DISUSUN OLEH :
4. Nyurono Sahputra
5. Siti Suryani
nelayan. Sebagaimana mahluk hidup lainya biota air mebutuhkan lingkungan yang
nyaman agar dapat hidup dengan sehat dan tumbuh optimal. Bila lingkungan
tersebut tidk memenuhi syarat, biota tersebut akan mengalami stress atau kematian
kualitas air, dan juga harus paham tentang karakteristik air yang merupakan habitas
pengelolaan perairan yang telah tersedia di alam Indonesia, sudah seharusnya kita
harus mengetahui hal yang menjadikan air tetap memiliki kualitas yang produktif.
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetlalkan asam atau kuantitas
1
1.2 Tujuan dan Kegunaan
kadar alkalinitas dalam suatu perairan. Kegunaan dari praktikum ini adalah
kadar alkalinitas dalam perairan, baik perairan tergenang dan perairan mengalir.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetralkan asam atau kuantitas
menyangga dari ion bikarbonat, dan sampai tahap terlentu terhadap ion karbonat
dan hidroksida dalam air. Semakin tinggialkalinitas maka kemampuan air untuk
2004).
meskipun asam lemah atau basa lemah juga sebagai penyebabnya. Penyusun
alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Garam dari
asam lemah lain seperti : Borat, silikat, fosfat, sulfida, dan amonia juga
tinggi alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih tinggi sehingga
3
2.3 Hubungan Alkalinitas dan Parameter Lainnya
Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi
basa kuat ditambahkan kedalam perairan maka basa tersebut akan bereaksi dengan
asam karbonat membentuk garam bikarbonat dan akhirnya menjadi karbonat. Jika
asam ditambahkan kedalam perairan maka asam tersebut akan digunakan untuk
Hal ini dapat menjadikan perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi tidak
penurunan pH salah satunya yaitu terhadap bahan organik dimana akibat pH yang
kurang stabil maka konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini
disebabkan karena pada keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang
alkalinitas (Cole,1988).
4
III. METODE PRAKTIKUM
Desember 2019, dimulai pukul 08.00 sampai dengan selesai. Praktikum ini
Sampel air penelitian dan air biasa, Larutan indicator phenolphthalein (PP),
Larutan indicator methyl orange (MO), Larutan standar asam sulfat (H 2SO4)
5
3.3 Prosedur Kerja
pengambilan sampel air sebanyak 100 ml dan diberi penitrasi larutan indicator PP.
Jika larutan tidak berwarna, berarti tidak ada alkalinitas, kemudian tambahkan
larutan MO. Selanjutnya lakukan titrasi dengan larutan standar H 2SO4 sampai
larutan berwarna kuning. Jika larutan berwarna maka langsung lakukan titrasi
dengan menggunakan H2SO4 Sampai warna pink (merah muda) hilang, dan
kemudian catat volume penitrasi yang digunakan. Setelah itu menambahkan lima
tetes indicator MO dan titrasi dengan H2SO4 sampai tampak warna orange, dan
Setelah melakukan percobaan, kemudian dilakukan analisa sesuai data yang telah
didapatkan. Analisa data ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus
sebagai berikut;
Perhitungan
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan yang dilakukan, hasil pengamatan dapat lihat pada tabel
berikut :
B 22,6 452
4.2 Pembahasan
data sampel A yaitu air sampel penelitian sebanyak 25,15 mL dan sampel B
berasal dari sampel air biasa sebanyak 22,6 mL. Dari beberapa perlakuan
didapatkan sampel A yang berasal dari sampel air penelitian sebanyak 503 mg/L
dan pada sampel B yang berasal dari sampel air biasa sebanyak 452 mg/L.
Menurut Gusrina (2008), perairan dengan nilai alkalinitas yang tinggi lebih
produktif dari pada dengan nilai alkalinitas yang rendah. Kandungan alkalinitas
yang rendah, akan berdampak negatif pada produktifitas suatu organisme seperti
7
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
4. Semakin tinggi pH dalam air, kadar alkalinitas akan semakin tinggi pula.
5.2 Saran
lebih difasilitasi, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan cepat
terlaksana.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
Total Alkalinitas
10