Anda di halaman 1dari 35

ABSORBSI DAN

METABOLISME ZAT
MAKANAN
Anatomi dan Fisiologi Manusia
Kelompok 2, Offering C
Alfany Abied M.S
Hapsari Kamaratih K.
Ika Sri Sumiati
Murniati Agustin
Shofa Tasya K.
Proses Absorbsi Karbohidrat
Absorbsi monosakarida di usus halus , melalui
1. Difusi terfasilitasi :
- Pada sisi luminal dan serosal
- GLUT 1 dan GLUT 5
2. Na+ dependent facilitated transport :
- Hanya pada sisi luminal
• Glukosa dan galaktosa memerlukan cotransport
menggunakan Na+ pada lumen.
• Tranpor ini bekerja dengan membawa glukosa dan
galaktosa melawan gradient konsentrasi.
• Dengan bantuan Na+ yang kadarnya didalam sel
sedikit sehingga Na+ tidak melawan konsentrasi,
maka protein kotranspor ini (SGLT, transport
glukosa yang memerlukan sodium) dapat
memasukkan glukosa dan galaktosa yang terikat
pada Na+ kedalam sel usus halus.
• Kotranspor ini terjadi pada sisi luminal.
• Mekanismenya Glukosa dan Na+ masuk ke dalam
sel usus halus, pompa Na+-K+ terdapat pada sisi
serosal usus tujuannya memasukkan K ke dalam sel
dan memompa Na+ keluar hal ini untuk menjaga
konsentrasi Na+ pada usus sehingga dapat terus
memasukkan glukosa melalui SGLT ke dalam sel.
• Fruktosa tidak memerlukan SGLT tetapi dapat
berdifusi langsung ke dalam sel usus menggunakan
GLUT-5.
• Setelah itu glukosa galaktosa dan fruktosa yang
telah di serap di sel usus berdifusi menuju darah
melalui GLUT-2.
Proses Absorbsi Protein
Pada sel epitel usus, asam
amino punya transporter,
transporternya yaitu Na-
dependen
 Na dan asam amino masuk
ke dalam sel lalu ke
pembuluh darah
Kemudian masuk ke vena
porta, dalam bentuk asam
amino tanpa mengalami
perubahan struktur seperti
lipid
Proses Absorbsi Lemak
Micelles yang mengandung [1 buah] 2-
monoasilgliserol dan [2 buah] asam lemak,
serta lipid lain diabsorbsi oleh usus halus
Asam lemak rantai pendek dan sedang
langsung diabsorbsi tanpa dikemas dalam
micelles [dibawa oleh chylomicron]
Dalam usus halus triasilgliserol dirakit kembali
[menjadi triasilgliserol] dari [1 buah] 2-
monoasilgliserol dan [2 buah] asam lemak
Sintesis triasilgliserol yang ada pada gambar
diatas dimulai dengan sintesis diasilgliserol dari
2-monoasilgliserol dan asam lemak ujung C1.
Dilanjutkan dengan sintesis triasilgliserol dari
diasilgliserol yang dibentuk sebelumnya,
dengan asam lemak ujung C3.
Triasilgliserol, bersama dengan lipid lain yaitu
kolesterol dan lipofosfolipid yang sudah
dibentuk sebelumnya, melalui protein carrier
berupa apoprotein, akan dibawa oleh
chylomicron yang selanjutnya akan masuk
proses penyerapan lipid
Metabolisme Karbohidrat,
Protein, dan Lemak
fungsi metabolisme
Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan
yang kaya energi dari lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit
pembangun bagi makro molekul nutrien menjadi prekusor
unit pembangun makro molekul sel.
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi
protein, asam nukleat, lipid, polisakarida, dan komponen sel
lainnya.
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang
diperlukan di dalam fungsi khusus sel.
Metabolisme Karbohidrat
• Glikolisis : dimana terjadi oksidari glukosa atau glikogen menjadi
piruvat dan laktat dengan jalan emden-Meyerof.
• Glikogenesis yaitu sinteis glikogen dari glukosa
• Glikogenolisis yaitu pemecahan glikogen, menghasilkan glukosa
pada hati dan asam piruvat dan asam laktat pada otot.
• Oksidasi asam piruvat menjadi asetil-Koa: meripana tingkat yang
penting sebelum pemasukan hasil glikolisis ke dalam siklus asam
sitrat, yang merupakan jalan akhir bersama oksidasi karbohidrat,
protein, dan lemak.
• Heksosa monofosfat shunt merupakan jalan lain disamping jalan
Embden-Meyero untuk oksidasi glukosa.
• Glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari
sumber nonkarbohidrat. Substrat utama untuk glukoneogenesis
adalah asam amino glukogenek, asam laktat dan gliserol, pada
binatang memamah biak substratnya propionat.
glikolisis
glikolisis
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat
dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati
dan sel Pulau Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor
fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada
ATP digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P) Reaksi ini disertai kehilangan
energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga dalam kondisi fisiologis
dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk reaksi
glukosa 6-fosfat.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim


fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini
hanya bekerja pada anomer α-glukosa 6-fosfat.

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim


fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik
sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam
kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP
sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P)
glikolisis
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid
3fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).
D-fruktosa 1,6-bifosfat↔ D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa
isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat ↔ dihidroksiaseton fosfat

6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi


1,3bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi
aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3fosfat.
D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi↔ 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD. Atom-atom hydrogen yang
dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+ yang terikat pada enzim.
Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P)
glikolisis
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur
berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1
senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi
lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang
dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP ↔ 3-fosfogliserat + ATP
Catatan: Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x
1P = 2P. (+2P)

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat


mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam
reaksi ini.
3-fosfogliserat ↔ 2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase dihambat oleh
fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah
sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau
Mn2+.
2-fosfogliserat ↔ fosfoenol piruvat + H2O
glikolisis
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase
sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan
energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP
Catatan: Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat
sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)

11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan
direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat
dehidrogenase. Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+ Dalam keadaan aerob,
piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA, akan
dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Ekuivalen
pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil oleh
mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).
glikogenesis dan glikogenolisis
glikogenesis
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi
yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini
dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi
dengan bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu
sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil
bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P +
Glukosa 1-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)
untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
glikogenesis
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan


glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen
primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya
dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1 4 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati
terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
glikogenesis
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan
penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11
residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan
bagian dari rantai 1 4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada
rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 6
sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1
glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah
residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan
mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Glukoneogenesis
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun
protein dijelaskan sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam
lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil
KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk
ke dalam siklus Kreb’s.
Glukoneogenesis
Proses metabolisme protein
• Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di
mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses
metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan
yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi
dari saluran pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus
dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam
amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam
amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan
enzim). Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan
mengolah protein  Perubahan kimia dalam proses pencernaan
dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan
yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino.
• Metabolisme Lemak Ada 3 fase:

 â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil


Co-A
 Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H

 Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi


H2O + ATP
• Metabolisme Lemak:

1. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu


tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
2. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim
menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa
yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil pemecahan
tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung
dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.
•Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu
melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
 Jalur eksogen: Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron.
Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid
dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga
terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan
menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali
sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnant akan dimetabolisme dalam
hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai
organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus,
berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan.
Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa
dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan
kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya,
kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah
oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang
disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
• Jalur endogen: Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat
apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan.
Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk
trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk
Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan
dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate
Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan
berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan
kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal
manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan
kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan
dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan dengan
HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan
kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-
Kolesterol disebut lemak ¯jahat. dan HDLKolesterol disebut lemak baik.
Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron membawa lemak
dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel
tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-
sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk
VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh.
HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang
• Pencernaan Lemak secara sederhana

 Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan


lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah.
 Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar
diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam
empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.
 Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida

 Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang
menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E.
 Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan
lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil
untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus.
 Untuk itu, molekulmolekul ini harus dapat larut dalam air.
 Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida,
vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk
membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel.
 Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam
lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki
sel.
 Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel
mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi
trigliserida.
• Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem
limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk
digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut
dengan adiposity
•Lemak yang disimpan dalam tubuh dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
 lemak subkutan Lemak subkutan terdapat tepat dibawah
jaringan kulit dan
 lemak visceral. Lemak visceral terdapat di dekat organ
tubuh bagian dalam. Lemak visceral ini berfungsi untuk
melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.
Emulsifikasi Lemak
• selanjutnya ke sirkulasi darah.

 Bile + agitation
• Fat —————————–> emulsified fat

 Pancreatic lipase
• Emulsified fat————————> fatty acids + 2-monoglycerides
• Enzim lipase yang berperan pada emulsifikasi ini, akan memecah
trigliserida menjadi asam lemak bebas dan monogliserida. Untuk
dapat menembus dinding usus, monogliserida dan asam lemak bebas
ini harus berikatan terlebih dahulu dengan garam empedu untuk
membentuk micelle. Bagian dalam usus kecil diselimuti dengan apa
yang disebut villi yang berfungsi memperluas permukaan, guna
mempercepat penyerapan hasil-hasil pencernaan. Saat lemak
diabsorpsi, akan melewati small lymph vessels , yang disebut lacteal,
untuk kemundian didisstribusikan ke dalam sistem limpa dan masuk
ke dalam sistim sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai