Anda di halaman 1dari 24

HUKUM

INTERNASIONAL
.
RAHAYU REPINDOWATY H,
S.H.,LL.M.
I. HAKIKAT HI
A. ISTILAH HI
 International law = hukum internasional
 Law of nations = hukum bangsa-bangsa →berasal dari ius
gentium (mengatur hubungan antara Romawi dgn org bkn Romawi,
org bkn Romawi satu sama lain)
→ berkembang menjadi ius inter gentes ( mengatur hubungan antara
individu) → hk bangsa2 → HI publik

 Hukum antarbangsa, hk antarnegara


 Hukum transnasional (transnational law)

Istilah ini digunakan oleh para pakar yang tidak setuju pada
pembagian HI publik dan hk perdata internasional, karena bukan hal
yang mudah memberikan batas yang tegas antara hk yang punya
karakteristik publik dengan yang perdata.
Mochtar Kusumaatmadja membagi HI:
1. Hk perdata int → keseluruhan kaidah dan asas
hk yg mengatur hubungan perdata yg melintasi
batas negara2.
Kata internasional pada HPI ini hanya menunjukkan
bahwa ada unsur asing dalam fakta2 yang
ditemukan. Adapun sumber HPI adalah hk perdata
nasional masing2 negara.
2. HI publik → keseluruhan kaidah2 dan asas2
hk yang mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas negara2 (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata
internasional.
B. PENGERTIAN HI
↔adalah kumpulan ketentuan hk yg berlakunya dipertahankan
oleh masyarakat int → external power (kekuasaan yg ada dalam
masyarakat bersangkutan)

Mochtar Kusumaatmadja :
↔ adalah keseluruhan kaidah dan asas yg mengatur hubungan
atau persoalan yg melintasi batas negara antara:
1) Negara dengan negara
2) Negara dengan subyek hk lain bukan negara atau subyek hk
bukan negara satu sama lain.
C. SIFAT DAN PERWUJUDAN HI
 Hi adalah hk yang sifatnya koordinatif bukan
sub-ordinatif seperti hk nasional.
 Hubungan internasional yang diatur oleh HI
dilandasi oleh persamaan kedudukan antar
anggota masyarakat bangsa2.
 Tidak ada satu yang lebih tinggi dari yang
lain. Yang tertinggi dalam struktur
masyarakat internasional adalah masyarakat
internasional itu sendiri.
 Bagaimana dengan PBB???
 PBB bukanlah badan supranasional karena
kewenangan PBB sangat terbatas, yang
dibatasi oleh prinsip dan tujuan PBB.
 PBB tidak bisa mencampuri urusan dalam
negeri anggotanya.
 Meskipun memiliki International Law
Commission (ILC) yang beranggotakan pakar
HI terkenal dari banyak negara dan sering
menyiapkan draft suatu konvensi
internasional, tetapi ILC atau PBB tidak
memiliki kewenangan membuat semua aturan
internasional.
 PBB juga tidak bisa memaksa suatu negara
untuk meratifikasi suatu konvensi atau PI.
 HI perwujudannya ada yang Bilateral,
Unilateral, Regional, Multilateral dan Universal.
 Semua itu merupakan HI yang mengikat bagi
para pihaknya.
 Dalam HI tidak ada polisi atau aparat penegak
hk selengkap ditingkat nasional.
 Meskipun memiliki MI, Pengadilan Pidana
Internasional, Pengadilan ad hoc internasional,
Arbitrase Internasional, tetapi lembaga2
tersebut tidak dilengkapi dengan polisi
internasional dan memiliki yurisdiksi yang
terbatas.
 Ex: ICJ hanya untuk mengadili negara2 atas
dasar kesepakatan sebelumnya dari negara2
tersebut.
D. HI SEBAGAI HK YANG
SESUNGGUHNYA
 Melihat sifat HI yang telah dipaparkan maka
tidak heran banyak pihak yang meragukan
eksistensi HI.
 Apakah HI merupakan norma hk positif yang
sesungguhnya atau hanya sekedar norma
moral (positive morality) saja.
 Menurut Austin HI bukanlah hk yang
sesungguhnya karena untuk dikatakan
sebagai hk harus memenuhi 2 unsur yaitu
badan legislatif pembentuk aturan serta
aturan tersebut dapat dipaksakan.
PERBEDAAN HI DENGAN HK LAIN
 Karena HI berlakunya dipertahankan oleh
“external power” masyarakat internasional.
 HI juga dapat berlaku bagi hubungan antara
suatu negara dengan warga negaranya
sendiri didalam wilayahnya, ex: dalam
perang saudara berlaku ketentuan2 KJ 1949
dan Protokol Tambahannya 1977.
ASAS-ASAS HUKUM INTERNASIONAL
 Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang berada dalam wilayahnya.
 Asas Kebangsaan, menurut asas ini setiap
warganegara dimanapun dia berada, tetap
mendapat perlakuan hukum dari negaranya. asas
ini memiliki kekuatan ekstrateritorial, artinya
hukum negara tetap berlaku bagi seorang
warganegara walaupun ia berada di negara lain.
 Asas Kepentingan Umum, menurut asas ini
negara dapat menyesuaikan diri dengan semua
keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut
dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak
terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
III. HI REGIONAL DAN HI KHUSUS
(SPECIAL)
HI Regional
→ Terbatas daerah lingkungan berlakunya, ex: HI Amerika Latin
tentang konsep landas kontinen (continental shelf) dan konsep
perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living
resources of the sea) → diterima sebagai bagian dan HI umum.
→ Tumbuh melalui proses hk kebiasaan.

HI Khusus
→Kaidah yg khusus berlaku bagi negara2 tertentu saja, ex:
Konvensi Eropa mengenai HAM.
→ diatur dalam konvensi multilateral dan pesertanya tidak
terbatas pada suatu region tertentu.
IV. HUBUNGAN HI DAN
HK NASIONAL
 Tempat HI dalam Tata Hk secara keseluruhan
 Pembahasan persoalan tempat atau kedudukan HI dalam
rangka hk secara keseluruhan didasarkan atas anggapan
bahwa sebagai suatu jenis hk atau bidang hk maka HI
merupakan bagian dari hk pada umumnya.
 Ini terlihat HI sebagai suatu perangkat ketentuan dana
asas yg efektif yg benar2 hidup dalam kenyataan sehingga
mempunyai hubungan yg efektif pula dengan ketentuan
dan asas yg efektif dengan ketentuan atau bidang hk
lainnya.
 misalnya: ketentuan yg mengatur kehidupan manusia
dalam lingkungan kebangsaannya masing2.
A. HUBUNGAN SISTEM HI DAN
HK NASIONAL
 Terdapat 2 teori yang utama yaitu Monisme dan Dualisme.
1. MONISME
o Didasarkan atas pemikiran kesatuan dari seluruh hk
yg mengatur hidup manusia.
o bahwa HI dan hk nasional masing2 merupakan 2
aspek dari satu sistem hk, dimana HI mengikat
individu secara kolektif, hk nasional mengikat
individu secara perorangan.
o Akibat pandangan monisme ini adalah bahwa
antara dua perangkat ketentuan hk ini mungkin ada
hubungan hirarki.
 Persoalan hirarki antara hk nasional dengan HI
inilah yg melahirkan beberapa sudut pandangan yg
berbeda dalam aliran monisme mengenai masalah
hk manakah yg utama dalam hubungan hk nasional
dengan HI.
 Paham monisme dengan primat hk nasional (Max
Wenzel dari Jerman) berpendapat bahwa dalam
hubungan antara hk nasional dan HI yg utama
adalah HI. HI merupakan lanjutan dari hk nasional
belaka,atau hk nasional untuk urusan luar negeri
(auszeres staatsrecht).
 Paham monisme dengan primat HI (Kelsen, Kunz,
Verdross) menyatakan bahwa hk nasional itu
bersumber pada HI yg menurut pandangannya
merupakan suatu perangkat ketentuan hirarkis yg
lebih tinggi.
2. DUALISME
 Pernah sangat berpengaruh di Jerman dan
Italia
 Tokoh utamanya Triepel (pemuka aliran
positivisme dari Jerman) dan Anzilotti
(Italia)
 Bahwa HI dan hk nasional masing2
merupakan 2 sistem hk yg berbeda secara
intrinsik.
 Triepel: berbeda subyek dan sumbernya.
Subyek: subyek HI adalah negara, subyek hk
nasional adalah individu.
Sumbernya: HI bersumber pada kehendak
bersama atau kesepakatan negara2, hk nasional
bersumber pada kehendak dan kekuasaan
negara(kemauan negara).

 Anzilotti: dilandasi prinsip dasar yg berbeda.


HI dilandasi prinsip dasar “pacta sunt servanda”
(perjanjian itu mengikat bagi yg membuatnya),
sedang hk nasional dilandasi prinsip dasar bahwa
peraturan per UU an harus ditaati.
PANDANGAN DUALISME MEMPUNYAI
BEBERAPA AKIBAT PENTING
 Bahwa kaidah2 dari perangkat hk yg satu
tidak mungkin bersumber atau berdasar pada
perangkat hk yg lain atau tidak ada tempat
bagi persoalan hirarki antara hk nasional
dengan HI.
 Bahwa tidak mungkin ada pertentangan
antara kedua perangkat hk itu, yg mungkin
hanya penunjukan (renvoi) saja.
 Bahwa ketentuan HI memerlukan
transformasi menjadi hk nasional.
KELEMAHAN TEORI DUALISME
 Dari teori dasar mereka bahwa sumber segala hk baik
nasional dan HI berdasarkan kemauan negara. Padahal
sumber hk dalam hk nasional sukar dikembalikan
kepada kemauan negara karena hk itu ada dan berlaku
karena dibutuhkan oleh kehidupan manusia yg beradab.
Tanpa hk kehidupan yg teratur tidak mungkin tercapai.
 Mengenai subyek hk

 Hk nasional dapat terjadi subyek hk yg berlainan


karena itu dalam hk nasional ada pembagian hk perdata
dan hk publik.
 Subyek HI tidak hanya negara saja, karena
perkembangan akhir2 ini menunjukkan bahwa individu
atau orang perorangan pun dapat menjadi SHI.
B. PENGUTAMAAN HI ATAU HK
NASIONAL
 Starke berpendapat bahwa dalam hal
terdapat pertentangan antara HI dan hk
nasional maka HI mendapat pengutamaan.
 Berdasarkan concept of opposability
menyatakan bahwa ketentuan hk nasional yg
sesuai dengan HI, secara sah dapat digunakan
untuk menolak ketentuan HI, yg digunakan
negara lain sebagai dasar tuntutan di
peradilan internasional. Dengan demikian hk
nasional suatu negara dapat juga diutamakan
berlakunya terhadap HI.
V. BERLAKUNYA HI DALAM HK
NASIONAL
 Penting karena sehubungan dengan
berlakunya PI dalam suatu negara.
 Teori Transformasi yg berlandaskan
positivisme menyatakan bahwa HI tidak
dapat berlaku ex proprio vigore dalam hk
nasional karena keduanya merupakan dua
sistem yg berbeda sehingga HI harus
ditransformasikan melalui adopsi hk ke
dalam hk nasional (syarat substantif).
 Teori Delegasi menyatakan adanya keharusan
adopsi khusus bagi berlakunya HI dalam hk
nasional.
 Adopsi khusus ini bukanlah suatu transformasi HI
menjadi hk nasional.
 Adopsi ini merupakan delegasi dari HI kepada hk
nasional untuk menetapkan waktu dan cara
berlakunya HI dalam hk nasional.
 Hubungan berlakunya HI kebiasaan dalam hk
nasional dibanyak negara dianggap terjadi secara
otomatis. Ex: Doktrin Blackstone(doktrin
inkorporasi) yg menyatakan bahwa HI kebiasaan
secara otomatis merupakan bagian dari hk
kebiasaan Inggris (HI adalah hk negara).
VI. PERKEMBANGAN HI
 HI telah lama dikenal masyarakat
internasional yaitu zaman Mesir dan Yunani
Kuno.
 HI yg berlaku sekarang merupakan
perkembangan HI dalam 4 abad terakhir ini yg
dimulai dengan adanya perjanjian Westphalia
tahun 1648 (perjanjian perdamaian yg
mengakhiri Perang Tiga Puluh (Thirty Years
War) di Eropa, yg merupakan dasar
perkembangan sistem negara modern di Eropa
dan masyarakat internasional yg terdiri dari
negara2 merdeka.
TEORI YG MEMPENGARUHI
HAKIKAT HI
 Teori Hk Alam
→Menyatakan bahwa hk adalah hk yg didiktekan oleh
alam melalui wahyu Tuhan.
 Teori Positivisme

→menyatakan bahwa hk bukanlah hk yg didiktekan oleh


alam. Hk adalah ketentuan yg ditetapkan oleh penguasa
yg berdaulat.
 Ajaran Modern

→ Menyatakan bahwa hk adalah ketentuan yg disepakati


berlakunya dalam masyarakat melalui penguasa
masyarakat yg bersangkutan atau melalui kebiasaan yg
berlaku dalam masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai