Anda di halaman 1dari 21

Scientific

Paradigm

1
MANUSIA DAN PENGETAHUAN

KECENDERUNGAN
MANUSIA

RASA INGIN CARA MEMBERI


TAHU JAWABAN
NONILMIAH VS ILMIAH

NONILMIAH ILMIAH
Berdsrkanotoritas Bergerak bdrsk pemikiran yg
sistematis
Tradisi; akalsehat Ada paradigma keilmuan utk
memahami dan menganalisis
data
Prasangka, intuisi, coba2 Ada rumusan masalah yg
akan dipelajari

Tidaksistematis Ada teori yg digunakan utk


memahami permasalahan

Pengumpulan data dilakukan Ada metodologi utk


sec pilih2 pengumpulan data

Analisis subjektif Mengedepankan objektivitas


Makna Paradigma

Paradigma/ Conceptual
framework/ theoritical
framework/ a mental
window
Thomas Kuhn

Seperangkat keyakinan
mendasar yang memandu
tindakan-tindakan kita,
baik tindakan keseharian
maupun dalam
penyelidikan ilmiah
Paradigma Ilmu
6

 Paradigma adalah kerangka teori


(theoretical framework) yang berfungsi
untuk memberi kerangka, mengarahkan,
bahkan menguji konsistensi proses
keilmuan
 Paradigma adalah seperangkat
kepercayaan atau keyakinan dasar yang
menentukan seseorang bertindak pada
kehidupan sehari-hari.
Paradigma Ilmu
7

Seperangkat keyakinan dasar untuk


mengungkapkan hakekat ilmu dan cara
mendapatkannya. Yang terdiri dari 5
pertanyaan dasar
1)Ontologis (hakekat sesuatu yang dpt
diketahui)
2)Epistemologis (hubungan subyek dan
obyek ilmu
3)Aksiologis (peran nilai dlm penelitian)

4)Retorik (bahasa dlm penelitian)

5)Metodologis (bgm metode mencari dan


menemukan kebenaran ilmu)
Kerangka/Dasar/Paradigma

 Istilah ‘paradigma’ juga bermakna kerangka umum bagi


penelitian sains.

 Istilah ‘paradigma’ hampir sama maknanya dengan istilah


‘perencanaan penelitian’. Jika perencanaan penelitian tak
berhasil maka ia digantikan dengan rencana penyelidikan
lain yang mugkin lebih berhasil.

 Penggantian rencana penelitian ini disebut Perubahan


Paradigma’ (‘paradigm shift’). (pendapat Thomas Kuhn,
dan dapat dikritisi.

 Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan paradigma


banyak, termasuk faktor saintifik (faktor ilmiah/kognitif =
faktor internal), dan juga faktor sosial = faktor eksternal.
Contoh Perubahan Paradigma

 Contoh dalam sejarah sains Barat: paradigma


astronomi yang geosentris berubah menjadi
heliosentris; dari paradigma fisika Newton berubah
menjadi paradigma fisika Einstein; dari psikologi
behaviorism menjadi psikologi kognitif, dll.
 Contoh dalam sejarah sains Islam: dari menggantikan
teori surah & maddah (hylomorphism) falsafah
menjadi teori jawhar & ‘arad (atomism) kalam; teori
sebab-musabab yang pasati falsafah (necessary
causation/determinism) menjadi teori sebab-musabab
yang tak pasti kalam (occasionalism, indeterminism).
 Karena setiap pendekatan saintifik memerlukan
metode, dan paradigma tersendiri maka saintis
Muslim perlu mencipta paradigma sendiri yang
harmonis dengan worldview Islam sekaligus berhasil
dari segi empiris.
Krisis New Point of View

10
Ilmu Pada Ilmu Pada
Tahap I Tahap II
Anomali 2

Ukuran Umum

Consistency
Accuracy
Dibandingkan
Scope
Fruitfull

Normal Science Normal Science


I Scientific II
Revolution
3 Tipe Paradigma

 Konsep – Global Scientific views


(Metaparadigm)
 Konkret – diakui oleh masyarakat
ilmiah (Sosiological Paradigm)
 Instrument- alat-alat penelitian,
kepustakaan, laboratorium (Construct
Paradigm)
Implikasi Paradigma
12

 Positivisme (Meta Paradiga)


 Kuantitatif (Pendekatan)
 Quesionner/Angket (Metode)
 Daftar pertanyaan tertulis (Teknik)
 Analisis Statisik =Rumus Statistik
4 Macam Paradigma
13

Positivisme
Postpositivisme

Konstruktivisme

Teori Kritis
I. Positivisme
August Comte, John Stuart Mill, Emile Durkheim
14

 Ontologis : realitas itu ada dan berjalan


sesuai dengan hukum alam
 Epistemologis : Obyek studi sosiologi
adalah fakta sosial seperti bahasa,
sistim, hukum, sistim politik,
pendidikan dsb.
 Metodologi : eksperimen-empirik
 Syarat-syarat obyek ilmu: Observable,
repeatable, measurable, testable,
predictable
II. Postpositivisme
15

 Ontologis : realisme kritis (realitas ada


tapi mustahil manusia dapat melihat
secara benar.
 Metodologis: eksperimen tdk cukup dan
harus menggunakan triangulation
(macam-macam metode, sumber data,
peneliti dan teori)
 Epistemologis: subyek dan obyek tidak
dapat dipisahkan (hrs interaktif dan
netral)
III. Konstruktivisme
16

Positivisme dan postpositivisme salah dalam


mengungkap realitas dunia, dan menolak
prinsip positivisme:
a. ilmu merupakan daya mengungkap realitas
b. Hubungan antara subyek dan obyek harus

dapat dijelaskan
c. Hasil temuan memungkinkan untuk
digunakan
proses generalisasi pada waktu dan
tempat
Indikator Konstruktivisme
17

 Indikator penelitian ilmu


1. Penggunaan metode kualitatif
2. Mencari indikator kualitas untuk cari
data lapangan
3. Teorinya harus grounded
4. Kegiatan ilmu harus bersifat natural
5. Penelitian lebih bersifat partisipatif
Paradigma Konstruktivisme
18

 Ontologis :” realitas itu bersifat sosial


dan akan hasilkan teori atas realitas
majemuk.
 Tidak ada realitas yang dapat dijelaskan
secara tuntas (menganut prinsip
relativitas)
 Tujuan : menciptakan ilmu dalam bentuk
teori, hipotesis, sementara, lokal spesifik
 Realitas itu adalah konstruk mental,
berdasarkan pengalaman sosial.
 Epistemologis: hubugan antara subyek
19 dan obyek adalah perpaduan antara
keduanya.
 Metodologis: penelitian harus dilakukan
diluar laboratorium, dialam bebas, alami,
tanpa campur tangan peneliti. Metode
yang digunakan adalah kuantitatif,
hermeneutik, dialektik untuk konstruksi,
rekonstruksi dan elaborasi proses sosial.
IV. Teori Kritis
20

 Ontologi : realitas tdk dapat dilihat


secara benar oleh manusia
 Metodologi : dialog dan komunikasi
 Epistemologis: Subyek dan obyek tdk
dpt dipisahkan
 Aksiologis: nilai-nilai yang dimilik subyek
ikut campur dalam penelitian, shgg
subyektif
21

Wallahu a’lam bissawab

Anda mungkin juga menyukai