Oleh :
Kelompok 5
• Mual • Hipertermi/hipotermi
• Dehidrasi • Mulut kering
• Muntah-muntah • Sering BAB, kadang
• Kram perut bercampur darah,
nanah atau lender
• Diare
• Kejang • Rasa lemas dan
mengigil
• Hilang nafsu makan
KOMPLIKASI
henti nafas
henti jantung
syok,sindrom gawat
pernafasan akut
syok,sindrom gawat
pernafasan akut
PENGGOLONGAN KERACUNAN
Keracunan akut
Keracunan akut
Menurut organ yang terkena
Bahan kimia
EFEK RACUN TERHADAP KERACUNAN
a. Lokal
Kulit
Bahan-bahan kimia yang membahayakan kulit
menyebabkan kulit memerah, sakit ketika kulit disentuh,
tapi tidak menyebabkan rasa terbakar ketika sudah
dicuci.
Mata
Agen pengiritasi dapat dengan cepat membakar permukaan
mata dan menyebabkan bekas luka bahkan kebutaan
Usus
Pasien mungkin merasakan sakit perut, muntah dan diare
serta muntah dan fesesnya mungkin mengandung darah. Jika
tenggorokan terbakar maka dengan cepat membengkak dan
menyebakan pasien sulit bernafas
2. Sistemik
Periode fatal
18 jam – 24 jam, Kematian mendadak pernah
terjadi pada anak- anak karena kesulitan
bernafas
2. Asam Khlorida ( HCL)
• Dosis Fatal :
Biasanya 15- 20 ml asam pekat
• Periode fatal
24- 36 jam
Gejala- gejala
• DosisLetal
8- 15 gr ( 2 ml ) per- oral.
C) Asam Asetat (CH3COOH)
• Sifat-sifat : Tidak berwarna, cairan yang mudah
menguap membuat bau yang khas dan rasa asam yang
membuat terbakar.
• Fatal Dose
Kira- kira 5 ml. Konsentrasi asam ini dapat
menyebabkan kematian pada anak- anak, umumnya 60
ml dapat menyebabkan fatal dose tetapi angka
kesembuhan dijumpai pada orang dewasa setelah
pelan- pelan 2 sampai 6 botol cairan dapat
memperbaiki keadaan yang buruk.
• Periode Fatal
Kematian dijumpai 1- 48 jam , walaupun ada yang
melaporkan sampai 3, 7 dan 14 hari.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian Primer:
A (Airway)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (Dissability)
E (Eksposure)
PengkajianSekunder :
Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat kesehatan sebelumnya :
Riwayat keracunan:
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan khusus seperti :
kadar kholinesterase plasma , kadar
kholinesterase plasma , Kadar barbiturat
plasma
• Pemeriksaan toksikologi
Pemeriksaan toksikologi
• Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan perdarahan pada saluran cerna, mual, muntah,
• Nyeri akut berhubungan dengan adanya gangguan integritas
mukosa pada saluran cerna
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distress
pernafasan
• Defisit nutrisi berhubungan dnegan efek toksin pada
pencernaan
• Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan hipoksia jaringan
•
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1 Kekurangan volume cairan dan Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor TTV
elektrolit b.d perdarahan pada keperawatan volume airan meningkat 2. Lakukan kumbah lambung
saluran cerna, mual, muntah, dengan kriteria hasil : apabila keracunan bukan
1. TTV dalam batas normal disebabkan zat korosif
2. TD :100-120/60-80 mmHg 3. Berikan antidot untuk
3. RR : 16-20x/menit menghilangkan efek racun
4. N : 60-80x/menit 4. Berikan pengganti
5. S : 36,5-37,4oC annasogastrik sesuai output
6. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 5. Kolaborasikan pemberian
7. Turgor kulit baik cairan IV
2 Setelah dilakukan intervensi 1. identifikasi lokasi,
Nyeri akut b.d adanya keperawatan nyeri menurun karakteristik, durasi,
gangguan integritas dengan kriteria hasil : frekuensi dan kualitas
1. Nyeri yang dilaporkan nyeri
mukosa pada saluran
berkurang brkurang 2. identifikasi skala nyeri
cerna 2. Pasien tampak rileks 3. Identifikasi respons
nyeri non verbal
4. identifikasi faktor
yang memperberat
nyeri
5. kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
3. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1. Monitor pola napas
nafas b.d distress intervensi keperawatan (frekuensi, kedalaman,
pernafasan pola napas membaik usaha napas)
dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas
1. Status pernafasan : tambahan
Kepatenan jalan nafas 3. Pertahankan
2. Status pernafasan : kepatenan jalan nafas
ventilasilancar dengan head-tilt dan
chin-lift atau jaw
3. Status tanda-tanda vital thrust jika curi cedera
dalam batas normal servikal
4. Berikan oksigen
therapy 4-6 liter
menggunakan nasal
kanul atau sesuai
instruksi
5. Monitor aliranoksigen
6. Monitor vital sign
7. Auskultasi suara napas
4 Defisit nutrisi b.d 1. Setelah dilakukan 1. Evaluasi adanya /
efek toksin pada intervensi keperawatan kaulitas bisingusus.
pencernaan nutrisi membaik dengan Catat adanya distensi
kriteria hasil : atau ketegangan dari
2. Nafsu makan meningkat abdominal
3. BB naik 2. Catat adanya mual,
4. Kebutuhan tubuh pasien muntah, dan diare
akan nutrisi tetap 3. Kolaborasi dalam
terpenuhi mengusahakan status
5. Pasien tidak puasa sesuai dengan
menunjukkan penurunan indikasi
status gizi/nutrisi, seperti 4. Kolaborasi dengan
pasien tidak tampak dokter dalam
mengurus, turgor kulit pemberian nutrisi
tetap baik melalui I.V
5. Kolaborasi dalam
pemberian obat-
obatan seperti antisida
, vitamin- vitamin
5. Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor TTV
perfusi jaringan keperawatan perefusi 2. Batasi gerakan kepala,
cerebral b.d hipoksia jaringan cerebral membaik leher dan punggung
jaringan dengan kriteria hasil : 3. Mengetahui
1. tekanan sistolik dan kestabilan pernafasan
diastole dalam rentang 4. Mengetahui ada atau
normal tidak tanda-tanda
2. tidak ada tanda-tanda dehidrasi
peningkatan tekanan 5. Manajemen cairan
intrakranial 6. Pemantauan cairan