Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

 Ajeng Sekar M
 Diva Tyas M
 Fikri Firmansyah
 Sarah Marsha L
 Sifa Maryam R
 Tian Haiqal M
 Zulva Aminah
Lahirnya era Reformasi

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kearah yang lebih baik
secara konstitusional. Lahirnya reformasi oleh karena pemerintah Orde Baru
yang sebelumnnya berjalan secara otoriter dan sentralistik yang tidak
memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh dalam
proses pembangunan.
Masa Pemerintahan Presiden B.J Habibie
Masa Pemerintahan Presiden B.J Habibie

Ketika Habibie menggantikan Soeharto sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998,


ada lima isu terbesar yang harus dihadapinya, yaitu:
1. masa depan Reformasi;
2. masa depan ABRI;
3. masa depan daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia;
4. masa depan Soeharto, keluarganya, kekayaannya dan kroni-kroninya; serta
5. masa depan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Keberhasilan Pada
Pemerintahan B.J.Habibie

Dalam waktu singkat masa pemerintahannya, B J Habibie menunjukan prestasi


kerjanya yang sangat menakjubkan.
1. Berhasil menyelamatkan krisis moneter dan melengkapi lahirnya Bank
Mu’amalah dan ditambahkannya Bank Syariah
2. Menciptakan Pesawat CN 35 yang mampu melakukan short take off and
landing dan Air Bus 600 yang tercepat di dunia
3. PINDAD mampu menciptakan senjata yang mempunyai jarak tembak 1.000
meter dan sangat akurat
4. Penyelesaian masalah Timor Timur
Kebijakan Masa
Pemerintahan B.J.Habibie
Berikut ini beberapa kebijakan yang berhasil dikeluarkan B.J. Habibie dalam
rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat :
1. Kebijakan dalam bidang politik, reformasi dalam bidang politik berhasil
mengganti lima paket undang-undang masa Orde Baru dengan tiga undang-
undang politik yang lebih demokratis.
2. Kebijakan dalam bidang ekonomi, pemerintah membentuk Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah
mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Kebijakan Masa
Pemerintahan B.J.Habibie

3. Kebebasan menyampaikan pendapat dan pers


4. Pelaksanaan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang
demokratis
PEMBENTUKAN KABINET
REFORMASI PEMBANGUNAN

Sehari setelah dilantik, B.J.Habibie membentuk Kabinet Reformasi


Pembangunan yang terdiri dari 36 Menteri. Kabinet Reformasi Pembangunan
terdiri dari berbagai elemen kekuatan politik dalam masyarakat, seperti dari ABRI,
partai politik (Golkar, PPP, dan PDI), unsur daerah, golongan intelektual dari
perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat.
Sidang pertama kali Kabinet Reformasi Pembangunan dilaksanakan pada 25
Mei 198. Pusat perhatian Kabinet Reformasi Pembangunan adalah meningkatkan
kualitas, produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, dengan memberi peran
perusahaan kecil, menengah dan koperasi, karena terbukti memiliki ketahanan
ekonomi dalam menghadapi krisis.
SIDANG ISTIMEWA MPR 1998

Pada 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menentapkan
langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang. Beberapa hasil yang
dijanjikan pemerintah dalam menghadapi tuntutan keras dari mahasiswa dan gerakan
reformasi telah terwujud dalam ketetapan-ketetapan yang dihasilkan MPR, antara lain:
 Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD 1945 tanpa melalui referendum.
 Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib (Tap MPR No.XVIII/MPR/1998).
 Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa tugas,
masing masing lima tahun (Tap MPR No.XIII/ MPR/1998).
 Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum, ketentuan untuk memeriksa
kekuasaan pemerintah, pengawasan yang baik dan berbagai perubahan terhadap
Dwifungsi ABRI.
 Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, mendorong kebebasan
mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan pembebasan
tahanan politik dan narapidana politik.
REFORMASI BIDANG POLITIK

 Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas.


 Kebebasan berpolitik dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai
politik.
 Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media
massa cetak
 Diberlakukan pembatasan masa jabatan Presiden.
Pelaksanaan Pemilu 1999

Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang diikuti oleh


48 partai politik). Dengan masa persiapan yang tergolong singkat, pelaksanaan
pemungutan suara pada pemilu 1999 ini dapat dikatakan sesuai dengan jadwal,
7 Juni 1999. Ternyata pemilu 1999 bisa terlaksana dengan damai tanpa ada
kekacauan yang berarti meski dikuti partai yang jauh lebih banyak. Pemilu 1999,
dinilai oleh banyak pengamat sebagai Pemilu yang paling demokratis
dibandingkan 6 kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya.
Pelaksanaan Referendum
Timor-Timur

Sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD ‘45,
bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka Presiden Habibie
mengharapkan MPR berkenan membahas hasil jajak pendapat tersebut dan
menuangkannya dalam ketetapan yang memberikan pengakuan terhadap
keputusan rakyat Timor-Timur. Sesuai dengan perjanjian New York, ketetapan
tersebut mensahkan pemisahan Timor-Timur dan RI secara baik, terhormat dan
damai, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bagian dari
masyarakat internasional yang bertanggung jawab, demokratis, dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia.
REFORMASI BIDANG
EKONOMI
Kebijakan ekonomi Presiden B.J. Habibie dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi perekonomian Indonesia yang semakin memburuk. Reformasi ekonomi
mempunyai tiga tujuan utama yaitu:
1. Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan.
2. Memperkuat basis sektor riil ekonomi.
3. Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita
akibat krisis.
REFORMASI BIDANG
EKONOMI

Pemerintahan Habibie berhasil menurunkan laju inflasi dan distribusi


kebutuhan pokok mulai kembali berjalan dengan baik. Selain itu, yang paling
signifikan adalah nilai tukar rupiah mengalami penguatan secara simultan
hingga menyentuh Rp. 6.700,-/dolar AS pada bulan Juni 1999.
REFOMASI BIDANG HUKUM
Sesuai Tap MPR No.X/MPR/1998 reformasi di bidang hukum diarahkan untuk
menanggulangi krisis dan melaksanakan agenda reformasi di bidang hukum
yang sekaligus dimaksudkan untuk menunjang upaya reformasi di bidang
ekonomi, politik dan sosial budaya.
Tanggal 1 Oktober 1999, 700 anggota DPR/MPR periode 1999-2004 dilantik.
Pada 14 Oktober 1999, Presiden B.J.Habibie menyampaikan pidato
pertanggungjawabannya di depan Sidang Umum MPR. Dari sebelas fraksi yang
menyampaikan pemandangan umumnya, hanya empat fraksi yang secara tegas
menolak, sedangkan enam fraksi lainnya masih belum menentukan putusannya.

Anda mungkin juga menyukai