Anda di halaman 1dari 35

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK SAKIT
(ASMA, BRONCHOPNEUMONIA,
HYDROCEPALUS DAN ATRESIA ANI)

Kelompok 11 :
NI KADEK SWAMITA MAHAYUNI
NI MADE LINA ANGGRENI
NI PUTU NANDA KRISNA FEBRIANTI
Konsep Asuhan Keperawatan
Asma

Asma adalah suatu peradangan


paru bronkus akibat reaksi
hipersensitif mukosa bronkus
Definisi Asma terhadap bahan alergen. Reaksi
hipersensitif pada bronkus
dapat mengakibatkan
pembengkakan pada mukosa
bronkus. Asma disebut juga
sebagai reactive airway disease
(RAD) adalah suatu penyakit
obstruksi dan peningkatan
reaksi jalan napas terhadap
berbagai stimulan.
ETIOLOGI

Inhalan

Factor predisposisi Ingestan


hipersensitifitas saluran 1. Alergen
penapasan pada kasus asma Kontaktan
2. Perubahan cuaca
banyak diakibatkan oleh faktor 3. Stress
genetik (keturunan). Yang 4. Lingkungan kerja
diturunkan adalah bakat alergi 5. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
meskipun belum diketahui
bagaiamana cara penurunannya.
ETIOLOGI

Adanya debu, asap rokok, bulu binatang,hawa dingin


terpapar pada penderita. Benda-benda tersebut
setelah terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem
tubuh penderita sehingga dianggap sebagai benda
asing (antigen). Anggapan itu kemudia memicu
dikeluarkannya antibodi yang berperanan sebagi
respon reaksi hipersensitif seperti neutrofil,basofil
dan immunoglobulin E. Masuknya antigen pada
tubuh yang memicu reaksi antigen akan
menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang
membentuk ikatan seperti key and lock.
Gambaran
Klinis Sesak
nafas

Lemah Batuk

Suara
Pucat nafas
weezing
1. Pemberian obat bronkodilator seperti salbutamol dengan
dosis rata-rata yang dapat dipakai 0,1-0,2 mg/kgBB
setiap kali pemeberian bronkodilator

2. Pemberian antibiotik seperti ampisilin atau amoksilin


peroral dosis rata-rata yang dapat dipakai 10-20
mg/kgBB setiap kali pemberian.

3. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen


Penatalaksanaan dan cairan intravena

4. Terapi inhalasi bronkodilator kombinasi dengan mukolitik


atau ekspetoran.

5. Menghindari anak dari paparan alergen seperti debu,


hawa dingin dengan cara memberi proteksi seperti
masker,jaket,tebal.

6. Mengurangi anak dari kelelahan yang berlebihan tetapi


jangan over proteksi
Konsep Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif

Bersihan jalan napas


Definisi adalah
ketidakmampuan
membersihkan sekret
atau obsruksi jalan
napas untuk
mempertahankan
jalan napas tetap
paten.
PENYEBAB

Fisiologis Situasional

1. Spasme jalan napas


2. Hiperseksresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskular
4. Benda asing dalam jalan
napas 1. Merokok aktif
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan 2. Merokok pasif
7. Hiperplasia dinding jalan
napas 3. Terpajan polutan
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis (Mis.
Anastesi)
GEJALA

TANDA MAYOR TANDA MINOR

Subjektif : Tidak tersedia Subjektif :


Objektif : • Dispnea
• Batuk tidak efektif • Sulit bicara
• Tidak mampu batuk • Orthopnea
• Sputum berlebih Objektif :
• Mengi,whezing/ronchi • Gelisah
kering • Sianosis
• Mekonium di jalan napas • Bunyi napas menurun
(pada neonatus) • Frekuensi napas berubah
• Pola napas berubah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
ASMA DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS
TIDAK EFEKTIF
Konsep Asuhan Keperawatan
Broncopnemonia

Bronkopneumonia
adalah radang paru-
Definisi paru yang mengenai
satu atau beberapa
lobus paru-paru yang
ditandai dengan
adanya bercak-
bercak infiltrat yang
disebabkan oleh
bakteri,virus, jamur
dan benda asing.
ETIOLOGI Faktor lain yang mempengaruhi
timbulnya Broncopnemnia adalah :

Penyebab Broncopnemonia yang biasa ditemukan


adalah :

1. Faktor predisposisi
a. Usia/umur
- Genetic
a. Bakteri : Diplococus Pneumonia, 2. Faktor pencetus (presipitasi)
Pneumococcus, Steretococcus a. Gizi buruk/kurang
Hemoliticus Aureus, Haemophilus b. Berat badan lahir rendah
Influenza, Basilus Friendlander, (BBLR)
Mycobacterium Tuberculosis c. Tidak mendapatkan ASI
b. Virus : Respiratory sntical virus, virus yang memadai
influenza, virus sitomegalic d. imunisasi yang tidak
c. Jamur : citoplasma, capsulatum, lengkap
criptoccus nepromas, mycoplasma e. polusi udara
pnemounia, aspirasi benda asing f. kepadatan tempat tingga
Broncopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya
PATOFISIOLOGI disebabkan oleh virus penyebab broncopneumonia yang masuk ke
saluran pernapasan sehingga terjadi peradangan broncus dan
alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai
adanya penumpukan sekret sehingga terjadi demam, batuk
produktif, ronci positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba
di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi
empat stadium yaitu :

Stadium
Stadium 1 II/hepatisasi
(4-12 jam (48 jam
pertama/kongesti) berikutnya)

Stadium Stadium
III/hepatisasi IV/resolusi
kelabu (3-8 hari) ( 7-11 hari )
a. Biasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas

b. Demam (39℃-40℃) kadang-kadang disertai kejang karena


demam yang tinggi

c. Anak sangat gelisah dan adanay nyeri dada yang terasa


ditusuk-tusuk,yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk

MAIFESTASI d. Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping


hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut
KLINIS
e. Kadang-kadang disertai muntah dan diare

f. Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti


ronchi,whezing

g. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila


infeksinya serius.

h. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus


yang menyebabkan atelektasis absorbsi
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak
sempurna atau kolaps pru merupakan akibat kurangnya
mobilisasi atau refleks batuk hilang

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya


nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau
seluruh ronga pleura
Komplikasi
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru
yang meradang

d. Infeksi sistemik

e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiapkatup


endokardial

f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak


Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan
menghindari kontak dengan penderita atau mengobati kontak
dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-
penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya
broncopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dpat dilakukan
adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap
bebrbagai penyakit saluran napas seperti cara hidup sehat ,
makan makanan begizi dan teratur, menjaga kebersihan,
beristirahat yang cukup, rajin berolahraga. Melakukan
vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
Pencegahan terinfeksi antara lain :

1. Vaksinasi pneumonikus

2. Vaksinasi H. Influenza

3. Vaksinasi varisela yang dianjrkan pada anak -anak dengn


daya tahan tubuh rendah

4. Vaksin influenz yang diberikan pada anak-anak sebelum


anak sakit
Konsep Hipertermia

Definisi Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh

1. Dehidrasi

2. Terpapar lingkungan panas

3. Proses penyakit
(mis.infeksi,kanker)
Penyebab
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan
suhu lingkungan

5. Peningkatan laju metabolisme

6. Respon trauma

7. Aktivitas berlebihan

8. Penggunaan inkubator
GEJALA

TANDA MAYOR TANDA MINOR

Subjektif : Tidak tersedia


Subjektif : Tidak tersedia
Objektif :
Objektif : 1. Kulit merah
1. Suhu tubuh diatas nilai 2. Kejang
normal 3. Takikardi
4. Takipnea
5. kulit terasa hangat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
BRONCOPNEUMONIA DENGAN MASALAH
HIPERTERMI
Konsep Asuhan Keperawatan
Hidrocephalus

Hidrosefalus adalah
kelainan patologis otak
yang mengakibatkan
Definisi bertambahnya cairan
serebrospinal dengan
atau pernah dengan
tekanan intrakranial
yang meninggi,
sehingga terdapat
pelebaran ventrikel
(Darsono, 2005:209).
Hidrocephalus pada bayi
Hidrochepalus pada anak atau bayi pada Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering
dasarnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu : terdapat pada bayi dan anak- anak :

1. Konginetal 1. Kelainan kongenital


Merupakan hidroocehalus yang sudah di
derita sejak bayi dilahirkan, sehingga: 2. Infeksi di sebabkan oleh
Pada saat lahir keadaan otak bayi perlengketan meningen akibat
terbentuk kecil infeksi dapa terjadi pelebaran
Terdesak oleh banyaknya cairan di dalam ventrikel pada masa akut (misal :
kepala dan tingginya tekanan meningitis) .
intracranial sehingga pertumbuhan sel
otak terganggu. 3. Neoplasma

2. Di dapat 4. Perdarahan , misalnya perdarahan


Bayi atau anak mengalaminya pada saat otak sebelum atauu sesudah lahir.
sudah besar ,dengan penyebabnya
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus
adalah penyakit-penyakit tertentu
pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam
misalnya trauma, TBC yang menyerang
dua bagian yaitu:
otak di mana pengobatannya tidak
tuntas 1. Hidrosefalus komunikan

2. Hidrosefalus non komunikan


BAYI
GEJALA

1. Kepala menjadi makin besar dan akan terliha pada umur 3 tahun.
2. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, meliputi:
a.Muntah
b.Gelisah
c.Menangis dengan suara ringgi
d. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,
peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil,lethargi -
stupor.
4. Peningkatan tonus otot ekstrimitas.
5. Tanda-tanda fisik lainnya:
a. Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh-pembuluh darah
terlihat jelas.
b. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah -olah di
atas iris
c. Bayi tidak dapat melihat ke atas, Sunset eyes“
d. Strabismus, nystagmus, atropi optik.
e. Bayi suiit mengangkat dan menahan ke palanya ke atas.
Anak yang telah
menutup suturanya

Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial :

1. Nyeri kepala

2. Lethargi, lelah, apalis, perubahan personalitas.

3. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur


10 tahun.

4. Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer.

5. Strabismus.

6. Perubahan pupil
Gejala Klinik

Early Infant Later Infant

1. Pertumbuhan kepala yang


1. Pembesaran Frontal.
tidak normal.
2. Penekanan Mata (Sunset
2. Fontanel menonjol.
sign).
3. Vena di kepala melebar.
3. Gerakan Bola Mata tidak
4. Sutura melebar.
teratur,
5. Pada palpasi terdengar bunyi
4. Pupil terlambat berespon
"Cracked-pot".
terhadap cahaya.
6. Dahi menonjol
Infant Childhhood

1. Iritability.
2. Lethargy
3. Menangis bila di letakkan
terbaring.
4. Reflek awal anak timbul. 1. Headache/Nyeri kepala saat
5. Bila cepat berkembang, bangun.
Hidrocephalus dapat 2. Emesis.
menyebabkan: 3. Edema pupil.
a. Sulit minum atau 4. StrabismuS.
menelan. 5. Tanda Ekstrapiramidal ataksia.
b. Menangis nyaring, 6. Irritable.
singkat, melengking. 7. Letargy, Apatis
c. Emesis.
d. Somnolen
e. Kejang
f. Cardio Pulmonari yang
membingungkan
a. Peningkatan tekanan intra
kranial (TIK).

b. Infeksi.

c. Kerusakan otak.
Komplikasi
d. Malfungsi pirau.

e. Keterlambatan perkembangan
kognitif, psikososial dan fisik.

f. IQ menurun.

g. Kematian.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
HYDROCEPALUS
Konsep Asuhan Keperawatan
Atresia Ani

Definisi Artresia Ani


meerupakan kelainan
bawaan (kognenital ),
tidak adanya lubang
atau saluraan anus
(Donna L. Wong,2003).
Atresia dapat juga di sebabkan oleh beberapa
Etiologi factor, antara lain :

Etiologi secara pasti


atresia ani belum 1. Putusnya saluran pencernaan dari atas
dengan daerah dubur seingga bayi
diketahui namun ada lahir tanpa lubang dubur.
sumber mengatakan
kelainan bawaan anus 2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi
dalam kandungan berusia 12 minggu/
disebabkan oleh 3 bulan.
gangguan
pertumbuan,fusi, 3. Adanya gangguan atau berhentinya
perkembangan embriologik di daerah
pembentukan anus usus, rectum bagain distal serta
dan tonjolan traktur urogenitalis yang terjadi antar
embriogemik minggu keempat sampai keenam usia
kehamilan.
1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam
pertama setelah kelahiran. pada bayi.
anus yang salah letaknya. struksi usus
(bila tidak ada fistula)

Gejala 2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu


rektal pada baayi
Klinis
3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula
atau anus yang salah letaknya

4. Distensi bertahap dan adanya tanda-


tanda obstruksi usus (bila tidak ada
fistula)
Klasifikasi
Rektum melewati M.
Puborectalis

Anomali Letak
Rendah
Anus bisa tertutup
(Translevator)
secara komplit (atresia)

Anomali
Intermediet

Anomali Letak
Tinggi
a. Terdapat dua tipe yaitu letak tinggi, yang mana
terdapat penghalangan di atas otot levator ani.
Tipe letak rendah adalah adanya penghalangan
di bawah otot levator ani.
b. anus dan rektum berkembang dari embrionik
bagian dorsal hindgut atau berkembang jadi
kloaka sewaktu mesenkim tumbuh kelateral
yang meru- pakan bakal genito urinari dan
struktur anorektal.
Patofisiologi c. Terjadi stenosis anal karena adanya
penyempitan ada kanal anorektal.
d. Terjadi atresia anal karena tidak ada
kelengkapan migrasi dan perkembangan
struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam
perkembangan fetal
e. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan
dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada
uretra dan vagina.
f. Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar
anus menyebabkan vekal tidak dapat di keluar
kan sehingga intestinal mengalami obstruksi
a. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.

b. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).

c. Komplikasi jangka panjang

- Eversion mukosa anal.


Komplikasi
- Stenosis (akibat dari jaringan parut dari
anastomosis).

- Impaksi dan konstipasi.

- Masalah dengan toilet training.

- Inkontinensia (akibat stenosis anal).

- Prolaps mukosa analrektal (menyebabkan


inkontinensi dan rembesan persisten)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
ATRESIA ANI

Anda mungkin juga menyukai