Anda di halaman 1dari 28

SWAMEDIKASI

DEMAM DAN NYERI


KELOMPOK 1
Ruth Butar Butar Nim : 1801011167
Indra Yani Tamba Nim : 1801011186
Lestiana Krisdayanti Sianipar Nim : 1801011187
Mawaddah Rahma Nim : 1801011189
PENGERTIAN DEMAM
Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala
yang seringkali menyertai penyakit yang dapat
sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan,
seperti misalnya flu atau pilek. Maka dari itu, demam
akan menghilang dengan sendirinya saat penyakit
yang mendasarinya sembuh. Tapi untuk mengobati
demam yang lebih parah, beberapa obat-obatan
penurun panas bisa dibeli secara bebas di apotek.
Baca aturan pakai dan ikuti dosis yang dianjurkan.
GEJALA
Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab demam itu sendiri.
Berikut ini adalah contoh gejala yang bisa menyertai demam:
• Sakit kepala
• Berkeringat dingin
• Menggigil
• Dehidrasi
• Batuk-batuk
• Sakit tenggorokan
• Sakit pada telinga
• Diare dan muntah-muntah
• Sakit otot
• Kehilangan selera makan
• Merasa kelelahan
Pemeriksaan suhu tubuh yang paling tepat
adalah menggunakan termometer. Jangan
mengandalkan rabaan tangan untuk memastikan
demam atau tidak. Demam belum tentu menjadi
kondisi yang serius, namun Anda perlu waspada
apabila suhu tubuh anda di atas 38 derajat
celcius
Demam dapat disebabkan oleh berbagai kondisi,
seperti:
• Penyakit infeksi, seperti infeksi virus, bakteri,
jamur, parasit.
• Penyakit yang menyebabkan peradangan
kronis, seperti reumathoid arthritis.
• Menerima beberapa jenis imunisasi, seperti
difteri dan tetanus.
• Menerima obat.
• Kanker.
OBAT YANG DAPAT DIGUNAKAN
Parasetamol/Asetaminofen 
A. Indikasi
Menurunkan demam (antipiretik), mengurangi rasa sakit (analgesik)
B. KontraIndikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada:
• Penderita gangguan fungsi hati 
• Penderita yang alergi terhadap obat ini 
• Pecandu alkohol
C. Hal yang harus diperhatikan:
• Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati
dan ginjal. 
• Sebaiknya diminum setelah makan 
• Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis.
• Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi hati.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
 
D. Efek Samping 
Pusing, gangguan ginjal, gangguan hati reaksi alergi berupa bintik bintik
dan gangguan darah (PioNas, 2018). 
E. Bentuk Sediaan 
• Tablet 100 mg 
• Tablet 500 mg 
• Sirup 120 mg/5ml 
F. Aturan pemakaian 
• Dewasa: 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam) 
Dosis Maksimum: 4000mg / hari 
• Anak: 
 0-1 tahun : 1⁄2-1sendok the sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) 
 1-5 tahun  : 1 – 1 1⁄2 sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6
jam) 
 6-12 tahun : 1⁄2 - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6
jam)
 
Paracetamol untuk ibu hamil dan menyusui

Obat minum dan suppositoria


Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil. Infus dan suntik.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Paracetamol dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
INTERAKSI PARACETAMOL DENGAN OBAT
LAIN
• Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan
bersamaan dengan warfarin.
• Menurunkan efek paracetamol, jika digunakan
dengan carbamazepine, phenytoin, phenobarbital,
cholestyramine, dan imatinib.
• Meningkatkan efek samping obat busulfan.
• Meningkatkan kemungkinan munculnya efek samping
paracetamol, jika digunakan dengan metoclopramide,
domperidone, atau probenecid.
PRODUK DIPASARAN
Asetosal (Aspirin) 
A. Indikasi 
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
 B. Kontraindikasi 
Tidak boleh digunakan pada: 
• Penderita alergi termasuk asma 
• Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
•  Penderita hemofilia dan trombositopenia 
C. Hal yang harus diperhatikan: 
• Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama
makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
•  Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi
ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi 
• Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan
obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan,
kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C.
D. Efek samping 
• Nyeri lambung, mual, muntah 
•  Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung 
E. Bentuk Sediaan 
• Tablet 100 mg 
• Tablet 500 mg 
F. Aturan pemakaian 
• Dewasa: 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) 
 Dosis Maksimum: 8 gram / hari
• Anak: 
 2–3 tahun: 1⁄2-11⁄2 tablet 100mg, setiap 4 jam 
 4–5 tahun: 11⁄2-2 tablet 100mg, setiap 4 jam 
 6–8 tahun: 1⁄2-3⁄4 tablet 500mg, setiap 4 jam 
 9–11tahun:  3⁄4-1 tablet 500mg, setiap 4 jam 
 > 11 tahun: 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam 
G. Interaksi Obat 
• Penggunaan obat ini dengan obat AINS lainnya dan berbarengan dengan alkohol
dapat mengakibatkan pendarahan pada saluran cerna (Depkes RI, 2006).
Kategori kehamilan dan menyusui
Di bawah trimester ketiga:
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh
digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
Trimester ketiga:
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa.Aspirin dapat terserap ke dalam ASI,
jadi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai
risiko dan manfaat mengonsumsi aspirin saat menyusui.
H. Kontraindikasi: 
anak dan remaja di bawah usia 16 tahun dan ibu menyusui (Sindrom Reye; lihat
bawah); riwayat maupun sedang menderita tukak saluran cerna; hemofilia;
tidak untuk pengobatan gout. HIPERSENSITIVITAS. Asetosal dan AINS lainnya
tidak boleh diberikan kepada penderita dengan riwayat hipersensitivitas
terhadap asetosal atau AINS lain; termasuk mereka yang terserang asma;
angioudema; urtikaria atau rinitis yang ditimbulkan oleh asetosal atau AINS lain.
SINDROM REYE. Karena hubungannya dengan Sindrom Reye, maka sediaan
yang mengandung asetosal tidak diberikan pada anak dan remaja di bawah usia
16 tahun, kecuali ada indikasi yang spesifik misalnya untuk pengobatan Sindrom
Kawasaki.
Ibuprofen 
A. Indikasi 
Obat menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi,
sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir. 
B. Kontra Indikasi 
Obat tidak boleh digunakan pada: 
• Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif 
• Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen 
• Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan pada hidung) 
• Kehamilan tiga bulan terakhir 
C. Hal yang harus diperhatikan: 
• Gunakan obat dengan dosis tepat 
• Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan
bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker 
• Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik,
kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk
dokter. 
• Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan
saluran cerna.
 
D. Bentuk sediaan: 
Tablet 200 mg
Tablet 400 mg 
E. Aturan pemakaian 
• Dewasa: 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari. Diminum setelah
makan. 
• Dosis Maksimum: 1,2 - 2,4 gram/ hari 
• Anak: 
• 1–2 tahun: 1⁄4 tablet 200 mg, 3–4 kali sehari 
• 3–7 tahun: 1⁄2 tablet 500 mg, 3–4 kali sehari 
• 8 – 12 tahun: 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari tidak boleh
diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg. 
F. Interaksi Obat 
Penggunaan obat ini dengan obat AINS lainnya dan berbarengan
dengan alkohol dapat mengakibatkan pendarahan pada saluran cerna
(Depkes RI, 2006).
PRODUK IBUPROFEN DIPASARAN
PENGERTIAN NYERI
Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya
gangguan-gangguan ditubuh seperti peradangan, infeksi, dan
kejang otot. Nyeri juga dapat dikatakan sebagai pengalaman
sensorik serta emosional yang tidak menyenangkan karena
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial.
ETIOLOGI NYERI / PENYEBAB NYERI
Adanya rangsangan pada ujung syaraf akibat kerusakan jaringan
tubuh yang terjadi karena :
• Trauma, misalnya akibat benda tajam, benda tumpul, bahan
kimia dan lain-lain.
• Proses infeksi atau peradangan.
Klasifikasi nyeri
Secara umum, nyeri dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1. Nyeri akut
dapat didefinisikan sebagai pengalaman emosional, kognitif dan sensorik
tidak menyenangkan akibat adanya trauma jaringan. Penyebab nyeri akut yang
paling sering yaitu trauma, operasi, persalinan, penatalaksanaan medis dan
penyakit akut. Nyeri ini memiliki durasi kurang dari 3 bulan.
2. Nyeri kronis non-kanker
nyeri persisten yang dapat mengganggu tidur dan aktifitas sehari-hari,
terjadi selama 3-6 bulan atau bahkan lebih. Nyeri kronis dapat disebabkan
trauma, operasi, dan berbagai penyakit kronis seperti arthritis, neurophaty,
fibromyalgia.
3. Nyeri pada penyakit kanker
biasa disebut sebagai nyeri malignan. Nyeri ini dapat diebabkan oleh
panyekit itu sendiri seperti invasi tumor pda jaringan, pembuluh darah atau
saraf yang terkompresi atau terinfiltrasi, keruskan organ, infeksi serta
inflamasi.
Gelaja nyeri

Secara umum nyeri dapat dideskripsikan sebagai


perasaan tertusuk, tumpul, shock, intensitasnya
berfluktuasi dan lokasinya bervariasi tergantung
rangsangan itu berasal.
Pada nyeri kepala, gejala yang dapat muncul seperti
kepala berat, pegal, rasa kencang pada daerah
bitemporal dan bioksiptal, atau seperti diikat di
sekeliling kepala. Pada disminore, gejala yang muncul
dapat nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul.
Obat yang digunakan
Parasetamol/Asetaminofen
1)      Indikasi
Menurunkan demam (antipiretik), mengurangi rasa sakit (analgesik)
2)      KontraIndikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada:
·         Penderita gangguan fungsi hati
·         Penderita yang alergi terhadap obat ini
·         Pecandu alkohol
3)      Hal yang harus diperhatikan:
·         Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan
gangguan fungsi hati dan ginjal.
·         Sebaiknya diminum setelah makan
·         Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan
overdosis.
·         Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko
gangguan fungsi hati.
·         Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
4)      Efek Samping
Pusing, gangguan ginjal, gangguan hati reaksi alergi berupa bintik bintik dan gangguan
darah
5)      Bentuk Sediaan
·         Tablet 100 mg
·         Tablet 500 mg
·         Sirup 120 mg/5ml
6)      Aturan pemakaian
·         Dewasa: 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Dosis Maksimum: 4000mg / hari
·         Anak:
0-1 tahun : 1⁄2-1sendok the sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
1-5 tahun  : 1 – 1 1⁄2 sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
6-12 tahun : 1⁄2 - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
7)      Interaksi Obat
Penggunaan obat ini dengan obat-obat yang terlampir di bawah umumnya tidak
direkomendasikan, namun mungkin dibutuhkan pada beberapa kasus. Apabila kedua obat
diresepkan bersamaan, dokter Anda mungkin akan mengganti dosisnya atau seberapa
sering penggunaan obat satu atau lainnya.
·         Imatinib
·         Isoniazid
·         Pixantrone
Penggunaan obat ini dengan obat-obatan yang terlampir di bawah dapat
menyebabkan peningkatan risiko dari beberapa efek samping tertentu, namun
penggunaan kedua obat mungkin dapat menjadi pengobatan terbaik untuk Anda.
Apabila kedua obat-obatan diresepkan bersama, dokter Anda mungkin akan
mengganti dosisnya atau seberapa sering penggunaan obat satu atau lainnya.
·         Acenocoumarol
·         Carbamazepine
·         Fosphenytoin
·         Lixisenatide
·         Phenytoin
·         Warfarin
·         Zidovudine
8)      Penyimpanan
Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab.
b.      Asetosal (Aspirin)
1)      Indikasi
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
2)      Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada:
-          Penderita alergi termasuk asma
-          Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
-          Penderita hemofilia dan trombositopenia
3)      Hal yang harus diperhatikan:
-          Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk
mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
-          Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu
hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
-          Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko
perdarahan lambung.
-          Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat
hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen,
penisilin dan vitamin C.
4)      Efek samping
-          Nyeri lambung, mual, muntah
-          Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung
5)      Bentuk Sediaan
-          Tablet 100 mg
-          Tablet 500 mg
6)      Aturan pemakaian
-          Dewasa: 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
Dosis Maksimum: 8 gram / hari
-          Anak:
•         2–3 tahun: 1⁄2-11⁄2 tablet 100mg, setiap 4 jam
•         4–5 tahun: 11⁄2-2 tablet 100mg, setiap 4 jam
•         6–8 tahun: 1⁄2-3⁄4 tablet 500mg, setiap 4 jam
•         9–11tahun:  3⁄4-1 tablet 500mg, setiap 4 jam
•         > 11 tahun: 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
7)      Interaksi Obat
Penggunaan obat ini dengan obat AINS lainnya dan berbarengan dengan alkohol dapat mengakibatkan
pendarahan pada saluran cerna.
8)      Penyimpanan:
Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab.
c.       Ibuprofen
1)      Indikasi
Obat menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala,
paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir.
2)      Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
-          Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
-          Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
-          Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan pada hidung)
-          Kehamilan tiga bulan terakhir
3)      Hal yang harus diperhatikan:
-          Gunakan obat dengan dosis tepat
-          Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan bronkhospasmus
atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker
-          Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik,
kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter.
-          Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan saluran
cerna.
4)      Efek Samping
-          Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah
buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
-          Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
-          Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan
-          Gangguan fungsi hati
-          Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
-          Anemia kekurangan zat besi
5)      Bentuk sediaan:
-          Tablet 200 mg
-          Tablet 400 mg
6)      Aturan pemakaian
•         Dewasa: 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari. Diminum setelah makan.
Dosis Maksimum: 1,2 - 2,4 gram/ hari
•         Anak:
-          1–2 tahun: 1⁄4 tablet 200 mg, 3–4 kali sehari
-          3–7 tahun: 1⁄2 tablet 500 mg, 3–4 kali sehari
-          8 – 12 tahun: 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari tidak boleh diberikan untuk anak yang
beratnya kurang dari 7 kg.
7)      Interaksi Obat
      Penggunaan obat ini dengan obat AINS lainnya dan berbarengan dengan alkohol dapat
mengakibatkan pendarahan pada saluran cerna.
8)      Penyimpanan
      Suhu kamar, kering dan tidak panas atau lembab.
DIALOG SWAMEDIKASI
A : Apoteker
P : Pasien
Pada siang hari di apotek Megah Bintang ada seorang apoteker yang sedang bertugas. Datanglah
seorang ibu mencari obat untuk mengatasi nyeri dan demam pada anaknya (pasien memasuki
apotek)
A : Selamat siang bu, saya Lestiana selaku apoteker disini ada yang bisa saya bantu ?
P : iya selamat siang mbak, saya mau membeli obat untuk anak saya dia nyeri gusi dan demam, apa ya
mba obatnya ?
A : mohon maaf sebelumnya, untuk data kelengkapan pasien di apotek ini, mohon maaf ini dengan
ibu siapa ?
P : saya mawadah
A : umur ibu berapa ya bu ?
P : 30 tahun
A : alamat rumah ibu dimana ya bu ? dan ada nomor telepon yang bisa dihubungi ?
P : alamat saya di kapten muslim gang mawar mbak, nomor hp saya 0811 8788 123
A : trimakasih bu, kalau boleh tau anak ibu umur nya berapa ya bu ? Dan sudah berapa lama sakitnya
bu ?
P : anak saya 10 tahun, dia nyeri gusi udah dari semalam mbak pas tengah malam setelah bangun
tidur ternyata sudah demam. Apa ya mbak obatnya ?
A : sebentar ya bu saya ambilkan dulu obatnya
P : iya mbak
Beberapa menit kemudian, apoteker datang denan membawa obat untuk pasien
A : ini bu obatnya namanya proris forte syr suspensi 50ml. Obat ini bisa untuk menurunkan panas/demam dan
nyeri untuk anak ibu. Obat ini di minum 3-4 kali sehari 1 sendok takar (5ml). Diminum sesudah makan ya bu.
P : obat ini tahannya berapa lama ya mbak ? Dan penyimpanan nya dimana mbak ?
A : selama penyimpanannya tepat dan obat nya tidak rusak. Obat ini bisa bertahan sampai batas kadaluarsa.
Untuk cara penyimpannya obat ini disimpan di tempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya matahari.
P : jadi obat ini bisa untuk mengobati demam dan nyeri sekaligus ya mbak ?
A : betul bu
P : obat nya ini dihabiskan ya mbak ?
A : tidak perlu bu, jika anak ibu sudah sembuh obat ini bisa di hentikan. Anak ibu perbanyak minum air putih ya
bu, dan untuk membantu mempercepat penurunan demam nya bisa menggunakan kompres ya bu.
P : baik mbak
A : maaf bu, tolong dijelaskan kembali cara minumnya seperti apa ?
P : caranya diminum 3-4 kali sehari satu sendok takar atau 5ml sesudah makan ya mbak
A : iya bu benar sekali.
P : harga obatnya berapa ya mbak ?
A : 26.000 bu. Ini ada kartu nama saya jika ibu butuh informasi terkait obat atau keluan penyakit yang ibu
rasakan bisa hubungi saya ya bu.
P : baik mbak, ini uangnya
A : iya bu (sambil menerima uang dan menyerahkan obat kepada pasien)
P : trimakasih mbak.
A : sama-sama bu, semoga sehat selalu (apoteker sambil tersenyum)
P : (pasien keluar apotek sambil membawa obat)

Anda mungkin juga menyukai