Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH KIMIA AIR ALKALINITAS AIR DI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DISUSUN OLEH :

1. Perry Boy Chandra Siahaan

2. Deby Ayu Anggraeni

3. Dewi Sri Wahyuni

4. Nyurono Sahputra

5. Siti Suryani

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA


SUMATERA UTARA 2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman hayati pada biota akuatik merupakan suatu anugerah yang

dimiliki indonesia yang bisa dimanfaatkan masyarakat Indonesia khususnya

nelayan. Sebagaimana mahluk hidup lainya biota air mebutuhkan lingkungan yang

nyaman agar dapat hidup dengan sehat dan tumbuh optimal. Bila lingkungan

tersebut tidk memenuhi syarat, biota tersebut akan mengalami stress atau kematian

yang tidak diinginkan. Seorang pembudidaya harus dapat mengetahui parameter

kualitas air, dan juga harus paham tentang karakteristik air yang merupakan habitas

biota air yang dibudidayakan.

pengelolaan perairan yang telah tersedia di alam Indonesia, sudah seharusnya kita

harus mengetahui hal yang menjadikan air tetap memiliki kualitas yang produktif.

Praktikum limnologi mengenai alkalinitas perlu dilakukan dikalangan mahasiswa

perikanan, agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami serta memiliki

kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya perairan dengan mengelola potensi

alam yang telah tersedia.

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetlalkan asam atau kuantitas

anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.Alkalinrtas juga

diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan. Secara

khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas

menyangga dari ionbikarbonat, dan sampai tahap terlentu terhadap ion.

1
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pengukuran Alkalinitas adalah untuk mengetahui

kadar alkalinitas dalam suatu perairan. Kegunaan dari praktikum ini adalah

menambah pengetahuan dan pengalaman tentang percobaan dan cara pengukuran

kadar alkalinitas dalam perairan, baik perairan tergenang dan perairan mengalir.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetralkan asam atau kuantitas

anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.Alkalinrtas juga

diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan. Secara

khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas

menyangga dari ion bikarbonat, dan sampai tahap terlentu terhadap ion karbonat

dan hidroksida dalam air. Semakin tinggialkalinitas maka kemampuan air untuk

menyanggalebih tinggi sehingga fluktuasi pH perairan semakinrendah. Alkalinitas

biasanya dinyatakan dalam satuanppm (mg/l) kalsium karbonat (Yulfiperius,

2004).

Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asam-asam lemah,

meskipun asam lemah atau basa lemah juga sebagai penyebabnya. Penyusun

alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Garam dari

asam lemah lain seperti : Borat, silikat, fosfat, sulfida, dan amonia juga

memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah sedikit (Aquarina, 2008).


2.2 Kegunaan Alkalinitas di Perairan

Fungsi utama alkalinitas adalah sebagai penyangga fluktuasi pH air. Semakin

tinggi alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih tinggi sehingga

fluktuasi pH semakin rendah. Alkalinitas dan kesadahan selain berfungsi sebagai

penyangga pH, ternyata melalui kalsiumnya penting dalam memperlahankan

kepekaan membransel dalam jaringan saraf dan otot (Smith, 1982).

3
2.3 Hubungan Alkalinitas dan Parameter Lainnya

Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi

berperan sebagai penyangga perairan terhadap perubahan pH yang drastis. Jika

basa kuat ditambahkan kedalam perairan maka basa tersebut akan bereaksi dengan

asam karbonat membentuk garam bikarbonat dan akhirnya menjadi karbonat. Jika

asam ditambahkan kedalam perairan maka asam tersebut akan digunakan untuk

mengonversi karbonat menjadi bikarbonat dan bikarbonat menjadi asam karbonat.

Hal ini dapat menjadikan perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi tidak

mengalami perubahan pH secara drastis. Penyebab yang mempengaruhi terjadinya

penurunan pH salah satunya yaitu terhadap bahan organik dimana akibat pH yang

kurang stabil maka konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini

disebabkan karena pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang

kemudian hidrogen bebas tersebut akan membentuk senyawa asam dengan

mengikat basa-basa bebas seperti karbonat maupun bikarbonat yang merupakan

unsur pembentuk total alkalinitas air, akibatnya menurunkan konsentrasi total

alkalinitas (Cole,1988).

4
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum limnologi tentang Alkallinitas dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16

Desember 2019, dimulai pukul 08.00 sampai dengan selesai. Praktikum ini

dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam praktikum pengamatan alkalinitas dapat

dilihat pada tabel berikut;

Tabel 1 alat dan fungsi dalam praktikum alkalinitas


No Alat Fungsi

1. Gelas ukur Untuk mengukur volume sampel

2 Labu Erlenmeyer Sebagai tempat sampel yang dititrasi

3 Pipet Volume Untuk mengukur Larutan dalam volume


tertentu
4 Pipet tetes Mengambil titran dalam skala kecil

5 Labu Ukur Untuk membuat larutan dengan ketelitian yang


tinggi
Bola Karet
6
Untuk menghisap larutan pada pipet volume
7 Alat tulis Mencatat hasil yang diperoleh

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran alkalinitas yaitu

Sampel air penelitian dan air biasa, Larutan indicator phenolphthalein (PP),

Larutan indicator methyl orange (MO), Larutan standar asam sulfat (H 2SO4)

5
3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum alkalinitas adalah; Melakukan

pengambilan sampel air sebanyak 100 ml dan diberi penitrasi larutan indicator PP.

Jika larutan tidak berwarna, berarti tidak ada alkalinitas, kemudian tambahkan

larutan MO. Selanjutnya lakukan titrasi dengan larutan standar H 2SO4 sampai

larutan berwarna kuning. Jika larutan berwarna maka langsung lakukan titrasi

dengan menggunakan H2SO4 Sampai warna pink (merah muda) hilang, dan

kemudian catat volume penitrasi yang digunakan. Setelah itu menambahkan lima

tetes indicator MO dan titrasi dengan H2SO4 sampai tampak warna orange, dan

ditulis volume indikator yang digunakan.

3.4 Analisa Data

Setelah melakukan percobaan, kemudian dilakukan analisa sesuai data yang telah

didapatkan. Analisa data ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus

sebagai berikut;

Perhitungan

PP alkaliniti = (P) (N) (50) (1000) mg/L CaCO3


V

Total Alkaliniti = (M atau P+B) (N) (50) (1000) mg/L CaCO3


V

Keterangan : M,P,B = Volume peniter

N = Normalitas peniter (H2SO4 0,02 N)

V = volume air sampel

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari pengamatan yang dilakukan, hasil pengamatan dapat lihat pada tabel

berikut :

Tabel 2 Hasil pengamatan praktikum alkalinitas


Sampel Jumlah H2SO4 mL Total alkalinitas mg/L
A 25,15 503

B 22,6 452

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum didapatkan

data sampel A yaitu air sampel penelitian sebanyak 25,15 mL dan sampel B

berasal dari sampel air biasa sebanyak 22,6 mL. Dari beberapa perlakuan

didapatkan sampel A yang berasal dari sampel air penelitian sebanyak 503 mg/L

dan pada sampel B yang berasal dari sampel air biasa sebanyak 452 mg/L.

Menurut Gusrina (2008), perairan dengan nilai alkalinitas yang tinggi lebih

produktif dari pada dengan nilai alkalinitas yang rendah. Kandungan alkalinitas

yang rendah, akan berdampak negatif pada produktifitas suatu organisme seperti

akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan untuk kelangsungan hidupnya

serta akan memepengaruhi kuantitas kadar parameter lain diantaranya CO 2, pH

dan parameter lainya.

7
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penjelasan hasil dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa;

1. Alkalinitas dapat mempengaruhi kehidupan ikan.

2. Terbentuknya alkalinitas karena adanya aktivitas ikan seperti respirasi, sisa

kotoran dan aktifitas metabolisme organisme itu sendiri yang mengakibatkan

tingkat keasaman pada air yang akhirnya meningkatkan alkalinitas.

3. Alkalinitas ini sangat berhubungan dengan parameter lain terutama kadar

keasaman (pH) dalam air.

4. Semakin tinggi pH dalam air, kadar alkalinitas akan semakin tinggi pula.

5.2 Saran

Kondisi laboratorium perlu dibenahi dan peralatan laboratorium dapat

lebih difasilitasi, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan cepat

terlaksana.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barus alexsander, 2002. Pengantar Limnologi, FMIPA USU, Medan


Basyahudin,2009. Panen Lele 2,5 Bulan, Penebar Swadaaya, Cimanggi Chapman,
V. J., and D. J. Chapman. 1962. The Algae, Second Edition. The Maacmillan
Press, London
D. Djokosetiyanto, R. K. Dongoran dan E. Supriyono, 2005. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 4 (2): 53-56
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan jilid , Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Jakarta.
Kordi & Tancung baso,2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam budidayaperairan,
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Yulfiperiusl, Mozes R. Toelihere, RidwanAffandi, Djadja Subardja Sjafei, 2004.
lktiologi Indonesia Volume 4 Nomor I.

9
LAMPIRAN

l.Total alkalinitas air sampel 1

Total Alkalinitas = (M atau P+B) (N) (50) (1000) ms/L CaCOs V


= (1.15+24) (0,02) (50) (1000) ms/L CaCOs 50
= (25.15) (0.02) (50) (1000) ms/L CaCOs 50
= 25.150 ms/L CaCOs 50

2.Total alkalinitas air sampel 2

Total Alkalinitas

= (M atau P+B) (N) (50) (1000) ms/L CaCOs V


= (1.9+20.7) (0.02) (50) (1000) ms/L CaCOs 50
= (22.6) (0.02) (50) (1000) ms/L CaCOs 50
= 22.6 ms/L CaCOs 50
= 452 ms/L CaCOs

10

Anda mungkin juga menyukai