Anda di halaman 1dari 33

 Bronkopneumonia

adalah peradangan dinding bronkiolus (saluran napas kecil


pada paru – paru) yang disebabkan oleh bakteri strptococus
dan virus influenza, infeksi terjadi pada kedua paru – paru
secara tersebar.
 Peradangan dapat bersifat ringan atau berat tergantung
penyebabnya,
 Bronkopneumonia diawali oleh infeksi saluran napas bagian
atas yang menyebar ke saluran napas bagian bawah. Pada
bronkopneumonia, peradangan terjadi pada bronkiolus dan
sedikit jaringan paru di sekitarnya. Sedangkan
pada pneumonia, peradangan terjadi pada jaringan paru.
 minum obat secara teratur
(sesuai indikasi dokter)
 kurangi aktivitas Hindari
kegiatan yang
membutuhkan energi
banyak dan jangan terlalu
capek
 cukup tidur dan istirahat
 menganjurkan klien untuk
hidup sehat
 memeriksakan atau kontrol
secara rutin
 Selain itu hal-hal yang dapat
dilakukan pencegahan adalah
dengan meningkatkan daya tahan
tubuh kita terhadap berbagai
penyakit saluran nafas seperti halnya
sebagai berikut :Pola Hidup Sehat,
makan makanan bergizi dan teratur,
menjaga kebersihan, beristirahat
yang cukup, rajin berolahraga.
 Melakukan vaksinasi juga diharapkan
dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain : Vaksinasi
Pneumokokus, Vaksinasi H.
influenza, Vaksinasi Varisela yang
dianjurkan pada anak dengan daya
tahan tubuh rendah, Vaksin influenza
yang diberikan pada anak sebelum
anak sakit.
 Virus dan kuman penyebab penyakit pneumonia pada
anak umumnya menyebar melalui udara dan aliran darah.
Pneumonia yang terjadi pada anak yang berusia 3 minggu
atau kurang, biasanya hal itu akibat terinfeksi dari ibunya
saat persalinan. Kuman tersebut akan berkembang dengan
dengan pesat dan langsung menyerang paru. Untungnya
kondisi ini tidak terjadi pada anak atau bayi yang kondisi
kesehatan memang baik dan memiliki daya tahan yang kuat
terhadap penyakit. Karenanya bagi ibu hamil sangat
dianjurkan agar selalu menjaga kesehatan dengan sebaik-
baiknya sehingga sewaktu proses persalinan, bayi yang
dilahirkan sehat dan terbebas dari penyakit termasuk infeksi
pneumonia pada anak tersebut.
 Menjaga berat badan bayi tetap normal saat dilahirkan, untuk itu
seorang ibu hamil agar selalu rutin meriksakan kesehatan kehamilannya
serta mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung nutrisi.
 Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2 tahun dalam rangka
menurunkan resiko serangan pneumonia.
 Menjaga agar anak tidak melakukan kontak dengan
penderita ISPA karena pneumonia dapat menyebar melalui udara.
 Selalu memperhatikan istirahat dan makan bergizi sang anak secara
teratur.
 Menjaga kebersihan udara
 Menjauhkan anak dari paparan asap rokok.
 Memastikan agar anak selalu mendapat asupan nutrisi yang cukup.
 Pastikan anak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang
mengandung zat gizi Gangguan gizi atau gizi buruk dapat meningkatkan
risiko terjadinya pneumonia pada anak.
 memberikan suplemen zinc pada anak yang
terkena diare.
 Rutin mengikuti Imunisasi
 Imunisasi Hib (Haemophilus Influenzae type B) dan
imunisasi pneumokokus untuk mencegah
pneumonia akibat infeksi Streptococcus
 Menjaga kebersihan sang anak, dengan rajin
mencuci tangan sebelum makan
 Selalu menjaga dan mencegah anak agar tidak
terinfeksi HIV sejak dini.
 Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek
umum berhubungan dengan infeksi saluran
napas yang terjadi di masyarakat (pneumonia
komunitas/PK) atau di dalam rumah sakit
(pneumonia nosokomial/PN). Pneumonia
yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas
bawah akut di parenkim paru yang serius
dijumpai sekitar 15-20%.
 Meskipun penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada daerah berkembang akan
tetapi di negara maju dapat ditemukan kasus
yang cukup signifikan. Berdasarkan umur,
pneumonia dapat menyerang siapa saja.
Meskipun lebih banyak ditemukan pada
anak-anak. Pada berbagai usia penyebabnya
cenderung berbeda-beda, dan dapat menjadi
pedoman dalam memberikan terapi.
 Pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran napas yang terbanyak di
dapatkan dan sering merupakan penyebab
kematian hampir di seluruh dunia. Frekuensi
relative terhadap mikroorganisme patogen
paru bervariasi menurut lingkungan ketika
infeksi tersebut didapat. Misalnya lingkungan
masyarakat, panti perawatan, ataupun rumah
sakit. Selain itu faktor iklim dan letak
geografik mempengaruhi peningkatan
frekuensi infeksi penyakit ini.
 Penyebab tersering pada usia muda :
Streptokokus (Str) pneumonia

