Anda di halaman 1dari 8

LOGIKA

Oleh Kelompok 2:

1. Risma Amelia (NIM. 18081324012)

2. Adryan Prasetyo (NIM. 18081324021)

3. Hayyum Puspitasari(NIM. 18081324029)

4. Wildan Arya Putra Rosdianto (NIM. 18081324042)


LATAR BELAKANG

Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak
logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah
masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang
didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan
suatu sistem yang bersifat logis, karena itu ilmu pengetahuan tidak mungkin melepaskan
kepentingannya terhadap logika
PENGERTIAN LOGIKA

 Menurut Bahasa (Etimologi)

“Logika” diturunkan dari kata sifat “Logike” (Bahasa Yunani) yang berhubungan dengan
kata benda “Logos” yang artinya fikiran. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara fikiran
dan kata yang merupakan pernyataannya dalam bahasa. Berfikir adalah suatu kegiatan jiwa
untuk mencapai pengetahuan.

Logos juga bisa diartikan sebagai perkataan atau sabda. Istilah lain yang digunakan
sebagaigantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti
berkata atau berucap. Mantiq disebut sebagai penyelidikan tentang dasar – dasar dan metode –
metode berpikir benar.
TIPE – TIPE LOGIKA

1. Logika Makna Luas dan Logika Makna Sempit

Logika dalam arti sempit adalah searti dengan logika deduktif atau logika formal, sedangkan dalam arti
luas pemakaian logika tidak hanya dimaksudkan sebagi suatu pembahasan mengenai logika sendiri, tetapi
juga tentang sistem-sistem. Yaitu mencakup :

a. Asas-asas paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi dan tatanan (logika formal atau logika
simbolik).

b. Sifat dasar dan syarat pengetahuan dengan objek yang diketahui, ukuran kebenaran, kaidah-kaidah pembuktian
(epistemologi).

c. Metode-metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan-penyelidikan ilmiah (metodologi).


2. Logika Deduktif dan Logika Induktif

Logika deduktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat
deduktif, yaitu penalaran yang merumuskan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikiran
sehingga bersifat betul menurut bentuk dan bekerjanya akal, yakni runtutannya serta kesesuaiannya
dengan langkah-langkah dan aturan-aturan yang berlaku sehingga penalaran yang terjadi adalah
tepat.

Sedangkan logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran
yang betul dari sejumlah kesimpulan umum.

3. Logika Formal dan Logika Material

Logika formal adalah suatu bagian logika deduktif, yaitu bagian yang bertalian dengan perbincangan-
perbincangan yang sah menurut bentuk dan bukan menurut isinya.
4. Logika Murni dan Logika Terapan

Menurut Leonard, logika murni (pure logic) sebagai “the science of the effect on the meaning of statements
and consequently on the validity of proofs of all parts and aspects of those statements and proofs except the
strict intensions of the term contained is them”, (ilmu tentang efek terhadap arti dari pernyataan-pernyataan
dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian-pembuktian tentang semua bagian dan segi dari
pernyataan-pernyataan dan pembuktian-pembuktian kecuali arti-arti tertentu dari istilah-istilah yang termuat
didalamnya).

5. Logika Filsafat dan Matematik

Logika filsafat dipertentangkan dengan logika matematik. Logika filsafat (Philosophical Logic)
merupakan ragam logika yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat,
seperti logika kewajiban (Deontic Logic) dengan etika atau logika arti (Intentional Logic) dengan
metafisika.
MANFAAT BELAJAR LOGIKA

Tujuan logika adalah sebagai studi ilmiah untuk memberikan prinsip – prinsip dan hukum – hukum
berpikir yang benar.

Faedah Mempelajari Logika:

1.Logika menyatakan, menjelaskan dan mempergunakan prinsip – prinsip abstrak yang dapat dipakai
dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.

2.Pelajaran logika menambah daya berpikir abstrak dengan demikian melatih dan menggembangkan daya
pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.

3.Logika mencegah kita tersesat dalam berfikir.

4.Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisi yang tepat.
HUBUNGAN LOGIKA DENGAN PSIKOLOGI

Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar
atau salah. Sebaliknya urusan benar atau salah menjadi masalah pokok dalam Logika.
Logika tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam
bentuk yang paling sehat dan praktis

  Jalan pemikiran kita dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan
pribadi, pergaulan dan sugesti. Kemudian ada juga pemikiran yang diungkapkan sebagai
luapan emosi seperti caci-maki, pujian atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Ada juga
pemikiran yang diungkapkan dengan argumentasi yang secara selintas terlihat benar untuk
memutarbalikkan fakta dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan.

Anda mungkin juga menyukai