Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN

Pengertian manajemen

Sejarah manajemen

Tujuan manajemen

Fungsi manajemen

Tugas manajemen

Pengambilan keputusan
PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen adalah ilmu tentang upaya


manusia untuk memanfaatkan semua
sumber daya yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan secara efektif dan
efisirn
SEJARAH MANAJEMEN

Fase 1: pemikiran awal manajemen

Fase 2: era manajemen sains

Fase 3: era manusia sosial

Fase 4: era modern


FASE 1: PEMIKIRAN AWAL
MANAJEMEN
Pemikiran awal manajemen, menurut wren, terjadi
sebelum abad 20. Pada waktu itu, ada 2 peristiwa
penting:
1. buku adam smith tahun 1776 saat adam smith
memunculkan doktrin ekonomi klasic "the wealth of
nation"  yang dalam buku yang ia terbitkan
mengemukakan tentang keungulan ekonomis yang
akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja
yaitu mengenai perincian pekerjaan pekerjaan
kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.
2. revolusi industri di inggris (britania) akibat kejadian
ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori
yang bisa membantu dalam meramalkan
permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan
tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas
sehari hari dan yang lainnya sehingga
menyebabkan ilmu manajemen kemudian mulai
dikembangkan oleh ahli.
FASE 2: ERA MANAJEMEN SAINS
Era ini ditandai dengan berkembangnya
perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur 
Frederick Winslow Taylor

Henry Towne

Lillian Gilbreth Dan Frank

Henry Fayol

Max Weber

Patrick Blackett
1. Frederick Winslow Taylor
 Manajemen sains atau manajemen ilmiah
dipopulerkan oleh ahli manajemen frederick
winslow taylor yang ditulis dalam bukunya
yang berjudul "principles of scientific
management" (1911).
 Taylor memaparkan manajemen sains
sebagai penggunaan metode yang ilmiah
dalam menentukan cara terbaik untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam perkembangannya, manajemen juga
didukung oleh berbagai pemikiran pemikiran
yang baru dari henry gantt dan gilberth.
2. Henry gantt
 Henry gantt mengemukakan ide bahwa
seorang mandor seharusnya mampu untuk
memberikan pendidikan kepada para pekerja
atau karyawan untuk lebih bersifat rajin dan
kooperatif.
 Kemudian dia mendesain sebuah grafik
untuk berupaya membantu manajemen yang
bisa dipergunakan dalam merancang serta
mengontrol pekerjaan yang kemudian
diberinama gantt chart.
3. lillian gilbreth dan frank
 merupakan pasangan suami istri
menciptakan alat yang bisa mencatat
gerakan yang dilakukan oleh pekerja serta
lama waktu yang mereka habiskan dalam
gerakan tersebut.
 Alat ini dipakai untuk mewujudkan sistem
produksi yang efisien yang disebut sebagai
"micromotion" era manajemen sains juga
diramaikan oleh teori administratif. Yaitu teori
tentang hal apa yang harus dilakukan oleh
manajer serta bagaimana membentuk
sebuah praktek manajemen yang baik.
4. Henry fayol
seorang industriawan dari prancis mengemukakan
gagasan tentang lima fungsi manajemen yang utama.

Fungsi fungsi manajemen menurut henry fayol


tersebut antara lain :
1. Merancang
2. Mengorganisasi
3. Memerintah
4. Mengkoordinasikan
5. Mengendalikan

Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini


kemudian digunakan sebagai kerangka kerja dalam
buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus
berkembang sampai saat ini.
5. max weber
seorang ahli sosiologi asal jerman mengambarkan
sebuah tipe ideal bagi organisasi yang disebut
dengan birokrasi.
 Bentuk organisasi yang bercirikan dengan
pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan
secara jelas, peraturan serta ketetapan yang
sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal.
 Namun begitu, max weber sadar bahwa birokrasi
yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max weber
bermaksud menggambarkan tipe organisasi itu
dengan menjadikan landasan dalam berteori
mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan
dalam kelompok yang besar. Teori tersebut telah
menjadi contoh bagi banyak organisasi besar
pada masa sekarang.
6. patrick blackett
pada tahun 1940 an, patrick blackett
menelurkan ilmu tentang riset operasi yang
merupakan ilmu kombinasi dari
mikroekonomi dan teori statistika.
Riset operasi ini lebih familiar dikenal
dengan 'manajemen sains' dengan mencoba
pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan
masalah yang ada pada manajemen
khususnya dibidang operasi dan logistik.
Tahun 1946, peter f drucker menerbitkan
buku mengenai manajemen terapan.
"concept of the corporation". buku ini
menugaskan penelitian mengenai organisasi.
FASE 3: ERA MANUSIA SOSIAL
Ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral
school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen
sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas
sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal
sebagai eksperimen hawthorne. Dilakukan pada tahun 1920-
an hingga 1930-an di pabrik hawthorne milik 
western electric company works di cicero, illenois. Kajian ini
awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam
tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil
kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti
jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah
lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja
dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan
kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti
menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
FASE 4: ERA MODERN

Dalam era modern manajemen ditandai dengan


munculnya konsep manajemen kualitas total pada
abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen w.
Edwards deming dan joseph juran.
Bahwa mayoritas permasalahan dalam hal
kualitas bukanlah berasal dari kesalahan para
pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia menekankan
akan pentingnya peningkatan kualitas dengan
menyusun teori lima langkah reaksi berantai. Apabila
kualitas bisa ditingkatkan maka:
Berkurangnya biaya karena biaya untuk
perbaikan berkurang, kesalahan yang sedikit, minim
terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh
lebih baik atas waktu serta material
TUJUAN MANAJEMEN
 Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita
pilih secara efektif dan efisien.
 Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji
ulang situasi serta melakukan berbagai
penyesuaian dan koreksi jika terdapat
penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
 Senantiasa memperbaharui strategi yang kita
rumuskan agar sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
 Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman peluang yang ada.
 Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan
sehingga kita hidup kita lebih teratur.
FUNGSI MANAJEMEN
 Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang
akan diambil perusahaan serta memprediksikan hasil yang
akan didapatkan dari tindakan yang akan diambil tsb.
 Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur,
membentuk, mendelegasikan dan menerapkan jalur suatu
wewenang/tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta
mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.
 Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan
atau standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam
bentuk produk ataupun jasa yg diberikan pada perusahaan
dalam rangka memberikan pencapaian tujuan perusahaan.
 Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat oranglain
melakukan pekerjaan, mendorong, memotivasi serta
menciptakan iklim pekerjaan yang baik.
 Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh
kegiatan yang telah dilakukan melalui analisis SWOT.
TUGAS MANAJEMEN
 Menentukan segala apa yang harus dicapai
atau diselesaikan (the setting of objectives)
 Memimpin segala aktivitas dan segala
sesuatunya untuk menyelenggarakan
pencapaiannya (leading the activities
towards accomplish-ments)
 Membuat segala sesuatunya tercapai sesuai
dengan apa yang telah ditentukan
sebelumnya (securing results according to
predetermind objectives standards).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh
seorang manajer atau administrator. Kegiatan
pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian
masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah,
evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan
pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat
keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui
dan menguasai teori dan teknik pembuatan
keputusan. Dengan peningkatan kemampuan
pimpinan dalam pembuatan keputusan maka
diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan
yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Model pengambilan keputusan
1. Model klasik
Didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan
keyakinan manajer tentang seperti apakah
seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat
asumsi yang menggaris bawahi model ini
adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai
tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi
kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan
logika untuk memberikan nilai. Mencoba untuk
memaksimalkan tujuan organisasi.
2. Model Administratif
sebuah model dalam pengambilan keputusan yang
menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat
keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan
yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus
pada factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi
pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu.
Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak
jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di
antara para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu digunakan

3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia,


informasi dan keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan
daripada mencari solusi yang paling baik
3. Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam
pengambilan keputusan yang tidak terprogram
ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya
terbatas, dan adanya konflik antara manajer
tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan
apa yang akan dilakukan.model politik dimulai
dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan

2. Informasi ambigu dan tidak lengkap

3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk


mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan
menarik perdebatan untuk menentukan tujuan
dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
3. Pengembangan Alternatif
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
5. Penerapan Alternatif Terpilih
6. Evauasi dan Umpan Balik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai