Anda di halaman 1dari 26

1PEMERIKSAAN STATUS

ANESTESI PERIOPERATIF
2PEMERIKSAAN FISIK DAN
TINGKAT KESADARAN
PEMERIKSAAN STATUS
ANASTESI
Pemeriksaaan status fisik dilakukan untuk
menilai sejauh mana resiko pembiusan terhadap
diri pasien (keselamatan ps).

Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah


pemeriksaan dengan menggunakan metode ASA
(American Society of Anasthesiologist). karena
obat dan teknik anastesi umumnya akan
mengganggu fungsi pernafasan, peredaran
darah dan sistem saraf
PEMERIKSAAN ASA
ASA grade I
Status fisik : Tidak ada gangg organik, biokimia
dan psikiatri. Mis: penderita dg herinia ingunalis
tanpa kelainan lain, ortu sehat, bayi muda sehat.
Mortality (%) : 0,05.

ASA grade II
Status fisik : Gangg sistemik ringan-sedang
bukan karena penyakit yg akan dibedah. Mis:
penderita dg obesitas, bronkitis dan DM ringan
yg akan mengalami appendiktomi
Mortality (%) : 0,4.
ASA grade III
Status fisik : Penyakit sistemik berat.
mis:penderita DM dg komplikasi pembuluh darah
dan datang dg appendisitis akut.
Mortality (%) : 4,5.
ASA grade IV
Status fisik : Penyakit/gangg sistemik berat yg
membahayakan jiwa yg tidak selalu dpt
diperbaiki dg pembedahan, mis: insufisiensi
koroner atau infark miokard
Mortality (%) : 25.
ASA grade V
Status fisik : Penyakit/gangg
sistemik berat yg
membahayakan jiwa yg tidak
selalu dpt diperbaiki dg
pembedahan, mis: insufisiensi
koroner atau infark miokard
Mortality (%) : 50.
Makin tinggi PS ASA makin
tinggi resikonya.
Utk operasi darurat
(Emergency) ditambahkan dgn
huruf “D” atau “E”
Misal : PS ASA 1 D / 1 E
PS ASA 2 D / 2 E
Resikonya bertambah besar ok
Klasifikasi ASA dan Hubungannya dengan Tingkat
Mortalitas

KLASIFIKASI ASA DESKRIPSI PASIEN ANGKA KEMATIAN


(%)

I Pasien normal dan sehatfisik dan 0,1


mentaPasien normal dan sehatfisik dan
mental

II Pasien dengan penyakitsistemik 0,2
ringan Tidak ada keterbatasanfungsional

III Pasien dengan penyakitsistemik sedang 1,8


hinggaberat yang menyebabkanketerbatasan
fungs

IV Pasien dengan penyakitsistemik berat 7,8


yangmengancam hidup
danmenyebabkanketerbatasan fungsi

V Pasien yang tidak dapathidup/bertahan 9,4
dalam24 jam dengan atautanpa operasi

E Bila operasi dilakukandarurat atau cito  


Tujuan Pemeriksaan Pra Bedah
1. Pengumpulan data pasien
2. Menentukan masalah yang ada
3. Meramalkan penyulit yang akan terjadi
4. Melakukan persiapan untuk mencegah
penyulit yang mungkin terjadi
5. Menentukan status fisik pasien
6. Menentukan obat dan teknik anestesi
7. Menentukan premedikasi
Persiapan pd hari operasi :
1. Puasa
2. SIO (Surat izin Operasi)
3. PD ulangan
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Make up
7. Infus lancar?
8. Premedikasi : sudah ? – IM-IV
Anamnesis
1.Identifikasipasien: nama, umur, JK, BB,
alamat,pekerjaan, dll.
2.Riwayat penyakit yg pernah /sedang diderita
(asmabr, DM, hipertensi, dll).
3.Riwayat alergi thd obat-obatan / makanan.
4.Riwaya tobat-obatan yg digunakan yg mungkin
menimbulkan interaksi dg obat anestesi,
misal: antihipertensi, antibiotik, dll.
Anamnesis :

5. Riwayat op. Dan anestesi yg


 pernah dialami. Apakah ada
kesulitan/komplikasi pemberian
anestesi sebelumnya.
6. Kebiasaan sehari-hari yg
mungkin dpt mempengaruhi
anestesi, spt perokok berat (<20
batang/hari) karena mudah batuk
Evaluasi Keadaan Umum Penderitaa

a.Keadaan fisik meliputi:


status gizi (malnutrisi/obesitas).
b.Keadaan psikis: gelisah, takut,
depresi, kesakitan.
c.Tanda-tanda penyakit saluran
napas: batuk berdahak, sputum
kental/encer, wheezing dll.
d.Tanda-tanda penyakit jantung:
e.Kelainan GIT : mual, muntah,
diare,
hematemesis, melena, ileus, dll.
f.Kelainan Hepatobilier: ikterus
obstruktif, hepatitis.
g. Kelainan urogenital: gagal ginjal
kronik
h. Kelainan endokrin:
Riwayat keluarga

:Apakah ada penyakit tertentu


dalam lingkungan keluarga
seperti hipertemi maligna atau
kematian akibat
penyakit jantung.
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathe)
-frekuensi napas, tipe napas,
regularitas,
ada tidaknya retraksi, suara
napas:
vesikuler, ronki, wheezing.
-Keadaan jalan napas, btk hidung,
lubang
B2 (Blood/sistem kardiovaskuler)
-Nadi (Regularitas, frekuensi, isi
nadi)
-Tekanan darah
-Perfusi perifer (Hangat,
kering,kemerahan)
-Apakah ada syok, perdarahan
-Keadaan jantung penderita
B3 (Brain/susunan saraf)
-Apakah penderita takut dan
gelisah
-Tingkat kesadaran penderita
(GCS)
-Apakah ada kelumpuhan saraf 
-Tanda-tandaTIK
B4 (Bladder)
-Produksi urin!!
-Apakah ada penyumbatan
saluran
kencing/darah pada kencing
-Pemeriksaan
laboratorium:fungsi ginjal
-Pemeriksaan radiologi
B5(Bowel)
-Apakah ada muntah, diare,
kembung, nyeri tekan
-Bising usus, peristltik usus
-Flatus
-Apakah ada cairan bebas di perut
(ascites)
–Meraba hati, lien (Ukuran,
B6 (Bone)
-Kaku kuduk
-Patah tulang
-Bentuk Leher
-Bentuk tubuh (astenicus,
atletik, picnic)
-Kelainant ulang belakang:
skoliosis, kifosis, lordosis
Pemeriksaan Laboratorium
1.Darah:
rutin: Hb, eritrosit, leukosit, hitung
jenis leukosit, LED.
Faktor bekuan darah:CT, BT, PT,
aPTT & jumlah trombosit.
Gula darah
Faal hati:SGOT, SGPT,
bilirubin, alkali fosfatase
Pemeriksaan Tambahan

a.Pemeriksaan faal paru: untuk


mengetahui kapasitas vital  paru
serta ada tidaknya retriksi atau
obstruksi.
b.Foto thoraks: pneumothoraks,
posisitrakea, dll.
c.Pemeriksaan EKG: usia< 40 th
atau orang muda bila ada
Cek 8T
T1 = teeth = gigi apakah gigi atas
goyang
atau menonjol,/ada tidaknya gigi
palsu.
T2 = Tongue = lidah apakah lidah
besar?
Krn lidah yg besar menyulitkan
intubasi.
T4 = tonsil apakah ada hipertrofi
tonsil yg dpt
menyulitkan jalan napas.
T5 = torticolis apakah ada
torticolis yg akan
menyulitkan dlm fleksi &
ekstensi kepala.
T6 = Thyroid notch apakah jarak
T7 = trakea apakah trakea
mengalami
deviasi, yg biasanya
disebabkan krn
adanya tumor dileher.
T8 = tumor apakah ada
tumor atau polip
dlm faring atau laring.
ASI
Dari hasil anamnesa, pemeriksa
an fisik, hasil pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan
penunjang yg ada ditentukan
status fisik pasien dan
prognosis/resiko terhadap
anestesi

Anda mungkin juga menyukai