Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

UTANG (PENGERTIAN, PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN PENYAJIAN)


 
DOSEN PENGAMPU : DR. MUKHZARUDFA, S.E., M.SI.

 
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 3
TRIA GUSTI PUTRI (C1C017070)
IKA MUNAWAROH (C1C017074)
HERDASWITA (C1C017078)
SALSABILA MERLIANA (C1C017102)
 
KELAS:
6/ R-010/AKUNTANSI
 
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
1. PENGERTIAN UTANG (KEWAJIBAN)

FASB mendefinisikan kewaiban dslsm rerangka konseptualnya sebagai berikut:


Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup
pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer
asset atau menyediakan/menyarahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang
sebagai sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Dengan makna yang sama, IASC mendefinisikan kewajiban sebagai berikut:


Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber
daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Dalam Statement of Accounting Concept No. 4, Australian Accounting


Standard Board (AASB) mendefinisikan kewajiban sebagai berikut:
Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas potensi jasa atau manfaat ekonomi
masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas lain sebagai akibat transaksi
masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.
APB No. 4 mendefinisikan kewajiban dengan menggabungkan makna, pengukuran, dan
pengakuan sebagai berikut:
Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.Kewajiban juga mencakup kredit tangguhan tertentu
yang tidak kewajiban tapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Definisi dari IFRS (PSAK 57)sebagai berikut :


Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan
dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Definisi-definisi kewajiban di atas sangat menekankan konsep kesatuan usaha dengan


dinyatakannya secara eksplisit ungkapan kesatuan usaha (entitas/entity atau
perusahaan/enterprise) di dalamnya untuk menunjukan pihak yang mempunyai keharusan
untuk melakukan pengorbankan ekonomik.

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: (1) pengorbanan manfaar ekonomik
dimasa mendatang, (2) keharusan sekarang untuk mentransfer asset, dan (3) timbul akibat
transaksi masa lalu.
2. PENGUKURAN UTANG (KEWAJIBAN)

Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti.


Penentuan kos kewajiban pada saat terjadi paralel dengan pengukuran asset.
Terjadinya kewajiban pada umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau
timbulmnya biaya.Pemerolehan asset dapat berupa penguasaan barang
dagangannya atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari transaksi
pembelian.Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi
peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau
jasa. Oleh karena itu pengukur yang paling objektif untuk menentuka kos
kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan (meansured
considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah
pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban
jangka panjang (Suwardjono, 2014).

Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.Dengan demikian,
bisnis pencatatan kewajiban adalah nilai setara tunai bukan nilai nominal utang
(Suwardjono, 2014).
Syamsudin (2011) Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun
tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal
dari wesel atau obligasi.
2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini
pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti.
3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul
jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut di pengadilan oleh
perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan
memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut.
3. Penilaian
Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada
setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban.
Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati
nilai nominal (face value) kewajiban. Penilaian kewajiban pada saat
tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan
seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan kata lain,
penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Untuk kewajiban
moneter, nilai sekarangnya biasanya ditentukan atas dasar aliran kas keluar
dimasa datang didiskonan dengan tingkat bunga pasar sebagai tarif diskon
(Suwardjono, 2014)
- Transfer aset finansial
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset financial termasuk
kas, barang, atau jasa.
- Perlunasan Sebelum Jatuh Tempo
Bila kewajiban dilunasi pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo (nominal) dengan
sendirinya merefleksi nilai sekarang (saat pelunasan) kewajiban sehingga tidak ada selisih
antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal.
- Utang Terkonversi
Instrument financial pada dasarnya merupakan alat pembayaran atau pinjaman
sehingga dapat digunakan oleh pemegangnya untuk melunasi utang. Utang terkontroversi
atau convertible (convertible debt) merupakan salah satu instrument financial tersebut.
- Pembebasan Substantif
Pada mulanya, FASB menetapkan bahwa kewajiban dapat dianggap lenyap bila kreditor
menaruh kas atau lainnya misalnya obligasi pemerintah yang tidak dapat ditarik kembali
dalam satu perwalian dan aliran kas dari aset tersebut akan cukup untuk pelunasan
pembayaran bunga serta pokok pinjaman.
4. Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan
kelancarannya sejalan dengan penyajian asset.PSAK No 1 (pasal 39) menggariskan
bahwa aset lancer disajikan urut menurut urutan likuidiats sedangkan kewajiban
disajikan menurut urutan jatuh tempo.Ini berarti kewajiban jangka pendek
disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang.Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan.
PSAK No 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi
kriteria sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
bila (paragraph 44) :
-diperkirkan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal opersi
perusahaan
- jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Suatu kewajiban tetap dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang bila kewajiban tersebut tidak akan dilunasi tetapi
didanai kembali atau diperbarui. Paragraf 47 menyebutkan bahwa
kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh
tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca,apabila
:
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu
lebih dari dua belas bulan
2. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya
dengan pendanaan jangka panjang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai