Anda di halaman 1dari 31

GAMBARAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KEJADIAN HIV

& AIDS DI DUNIA DAN INDONESIA

NUR HIKMAH BUCHAIR P1804213017


HAMZAH P1804213423
AZTRIA MAHFUD P1804213021
ASTI PRATIWI DUHRI P1804213424
ANDI RASDIYANAH JAKI P1804213018
RAHMAH TAHIR P1804213425
MARSELINA P1804213417
NURUL AZIZAH P1804213426
USMAN P1804213419
MULIANI P1804213427

KONSENTRASI EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
KOTA MAKASSAR
2014
Masalah?

• Secara global, diperkirakan 35,3 juta orang hidup dengan HIV


padatahun 2012. menunjukkan peningktan dr thn sblmnya 
penderita mengkonsumsi ARV. Pada saat yg sama jumlah

Dunia
kematian akibat AIDS juga menurun mnjd sekitar 1,6 juta
kematian AIDS pada tahun 2012.
• Berdasarkan data UNAIDS tahun 2012, lebih dari dua pertiga (69
persen) orang yang hidup dengan HIV berada di negara Afrika,
yaitu sekitar 23,5 juta di sub-Sahara Afrika, dengan kematian
yang diperkirakan mencapai 1,1 juta jiwa.

• Berdasarkan data UNAIDS tahun 2012 Di tingkat asia,


tertinggi di wilayah asia tenggara ,Diperkirakan sebanyak
3,9 jt orang hidup dengan HIV dengan prevalensi 0,3 %

ASIA pada thn 2012.


• Berdasarkan laporan UNAIDS HIV di Asia dan Pasifik tahun
2013, diperkirakan tertinggi pada negara India sebanyak
2,1 juta jiwa. Indonesia termasuk urutan ketiga dengan
jumlah penderita diperkirakan sebanyak 610 ribu jiwa

• Penderita HIV di Indonesia semakin meningkat.

Nasiona
Berdasarkan data dari Ditjen PP & PL Kemenkes RI Pd
thn 2013 ditemukan kasus HIV: 29.037 kasus. Jumlah
kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dgn

l
Des 2013 : 127.427 kasus.
• Data pdrta AIDS thn 2013 (5.608) menurun
dibandingkan thn sblmnya. Jmlh kumulatif AIDS
sampai dgn Des 2013 : 52.348 kasus
Jumlah kematian HIV dan AIDS di kalangan
remaja di seluruh dunia yang meningkat sebesar
50% antara tahun 2005 dan 2012 menunjukkan
tren mengkhawatirkan (thn 2005=71.000 jiwa
menjadi 110.000 jiwa pada thn2012)

Percepatan penderita HIV maupun AIDS dapat terjadi pada siapa


saja tidak terbatas pada orang yang memilki perilaku yang
menyimpang seperti resiko seks bebas namun telah merambah kepada
mereka yang sama sekali tidak berperilaku berisiko seperti IRT dan
bayi baru lahir.
HIV Jenis Baru Lebih Cepat Berkembang Jadi AIDS Virus HIV A3/O2
merupakan persilangan antara dua jenis HIV yang paling umum
di Guinea-Bissau paling banyak ditemukan di Afrika Barat dan
mengarah pada perkembangan ke AIDS yang lebih cepat.
Rum
u
Mas san
alah
a. Bagaimana gambaran epidemiologi penyakit HIV dan
AIDS di dunia dan di Indonesia?
b. Bagaimana gambaran unsur-unsur surveilans penyakit
HIV dan AIDS di dunia dan di Indonesia ?
c. Apa sajakah indikator yang digunakan dalam
komponen pelaksanaan surveilans epidemiologi HIV &
AIDS?
Tujua
n
Untuk mengetahui gambaran epidemiologi
penyakit HIV dan AIDS di dunia dan di
Indonesia

Untuk mengetahui gambaran unsur-unsur


surveilans penyakit HIV dan AIDS di dunia
dan di Indonesia

Untuk mengetahui indikator yang digunakan


dalam komponen pelaksanaan surveilans
epidemiologi HIV & AIDS?
EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS DI DUNIA
Distribusi Berdasarkan Orang

 Terdapat 35,3 juta orang yang hidup dengan HIV pada


tahun 2012, naik dari 29,4 juta pada tahun 2001
 Persentase usia 15-49 yang terinfeksi di dunia mencapai
0,8 % pada tahun 2012
 Kelompok usia 15-24, menyumbang sekitar 39 % dari
infeksi HIV baru (di antara mereka 15 dan lebih)
 Secara global, ada 3,3 juta anak yang hidup dengan HIV
pada tahun 2012

Sumber : UNAIDS, 2012


Estimasi Jumlah ODHA pada Semua
Kelompok Umur
Negara 2001 2012
Carribean 280.000 250.000
Asia Timur 370.000 880.000
Eropa Timur Dan Asia Tengah 860.000 1.300.000
Amerika Latin 1.300.000 1.500.000
Asia Tengah dan Afrika Utara 150.000 260.000
Amerika Utara 970.000 1.300.000
Oceania 37.000 51.000
Asia Utara dan Selatan 3.700.000 3,900.000
Sub-Sahara, Afrika 21.700.000 25.000.000
Eropa Barat dan Tengah 590.000 860.000
Global 30.000.000 35.300.000

Estimasi Jumlah ODHA pada Usia >15 tahun


Negara 2001 2012
Carribean 250.000 230.000
Asia Timur 370.000 880.000
Eropa Timur Dan Asia Tengah 850.000 1.300.000
Amerika Latin 1.300.000 1.400.000
Asia Tengah dan Afrika Utara 130.000 250.000
Amerika Utara 970.000 1.300.000
Oceania 35.000 48.000
Asia Utara dan Selatan 3.600.000 3.700.000
Sub-Sahara, Afrika 19.400.000 22.100.000
Eropa Barat dan Tengah 590.000 860.000
Global 27.500.000 32.100.000

Sumber : UNAIDS, 2012


Distribusi Penderita HIV berdasarkan Jenis Kelamin Secara Global

Laki-laki
48% Perempuan
52%

Ketidaksetaraan gender, diferensial akses terhadap layanan, dan peningkatan


kekerasan seksual menimbulkan kerentanan perempuan terhadap HIV

Sumber : UNAIDS, 2012


 Sebagian besar infeksi baru ditularkan melalui hubungan
heteroseksual, biasanya melalui kegiatan prostitusi, dimana
banyak pekerja seks komersial yang menderita HIV/AIDS dan
menularkannya pada partner yang menggunakan jasanya
 Di beberapa negara, homoseksual, pengguna narkoba suntik
(IDU’s), dan pekerja seks memiliki resiko yang tinggi.

PSK
Homoseks

IDU’s

Sumber : UNAIDS, 2012


Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin

 Pada 2012, diperkirakan sekitar 1,7 milyar wanita


terinfeksi HIV di wilayah Asia.
 Satu sepertiga dari total penderita HIV di wilayah
Asia adalah wanita

2011 2012
35% 36%

Sumber : UNAIDS, 2012


Prevalensi HIV Nasional berdasarkan Faktor Resiko Terbesar
di Asia, hingga 2012

Negara Homoseks IDUs PSK Wanita


China 6.7 6.3 0.3
India 4.4 7.2 2.8
Indonesia 8.5 36.4 7.0
Myanmar 8.9 18.0 7.1
Pakistan 27.2 0.6
Papua New Guinea 4.4 19.0
Filipina 1.7 13.6 0.3
Thailand 7.1 16.0 1.7
Vietnam 4.0 11.6 2.7

Sumber : Surveilans HIV Nasional dan IBBS


2009-2012
BERDASARKAN KARAKTERISTIK
WAKTU
GRAFIK
DISTRIBUSI JUMLAH ORANG YANG
BERTAHAN HIDUP DENGAN HIV DAN
AIDS
SECARA GLOBAL TAHUN 2001-2012
GRAFIK
DISTRIBUSI ESTIMASI KASUS BARU,
HIV DAN AIDS SECARA GLOBAL TAHUN
2001-2012
GRAFIK
DISTRIBUSI ESTIMASI KASUS BARU, JUMLAH ORANG YANG MENINGGAL
DAN DAPAT BERTAHAN HIDUP DENGAN HIV DAN AIDS DI BENUA ASIA
DAN PASIFIK
TAHUN 2001-2012
BERDASARKAN KARAKTERISTIK
TEMPAT
Tabel
Distribusi Insidensi dan Prevalensi HIV dan AIDS Berdasarkan
Negara
di Dunia Tahun 2012
Orang hidup dengan Jumlah Prevalensi
Negara
HIV (%) Kasus Baru Kasus (%)
Sub – Sahara Afrika 25,0juta jiwa (71 %) 1,6 juta jiwa 4,7 %
Asia Selatan / Tenggara 4,0juta jiwa (11 %) 270.000 jiwa 0,3 %
Amerika Latin 1,5juta jiwa (4 %) 86.000 jiwa 0,4 %
EropaTimur / Asia Tengah 1,3juta jiwa (4 %) 130.000 jiwa 0,7 %
Amerika Utara 1,3juta jiwa (4 %) 48.000 jiwa 0,5 %
Eropa Barat / Tengah 860.000 jiwa (2 %) 29.000 jiwa 0,2 %
Asia Timur 880.000 jiwa (2 %) 81.000 jiwa < 0,1 %
Timur Tengah / Arika Utara 260.000 jiwa (0,7 %) 32.000 jiwa 0,1 %
Cariiba 250.000 jiwa(0,7 %) 12.000 jiwa 1,0 %
Oceania 51.000 jiwa (0,7 %) 2.100 jiwa 0,2 %
Secara Global 35,3 juta jiwa (100 2,3 juta jiwa 0,8 %
%)

Tabel diatas menunjukkan jumlah kasus baru yang tertinggi di negara Sub-
Sahara Afrika dengan jumlah kasus sebanyak 1,6 juta jiwa (prevalensi 4,7%)
dan orang yang hidup dengan HIV-AIDS sebanyak 25,0 juta (71%). Sedangkan
negara yang terendah jumlah kasus HIV dan AIDS adalah Negara Oceania
deengan jumlah kasus baru 2.100 jiwa (prevalensi 0,2 %) dan jumlah orang
yang hidup dengan HIV dan AIDS sebanyak 51.000 jiwa (0,7%).
Lanjutan
Lanjutan
Grafik
Distribusi Estimasi Negara-Negara dengan Kasus Baru HIV dan AIDS
di Benua Asia dan Pasifik Tahun 2001 dan 2012
Lanjutan
Lanjutan
Grafik
Distribusi Estimasi Negara -Negara yang Terjadi Peningkatan Kasus
Baru HIV dan AIDS di Benua Asia dan Pasifik Tahun 2001-2012
EPIDEMIOLOGI HIV & AIDS DI INDONESIA
Distribusi Berdasarkan Orang

Grafik
Frekuensi Kumulatif Penderita AIDS
Berdasarkan Jenis Kelamin di Indonesia Tahun 1987-2013

28846
30000

25000

20000
Frekuensi

15565

15000

7937
10000

5000

Sumber: Kemenkes RI, 2014


Grafik
Frekuensi Kumulatif Penderita AIDS
Berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia Tahun 1987-2013

18000

16000

14000

12000

10000
17892

8000 15204

6000

8086
4000
5628

2000
1733
921 418 522
234 171
0
<1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 >60 Tidak
diketahui

Sumber: Kemenkes RI, 2014


Grafik
Frekuensi Kumulatif Penderita AIDS Berdasarkan Faktor Risiko Penularan di Indonesia Tahun 2013

35000 32719

30000

25000

20000

15000

10000 8407 7954

5000
1274 1438
123

0
Heteroseksual Homo-Biseksual IDU Transfusi Darah Transmisi Tidak diketahui
Perinatal

Sumber: Kemenkes RI, 2014


TABEL
JUMLAH KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN PROVINSI
DI INDONESIATAHUN 2013
No Provinsi/Province HIV AIDS
1 Papua 10113 7795
2 JawaTimur/East Java 12862 6900
3 DKI Jakarta 22925 6299
4 Jawa Barat/West Java 7157 4098
5 Bali 6380 3344
6 Jawa Tengah/Central Java 4641 2815
7 Sulawesi Selatan/South Sulawesi 2972 1446
8 Banten 2677 851
9 Riau 1321 827
10 Sumatera Barat/West Sumatra 701 802
11 DI Yogyakarta/Jogjakarta 1690 782
12 Sulawesi Utara/North Sulawesi 1779 652
13 Sumatera Utara/North Sumatra 6364 515
14 Nusa Tenggara Timur/East Nusa Tenggara 1322 420
15 Nusa Tenggara barat/West Nusa Tenggara 540 379
16 Kepulauan Riau/Riau Archipelago 2976 375
17 Jambi 434 358
18 Kalimantan Timur/East Kalimantan 1732 332
19 Sumatera Selatan/South Sumatra 1199 322
20 Maluku/Moluccas 951 312
21 Bangka Belitung 332 244
22 Lampung 750 192
23 Papua Barat/West Papua 1896 178
24 Sulawesi Tenggara/SE Sulawesi 126 161
25 Bengkulu 157 155
26 Kalimantan Selatan/South Kalimanta 192 134
28 Maluku Utara/North Moluccas 152 123
29 NAD/Aceh 85 118
30 Sulawesi Tengah/Central Sulawesi 161 109
31 Kalimantan Tengah/Central Kalimantan 135 93
32 Gorontalo 25 54
33 Sulawesi Barat/West Sulawesi 33 3
Jumlah/total 98.390 42.887
Pengembangan sistem surveilans di
Pengembangan sistem surveilans di
Thailand
Thailand
Surveilans Sentinel
Pada tahun 1988, pengujian di Survey Dikalangan
klinik pengobatan umum Calon Anggota Militer
mengungkapkan wabah infeksi
HIV di antara suntik pengguna Selain surveilans sentinel HIV,
narkoba di Bangkok. Khawatir
dengan merahasiakan status Studi Cohort
bahwa kekuatan HIV menyebar
dari IDU melalui transmisi seksual
sampel dari sekitar 60.000
militer yang berusia 21 tahun Selain itu calon anggota militer
lainnya populasi berisiko tinggi
direkrut dari seluruh negeri yang terbukti positif akan
dan dari sana ke umum
diuji untuk HIV setiap tahun. dilakukan atau dijadikan sampel
penduduk, Departemen
Dalam rangka untuk studi kohor, perempuan pekerja
Kesehatan Masyarakat dimulai
seks, laki-laki berhubungan seks
surveilans sentinel di antara jenis mendapatkan wawasan
dengan laki-laki (LSL), STD
kelamin laki-laki dan perempuan tentang pola geografis pengunjung klinik dan donor
pekerja dan pasien STD di 14 dari penyebaran HIV, data darah telah diikuti untuk
73 provinsi ANC peserta dan agregat sesuai dengan menentukan tingkat infeksi HIV
donor darah. tempat tinggal terbaru. baru dan faktor risiko potensial
yang terkait dengan infeksi HIV.
Lanjutan
Lanjutan Surveilans Sentinel Perilaku
Di Bangkok, sistem telah
melibatkan tatap muka wawancara
National Behavioural Survey singkat untuk ikuti sejumlah
indikator kunci perilaku termasuk
Selama awal 1990-an, kesadaran seks komersial, seks dengan tanpa
ikatan dengan pasangan dan
akan ancaman HIV/AIDS Upaya Pengawasan penggunaan kondom dengan
meningkat pesat, sebagai
kegiatan pencegahan dramatis
Regional dan Lokal teratur dan pasangan seks dengan
ikatan jika ada yang berpotensi
diperluas. Surveillance sekarang menularkan.
diakuisisi dimensi lain yang Setiap daerah masing-masing
seharusnya memantau perubahan ditemukan memiliki populasi
sendiri beresiko, Misalnya Pelaporan Kasus STD (PMS)
terukur dalam penggunaan
narkoba dan perilaku seks nelayan di pesisir, pekerja
migran dari daerah Selain survailans sero HIV dan
sebagai hasil dari upaya
pegunungan, pedesaan, dan surveilans perilaku, kasus STD
pencegahan HIV. Tahun 1993, pelaporan data memiliki telah
survei perilaku nasional diulang pabrik pekerja di kawasan
digunakan untuk memantau
dan sistem surveilans perilaku industri, surveilans sentinel sero
kecenderungan HIV relevan dalam
didirikan di Bangkok. yang disesuaikan dengan perilaku seksual. Klinik pemerintah
menyertakan kelompok dan rumah sakit melaporkan kasus
daripada mengandalkan STD melalui pengawasan provinsi.
sentinel standar kelompok Unit ke Divisi Penyakit kelamin di
saja. . laporkan mengkompilasi data.
Penyedia layanan tidak memberikan
kontribusi terhadap pelaporan.
Analisis Komponen Surveilans HIV & AIDS
Analisis Komponen Surveilans HIV & AIDS
di Indonesia
di Indonesia

Pencatatan dan
pengumpulan data
Kompilasi Data
Secara Mobile (Survei
Aktif) Kompilasi Data dilakukan
untuk membuat Analisis Data
Secara Menetap pengelompokan atau
(Survei Pasif) spesifikasi data yang Data yang telah
diperlukan untuk diolah selanjutnya
kepentingan analisis dianalisis dan
surveilans kejadian HIV
dan AIDS.
dilakukan
interpretasi untuk
memberikan arti dan
memberikan
kejelasan tentang
situasi yang ada
dalam masyarakat.
Lanjutan
Lanjutan

Interpretasi Data

Kegiatan interpretasi data Diseminasi Data


mulai dari pengamatan
sampai dengan pelaporan
Diseminasi berupa
dilakukan oleh petugas.
pelaporan secara aktif
Pelaporan kejadian HIV dan
dilakukan ke Dinas
AIDS dilakukan dengan
Kesehatan Kota setiap
menggunakan software yaitu
bulan, laporan dikirim
SIHA (Sistem Informasi HIV
setiap tanggal 25 dan
dan AIDS) dengan sistem
diterima oleh Dinkes paling
online
lambat tanggal 5 bulan
berikutnya
Atribute Surveilans
Atribute Surveilans

Untuk memeperkuat sistem surveilans maka


perlu diperhatikan atribut-atribut surveilans
1. Simplicity
2. Fleksibilitas
3. Acceptability
4. Sensitivitas
5. Predictive Value Positive
6. Representative
7. Timeliness
Indikator dalam komponen
Indikator
Surveilans HIV &dalam
AIDS komponen
di Puskesmas
Surveilans HIV & AIDS di Puskesmas

Masukan
1. SDM (1 tenaga Epidemiologi
Keluaran
terampil) Proses
2. Sarana, berupa 1 paket
Profil Surveilans
komputer, 1 paket alat 1. Kelengkapan laporan
komunikasi (telepon, unit pelaporan dan Epidemiologi
faksimili, SSB), 1 paket
kepustakaan, 1 paket
sumber data awal ≥ 80 Kabupaten/Kota
pedoman pelaksanaan %. sebesar 1 kali
surveilans epidemiologi dan 2. Ketepatan laporan unit setahun.
program aplikasi komputer, pelapor dan sumber
1 paket formulir, 1 paket data awal ≥ 80 %.
peralatan pelaksanaan 3. Penerbitan buletin kajian
surveilans epidemiologi dan
1 roda dua. epidemiologi sebesar 4
3. Pembiayaan, melalui dana kali atau lebih setahun
APBN, APBD, dll. 4. Umpan balik sebesar 80
% atau lebih.
Sistem Surveilans HIV dan AIDS Saat Ini dan Masa Depan HIV dan
Sistem
AIDS Surveilans
Surveilans HIV dan
di Negara AIDS Saat Ini dan Masa Depan HIV dan
Berkembang
AIDS Surveilans di Negara Berkembang

 Kasus pelaporan AIDS dan HIV dari beberapa data telah menunjukkan,
sistem surveilans HIV di negara berkembang bervariasi dalam mereka
pilihan pendekatan dan kompleksitas. Sementara sebagian besar dari
negara-negara Karibia telah mengandalkan AIDS dan pelaporan kasus
HIV sebagai alat pemantauan utama, dalam dua pelaporan contoh
kasus lain yang memiliki hanya memainkan peran kecil.

 AIDS dan pelaporan kasus HIV memiliki sendiri kekuatan tertentu dan
kelemahan. Sebuah kekuatan Pelaporan kasus AIDS adalah bahwa hal
itu memberikan bukti nyata kehadiran epidemi. Misalnya di kedua
negara Afrika Timur dan Thailand di mana pelaporan kasus didahului
pengenalan sentinel surveilans sero -, semakin banyak dilaporkan

 Kelemahan utama dari kasus pelaporan AIDS adalah bahwa kasus AIDS
merupakan infeksi yang didapat beberapa tahun di masa lalu. Sebagai
pengalaman Karibia menyakitkan menunjukkan, analisis kasus AIDS
pelaporan Data hanya dapat memberikan pemahaman yang sangat
terbatas pola penularan HIV saat ini. Oleh karena itu hampir tidak
relevan untuk jangka menengah pendek atau evaluasi dampak
Kesimpulan
Kesimpulan
 Distribusi kejadian HIV dan AIDS secara global pada tahun 2001 sekitar 91,7% dari
akumulasi penderita HIV dan AIDS sampai tahun 2001 berada pada kelompok usia
dewasa (>15 tahun) dan menurun menjadi 90,9% pada tahun 2012 di kelompok
umur yang sama dengan infeksi HIV terbesar di seluruh dunia adalah perempuan
dengan persentasi sebesar 52%. Sebagian besar infeksi baru HIV di seluruh dunia
ditularkan melalui hubungan heteroseksual. Namun di beberapa negara
homoseksual, pengguna narkoba suntik (IDU’s), dan pekerja seks memiliki resiko
yang tinggi.

 Sebagian besar penderita AIDS di Indonesia adalah laki-laki yaitu sebesar 28.846
orang (55,1%), dengan terbanyak berada pada kelompok umur 20-29 tahun sebesar
17.892 orang (34,18%), sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur
<1 tahun sebesar 234 orang (0,45%), sedangkan berdasarkan faktor risiko HIV dan
AIDS, terbesar pada faktor hubungan heteroseksual dengan presentasi 63,02%.

 Kondisi Epidemiologi HIV dan AIDS menurut waktu di Asia Pasifik menunjukkan
jumlah orang yang hidup dengan HIV juga mengalami peningkatan, dan jumlah
kasus baru dan jumlah orang yang meninggal dengan HIV mengalami penurunan.

 Jumlah kasus baru yang tertinggi secara global adalah di negara Sub-Sahara Afrika
dengan jumlah kasus sebanyak 1,6 juta jiwa (prevalensi 4,7%) dan orang yang hidup
dengan HIV-AIDS sebanyak 25,0 juta (71%).
an
Lanjujtutan
Lan

 Jumlah kasus HIV dan AIDS tiga besar terbanyak di Indonesia berasal dari tiga
provinsi yaitu, Provinsi Papua, Jawa Timur dan Jakarta.

 Pengembangan sistem surveilans HIV dan AIDS di Thailand adalah surveilans


sentinel, survey dikalangan anggota militer, studi kohort, national behavior
survey, upaya pengawasan regional dan lokal, surveilans sentinel perilaku,
dan pelaporan kasus PMS.

 Unsur-unsur surveilans HIV dan AIDS di Indonesia adalah Simplicity,


Fleksibilitas, Acceptability, Sensitivitas, Predictive Value Positive,
Representative, Timeliness.

 Indikator komponen surveilans epidemiologi HIV dan AIDS adalah masukan


(sumber daya manusia, sarana, pembiayaan), Proses (kelengkapan laporan
unit pelaporan dan sumber data awal ≥ 80 %, ketepatan laporan unit pelapor
dan sumber data awal ≥ 80 %, penerbitan buletin kajian epidemiologi
sebesar 4 kali atau lebih setahun, umpan balik sebesar 80 % atau lebih), dan
Keluaran (Profil Surveilans Epidemiologi Kabupaten/Kota sebesar 1 kali
setahun).
Saran
Saran

 Distribusi epidemiologi berdasarkan orang menurut umur tertinggi pada


umur ≥ 25 tahun baik secara gobal maupun di Indonesia dimana umur ≥ 25
tahun merupakan usia produktif, kelompok umur ini perlu mendapatkan
perhatian khusus agar angka penderitanya tidak tinggi. Hal ini dapat
dilakukan dengan memaksimalkan kampanye pencegahan HIV dan AIDS
terhadap kelompok usia produktif, lebih mendekatkan akses layanan
kesehatan pada masyarakat. Meningkatkan akses informasi mengenai
penyebaran dan memberikan pengetahuan mengenai HIV dan AIDS.

 Distribusi epidemiologi berdasarkan tempat ini perlu ditingkatkan dan sering


dilakukan untuk melihat daerah-daerah yang tingkat angka kejadiannya
penularan HIV dan AIDS, sehingga petugas kesehatan bisa lebih fokus
melakukan kunjungan dan pemeriksaan rutin di daerah itu. Hal ini karena
penyakit mempunyai kecenderungan ditemukan pada tempat-tempat
tertentu.

 Distribusi epidemiologi berdasarkan waktu melihat angka kejadian HIV dan


AIDS mengalami peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Diperlukan adanya
peningkatan pencegahan yang dijalankan yang dilakukan secara terus-
menerus.

Anda mungkin juga menyukai