Anda di halaman 1dari 13

BALANTIDIUM COLI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ALDI (PO713221191003)
2. DIAN FAHRINA (PO713221191011)
3. MEGAWATI (PO713221191026)
4. NUR AWALIYA MAHARANTY (PO713221191032)
5. RENDI SUPRIADI SUSANTO (PO713221191041)
6. ZAHRA AULIA IBRAHIM (PO713221191050)
A. SEJARAH PENEMUAN

Pertama yang mempelajari balantidiasis pada


manusia dilakukan oleh Cassagrandi dan Barnagallo
pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil
menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah
ia Balantidium coli atau bukan.
Sedangkan kasus yang pertama dari , balantidiasis di
Filipina, dimana dia adalah yang paling umum
dilaporkan pada 1904.
HOSPES DAN NAMA PENYAKIT

Balantidium coli adalah parasit jenis protozoa


yang terbesar dan satu-satunya golongan
ciliata manusia yang pantogen menimbulkan
balantidiasis/balantidiosis/
disentri balantidium.
Hospesnya adalah manusia dan babi.
DISTRIBUSI GEOGRAFIK
 Balantidiumcoli didistribusikan di seluruh dunia, namun
kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi.
Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi
manusia sering terjadi di daerah-daerah di mana babi
banyak berinfeksi dengan manusia. Ini termasuk
tempat-tempat seperti Filipina, Bolivia dan Papua
Nugini.
 C.    Taksonomi
 
 ·         Class                     :Ciliata
 ·         Ordo                      :Mastigophorasida
 ·         Family                   :Balantidiidae
 ·         Genus                    :Balantidium
 ·         Spesies                  :B. Coli
 ·         Kingdom                :Chromalveolata
 ·         Domain                  :Eukarya
MORFOLOGI

Balantidium coli merupakan protozoa usus


terbesar pada manusia (70 mikron).
Balantidium coli memiliki dua stadium, yaitu
stadium tropozoit dan stadium kista.
SIKLUS HIDUP
Ciri-ciri feses penderita Balantidiasis

Diare
Disentri
Mual
Muntah
Tinja encer berdarah, bernanah, berlendir
Defekasi 6-15 kali per hari
Epidemologi
Frekuebsi Balantidium Coli antara manusia
dengan babi, lebih banyak ditemukan pada
babi.
Balantidiasis merupaka penyakit yang bersifat
zoonosis.
Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke
mulut atau melalui makanan yang
terkontaminasi dengan tinja babi yang berkista
dan kista itu tertelan sehingga terjadi infeksi.
Higiene perorangan dan kebersihan sanitasi
lingkungan sangat berperan penting dalam
proses pencegahan penyakit itu.
Pencegahan

Pemurnian dari air minum.


Penanganan makanan yang tepat.
Memperhatikan pembuangan kotoran
manusia.
Pemantauan kontak dari pasien
balantidiasis.
SEKIAN,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai