Anda di halaman 1dari 18

SURVEILANS TB PARU

KELOMPOK 2 :

• LELI SRYHARDIANTY (171000014)


• ADINDA AISYAH MADINAH (181000189)
• DENISA AMELIA (181000212)
• SASKIA NAOMI SS (181000226)
• ANNISA INDAH SAFIRA SRG (181000235)
• RIZKA AYU NINGSIH (181000248)
• RUSHANAYA ANGGRAINI BARUS (181000256)
• SELIN GLORY ESTER NAINGGOLAN (181000273)
• NAURA BALQIS ANDARA SIREGAR (181000282)
Definisi TB Paru

Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri


berbentuk basil yaitu, mycobacterium tuberculosis.

Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Penyebaran TB Paru dapat melalui
perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil TB Paru.
Epidemiologi TB Paru


• Orang (Person)
Mudah menyerang pada anak kecil yang belum di imunisasi BCG, orang yang memiliki kebiasaan
merokok dan kelompok usia produktif 15-50 tahun.

• Tempat (Place)
Tempat yang padat penghuni dan kurang ventilasi.

• Waktu (Time)
Penyakit menyerang berdasarkan bulan dan tahun serta biasa terjadi di musim penghujan.

Faktor yang mempengaruhi TB Paru
Faktor Perilaku Faktor Non Prilaku

• Kebiasaan Merokok • Kepadatan hunian tempat


tinggal
• Pengetahuan tentang Tb Paru yang
rendah • Pencahayaan matahari yang
kurang
• Penderita Tb membuang dahak
sembarangan • Daya tahan tubuh rendah
• Ketinggian Wilayah
• Penderita tidak minum obat
secara rutin • Status Ekonomi Rendah

• Kurang asupan makanan • Ventilasi yang buruk


bergizi
• Jenis lantai yang tidak kedap
• Tidak di imunisasi BCG saat air
bayi
Gejala TB Paru

Batuk lebih dari 3 minggu disertai Berat badan menurun, sangat


dengan sakit di dada kurus dan tampak pucat

Mengalami kenaikan suhu


Batuk berdarah badan pada malam hari dan
berkeringat

Demam selama lebih dari 3 Malaise (perasaan


minggu gelisah)
Tipe penderita TB Paru
• Kasus baru

• Kambuh (relaps)

• Pindahan (transfer in)

• Lalai
Perjalanan Penyakit TB Paru

• Infeksi Primer

• Pasca Primer
Pencegahan TB Paru

• Tidak Membuang Dahak Sembarangan

• Tidak Merokok

• Minum Obat Secara Rutin

• Makan Makanan Bergizi

• Melakukan Imunisasi BCG Sejak Dini


• Melakukan Penyuluhan tentang TB
Paru
Penanggulangan TB Paru

Strategi DOTS :

• Komitmen pemerintah untuk menjalankan program TB nasional

• Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopis

• Pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung

• Pengadaan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) secara


berkesinambungan

• Monitoring serta pencatatan dan pelaporan baku /standar


Pelaksanaan Surveilans TB Paru
Defenisi Surveilans Perilaku TB Paru

Proses pengumpulan, pengolahan, analisis


dan interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta penyebaran informasi
kinerja program TB , baik jumlah kasus TB
yang dideteksi, ketuntasan pengobatan
kasus, maupun kesembuhan kasus.
Tujuan Surveilans TB Paru

Memberikan informasi tepat waktu tentang masalah TB Paru di


suatu populasi, sehingga penyakit dan  faktor risiko  dapat dideteksi
dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih
efektif.
Manfaat Surveilans TB Paru
• Dapat diketahui distribusi penyakit tuberculosis menurut orang,
tempat, waktu, dan kelompok umur pada suatu daerah tertentu
dimana dilakukannya surveilans.

• Bagi pensurvei (puskesmas), sebagai bahan informasi penting


mengenai suatu penyakit tuberkulosis dan dapat digunakan untuk
penentu kebijakan selanjutnya dalam langkah penanggulangan
penyakit tuberculosis tersebut.

• Bagi masyarakat, surveilans epidemiologi tbc dapat dijadikan


sebagai informasi dan sebagai bahan masukan agar masyarakat
lebih meningkatkan lagi kesehatanya.
 
Kelebihan Surveilans TB Paru
• Informasi epidemiologi penyakit TBC terdistribusi kepada program terkait,pusat-pusat
kajian, dan pusat penelitian serta unit surveilans lain.

• Terkumpulnya data kesakitan, data laboratorium dan data KLB penyakit TBC
di Puskesmas, Rumah Sakit danLaboratorium, sebagai sumber data Surveilans Terpadu
Penyakit.

• Dapat mendistribusikan data kesakitan, data laboratorium serta data KLB penyakit
TBC kepada unit surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unit surveilans Dinas
Kesehatan Propinsi dan unit surveilans Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
Kelebihan Surveilans TB Paru
• Terlaksananya pengolahan dan penyajian data penyakit dalam bentuk
tabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi penyakit TBC lebih lanjut oleh
Unit surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi dan Ditjen PPM &PL Depkes

• Dapat mendistribusikan hasil pengolahan dan penyajian data penyakit


beserta hasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi kepada
program terkait di Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium,
Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional, pusat-pusat riset, pusat-pusat kajian
dan perguruan tinggi serta sektor terkait lainnya

• Memantau kemampuan program TB untuk mendeteksi kasus, menjamin


selesainya pengobatan dan kesembuhan.
Kekurangan Surveilans TB Paru

Permasalahan dalam pencatatan data TB


01 di rumah sakit

Permasalahan yang berkaitan dengan


02 struktural dan pendanaan

Permasalahan yang terkait dengan


03 prosesnya
Langkah-Langkah Surveilans TB Paru

• Pengumpulan Data
Petugas Surveilans memperkenalkan diri dan selanjutnya melakukan wawancara dengan
keluarga, untuk mengetahui ada tidaknya penderita TB dan penduduk yang mengalami
batuk dan demam lebih dari 3 minggu

• Pengelolaan Data
Data yang terkumpul kemudian diolah dalam bentuk tabel, grafik atau peta yang disertai
dengan keterangan

• Analisi dan Interpretasi Data


Data yang telah digabungkan selanjutnya dianalisis sehingga kita dapat mengetahui apa
yang menjadi faktor utama terhadap timbulnya penyakit TB Paru. Setelah dianalisis data
tersebut kita interpretasikan untuk mengetahui perencanaan yang akan dilakukan

• Perencanaan dan Penanggulagan


Melaksanakan rencana atau program yang telah ditetapkan untuk menanggulangi
penyakit TB Paru

• Evaluasi
Melaksakan penilaian dari hasil kegiatan surveilans.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai