Anda di halaman 1dari 33

Penyakit pada masa

kehamilan
Kelompok 2
Neng Fitri
Nadia
Resy
Syifa
1. Hipertensi Dalam Kehamilan

1.1 Hipertensi esensial


Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini termasuk
juga hipertensi ringan.

Gejalanya :
 Biasanya tidak terasa ada keluhan dan pusing atau berat ditekuk

kepala.
 Tekanan darah sistolenya antara 140-160 mmhg

 Tekanan darah diastolenya antara 90-100 mmhg

 Tekanan darahnya sukar diturunkan

Penanganannya :
Memantau tekanan darah apabila diketahui tinggi dan mengurangi
segala sesuatu yang bisa menyebabkan tekanan darah naik seperti :
gaya hidup, diet dan psikologis.
Lanjutan…
2. Hipertensi Karena Kehamilan
Adalah hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan.
Gejala:
 Terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan 48

jam pasca persalinan.


 Lebih sering pada primigravida

 Risiko meningkat pada :

◦ Masa plasenta besar (gamelli, penyakit trofoblas)


Diabetes mellitus
◦ Faktor herediter
◦ Masalah vaskuker
 Ditemukan tanpa protein dan oedema, tekanan darah meningkat.
 Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam pengukuran
berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg.

Penanganan :
 Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin

 Jika tekanan darah meningkat tangani sebagai preeklampsia

 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan

pertimbangan terminasi kehamilan.


Lanjutan…
3. Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria dan
oedema.Proteinuria adalah tanda yang penting pada preeklampsia, tidak adanya
tanda ini akan membuat diagnosa preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika
kadarnya lebih dari 300 mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam urin 6
jam.

 Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia. Tapi,umumnya ada beberapa
ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :
 Ibu hamil untuk pertama kali
 Ibu dengan kehamilan bayi kembar
 Ibu yang menderita diabetes
 Memiliki hipertensi sebelum hamil
 Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal
 Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

Penyebab preeklampsia tak bisa diketahui dengan pasti, preeklampsia merupakan


salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.
Gejala Yang Muncul :
 Gejalanya dapat dikenali melalui pemeriksaan

kehamilan yang rutin. Tak jarang si ibu merasa


dirinya sehat-sehat saja.
 Adanya preeklampsia bisa diketahui dengan

pasti, setelah pada pemeriksaan didapatkan


hipertensi, bengkak, dan protein dalam urin
 Preeklampsia biasanya muncul pada trimester

ketiga kehamilan. Tapi bisa juga muncul pada


trimester kedua. Gangguan ini bisa terjadi
sangat ringan atau parah.
Perbedaan preeklampsia ringan dan preeklampsia berat
1. Preeklampsia ringan
 Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam 2

pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110


mmhg
 Proteinuria (+)

 
2. Preeklampsia berat
 Tekanan diastolik > 110 mmhg

 Proteinuria (++)

 Oliguria

 Hiperrefleksia

 Gangguan penglihatan

 Nyeri epigastrium
Penanganan Preeklampsia Ringan
 Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan lakukan penilaian

2 kali seminggu secara rawat jalan :


 Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.
 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa
 Tidak perlu diberi obat-obatan
 Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
 Diet biasa
 Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari
 Tidak perlu obat-obatan
 Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru, dekompensasi kordis atau gagal ginjal
akut
 Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan
 Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia
 Kontrol 2 kali seminggu
 Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
 Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
 Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat pertimbangan terminasi kembali
 Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat

 Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi


Penanganan Preeklampsia Berat
 Penanganan aktif

Adalah kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan pemberian obat


kejang (sama dengan pengobatan kejang pada eklampsia). Penderita harus segera
dirawat dan sebaiknya dirawat diruangan khusus di daerah kamar bersalin, tidak
diperlukan ruangan yang gelap tetapi rungan dengan penerangan yang cukup.
Penderita yang ditangani dengan aktif bila didapatkan satu atau lebih keadaan yaitu :
 Ibu dengan kehamilan 35 minggu atau lebih

 Adanya tanda-tanda impending eklampsia

 Adanya syndrome HELLP (haemolysis elevated liver enzymes and low platelet) atau

kegagalan penanganan konservatif


 Adanya gawat janin atau IUGR

Penanganan konservatif
 Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan

kejang (sama dengan penanganan kejang pada eklampsia).


 Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia

dengan keadaan janin baik dilakukan penanganan secara konservatif.


Lanjutan…
3. Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi
dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.

 Tanda dan Gejala :


 Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklampsia

dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian frontal, gangguan


penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.

Penanganan kejang :
 Beri obat antikonvulsan
 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker

oksigen, oksigen).
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.
 Aspirasi mulut dan tenggorokan.
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi

resiko aspirasi.
Akibat Hipertensi dalam Kehamilan Pada Janin
 Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan hidup dalam

rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa
terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta
menyempit.
 Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga

terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga janin dilahirkan
kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan (asfiksia), dan sebagainya.
 Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika

sudah menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk


menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup
di luar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya tak bisa ditolong lagi.
 Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin parah. Bila

perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau


kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan, persalinan dilakukan
dengan induksi atau bedah caesar.
2. Anemia Dalam Kehamilan
Anemia ialah suatu keadaan yang
menggambarkan kadar hemoglobin atau
jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai
standar (normal).

 Tingkat pada anemia :


◦ Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia
ringan
◦ Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang
◦ Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia
berat
Lanjutan…
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb <
11gr% dapat disebut penderia anemia dalam
kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus
menjadi pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan antenatal. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau
paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan
pertama pada triwulan pertama dan sekali
lagi pada triwulan akhir
Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas
 Keguguran

 Partus prematurus

 Partus lama karena inersia uteri

 Perdarahan post partum karena atonia uteri

 Syok

 Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum

 Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah jantung, yang

bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal

 Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi :


 Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap konsepsi ádalah :
 Kematian mudigah (Keguguran)
 IUFD
 Prematuritas
 Kematian janin waktu lahir (stillbirth)
 Dapat terjadi cacat-bawaan
Lanjutan…
Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
 Anemia defisiensi besi (62,3%)

kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya masukan unsur besi dalam
makanan karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya karena perdarahan. Kebutuhan zat besi
bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir.
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi
sulfasferosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan
lebih banyak protein dan sayur –sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin

 
 Anemia megaloblastik (29,0%)
Terjadi akibat kekurangan asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan Vitamin
B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.

Penanganan :
◦ Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian Sulfas ferosus
◦ Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)
Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran segar atau kandungan
protein tinggi
Anemia hipoplastik (8,0%)
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru.
Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain-lain.
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin pengobatan yang paling baik
yaitu tranfusi darah, yang perlu sering diulang.

 Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)


Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang langsung cepat dari
pembuatannya. Misalnya disebabkan karena malaria, racun ular. Wanita dengan
anemia hemolitik sukar menjadi hamil. Apabila ia hamil maka anemianya biasanya
menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

Penanganan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya, bila


disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan
penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil.
Maka darah berulang dapat membantu penderita ini.
3. Penyakit Jantung
Jika seorang wanita hamil mengidap penyakit jantung akan terjadi
perubahan-perubahan berikut:
 Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8

minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain


menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh ibu
dan janin yang dikandungnya.
 Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena

pembesaran rahim.

Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:


 Cepat merasa lelah

 Jantung berdebar-debar

 Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut

(sionosis)
 Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Lanjutan…
Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
 Kelas I

Tanpa pembatasan kegiatan fisik


Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa

 Kelas II
-Sedikit pembatasan kegiatan fisik
-Saat istirahat tidak ada keluhan
-Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan,
jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris
 
 Kelas III

-Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik


-Saat istirahat tidak ada keluhan
-Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung

Kelas IV
-Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
 Kelas I :
 Tidak memerlukan pengobatan tambahan

 Kelas II :
 Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas yang

berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun
harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal
setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah
garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36
minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran.

 Kelas III :
 Dirawat di RS selama hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic

 Kelas IV :
 Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu berat. Pertimbangkan
abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus
terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring
terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya gejala gagal jantung akan
cepat hilang.
4. Diabetes mellitus
Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum
terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-
benar menderita DM akibat hamil.

Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola


sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan :
 factor resiko berupa beberapa kali keguguran
 riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab
 riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan
 melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
 Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam
keluarga
 riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL >
4500 gr
 infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Lanjutan…
Penatalaksanaan Obstetric :
 Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan

DJJ, dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan


penilaian setiap akhir minggu sejak usia kehamilan 36
minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat
dan gawat janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat
dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42
minggu) dengan persalinan biasa.
 Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan

diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan


gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam). Bila diperlukan
terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk
memastikan kematangan janin (bila UK <38 minggu).
Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi harus dirawat
sejak UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.
5. BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan prematur, Pada tahun
1961 (WHO) semua bayi yang baru lahir kurang atau sama dengan 2500
gr disebut Low Birt Weightinfant atau disebut dengan BBLR . Untuk
mendapatkan keseragaman pada kongres Eoeropean Perinatal Medicine
ke II diLondon tahun 1970 disusun sebagai berikut yaitu: bayi kurang
bulan adalah bayi dalam masa kehamilan kurang dari 37 minggu.

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
 Prematuritas murni yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuaimasa kehamilan


 Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini dikarenakan bayi mengalami


gangguan pertumbuhan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya.
Lanjutan…
BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
 Faktor ibu
 Faktor janin
 Faktor lingkungan
 Faktor uterus dan placenta

Karakteritis
 Berat kurang dari 2.500 gram

 Panjang badan kurang dari 45 cm

 Lingkar dada kurang dari 30 cm.

 Lingkar kepala kurang dari 33 cm

 Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

 Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak

 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik-

lemah
 Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per

menit.
 Frekuensi nadi 100-140 kali per menit
 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut :
- Sesak nafas
- Frekuensi pernafasan 60×/ menit
- Gerak retraksi dada
- Malas minum
- Panas / suhu badan bayi rendah
- Kurang aktif

BBL dinyatakan sakit berat apabila di temukan tanda-tanda sebagai berikut :


- Sulit minum
- Sianosis sentral
- Perut kembung
- Periode apnoe
- Kejang atau periode kejang-kejang kecil
- Perdarahan
- Sangat kuning
- BBL < 1500 gram
Lanjutan…
Klasifikasi BBLR
Klasifikasi di tentukan dengan cara
menimbang bayi baru lahir dan sesuai
dengan beratnya, maka bayi akan di
golongkan dalam :
 BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
 BBLSR, berat badan lahir <1500 gram
 BBLER, berat lahir < 1000 gram
6. TORCH
Adalah istilah yang mengacu kepada sejumlah
infeksi yang mengakibatkan gangguan
kehamilan.

Beberapa kecacatan janin yang bisa timbul


akibat TORCH yang menyerang wanita hamil
antara lain kelainan pada saraf, mata, otak,
paru-paru, mata, telinga, terganggunya fungsi
motorik, hidrosefalus, dan lain sebagainya
dengan tingkat kecacatan bawaan mencapai 15
persen dari yang terinfeksi.
Penularan terjadi secara vertikal atau dari ibu ke anak ( mother-to-childtransmission ).
Contoh
Beberapa infeksi yang ditularkan vertikal dimasukkan ke dalam kompleks TORCH, yang merupakan
singkatan dari:
T – Toksoplasmosis/Toxoplasmagondii
O – Otherinfections (infeksi lainnya)
R – Rubela
C – Cytomegalovirus
H – Herpes simplex virus-2 atau neonatal herpes simplex

Huruf "O" merujuk kepada otheragents (penyebab lain), termasuk:


Coxsackievirus
Chickenpox atau cacar air (disebabkan oleh varicellazoster virus)
Parvovirus B19
Chlamydia
HIV
Human T-lymphotropic virus
Sifilis
 Pencegahan
Pencegahan mutlak dilakukan 3-6 bulan
sebelum wanita hamil dengan vaksinasi MMR
atau Rubella
7. Hepatitis
 Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada
peradangan yang terjadi di hati. Hepatitis umumnya
disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat
disebabkan oleh kondisi lain.
 
 Ada beberapa jenis virus hepatitis, yaitu hepatitis A,B,C, D
dan E. Jika tidak tertangani dengan baik, hepatitis saat hamil
bisa menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, bahkan
kematian. Selain itu, sang ibu juga bisa menyebarkan virus ke
janinnya.
 Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum

terjadi selama kehamilan. Sementara hepatitis B adalah


bentuk hepatitis yang paling sering ditularkan dari ibu ke bayi
di seluruh dunia.
Lanjutan…
 Penanganan Hepatitis untuk Ibu Hamil
Sejumlah tindakan penanganan umum yang dapat mendukung proses penyembuhan
hepatitis, di antaranya:
 Penderita hepatitis sangat dianjurkan memperbaiki pola hidup dengan memperbaiki
asupan makanan bernutrisi yang diolah secara higienis
 Hepatitis B dan C ditangani dengan pemberian obat atau kombinasi obat-obatan
resep dokter, yang perlu di konsumsi dalam jangka waktu panjang.
 Persalinan normal lewat vagina maupun operasi caesar sama amannya untuk pasien
hepatitis B dan C. Tidak ada perbedaan dari tingkat penularan yang diketahui saat
membandingkan kedua metode persalinan.
 Selain menerapkan pola hidup sehat dan bersih, ibu hamil juga harus:
 Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran,
serta buah-buahan.
 Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
 Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.
 Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
 Jika Anda sudah selesai melaksanakan proses persalinan, bayi perlu segera
mendapat vaksin dan antibodi untuk mencegah penularan virus. Teknik pencegahan
demikian memiliki efektivitas hingga 95% untuk mencegah penularan virus.
Contoh kasus
Data Subjektif (S)
 Ibu mengatakan HPHT 18-12-2012.

 Ibu mengatakan melahirkan tanggal 10-09-2012.

 Ibu memeriksakan kehamilan di BPS Titiek Markarmah sebanyak 4 kali.

 Ibu mengatakan selama kehamilan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, dan

lain-lain.
 Ibu mengatakan persalinannya berlangsung normal.

 GI PO AO.

Data Objektif (O)


 Bayi lahir segera menangis.

 Respon terhadap rangsangan baik.

 Tanda-tanda vital :

 Suhu                   : 36,5 OC

 Pernapasan         : 48 x / m

 Denyut jantung  : 130 x / m

 BBL : 2.400 gram, PBL : 48 cm, AS : 8/10

 Rambut tebal, hitam, wajah simetris kiri dan kanan, sutura menyatu saling berhubungan,

tidak ada caput.


lanjutan Data Objektif (O)
 Mata simetris kiri dan kanan, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus.
 Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret.
 Fontonella anterior (mayor) dan fontanella posterior (minor) belum menutup.

 Bibir tidak pucat, refleks isap kurang baik, palatum terbentuk dengan baik.
 Tonus otot leher baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

 Dada simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, lingkar dada 31 cm (Normal 30

– 38 cm).
 Lila : 10 cm (Normal 10 – 11 cm).
 Jari-jari lengkap.
 Tali pusat masih basah.
 Lingkar perut 29 cm.

 Kulit kemerah-merahan, terdapat verniks dan lanugo.

 Tidak ada cekungan dan benjolan pada punggung.


 Labia mayor dan labia minor terbentuk.

 Anus terbentuk.
 Tungkai dan kaki simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jumlah jari kaki lengkap.
Assesment (A)
 Bayi Ny.A dengan BBLR usia 1 hari

Planning (P)
 Membersihkan jalan napas. Tidak terdapat lendir pada hidung.

 Merawat tali pusat. Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.

 Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang

kering. Bayi terbungkus dan memakai pakaian dengan rapi.


 Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah. Bayi memakai

pakaian / popok yang kering bersih.


 Memonitor tanda-tanda vital

 Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.

 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi.

 Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im. Tidak terjadi perdarahan otak.


terimakasih

Anda mungkin juga menyukai