Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH II
“ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOPOROSIS”
KELOMPOK II
KELAS II A

1. BELA MONIKA FABIOLA


2. EKA FITRI MILLENIA
3. FITRI HANDAYANI
4. NUR AZIZAH
5. RANDI
6. TIARA ANGGRAINI HERMAN
7. WITRA ARDIANTI
8. YOLA SAPITRI

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. FEBRIYANTI S.Kep.,M.Kep
A. LATAR BELAKANG

Osteoporosis adalah suatu problem


klimakterium yang serius. Di amerika serikat
dijumpai satu kasus osteoporosis di antara
dua sampai tiga wanita pascamonopause.
Massa tulang pada manusia mencapai
maksimum pada usia sekita 35 tahun,
kemudian terjadi penurunan massa tulang
secara eksponensial.
PENGERTIAN OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah suatu kondisi


berkurangnya massa tulang secara nyata yang
berakibat pada rendahnya kepadatan tulang,
sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh.
“Osto” berarti tulang, sedangkan “porosis”
berarti keropos. Tulang yang mudah patah
akibat Osteoporosis adalah tulang belakang,
tulang paha, dan tulang pergelangan tangan
(Endang Purwoastuti : 2009).
ETIOLOGI OSTEOPOROSIS

Osteoporosis postmenopouse terjadi karena


kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada
wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita
yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa
mulai muncul lebih cepat ataupun lebih
lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko
yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopouse, pada wanita kulit putih dan
daerah timur lebih mudah menderita penyakit
ini daripada wanita kulit hitam (Lukman,
Nurma Ningsih : 2009).
MANIFESTASI KLINIS

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan,


sehingga pada awalnya osteoporosis tidak
menimbulkan gejala pada beberapa penderita.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang
menyebabkan tulang menjadi kolaps atau
hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan
kelainan bentuk. Tulang-tulang yang terutama
terpengaruh pada osteoporosis adalah radius
distal, korpus vertebra terutama mengenai T8-
L4, dan kollum femoris (Lukman, Nurma
Ningsih : 2009).
ANATOMI FISIOLOGI TULANG
1. Anatomi tulang
Dalam tubuh manusia terdapat 206 tulang yang
dapat diklasifikasikan dalam 5 kelompok berdasarkan
bentuknya, antara lain :

a. Tulang panjang (femur, humerus) yang terdiri dari


batang tebal panjang yang disebut diafisis dan dua
ujung yang disebut epifisis. Disebelah proksimal dari
epifisis terdapat metafisis. Di antara epifisis dan
metafisis terdapat daerah tulang rawan yang
tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng
pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena
akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang
rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan
oleh osteoblast, dan tulang memanjang. Batang
dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis
dibentuk oleh spongy bone (cancellous atau
trabecular).
b. Tulang pendek (carpals) dengan bentuk
yang tidak teratur, dan inti dari cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang
yang padat.
c. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas
dua lapisan tulang padat dan tulang concellous
sebagai lapisan luarnya.
d. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata)
sama seperti dengan tulang pendek.
e. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil,
yang terletak disekitar tulang yang berdekatan
dengan persendian dan di dukung oleh tendon
dan jaringan fasial, misalnya patella, (cap
lutut).
2. Fisiologi tulang

Fungsi tulang adalah sebagai berikut :


a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan
bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung,
otak dan paru-paru) dan jaringan lunak.
c. Memberikan pergerakan (otot atau
berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah didalam
sum-sum tulang belakang (hema topoiesis).
e. Menyimpan garam mineral, misalnya
kalsium, fosfor.
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS
Djuwantoro (1996), membagi osteoporosis menjadi
osteoporosis postmenopause (Tipe I), Osteoporosis
involutional (Tipe II), osteoporosis idiopatik,
osteoporosis juvenil dan osteoporosis sekunder.
1. Osteoporosis Postmenopause (Tipe I)
Merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada
wanita kulit putih dan Asia. Bentuk osteoporosis ini
disebabkan oleh percepatan resopsi tulang yang
berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi
hormon estrogen pada masa menopause.
2. Osteoporosis involutional (Tipe II)
Terjadi pada usia diatas 75 tahun pada perempuan
maupun laki-laki. Tipe ini diakibatkan oleh
ketidakseimbangan yang samar dan lama antara
kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan
pembentukan tulang.
3. Osteoporosis idiopatik
Adalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi
pada wanita premenopouse dan pada laki-laki yang
berusi di bawah 75 tahun. Tipe ini tidak berkaitan
dengan penyebab sekunder atau faktor resiko yang
mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang.
4. Osteoporosis juvenile
Merupakan bentuk yang paling jarang terjadi dan
bentuk osteoporosis yang terjadi pada anak-anak
prepubertas.
5. Osteoporosis sekunder.
Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk
menyebabkan fraktur atraumatik akibat faktor
ekstrinsik seperti kelebihan kortikosteroid, atraumatik
reumatoid, kelainan hati/ ginjal kronis, sindrom
malabsorbsi, mastisitosis sistemik, hipertiriodisme ,
varian status hipogonade dan lain-lain.
PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS

Genetik, nutrisi, gaya hidup (misal merokok,


konsumsi kafein, dan alkohol), dan aktivitas
mempengaruhi puncak massa tulang.
Kehilangan masa tulang mulai terjadi setelah
tercaipainya puncak massa tulang. Pada pria
massa tulang lebih besar dan tidak mengalami
perubahan hormonal mendadak. Sedangkan
pada perempuan, hilangnya estrogen pada
saat menopouse dan pada ooforektomi
mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan
berlangsung terus selama tahun-tahun pasca
menopouse (Lukman, Nurma Ningsih : 2009).
WOC OSTEOPOROSIS
PENATALAKSANAAN OSTEOPOROSIS

Pengobatan osteoporosis yang telah lama


digunakan yaitu terapi medis yang lebih
menekankan pada pengurangan atau
meredakan rasa sakit akibat patah tualng.
Selain itu, juga dilakukan terapi hormone
pengganti (THP) atau hormone replacement
therapy (HRT) yaitu menggunakan estrogen
dan progresteron. Terapi lainnya yaitu terapi
non hormonal antara lain suplemen kalsium
dan vitamin D.
KOMPLIKASI OSTEOPOROSIS

1. Patah tulang

2. Depresi
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
OSTEOPOROSIS

1. Pengkajian

a. Identitas Klien
Biasanya tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat, diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Biasanya klien mengatakan bahwa merasakan
nyeri pada punggung nya sehingga klien
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengatakan bahwa nyeri pada punggung,
tangan, klien mengatakan sakit hebat dan terlokalisasi
pada vertebra yg terserang. Pasien mengatakan nyeri
berkurang pada saat istirahat di tempat tidur. Klien
tampak meringis dan gelisah menahan nyeri tersebut.
Selain itu klien juga mengatakan bahwa ia mengalami
kesulitan untuk beraktivitas, klien mengeluh kesakitan
tiap kali bergerak, klien juga mengatakan bahwa ia
membutuhkan bantuan orang lain untuk bergerak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan bahwa seiring bertambahnya usia
klien sering mengalami nyeri pada punggungnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya tidak ada keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan klien
2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi kepala : Bentuk,
simetris,Karakteristik rambut, gelombang,
Kebersihan, bersih
Palpasi kepala : Tidak ada benjolan/lesi

b. Pemeriksaan mata
Inspeksi : Sklera, ikterik, Conjungtiva,
anemis, Kornea, Normal, Iris, Normal, Tanda-
tanda radang : tidak ada
Edema palpebrae : tidak ada nyeri tekan
Rasa sakit : tidak ada rasa nyeri
c. Telinga
Inspeksi : Daun telinga ;Simetris, tidak ada massa
Liang telinga : Bersih
Membran tympani : tidak ada kelainan
Pendarahan : tidak ada

d. Hidung
Simetris/ tidak : cuping hidung simetris kiri dan kanan
Membran mukosa : tidak ada secret
Test penciuman / ketajaman membedakan bau : tidak ada
kelainan
Alergi terhadap sesuatu : tidak ada alergi

e. Mulut dan tenggorokan


Inspeksi : Mulut : lembab
Mukosa mulut : bersih
Lidah : merah muda, tidak ada bintik-bintik putih
Kesulitan menelan : tidak kesulitan dalam menelan
f. Leher
Inspeksi leher : Normal
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
Palpasi : Normal
Arteri carotis : tidak ada kelainan
Vena jugularis : tidak ada kelainan
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
Nodus limfa : tidak ada kelainan
Pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran kalenjar

g. Thorak/paru
Inspeksi : Bentuk thorak : Normal
Warna kulit : Kuning langsat
Pola nafas : Efektif
Palpasi : Vocal remitus : Normal ada getaran
Perkusi : Batas paru kanan : Normal
Batas paru kiri : Normal
Auskultasi : Suara nafas : Normal
h. Kardiovaskuler
Inspeksi : Iictus cordis : tidak ada kelainan
Palpasi : Ictus cordis : Normal
Heart rate : Normal
Perkusi : Batas jantung : normal
Auskultasi : Bunyi jantung I&II : Normal

i. Abdomen
Inspeksi : Kuadran regio : -
Umbilikus : ada
Distensi : tidak mengalami distensi
3. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri


cidera fisik
b. Risiko Infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan integritas struktur tulang
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai