Anda di halaman 1dari 48

m s t

O ty a
a s
Sw u
O K
M P
E L O
A K
A M (0
4 1) )
46 )
N
A 0
U TR TI ( (052
P A
S A IAW A NI )
D IN MIL ELL 054
E R
HER A M RI ( 2)
EK YU T IN NTA (06
KA D
K A R IS LIA N I ) 7 7)
I DE I K J U E O 072 I (0
I KA UTR INA IH N RI ( I AN
N P D A T T A BR
H U E
I LU PUT EK R RI U A F
N T SN
NI KAD NG RI
NI OMI A K
K
A ND
N
U
P UT
NI
KONSEP DASAR
DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PMS
Menurut Katrina Smith (2005),
Penyakit Menular Seksual adalah
sekelompok infeksi yang
Definisi Penyakit ditularkan melalui hubungan
seksual. Kebanyakan PMS dapat
Menular Seksual ditularkan melalui hubungan
(PMS) seksual antara penis, vagina,
anus dan/atau mulut.
Penyakit menular seksual
menyebabkan infeksi saluran
reproduksi yang harus dianggap
serius.
Menurut Handsfield (2001) dalam Chiuman (2009),
Penyakit Menular Seksual dapat diklasifikasikan
berdasarkan agen penyebabnya, yakni :
Dari golongan bakteri :
Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia
Etiologi Penyakit trachomatis, Ureaplasma urealyticum

Menular SeksualDari golongan protozoa :


(PMS) Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia

Dari golongan virus :


Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2), Herpes Simplex
Virus (tipe 1 dan 2)

Dari golongan ektoparasit :


Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei
Tanda dan Gejala Umum
Penyakit Menular Seksual
Menurut Sjaiful (2007) tanda dan gejala umum penyakit
menular seksual, yaitu :

Rasa sakit atau Pengeluaran


nyeri pada saat Rasa nyeri lendir pada
kencing atau pada perut vagina/alat
berhubungan bagian kelamin.
seksual bawah.
Tanda dan Gejala Umum
Penyakit Menular Seksual
Menurut Sjaiful (2007) tanda dan gejala umum penyakit
menular seksual, yaitu :

Keputihan Keputihan Timbul bercak-


disertai rasa yang bercak darah
gatal dan berbusa, setelah
kemerahan kehijauan, berhubungan
pada alat berbau seksual.
kelamin atau busuk, gatal.
sekitarnya.
Berhubungan seks yang tidak
aman
Cara (tanpa menggunakan kondom).
Penularan Gonta-ganti pasangan
seks.
Penyakit
Menular Prostitu
Seksual si.
Melakukan hubungan
seks anal (dubur)
Jenis – Jenis Gonore (Kencing Nanah)
Penyakit Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)
Menular
Seksual Penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan
oral.
Gejala : Sering hanya ringan dan muncul
dalam 2-10 hari setelah terpapar.
Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau rektum dan rasa
panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Jenis – Jenis Sifilis (Raja Singa)
Penyakit Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)
Menular
Seksual Penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan
oral.
Gejala : Timbul benjolan di sekitar alat
kelamin, kadang disertai pusing
dan nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak kemerahan pada tubuh
juga akan muncul sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks. Pada fase awal, penyakit
ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang biasanya muncul di
daerah kelamin
Pengobatan : Dapat diobati dengan penisilin. Namun, kerusakan pada organ tubuh yang
telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Jenis – Jenis Ulkus Mole (Chancroid)
Penyakit Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)
Menular
Seksual Gejala : Timbul dalam waktu 3-7 hari
setelah terinfeksi. Lepuhan kecil yang terasa
nyeri timbul dialat kelamin dan disekitar
anus.
Pencegahan : Lakukanlah hubungan seksual yang aman (menggunakan kondom atau tidak
bergonta ganti pasangan seksual).
Pengobatan : Diberikan suntikan antibiotik seftriakson atau eritromisin setiap 6 jam
selama 7 hari. Penderita diawasi minimal selama 3 bulan untuk memastikan bahwa infeksi
telah sembuh. Jika memungkinkan, mitra seksual juga diselidiki, sehingga bisa diperiksa
dan jika perlu, diobati.
Jenis – Jenis Kondiloma Akuminata
Penyakit Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)
Menular
Penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan
Seksual oral.
Gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang
menyerupai bunga kol tumbuh di dalam
atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi
(pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal.
Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikanatau asam
trikloroasetat.
Jenis – Jenis Herpes Genitalis
Penyakit Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan Herpes
Menular simplex virus)

Seksual Penularan : Terinfeksi saat melakukan


hubungan seks vaginal, anal atau oral. Juga
melalui seperti : alat-alat t idur , pakaian,
handuk, dll, secara bergantian.

Gejala : Timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya berupa gatal,
kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, diikuti oleh
sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk
luka yang melingkar.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat Anti Virus biasanya efektif
dalam mengurangi frekuensi dan durasinya saja.
Jenis – Jenis Trikomoniasis
Penyakit Tipe : Protozoa Trichomonas vaginalis.
Menular
Seksual Penularan : Menular melalui kontak seksual.
dapat bertahan hidup pada benda-benda
seperti baju-baju yang dicuci.
Gejala : Pada wanita penyakit ini biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari vagina
yang berbusa dan berwarna kuning kehijauan. Pada pria, mengeluarkan cairan berbusa atau
cairan seperti nanah dari uretra, mengalami nyeri saat berkemih.
Pengobatan : Metronodasol dosis tunggal per-oral bisa menyembuhkan sampai 95%
penderita.
Cara Pencegahan Penyakit Menular
Seksual
Menurut Kemenkes RI (2017) Penyakit Menular Seksual dapat
dicegah dengan beberapa cara yaitu :

Tidak melakukan Gunakan kondom


hubungan seksual bebas

Menjaga kebersihan No drugs


kelamin

Tidak berganti pasangan Apabila ditemukan gejala


seksual penyakit menular seksual,
segera periksakan ke dokter
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
KONSEP DASAR
HIV-AIDS
Human Imunodeficiency Virus (HIV)
adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh manusia dengan akibat
turunnya atau hilangnya daya tahan
tubuh

Definisi AIDS adalah singkatan dari Acquired


Immuno Deficiency Syndrome, yang
HIV-AIDS berarti kumpulan gejala atau sindroma
akibat menurunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi virus HIV. 
AIDS atau sindrom kehilangan kekebaan
tubuh adalah kehilangan kekebalan
tubuh manusia akibat sistem
kekebalannya dirusak oleh virus HIV.
AIDS merupakan satu kesatuan dengan
infeksi HIV sehingga istilah yang umum
dipakai ialah “HIV-AIDS”. (Djuanda,
2007).
Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan
saat ini telah diketahui dua tipe yaitu tipe HIV-1
dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar
disebabkan oleh HIV-1, daripada HIV-2.
Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama,
hanya infeksi oleh HIV-1 jauh lebih mudah
ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi
Etiologi sampai timbulnya penyakit lebih pendek
(Martono, 2006).
HIV-AIDS HIV yang dahulu disebut virus limpotrofik sel T
manusia atau virus limfadenopati (LAV), adalah
suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili
lentivirus. Retrovirus mengubah asam
ribonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam
sel penjamu.
HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik,
dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di
seluruh dunia (Sylvia & Wilson, 2005).
Patofisiologi HIV – AIDS
Faktor Risiko : Hetero seksual,
biseksual, IDU (Injecting Drug User),
Infeksi pada sistem transfusi darah, transmisi perinatal. Infeksi pada sistem
saluran pernafasan pencernaan

HIV masuk ke dalam tubuh,


Benda asing dalam peredaran darah ata jaringan Proses infeksi
jalan nafas. mukosa.

Virus menginfeksi sel yang mempunyai


Sputum berlebih Defekasi lebih dari tiga
molekul CD4 (limfosit T4, Monosit, Sel
kali 24 jam
Dendrit, Sel Langerhans)

Dispnea Masuk kedalam sel target dan


mereplikasi diri. Diare

Sel yang terinfeksi mengalami


Bersihan jalan apoptosis.
nafas tidak efektif
Imunitas tubuh menurun

Tubuh rentan terhadap infeksi


TANDA DAN GEJALA HIV-AIDS
Rasa lelah dan lesu Bercak-bercak putih di
lidah dan di dalam mulut

Berat badan menurun Pembengkakan leher dan


secara drastis lipatan paha

Demam yang sering Radang paru


dan berkeringat waktu
malam
Mencret dan kurang Kanker kulit
nafsu makan
Sarkoma Kaposi

Kanker pada semua bagian kulit dan organ


Manifestasi tubuh. Penyakit ini sangat jarang menjadi
klinik sebab kematian primer.

utama dari
penderita 1. MANIFESTASI
AIDS ada 3 TUMOR
Limfoma Ganas
yaitu :
Timbul setelah terjadi Sarkoma Kaposi dan
menyerang saraf serta dapat bertahan
kurang lebih 1 tahun.
a. Manifestasi pada
Paru
Pneumoni pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada
2. AIDS merupakan infeksi paru PCP dengan
Manifesta gejala sesak nafas, batuk kering, sakit
bernafas dalam dan demam.
si
oportunist Cytomegalovirus (CMV)

ik Pada manusia 50% virus ini hidup sebagai


komensal pada paru-paru tetapi dapat
menyebabkan pneumocystis. CMV
merupakan 30% penyebab kematian pada
AIDS.
a. Manifestasi pada
Paru
Mycobacterium avilum
2. Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada
stadium akhir dan sulit disembuhkan.
Manifesta
si Mycobacterium
tuberculosis
oportunist Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat
ik menjadi milier dan cepat menyebar ke
organ lain di luar paru.
 