 Penyebab tersering pada Lansia :


Str.pneumoniae, H.influenzae, Stafilokokus
aureus, batang gram (-)
 Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus,
jamur, protozoa, yang sebagian besar
disebabkan oleh bakteri. Penyebab tersering
pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-
gram, Streptococcus pneumonia yang
menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri staphylococcus aureus dan
streptococcus aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza.
 Stadium kongesti (4 – 12 jam pertama)
 Stadium hepatisasi merah (48 jam

selanjutnya)
 Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)
 Stadium akhir (resolusi)
A. Berdasarkan klinis dan epidemiologi
 Pneumonia komuniti (Community-acquired

pneumonia= CAP)
 Penumonia nosokomial (Hospital-acquired

Pneumonia= HAP)
 Pneumonia pada penderita

immunocompromised Host
 Pneumonia aspirasi
B. Berdasarkan lokasi infeksi
 Pneumonia lobaris
 Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
 Pneumonia interstisial
Penegakan diagnosis pneumonia dapat
dilakukan melalui:
 Gambaran Klinis
 Pemeriksaan Laboratorium
 Gambaran Radiologis
 Pemeriksaan Bakteriologis
Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua
jenis pneumonia. Gejala-gejala meliputi:
Gejala Mayor: 1.batuk
2.sputum produktif
3.demam (suhu>37,80c)
Gejala Minor: 1. sesak napas
2. nyeri dada
3. konsolidasi paru pada
pemeriksaan fisik
4. jumlah leukosit >12.000/L
 Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan jumlah leukosit, biasanya
>10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit
terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED.
 Untuk menentukan diagnosis etiologi
diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah
dan serologi. Kultur darah dapat positif pada
20-25% penderita yang tidak diobati. Anlalisa
gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi
asidosis respiratorik.
1.Pneumonia Lobaris
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi
pada satu segmen/lobus (lobus kanan bawah PA maupun
lateral)) atau bercak yang mengikutsertakan alveoli yang
tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukan pada
pneumonia jenis ini.
Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran
hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Pada gambar ini


tampak konsolidasi
tidak homogen di
lobus atas kiri dan
lobus bawah kiri.
Tampak
gambaran
opak/hiperdens
pada lobus
tengah kanan,
namun tidak
menjalar sampai
perifer.
3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang tidak
merata.
 Dalam mengobati penderita pneumonia perlu
diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan
klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat
dirawat dirumah.
Penderita yang tidak dirawat di RS:
 Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di

kompres
 Minum banyak
 Obat-obat penurunan panas, mukolitik,

ekspektoran
 Antibiotika
Penderita yang dirawat di Rumah Sakit,
penanganannya di bagi 2 :

Penatalaksanaan Umum
 Pemberian Oksigen
 Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit
 Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan
pembersihan jalan nafas
 Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu
> 400C, takikardi atau kelainan jantung.
 Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti
nyeri.
 Pengobatan Kausal
Dalam pemberian antibiotika pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan MO
(Mikroorganisme) dan hasil uji kepekaannya,
A.Tuberculosis Paru (TB)
B. Atelektasis 
C. Efusi Pleura

Anda mungkin juga menyukai