Anda di halaman 1dari 9

ISLAM SEBAGAI RAHMAT BAGI UMAT ISLAM

KELOMPOK 2
1. RANDI
2. WITRA ARDIANTI
3. FITRI HANDAYANI
4. KEMALA YULIA SAPUTRI
5. FELIA ZAINES
Pengertian Islam
 Islam berasal dari kata assalam-yassalam-assalaamaa artinya
selamat, damai, sejahtera, penyerahan diri, tunduk dan patuh. Ini
mengindikasikan bahwa Agama Islam adalah ajaran yang
menciptakan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan diri, serta
penyerahan diri, secara total untuk tunduk dan patuh terhadap
ajaran-ajarannya.
 Makna ajarannya membawa kepada keselamatan, itu terlihat dari

karakteristik ajarannya antara lain: sesuai dengan fitrah dan


kebutuhan, ajarannya sempurna (QS. Al-maidah : 3), kebenarannya
mutlak (QS. Al-Baqarah : 147) mengajarkan keseimbangan dalam
berbagai aspek kehidupan (QS. Al-Qashas : 77) fleksibel dan ringan
(QS. Al-Baqarah : 286), berlaku secara universal (QS. Al-Ahzab : 40,
serta menciptakan rahmat bagi seluruh alam yang dinyatakan dalam
Al-Qur’an surat Al-Anbiya : 107 :
َ
َ ِ َ ‫ة لِلْعال‬
 ‫مين‬ ً ‫م‬ ْ ‫ناكإِال َّ َر‬
َ ‫ح‬ َ ْ ‫سل‬
َ ‫وما أ ْر‬
َ       
 Artinya : “ Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk

(menjadi) rahmatan bagi semesta alam ”.


Bentuk-bentuk Rahmatan Lil Aalamiin
 Bentuk-bentuk rahmatan lil alamin terlihat pada
ajaran islam diantaranya :
a.       Islam memberikan petunjuk ke jalan
kebenaran
b.      Islam memberikan kebebasan kepada
manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah SWT secara
bertanggungjawab
c.       Islam menghormati dan menghargai semua
manusia sebagai hamba AllahSWT.
d.      Islam mengatur pemanfaatan alam secara
baik dan proporsional
Memahami Islam secara baik dan
benar
Pertama, pelajarilah Islam dari sumber aslinya yaitu Al-Qur’an
yang memuat wahyu-wahyu Allah dan hadits yang berisih sunnah
Rasulullah SAW. Memperlajari Islam dari dan dengan
mempergunakan sumber tersebut akan memperkecil salah paham
bahkan juga dapat menghindarinya. Apalagi saat ini Al-Qur’an
telah diterjemahkan keberbagai bahasa termasuk bahasa
Gorontalo yang memudahkan pemahaman kita dalam mempelajari
Al-Qur’an.
Kedua, Islam tidak dipahami secara parsial tetapi intergral. Artinya
Islam tidak dipelajari sepotong-sepotong tetapi secara
keseluruhan dan dipadukan dalam satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisah-pisahkan.
Ketiga, Islam dipelajari dari hasil karya atau kepustakaan ditulis
oleh mereka yang telah mengkaji dan memahami Islam secara baik
dan benar seperti para ulama, cendekiawan muslim yang diakui
otoritas kepakarannya.
Keempat, dihubungkan dengan berbagai
persoalan yang dihadapi manusia dalam
masyarakat dan dilihat relasi serta relevasinya
dengan persoalan politik, ekonomi, social,
budaya sepanjang sejarah manusia terutama
sejarah Islam.
Kelima, memahami Islam dengan ilmu-ilmu
pengetahuan yang berkembang seperti ilmu-ilmu
alamiah, social budaya dan sebagainya.
Keenam, tidak menyamakan islam dengan umat
islam, terutama dengan keadaan umat islam pada
suatu masa disuatu tempat. Tidak langsung
member kesimpulan tentang Islam setelah
melihat pemeluk-pemeluknya yaitu umat Islam.
Ketujuh, pelajarilah Islam dengan metode yang
selaras dengan agama dan ajaran Islam.
Konsep Rahmatan Lil Alaamiin.
Tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahmat bagi
sekalian alam, maka itu pulalah risalah agama yang
dibawanya. Tegasnya, risalah Islam ialah mendatangkan
rahmat buat seluruh alam. Lawan daripada rahmat ialah
bencan dan malapetaka. Maka jika dirumuskan ke dalam
bentuk kalimat yang menggunakan kata peniadaan, kita
lalu mendapat pengertian baru tapi lebih tegas bahwa
islam itu “bukan bencana alam”. Dengan demikian
kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan
malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk
kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan
batin, baik secara perseorangan maupun secara
bersama-sama dalam masyarakat.
          

  Kebenaran risalah Islam sebagai rahmat


bagi manusia, terletak pada kesempurnaan
Islam itu sendiri. Islam adalah dalam satu
kesatuan ajaran, ajaran yang satu dengan yang
lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang
saling berkait. Maka Islam dapat kita lihat
serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari’ah
dan nizam.
Pengaruh Rahmatan Lil’alamin Bagi
Non Muslim
Dalam memperlakukan non muslim (Ahli Dzimmah) mereka
mendapatkan hak seperti yang didapatkan oleh kaum Muslimin, kecuali
pada perkara-perkara yang terbatas dan perkecualian. Sebagaimana
halnya juga mereka dikenakan kewajiban seperti yang dikenakan
terhadap kaum Muslimin. Kecuali pada apa-apa yang diperkecualikan.
Ialah hak memperoleh perlindungan yaitu melindungi mereka dari segala
permusuhan eksternal. Ijma’ Ulama umat Islam terjadi dalam hal ini
seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Al-Baihaqi
            “Siapa-siapa yang menzhalimi kafir mu’ahad atau mengurangi
haknya, atau membebaninya di luar kesanggupannya, atau mengambil
sesuatu daripadanya tanpa kerelaannya, maka akulah yang menjadi
seterunya pada hari Kiamat (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi)
Kemudian melindungi darah dan badan mereka, melindungi harta
mereka, menjaga kehormatan mereka, memberikan jaminan sosial ketika
dalam keadaan lemah, kebebasan beragama, kebebasan bekerja,
berusaha dan menjadi pejabat, inilah beberapa contoh dan saksi-saksi
yang dicatat sejarah mengenai sikap kaum Muslimin dan pengaruhnya
terhadap Ahli Dzimmah.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai