Anda di halaman 1dari 110

HIV/AIDS

Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar


INFEKSI MENULAR SEKSUAL
DAN HIV/AIDS

1. Prevalensi tinggi dan jumlah kasus absolut


besar
2. Usia pertama terinfeksi semakin muda
3. Kasus HIV/AIDs tinggi dan meningkat
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

 Perilaku semakin berisiko (terutama remaja)  Seks


bebas, obat-obatan, risk taking, kekerasan,
pengetahuan dan kepatuhan terhadap hukum
kurang.

 Upaya pemberdayaan kurang (terutama remaja) 


Policy yang mendukung, program pembinaan lemah.

 Pelayanan minim  Pusat informasi, pelayanan &


perlindungan tidak ada/ kurang

 Perlindungan terhadap remaja tidak ada -> Undang-


undang dan aturan yang ada tidak melindungi,
cenderung merugikan remaja
Ada Apa dengan Perilaku
Seksual Kaum Muda
IMS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

IMS merupakan penyakit yang sering dijumpai


IMS : Penyakit

IMS merupakan masalah yang serius karena


dapat menimbulkan akibat lanjut terhadap
penderita dan bayi

dapat menimbulkan kematian

beberapa IMS dapat mempermudah terjadinya


penularan HIV
Cara Penyebaran IMS
Sesuai dengan istilah yang digunakan atau
namanya, cara penularan IMS terutama
adalah melalui hubungan seksual/ seksual
penetratif yang tidak terlindung baik per
vaginal, anal atau oral.

Cara penularan lainnya :


 Dari ibu ke anak; selama periode kehamilan
(misal herpes genetalis, HIV dan sifilis); pada
saat kelahiran (gonore dan klamidia) atau
sesudah lahir (HIV).
 Melalui transfusi darah atau kontak langsung
dengan cairan darah atau produk darah (sifilis dan
HIV).
Perilaku yang berperan dalam
penyebaran IMS
 Sering berganti pasangan seksual

 Mempunyai lebih dari satu pasangan seksual.

 Mempunyai pasangan yang juga mempunyai pasangan lain.

 Berhubungan seks dengan yang tidak dikenal, pelacur atau


langganannya (pasangan yang sudah kontak dengan orang
lain/tidak dikenal atau tidak diketahui mengidap IMS atau
tidak).

 Masih terus berhubungan seks walaupun dengan keluhan


IMS.

 Mengidap IMS yang tidak menginformasikan mitra


pasangan seks bahwa dia perlu pengobatan.

 Tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan


seksual dengan pasangan yang berisiko tinggi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEBARAN
1. Faktor sosial yang mempengaruhi penyebaran
 Tidak berperilaku seks yang aman;
 Terlambat dalam memperoleh pengobatan
 Pemakaian antibiotik yang tidak rasional
 Kegagalan mengajak mitra seks untuk berobat.

2. Faktor biologi yang mempengaruhi penyebaran


 Faktor umur

Secara alamiah mukosa vagina dan jaringan leher rahim pada


perempuan usia muda peka atau mudah terinfeksi. Perempuan
muda karena pengaruh budaya sudah kawin/seksual aktif pada
usia muda (remaja).
 Faktor kelamin

IMS MENULAR TU PD perempuan melalui HUS. Dalam jenis


hubungan heteroseksual, perempuan lebih mudah tertular dari
laki-laki.
Faktor ini disebabkan secara biologis selama hubungan
seksual, permukaan yang kontak pada perempuan (vagina)
lebih luas dibandingkan pada laki-laki.
 Pengaruh khitan (sirkumsisi)

Laki-laki yang di khitan lebih  jarang terinfeksi


Kelompok yang rentan terhadap
infeksi IMS
 Perempuan remaja yang tergolong seksual aktif.
 Perempuan yang sering berganti teman kencan
dalam kaitannya dengan upaya mencari pasangan
yang tetap.
 WPS serta pelanggannya.
 Laki-laki atau perempuan akibat pekerjaannya,
jauh dari keluarga atau jauh dari pasangan
tetapnya dalam jangka waktu yang cukup lama.
 Ada beberapa alasan sehingga mereka jarang
datang ke fasilitas kesehatan untuk berobat bila
menderita IMS. Untuk hal tersebut perlu dilakukan
upaya khusus agar dapat menjangkau mereka.
Beberapa pandangan umum yang salah
tentang IMS/HIV antara lain adalah:
 Mitos bahwa pada orang-orang tertentu, seperti
perempuan yang telah menikah, perempuan atau
Laki-laki muda, atau mitra yang “bersih”, biasanya
bebas dari infeksi;

 Menggunakan tablet anti-malaria sebelum dan


sesudah berhubungan seksual akan memberikan
perlindungan;

 Membuang air kecil (berkemih), mencuci atau


menyemprot vagina setelah melakukan hubungan
seks akan terlindung dari IMS;

 Penderita beranggapan bahwa dia tidak termasuk


kelompok berisiko karena bukan penjaja sex atau
homoseks.
ASAL CARA GEJALA
INFEKSI
INFEKSI Organisme yang Pertumbuhan Infeksi Jamur,
ENDOGENUS normal di berlebihan  Bacterial vaginosis
vagina timbul gejala

INFEKSI Pasangan Berhubungan gonore, klamidia,


MENULAR seksual dengan sifilis, chancroid,
terinfeksi pasangan trichomoniasis,
terinfeksi genital herpes,
genital warts, HIV
INFEKSI Dari dalam atau Prosedur Pem., PID karena aborsi @
IATROGENIK luar tubuh: saat periksa prosedur
 Endogenous kehamilan, transcervical, juga
melahirkan @ komplikasi kehamilan
 IMS (cervix
post partum. dan periode
@ vagina) Infeksi ke postpartum
 kontaminasi
uterus, tuba
dari luar falopii & organ
lain
SINDROM IMS/ ISR ORGANISME TYPE TRANS. SEMBU
SEKSUA H?
L
ULKUS Sifilis Treponema pallidum bacterial ya ya
GENITAL Chancroid Haemophilus ducreyi bacterial ya ya
Herpes Herpes simplex virus viral ya tidak
(HSV-2)
Granuloma Klebsiella
inguinale granulomatis bacterial ya ya
(Donovanosis)

Lymphogranulo Chlamydia trachomatis bacterial ya ya


ma venereum

DUH TUBUH Bacterial multiple bacterial tidak ya


vaginosis
Candida albicans fungal tidak ya
Yeast infection
Neisseria gonorrhoeae bacterial ya ya
Gonore
Chlamydia trachomatis bacterial ya ya
Chlamydia
Trichomonas vaginalis protozoal ya ya
Trichomoniasis

LAINNYA Tumbuhan Human papiloma virus virus ya tidak


Genital (HPV)
patient age: 46 years, patient sex: male
Effects of the Syphilis

 
Chancroid - Gram stain of H. ducreyi
TREND
PENYAKIT AKIBAT MAKSIAT
Kawin Usia Muda :
 Tidak berkurang walau secara nominal usia
menikah bertambah

Kehamilan (KTD) :
 Perilaku seks semakin bebas

Aborsi Tidak Aman dan ILEGAL:

STI/HIV-AIDS

Kekerasan/Diskriminasi terhadap remaja


meningkat
PENYAKIT AKIBAT MAKSIAT

1.Masalah Kesehatan Reproduksi


(KTD, Aborsi, IMS/HIV-AIDs,
dll).
2.Masalah Kesehatan Jiwa
(neurosis, psikosis, penggunaan
napza, perilaku menyimpang,
dll).
Hubungan IMS & HIV
AIDS

MELEMAHKAN TUBUH

PMS & HIV


MEMPERCEPAT
IMS HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


HIV
Human
I mmunodeficiency
V irus

• Penyebab AIDS
• Virus yang menyerang
sel darah putih
manusia dan
menyebabkan
menurunnya
kekebalan/ daya
tahan tubuh, sehingga
mudah terserang
infeksi/penyakit.
• ACQUIRED (BUKAN KETURUNAN)
• IMMUNE (SISTEM KEKEBALAN TUBUH)
• DEFICIENCY (TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK)
• SYNDROME (MEMILIKI BANYAK GEJALA)
ODHA = orang dengan HIV/AIDS
OHIDA = orang hidup dengan HIV/AIDS
SEJARAH
1981 DITEMUKAN DI AMERIKA

1983 DITEMUKAN PENYEBABNYA ADALAH


VIRUS

1986 VIRUSNYA DISEBUT HIV

1994 IDENTIFIKASI VIRUS

DARI ARSIP DARAH TERNYATA TELAH ADA


SEJAK TAHUN 1959
HIV/AIDS DI INDONESIA
Kasus pertama resmi dilaporkan
pemerintah : 1987 (di Bali)

Temuan Dr. Zubairi:


 1983: pemeriksaan pada waria (dilaporkan
dalam kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam
Indonesia tahun 1984 dan beritanya dimuat di
Tempo)
 Januari 1986: dirawat di RSIJ (juga dimuat di
Tempo)
HIV menyerang
sel darah putih

kekebalan
Tubuh
menurun

Sel darah putih 

sel darah putih


rusak

“APAKAH AIDS DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN?”


5
Kekebalan menurun  mudah diserang penyakit  kematian
PERJALANAN PENYAKIT DARI INFEKSI HIV  AIDS
Sejak masuknya HIV seseorang telah menjadi pengidap HIV dan
dpt menularkan HIV sepanjang hidupnya

Gejala AIDS
•Demam
•Radang paru
•selera makan turun
•Radang sal cerna
•Diare
•Kanker kulit
•BB turun drastis
•Radang krn jamur
Gejala •TB

AIDS

HIV Test Meninggal


Masuk (+)

3 bulan 5-10 tahun 6 bulan – 2 tahun

Window Period Nampak Sehat


Tanpa gejala
GEJALA PENYAKIT AIDS
I. DEWASA (> 12 tahun)

Mayor :
BB menurun > 10 % dlm 1 bln
Diare kronis > 1 bln

Demam > 1 bln
Penurunan kesadaran & gangguan neurologis
Demensia / Pikun

Minor :
Batuk menetap > 1 bln
Dermatitis generalisata yg gatal
Herpes Zoster multisegmental dan / berulang
Kandidiasis oro pharingeal
Herpes simplek kronis progresif
Limpadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pd alat kelamin wanita

Diagnosa ditegakkan : Tes HIV (+) di tambah 2 mayor & 1 minor.


GEJALA PENYAKIT AIDS
II. ANAK – ANAK (< 12 tahun)
Mayor :
Kehilangan BB atau gagal tumbuh
Diare kronis / berulang > 1 bln
• Demam kronis berulang > 1 bln
Infeksi saluran nafas bawah yg parah atau menetap

Minor :
Limpadenopati generalisata
Kandidiasis oral
Infeksi ringan yang berulang (otitis, pharingitis)
Batuk kronis
Dermatitis generalisata
Ensefalitis

Diagnosa ditegakkan :
٠ > 18 bln : Tes HIV (+) dg 2 mayor & 2 minor
٠ < 18 bln : Ibu HIV (+) dg 2 mayor & minor

( 2 mayor + 2 minor)
PERLU PERHATIAN KHUSUS

Belum ada obatnya


Telah tersedia therapi ARV, dan
terbukti efektif sehingga kualitas
hidup meningkat  tapi tetap
tidak menyembuhkan.
Belum ada vaksinnya
Pengidap akan menularkan selama
hidupnya (walau terlihat sehat)
Akan meninggal dalam 5-10 tahun
 Penyebaran sangat cepat
DIMANAKAH HIV ITU
BERADA?
Jumlah besar virus terdapat dalam darah,
cairan vagina, sperma.

Jumlah kecil terdapat dalam ASI, air liur


dan air mata

Terbukti menular melalui darah, cairan


vagina, sperma dan ASI

HIV tidak ditemukan di keringat, air


kencing, tinja, air ludah
SIAPA YANG SUDAH TERINFEKSI HIV?

• TIDAK BISA DIPASTIKAN DARI


KONDISI FISIK

• ORANG DENGAN HIV+ TERLIHAT


SEHAT DAN MERASA SEHAT

• ORANG DENGAN HIV+ TIDAK TAHU


BAHWA DIRINYA SUDAH TERINFEKSI

• TES HIV ADALAH SATU-SATUNYA


CARA UNTUK MENDAPATKAN
KEPASTIAN
Orang yang
berprilaku seperti
apa yang ada dalam
fikiran Anda ketika
seseorang tertular
HIV?
Sex Bebas??
Narkoba
Jarum Suntik??
Homosexual?
HIV dapat ditularkan melalui darah
CARA-CARA PENULARAN

Penggunaan
jarum bersama
pada IDU

Holmes
Transfusi darah
tanpa skrining
BBC News online

Alat/jarum suntik digunakan berulang


atau bersama (tato, tindik, pisau cukur)
HIV tidak menular melalui…

Batuk/udara

bersalaman Gigitan nyamuk/serangga


Kasus HIV/AIDS dari Kalangan Pecandu Narkoba

Indonesia Tahun 1987 s.d. 2006


1600

1400

1200
Jumlah kasus tercatat

1000

800

600

400

200

0
1988

1990

1992

1999
2000

2002

2004
1987

1989

1991

1993
1994
1995
1996
1997
1998

2001

2003

2005
2006
Lokasi “PSK” Tanah Abang
Gaya Nyipe’ IDU
CARA MENCEGAH PENULARAN HIV/IMS
MELALUI KONTAK SEKSUAL
Bagi yang belum menikah dianjurkan
untuk tidak melakukan hubungan
seksual (abstinensia)

A
Saling setia pada satu pasangan (baku
setia)

B
Gunakan kondom setiap kali
melakukan hubungan seks yang
berisiko

C
CARA MENCEGAH PENULARAN HIV
PADA PEMAKAI NARKOBA SUNTIK

 Tidak menggunakan jarum yang tidak steril


 Dengan penggunaan jarum steril, pemakai
narkoba suntik akan terhindar juga dari
Hepatitis B dan Hepatitis C serta komplikasi lain
akibat pemakaian jarum tidak steril
 Penggunaan jarum suntik steril oleh pemakai
narkoba suntik akan mengurangi penularan HIV
diantara sesama mereka dan di masyarakat
CARA MENCEGAH HIV/AIDS
MELALUI KONTAK DARAH

 Kewaspadaan Umum (Universal


Precaution) dalam pelayanan kesehatan
(sterilisasi alat, prosedur medis dsb)
 Skrining darah donor oleh PMI
 Penggunaan jarum steril oleh pemakai
narkoba suntik, tindik, tatoo
CARA MENCEGAH PENULARAN DARI
IBU KE ANAK
 Selama kehamilan trimester III diberi ARV
(Anti Retro Virus)
 Persalinan secara sectio caesaria
 Bayi tidak diberi ASI (Terbaru : bisa asal
Eksklusif ??)
 Dengan cara ini kemungkinan penularan dari
ibu ke anak bisa diturunkan dari rata-rata
30% menjadi 6%
Mencegah penularan HIV
 Penyuluhan
 Layanan testing dan konseling
sukarela
 Pelayanan diagnosis
 Layanan terapi
 Dukungan psikologi dan sosial
KLINIK KONSELING
 Merupakan pintu masuk untuk test HIV dan ARV

 Bersifat sukarela dan rahasia

 Konseling dilakukan sebelum dan sesudah test HIV


dan pengobatan ARV.

 Penting untuk orang yang telah melakukan


perbuatan beresiko tinggi tertular HIV/AIDS

 Dilaksanakan oleh konselor yang telah dilatih


Siapa yang membutuhkan
konseling tes HIV

 Orang yang khawatir bahwa dirinya mungkin


terinfeksi HIV/AIDS
 Orang yang akan/ sedang menjalani tes HIV
 Orang yang bertugas memberikan perhatian/
bantuan untuk Odha; petugas kesehatan
 ODHA yang masih dibawah pengawasan keluarga
atau dirawat di RS
 Keluarga ODHA, dengan persetujuan ODHA
 Orang yang menyadari bahwa perilakunya beresiko
tinggi
 Korban kekerasan seksual
Syarat Tes HIV

 Sukarela
 Melalui Konseling (pre dan post test)
 Informed Concerned
 Tes tanpa nama
 Alat Tes atau Lab yg diakui
 Kerahasiaan terjamin
 Motivasi Perubahan Perilaku
 Pemberitahuan pasangan
SITUASI HIV/AIDS DI
INDONESIA
Kasus Kumulatif AIDS s/d 30 September 2007

Kasus AIDS  10.384 kasus (┼ 22,02%)

Provinsi yang lapor 32 provinsi


Terbanyak  DKI, Jabar, Papua, Jatim,
Bali, Kalbar, Sumut, Jateng, Kepri dan
Riau

Cara penularan :
 IDU 49,5%
 Heteroseksual 42%
 Homoseksual 4%
SITUASI HIV/AIDS DI
INDONESIA
Kelompok umur
 20-29 tahun (53,80%)
 30-39 th (27,99%)
 40-49 th (8,19%)

♂ : ♀ = 4,07 : 1

Kasus Kumulatif HIV s/d 30 September


2007
 Infeksi HIV : 5.904
PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI
PROV. SUMATERA BARAT
Tahun 1992 pertama kali ditemukan kasus
HIV sebanyak 1 orang di Sumbar melalui
sero survey

Saat ini : s.d Sept 08 tercatat 435 kasus


HIV/AIDS (264 HIV dan 171 AIDS)

Depkes 2007  Case rate 2,88 (jumlah


kasus/ jumlah pend.)
 Jika dilihat dari jumlah kasus 
peringkat 13 dari 33 propinsi.
 Jika dilihat dari Case Rate 

peringkat 15 dari 33 propinsi


PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI PROV.
SUMATERA BARAT
Kasus Kumulatif AIDS s/d 2007

Kasus AIDS  169 kasus (┼ 33 ORANG, 13,61%)


Seluruh kabupaten/kota sudah punya kasus HIV/AIDS
Kabupaten/kota yang punya kasus AIDS 13
kabupaten/kota. (KECUALI 50 kota, Pasaman, Swl/Sjj,
Dharmas Raya, Kabupaten Kep. Mentawai, Kota
Pariaman)
Pada tahun 2007 terjadi peningkatan kasus penemuan
kasus 102 kasus baru AIDS
♂ : ♀ = 4,6 : 1
Cara Penularan
 Heteroseksual 25%
 IDU 76,79%
 Homoseksual 3%
 Dari Ibu 3%
PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI PROV.
SUMATERA BARAT
Kelompok umur
 < 24 tahun (1,22%)
 25-29 th (80,49%)
 > 30 th (18,29%)

Kasus Kumulatif HIV s/d 2007  164 orang


30 sero survey
93 screning PMI
24 RS
Penemuan penderita HIV/AIDS
Sero Survei : dilakukan survei ke lokasi
population at risk (lapas, WTS) yang bersifat
anonimus unlink
Skrining darah PMI dari Donor yang bersifat
anonimus unlink
Pemeriksaan di rumah sakit  anonimus
linked
Sarana dan Tenaga
 RS Rujukan :
 RS Dr. M. Djamil Padang
 RSAM Bukittinggi
 Klinik VCT :
 RS Dr. M. Djamil Padang
 RSAM Bukittinggi
 RS Yos Sudarso
 LSM PKBI Cemara
 LSM Lentera Minangkabau
 Tenaga Terlatih
 RSUP M. Jamil  CST Dasar (Dokter, Perawat), CST Lanjut
(Dokter, Perawat), VCT, Monev, Laboratorium
 RSAM  CST Dasar (Dokter, Perawat), VCT, HR
 RSUD Pariaman  CST Dasar (Dokter, Perawat), VCT
 PMTCT
MASALAH
1. ODHA ditemukan pada kelompok usia
produktif dan mahasiswa
2. Masyarakat mengharapkan ODHA dapat
diketahui identitasnya untuk ditindak lanjuti
3. Belum sama persepsi tentang unlink
anonimous
4. Pengetahuan rendah tentang IMS / HIV-AIDS
5. Belum Ada RSKO
6. Sulitnya Penertiban Dan Pengawasan
Peredaran Napza Yang Ilegal
7. Rasa malu keluarga korban untuk
mendatangi sarana yankes
8. Maraknya tempat hiburan dan café
9. Keterbatasan dana dalam melaksanakan
survey sehingga tidak seluruh Kab/Kota
dapat diketahui situasi HIV/AIDS.
PEMECAHAN MASALAH
1. Meningkatkan KIE
2. Advokasi kepada semua pihak pada setiap
tingkat administrasi untuk memperoleh
komitmen.
3. Peningkatan peran LS terkait di bawah
koordinasi KPAD (Perguruan Tinggi se Sumbar
utk meningkatkan Penyuluhan kpd Mahasiswa
ttg HIV/AIDS, sehingga diharapkan mahasiswa
dapat berperan aktif dalam KIE pada
masyarakat)
4. Pendekatan kepada kelompok berprilaku resiko
tinggi untuk memeriksakan status HIV dengan
kesadaran sendiri mengunjungi klinik VCT
5. Pengawasan dan Pengendalian Distribusi Napza
ilegal
6. Pemantauan Kasus Penyalahgunaan Napza
7. Mengalokasikan dana untuk kegiatan sero
survey HIV/AIDS di KAb/Kota masing-masing.
This HIV-positive patient presented with signs of advanced oral hairy leukoplakia (OHL) on the lateral
border of his tongue. Being that HIV reduces immunologic activity, the intraoral environment is a prime
target for chronic secondary infections and inflammatory processes, including OHL, which is due to the
Epstein-Barr virus under immunosuppressed conditions.
RNA Virus Infections, Retroviridae Infections, Stomatognathic Diseases, Virus Diseases
This HIV patient presented with labial and gingival Kaposi’s sarcoma secondary to his AIDS infection which included
the maxilla. In approximately 7.5-10 percent of AIDS patients display signs of oral Kaposi’s sarcoma, and can range in
appearance from a small asymptomatic growths that are flat purple-red in color, to larger nodular growths.
Virus Diseases, RNA Virus Infections, Retroviridae Infections, Sexually Transmitted Diseases, Viral, Stomatognathic
Diseases, Tooth and Gum Diseases, Neoplasms
This HIV-positive patient was exhibiting signs of a secondary aphthous stomatitis infection, i.e., multiple canker sores.
This condition was present for 5 days, and was the first sign or symptom of this patient’s HIV infection, which was confirmed
by serology. The patient had never had any similar attack, and the sores responded to a 4 day, 60 mg/day dosage of
prednisone.
RNA Virus Infections, Retroviridae Infections, Sexually Transmitted Diseases, Viral, Virus Diseases
This HIV-positive patient was exhibiting signs of a secondary condyloma acuminata infection, i.e., venereal warts. This
intraoral eruption of condyloma acuminata, or venereal warts was caused by the human papilloma virus. Though oral HPV is a
rare occurrence, HIV reduces the body’s immune response, and therefore, such secondary infections can manifest
themselves. Opportunistic Infections, Viral, Retroviridae Infections, Sexually Transmitted Diseases, Viral, Virus Diseases,
Papovaviridae Infections, Warts
This HIV-positive patient was exhibiting a chronic mucocutaneous herpes lesion for one month in duration. Herpes
simplex virus type1 usually is the cause for oral lesions sometimes referred to as “cold sores”, “fever blisters” or more
technically known as “recurrent herpes labialis”.
Stomatognathic Diseases, Virus Diseases, RNA Virus Infections, Retroviridae Infections, Sexually Transmitted Diseases, Viral
This 36 year old HIV/AIDS patient presented with a secondary opportunistic oral candidiasis infection. The immune
systems in suffers with HIV undergoes a dramatic reduction its effectiveness, resulting in the greater possibility of
secondary infections, as in this example, where the intraoral Candida sp. organisms were no longer kept in check.
Stomatognathic Diseases, Virus Diseases, RNA Virus Infections, Retroviridae Infections, Sexually Transmitted Diseases,
Viral
Another casualty: A Seattle man with AIDS has purple lesions on his face
from Kaposi's sarcoma. Roger Ressmeyer / Corbis
Steven Jonson
Kaposi's sarcoma on the trunk and leg of a person affected with
AIDS

Image source : Afraid To Ask  http://www.afraidtoask.com


Kaposi’s sarcoma, nodular lesion
KS - Severe Intraoral, Pretreatment - Example 1
KS - Severe Intraoral, Pretreatment - Example 2
 

 
 

Another casualty: A Seattle man with AIDS has purple lesions on his face from Kaposi's sarcoma. Roger Ressmeyer / Corbis
Acanthamoeba infection Anak
Cutaneous candidiasis
Cutaneous candidiasis
Oral candidiasis and herpes simplex
Kaposi's sarcoma lesion
Tuberculous lymphadenitis (scrofula)
Cutaneous cryptococcus neoformans infection
Oral hairy leukoplakia
Erythematous (atrophic) candidiasis
Pseudomembranous candidiasis
Molluscum contagiosum
Human papillomavirus
Herpes zoster (shingles)
Herpes simplex virus
Severe tinea corporis
Norwegian (crusted) scabies
Scabies
Abdominal lymphoma
Severe HIV wasting
Severe encephalopathy
Suppurative parotitis
Rumah SAkit Dr. M.Jamil Padang Sebagai
Pusat Rujukan HIV AIDS Sumatra Barat
 Ditunjuk Sejak 2005
 Konselor 10 0rang
 Perawat Terlatih HIV/AIDS : 1 orang
 Dokter Terlatih HIV/AIDS : 3
 (Internist,Anak,Umum)
 Maneger kasus : 2 orang
 Apoteker/AA terlatih : 2 orang
 Dokter/Analis : 2 orang
 Poliklinik VCT
 Tersedia Obat ARV Gratis
 Tersedia Fasilitas Test HIV
Rumah SAkit DR. AHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI Sebagai Pusat Rujukan HIV
AIDS Sumatra Barat
 Ditunjuk Sejak 2006
 Konselor 6 0rang
 Perawat Terlatih HIV/AIDS : 1 orang
 Dokter Terlatih HIV/AIDS : 2
 (PA, Internis, Umum)
 Maneger kasus : 1 orang
 Apoteker/AA terlatih : 1 orang
 Poliklinik VCT
 Tersedia Obat ARV Gratis
 Tersedia Fasilitas Test HIV

Anda mungkin juga menyukai