2. b. Manifestasi
Manifesta Gastrointestinal
Tidak ada nafsu makan, diare kronis,
si penurunan berat badan >10% per
oportunist bulan.

ik
Gejala Mayor Gejala Minor
1. Berat badan menurun >10% dalam 1  Batuk menetap >1 bulan
bulan  Dermatitis generalisata
2. Diare kronik berlangsung >1 bulan  Herpes Zooster multi-segmental dan
Demam berkepanjangan >1 bulan berulang
Penurunan kesadaran  Kandidiasis orofaringeal
3. Demensia/HIV ensefalopati  Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin
wanita
 Retinitis Cytomegalovirus

3. Manifestasi
neurologis
PENCEGAHAN HIV-AIDS
Tiga pilar pencegahan positif adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu hidup
ODHA
2. Menjaga diri untuk tidak
tertular HIV maupun infeksi
dari orang lain
3. Menjaga diri untuk tidak
menularkan HIV kepada orang
lain
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip ABCD, yaitu :

A = Abstinence
Dalam hal ini abstinence berarti puasa melakukan hubungan seksual. Selain itu penularan HIV-AIDS
adalah terutama melalui hubungan seksual.
B = Be Faithfull.
Metode pencegahan be faithfull (saling setia) ini ditujukan bagi pasangan suami istri. Saling setia
berarti keduanya harus setia, bukan hanya salah satu yang setia.
C = Condom.
Penggunaan kondom adalah upaya efektif dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Penggunaan kondom
dapat mencegah interaksi cairan kelamin sehingga penularan virus dapat diminimalisasi.
D = Drugs.
Drugs adalah tidak menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba) terutama yang cara penggunaannya
dengan disuntikkan.
E = Education
Akses informasi melalui internet di era digital ini begitu mudah didapatkan, tapi sayang tidak semua
informasi yang disajikan valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
KONSEP DASAR DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI
Merupakan invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh,
khususnya yang menimbulkan cedera
seluler setempat akibat metabolism
kompetitif, toksin, replikasi intra
Definisi Penyakit seluler atau reaksi antigen-antibodi.
Infeksi Kuman penyebab infeksi tersebut
dapat berupa bakteri, jamur, virus dan
parasit.
Beberapa infeksi yang terjadi dapat
menyebabkan ketidak suburan,
seperti chancroid, herpes: dan sipilis
dapatkan kemungkinan lebih besar
(Lande, 1993).
Infeksi panggul berawal dari infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar ke atas
melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan
hari atau minggu untuk seorang wanita infeksi
panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N.
Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
Etiologi menyebabkan peradangan dan kerusakan

Penyakit Infeksi
jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri
dari leher rahim maupun vagina menginfeksi
daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman
penyebab PMS.
Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya
infeksi karena hilangnya lapisan endometrium
yang menyebabkan berkurangnya pertahanan
dari rahim, serta menyediakan medium yang baik
untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
1. Riwayat infeksi panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau
lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
Faktor 3. Wanita dengan infeksi oleh kuman
Resiko penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih
Infeksi vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan
risiko penyakit radang panggul. Risiko
tertinggi adalah saat pemasangan spiral
dan 3 minggu setelah pemasangan
terutama apabila sudah terdapat infeksi
dalam saluran reproduksi sebelumnya.
Patofisiologi
Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis
dengan salah satu dari lima cara yaitu :

Interlumen Intraperitoneum

Limfatik Kontak langsung

Hematogen
Pemeriksaan Diagnostik
• Jumlah sel darah putih (SDP) : normal atau tinggi dengan
pergeseran diferensial ke kiri.
• Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah(SDM)
sangat meningkat dengan adanya infeksi.
• Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan
pada keadaan anemia.
• Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus atau
intraservikal atau drainase luka atau perwarnaan gram di
uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
• Pemeriksan bimanual : menentukan sifat dan lokal nyeri
pelvis, massa atau pembentukan abses, serta adanya vena-
vena dengan trombosis.
Dampak negatif ISR sangat serius, terutama
bagi perempuan, antara lain (Buzsa, 1999) :


Dampa •
Komplikasi kehamilan
Penyakit Radang Panggul (PRP) yang dapat berkem-bang dan
k menyebabkan kemandulan, kehamilan di luar kandungan, serta
rasa sakit yang berkepan-jangan.
Negatif •

Meningkatkan risiko penularan HIV.
Banyak ISR yang gejala dan tanda-tandanya tidak dirasakan,
ISR terutama pada perempuan, hingga ter-lambat untuk menghin-
dari kerusakan pada organ reproduksi.a
• 30-70% kasus Human Papilloma Virus (HPV) berakhir dengan
kanker mulut rahim (serviks) yang merupakan kanker ter-banyak
yang ditemukan pada perempuan, yaitu 370.000 kasus baru tiap
tahunnya, dan 80% di antaranya di negara berkembang.
KONSEP DASAR DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER SERVIK
Menurut (FKUI, 1990; FKKP, 1997)
dalam (Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi.
2015) Kanker serviks adalah penyakit
akibat tumor ganas pada daerah mulut
Definisi rahim sebagai akibat dari adanya
pertumbuhan jaringan yang tidak
Penyakit terkontrol dan merusak jaringan normal
Kanker Servik di sekitarnya.
Kanker serviks biasanya menyerang
wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari
kanker serviks berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal
yang menuju kedalam rahim (Sarjadi,
2001).
1. Infeksi Virus Human Papilloma
(HVP) 
Etiologi 2. Pasangan Seksual yang Berganti-
Penyakit ganti 
Kanker Servik 3. Usia Pertama Melakukan Hubungan
Seks 
4. Merokok 
5. Jumlah Anak 
6. Kontrasepsi 
7. Riwayat Keluarga
8. Kekebalan Tubuh 
Menurut Sukaca (2009), gejala penderita kanker
serviks diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Gejala pra kanker serviks :
Tanda dan • Keluar cairan encer dari vagina(keputihan) 
Gejala Penyakit • Pendarahan setelah sanggama yang kemudian dapat berlanjut
Kanker Servik menjadi pendarahan yang abnormal. 
• Pada fase invasive dapat keluar cairan berwarna kekuning-
kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. 
• Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis 
• Timbul nyeri panggul(pelvis) atau diperut bagian bawah bila
ada radang panggul
Bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi kanker
serviks, maka muncul gejala-gejala sebagai berikut :

• Pendarahan pada vagina yang tidak normal. 


Tanda dan • Ditandai dengan pendarahan diantara periode menstruasi yang
regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak
Gejala Penyakit dari biasanya, pendarahan setelah hubungan seksual. 
Kanker Servik • Rasa sakit saat berhubungan seksual.
• Bila kanker telah berkembang makin lanjut maka dapat timbul
gejala-gejala seperti penurunan berat badan, nyeri panggul,
kelelehan, berkurangnya nafsu makan, keluar tinja dari vagina,
dll.
Patofisiologi
Pencegahan
Kanker Servik
Pencegahan terhadap terjadinya
kanker serviks melalui tiga bagian,
yaitu :

1. Pencegahan Primer

Dilakukan oleh setiap orang untuk menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kanker. Masyarakat yang melakukan pencegahan pada tingkat ini
akan bebas dari penderitaan, produktivitas berjalan terus, tidak memerlukan
biaya untuk pemeriksaan, pengobatan, rehabilitasi serta perawatan lebih lanjut.

Salah satu bagian dari pencegahan primer adalah memberikan vaksin Human
Papilloma Virus (HPV), pemberian vaksin HPV akan mengeliminasi infeksi HPV.
Pencegahan terhadap terjadinya
kanker serviks melalui tiga bagian,
yaitu :

2. Pencegahan Sekunder

Deteksi dini dan skrining merupakan pencegahan sekunder kanker serviks.


Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menemukan kasus-kasus dini
sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan.

Selain itu, bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan penyakit pada


stadium awal. Pencegahansekunder melalui diagnosis dini displansia dengan
berbagai cara baik klinis maupun laboratorium (Suwiyoga, 2007).
Terdapat dua pengobatan pada pencegahan
3. tersier
yaitu :
Pencegahan Pengobatan pada pra kanker
• Kauterisasi yaitu membakar serviks secara elektris.
Tersier • Kriosurgeri yaitu serviks dibuat beku sampai minus 80-
Pengobatan pada 180 derajat celcius dengan menggunakan gas CO2 atau
kanker invasive N2O.
• Konisasi yaitu memotong sebagian dari serviks yang
Tindakan pengobatan pada cukup representatif dengan pisau biasa atau pisau
kanker invasif berupa radiasi, elektris.
operasi atau gabungan antara • Operasi (histerektomi) bila penderita tidak ingin punya
operasi dan radiasi. anak lagi.
• Sinar laser yang digunakan dibawah pengawasan
kolposkop, radiasi dengan pemanasan jarum radium yang
dapat digunakan bila penderita yang sudah tua takut
dioperasi.
Ayo Bertanya
m
O nt i
h a t i
S a n ti
h
S an
h
S OM

Anda mungkin juga menyukai