kimia untuk membasmi rumput, maka pencegahan rumput
harus dilakukan dengan cara berikut :
A. Memberantas rumput dengan mesin.
B. Menutupi permukaan tanah dengan plastik.
C. Tumpangsari antara sayuran dengan tanaman pupuk hijau yang
cepat tumbuh.
D. Mencabut rumput dengan tangan hingga keakar.
Hasil panen
Hasil panen berdasarkan pemantauan hasil dan tingkat produktivitas lahan
yang dibudidayakan secara organik, diperoleh informasi bahwa produksi
tanaman yang dibudidayakan secara organik dalam beberapa tahun akan
meningkat dan kesuburan fisika, kimia, dan biologi akan menjadi lebih
subur (Fragstein, 2006; Koopmans dan Zanen (2007); Zanen et al (2008)
Hal inl berhubungan dengan pemakaian jangka panjang pupuk organik yang
lambat tersedia (slow release). Selain menambah hara untuk tanaman,
perbaikan sifat fisik, dan biologi tanah menyebabkan lingkungan perakaran
tanaman optimal untuk siklus dan penyerapan hara, menjaga kelembapan
tanah, memperbaiki permeabilitas dan meningkatkan daya pegang ham
serta menurunkan fluktuasi temperatur tanah.
Pengolahan hara
 Sistem budi daya pertanian organik menggunakan Input hara utama yang
berasal dari bahan alami yang berasal dari dalam kebun sendiri atau dari
luar kebun yang di ketahui asal usulnya.

 Sayuran orgaik kebutuhan hara tanaman sayuran pada umumnya cukup


tinggi dan apabila tidak dapat terpenuhi dari input yang diberikan maka
akan mengambil cadangan hara makro maupun mikro dari dalam tanah.
Apabila input hara (pupuk) tidak sesuai dengan output (hasil tanaman)
yang dikeluarkan, maka akan terjadi pengurasan hara dari dalam tanah
yang menyebabkan penurunan produktivitas lahan.

Anda mungkin juga menyukai