Fraktur
Fraktur
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
(Price, 1995).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan
fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges,
2000).
DEFINISI FRAKTUR :
• Hilangnya kesinambungan substansi tulang
dengan atau tanpa pergeseran fragmen-
fragmen fraktur.
• Terputusnya hubungan/kontinuitas jaringan
tulang.
fraktur
01/04/20 Authorized 6
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Fraktur :
Terputusnya sebagian atau seluruh
tulang atau tulang rawan
01/04/20 Authorized 7
www.ruslanpinrang.blogspot.com
01/04/20 Impaled Object pada Wajah
Authorized
www.ruslanpinrang.blogspot.com
8
PENYEBAB FRAKTUR :
• Trauma :
– Langsung (kecelakaan lalulintas)
– Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan
posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur
tulang belakang )
• Patologis :Metastase dari kanker tulang
• Degenerasi
• Spontan :Terjadi tarikan otot yang sangat
kuat.
JENIS FRAKTUR
• Menurut jumlah garis fraktur :
Fraktur Tertutup
(tidak ada hubungan dengan dunia luar)
Fraktur Terbuka
(ada hubungan dengan
dunia luar)
01/04/20 Authorized 19
www.ruslanpinrang.blogspot.com
Menurut hubungan antara fragmen dengan
dunia luar :
– Fraktur terbuka (fragmen tulang
menembus kulit), terbagi 3 :
– Pecahan tulang menembus kulit, kerusakan
jaringan sedikit, kontaminasi ringan, luka <1
cm.
– Kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi
lebih besar, luka >1 cm.
– Luka besar sampai ± 8 cm, kehancuran otot,
kerusakan neurovaskuler, kontaminasi besar.
– Fraktur tertutup (fragmen tulang tidak
berhubungan dengan dunia luar)
OPEN FRACTURES
Berdasarkan jumlah garis patah
a) Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu dan saling berhubungan.
b) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
c) Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang
sama.
TANDA KLASIK FRAKTUR
• Nyeri
• Deformitas
• Krepitasi
• Bengkak
• Peningkatan temperatur lokal
• Pergerakan abnormal
• Kehilangan fungsi
PATOFISIOLOGI
Fraktur
↓
Periosteum, pembuluh darah di kortek dan jaringan
sekitarnya rusak
↓
– Perdarahan
– Kerusakan jaringan di ujung tulang
↓
Terbentuk hematom di canal medula
↓
Jaringan mengalami nekrosis
↓
Nekrosis merangsang terjadinya peradangan, ditandai :
• Vasodilatasi
• Pengeluaran plasma
• Infiltrasi sel darah putih
Fraktur – dislokasi
terbuka sendi
pergelangan kaki
01/04/20 Authorized 25
www.ruslanpinrang.blogspot.com
TAHAP PENYEMBUHAN TULANG
1. Haematom :
• Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan haematom
• Setelah 24 jam suplay darah ke ujung fraktur meningkat
• Haematom ini mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi
selama penyembuhan tapi berubah dan berkembang
menjadi granulasi.
2. Proliferasi sel :
• Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada
sekitar fraktur
• Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis
berlangsung terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi
tulang.
• Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase
granulasi membentuk collar di ujung fraktur.
3. Pembentukan callus :
• Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan
granulasi berubah dan terbentuk callus.
• Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal
dari pembentukan callus.
• Callus menganyam massa tulang dan kartilago
sehingga diameter tulang melebihi normal.
• Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak
memberikan kekuatan, sementara itu terus
meluas melebihi garis fraktur.
4. Ossification
• Callus yang menetap menjadi tulang kaku
karena adanya penumpukan garam kalsium
dan bersatu di ujung tulang.
• Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian
luar, kemudian bagian dalam dan berakhir
pada bagian tengah
• Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.
Indications
1. Intra-articular fracture
2. Avulsion fracture
3. Soft tissue interposition
KOMPLIKASI FRAKTUR TERBUKA
1. Perdarahan, syok septik sampai kematian
2. Septikemia, Tetanus
3. Gangren
4. Perdarahan skundair
5. Osteomielitis kronik
6. Daleted union
7. Nunonion dan malunion
8. Kekakuan sendi
9. komplikasi lain oleh karena perawatan yang
lama.
PERAWATAN LANJUT DAN
REHABILITASI FRAKTUR
Ada lima tujuan pengobatan fraktur:
1. Menghilangkan nyeri
2. Mendapatkan dan mempertahankan posisi
yang memadai dari fragmen fraktur
3. Mengharapkan dan mengusahaakan union
4. Mengembalikan funsi secara optimal dengan
cara memperhatikan fungsi otot dan sendi,
mencegah atrofil, adhesi dan kekakuan sendi,
mencegah terjadinya komplikasi seperti
dekubitus, trombosis vena, infeksi saluran
kencing serta pembentukan batu ginjal.
5. Mengembalikan fungsi secara maksimal
merupakan tujuan akhir pengobatan fraktur.
KOMPLIKASI
Umum :
• Shock
• Kerusakan organ
• Kerusakan saraf
• Emboli lemak
Dini :
• Cedera arteri
• Cedera kulit dan jaringan
• Cedera partement syndrom.
Lanjut :
• Stiff joint (kaku sendi)
• Degenerasi sendi
• Penyembuhan tulang terganggu :
– Mal union
– Non union
– Delayed union
– Cross union
Penyebab Kompartement Syndrome
1. Penurunan volume kompartemen
Kondisi ini disebabkan oleh:
• Penutupan defek fascia
• Traksi internal berlebihan pd fraktur
ekstremitas
1. Pain
2. Pallor.
3. Pulselesness
5P 4. Parestesia
5. Paralysis
3. Peningkatan tekanan pd struktur komparteman
• Pendarahan atau Trauma vaskuler
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Penggunaan otot yang berlebihan
• Luka bakar
• Operasi
• Gigitan ular
• Obstruksi vena
yang paling sering adalah cedera, dimana 45 % kasus terjadi
akibat fraktur, dan 80% darinya terjadi di anggota gerak bawah.
beberapa gejala khas, antara lain:
1.Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat
olehraga. Biasanya setelah berlari atau beraktivitas
selama 20 menit.
2.Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah
beristirahat 15-30 menit.
3.Terjadi kelemahan atau atrofi otot.
Penatalaksanaan Kompartement Syndrome
c) Weber Extensionsapparat
Traksi kulit dan traksi skeletal
Fraktur batang femur pada anak-anak
d) Dunlop traction
- Pada fraktur supracondylar humerus.
- Lengan tangan digantung
dengan skin traksi
e) Russell traction
Suatu balanced traction
Skin traksi
Kegunaannya pada orangtua dengan fraktur pelvis dan
4) Ossifikasi
Terjadi kalus permanent yang kaku karena
terjadi deposi garam kalsium. Pertama terjadi
pada external kalus ( antara kortex dan
periosteum ). Pada waktu 3-10 minggu kalus
berubah menjadi tulang.
Lanjutan ………………
5) Konsolidasi dan remodeling
Terbentuk tulang yang kuat akibat aktifitas
osteoblast dan osteoklast.
Pembentukan tulang sesuai dengan hukum
Wolff’s ; struktur tulang terbentuk sesuai
dengan fungsinya yaitu adanya tekanan dan
tarikan.
Waktu yang dibutuhkan sampai 1 tahun.
Proses perkembangan pertumbuhan tulang
dimonitor dengan pemeriksaan roentgen.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan
fraktur:
1.Imobilisasi fragmen tulang
2.Maksimum kontak dari fragmen tulang
3.Suplai darah yang adekuat
4.Nutrisi yang baik
5.Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D.
Faktor yang menghambat penyembuhan
tulang:
1.Trauma lokasi yang luas
2.Imobilisasi yang tidak adekuat
3.Adanya jarak/jaringan antara fragmen tulang
4.Infeksi
5.Nekrosis
6.Usia
Komplikasi
1. Komplikasi Dini
a) Acute Compartemen Syndrome ( ACS )
b) Syok hipovolemik
c) Fat Embolism Syndrome ( FES )
d) Infeksi
Lanjut….
2. Komplikasi Lanjut
a)Nekrosis avaskuler
Disebut juga sebagai nekrosis aseptic atau
iskemik atau juga osteonekrosis, disebabkan
oleh adanya gangguan aliran darah sehingga
menyebabkan kematian jaringan.
b) Delayed union, nonunion, mal union.
Delayed union terjadi bila penyembuhan fraktur
lebih dari 6 bulan, nonunion diartikan sebagai
gagal tersambungnya tulang yang fraktur,
sedangkan malunion adalah penyambungan
yang tidak normal pada fraktur.
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Keluhan Utama
Provoking Incident
Quality of Pain
Region : radiation, relief
Severity (Scale) of Pain
Time
• Keadaan Lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian
distal terutama mengenai status neurovaskuler
(untuk status neurovaskuler 5 P yaitu Pain,
Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan).
Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
1.Look (inspeksi)
• Cicatriks
• Fistulae.
• Kemerahan atau kebiruan (livide) atau
hyperpigmentasi.
• Benjolan, pembengkakan,
• Deformitas
• Posisi jalan
2. Feel (palpasi)
• Cara PQRST :
– Provikatif (penyebab)
– Quality (bagaimana rasanya, kelihatannya)
– Region/radiation (dimana dan apakah
menyebar)
– Severity (apakah mengganggu aktivitas
sehari-hari)
– Timing (kapan mulainya)
Pemeriksaan
1. Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan klinis / fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Pemeriksaan khusus
1. RIWAYAT PENYAKIT
• Keluhan utama
– Apa (what)
– Dimana (where)
– Sejak kapan (when)
– Bagaimana (how)
– Mengapa (why)
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluarga
• Latar belakang sosial dan ekonomi
Keluhan Utama ( What ??? )
• Pain ( nyeri ) keluhan yang paling sering
• Stiffness ( kaku sendi )
– Generalized
– Localized
• Swelling ( bengkak )
• Deformity
• weakness
• Instability
• Change in sensibility
• Loss of function
2.1. TAHAP PEMERIKSAAN
FISIK
1. MELIHAT (LOOKING)
1. Gait
2. Umum
3. Lokal
2. MERABA (FEELING)
1. Kulit
2. Otot
3. Tulang & sendi
4. Massa (lump)
Look -- Gait
Type of gait
• Normal
• Limping
• With crutch or stick
• Dengan Kursi roda
Look -- General Condition
Feeling is exploration :
•Tenderness
•Crepitation
•Warm
Mengukur
lingkar otot
Mengukur
panjang
Pemeriksaan Fisik
Khusus -- HIP