Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1) TINDAKAN KEPERAWATAN

PERILAKU KEKERASAN

A. KONDISI KLIEN
1. Klien berjalan mondar-mandir
2. Tertawa sendiri
3. Klien teriak-teriak
4. Klien sering mengepalkan tangan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
“Perilaku kekerasan”

C. SP I PERILAKU KEKERASAN
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I (napas dalam)
7. Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang
harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. - Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
- Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal
3. - Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat
Jengkel atau marah
- Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
- Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel atau kesal yang dialami klien
4. - Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK yang biasa dilakukan klien
- Bantu klien bermain peran sesuai dengan PK yang biasa dilakukan
- Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai
5. - Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien
- Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
- Tanyakan kepada klien “ apakah ia ingin mempelajari cara yang baru yang
sehat.
6. Sebutkan cara-cara mengontrol PK : Diskusikan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan klien
7. Diskusikan cara fisik I yang dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan,
yaitu: Tarik Napas Dalam.
- Diskusikan cara melakukan tarik napas dalam
- Beri contoh kepadakien tentang cara menarik napas dalam
- Minta klien untuk mengikuti contoh ynag diberikan sebanyak 5x
- Beri pujian atas kemampuan klien mendemontrasikan cara menarik napas dalam
- Tanyakan perasaan klien setelah selesai
- Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah/
jengkel
8. Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari
E. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
1) Salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum Tn.I”

2) Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini … oh iya…. Sesuai janji kita
dipertemuan sebelumnya, apakah bapak masih ingat apa yang akan kita
perbincangkan hari ini?

3) Kontrak
“ Baiklah bapak hari ini kita akan berbincang-bincang tentang hal-hal yang
berhubungan dengan keluhan/ masalah bapak selama ini seperti
mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, jenis, akibat PK serta cara
mengontrol PK. Kita akan berbincang-bincang ± 15 menit, ditempat ini saja
yah pak ?

2. Fase Kerja
“Apakah hari ini ada yang membuat bapak marah atau jengkel? Apakah
sebelumnya bapak pernah jengkel atau marah ? apa penyebabnya? Apa yang
bapak rasakan ? apakah ada perasaan kesal, tegang, muka panas, mengempalkan
tangan, darah berdesir, berjalan mondar-mandir ? Lalu apa yang bapak lakukan
saat merasakan tanda-tanda itu ?”
“Sebenarnya ada cara baik yang bisa dilakukan pada saat merasa jengklel atau
marah, bapak bisa menarik napas dalam untuk menyalurkan perasaan marah.
Yaitu tarik napas dalam. Bagaimana bapak maukah belajar cara mengungkapkan
marah yang benar dan sehat, kita mulai ya, sekarang saya ajarkan caranya
menarik napas dalam. Kita lakukan bersama-sama ya, tarik napas dari hidung,
tahan sampai hitungan ketiga lalu hembuskan perlahan-lahan melalui mulut.
Lakukan berulang-ulang sampai perasaan kesal dan dada berdebar-debar tadi
hilang atau berkurang, kurang lebih selama 5 kali pak. Bagus bapak, bapak bisa
melakukannya dengan baik. Nah…. Karena bapak sudah mempelajari cara
penyaluran rasa marah, maka sebaiknya bapak melakukannya setiap muncul
perasan jengkel/ marah.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah bincang bincang ?”

2) Evaluasi obyektif
◊ Coba bapak sebutkan 3 hal yang kadang membuat bapak jengkel ?
◊ Bisakah bapak menyebutkan tanda-tanda saat bapak jengkel/ marah? Yah
..betul, apa lagi, oke…
◊ Coba bapak sebutkan kembali tehnik yang digunakan untuk menyalurkan
rasa marah yang baik dan benar

3) Tindak lanjut
“ Baiklah sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat-ingat lagi apa
yang dirasakan saat marah, dan akibat setelah marah, bagaimana cara
menyalurkan perasaan marah ibu.

4) Kontrak yang akan datang


◊ Topik : Nah…karena waktu kita sudah habis, kita akan bertemu
Nanti ya pak dan berbincang-bincang tentang cara menyalurkan
marah dengan memukul-memukul bantal/ kasur
◊ Waktu : Mau jam berapa ? bagaimana kalau setengah jam lagi.
◊ Tempat : Mau dimana ? bagaimana kalau disini saja . baik, sampai jumpa
nanti

Anda mungkin juga menyukai