Anda di halaman 1dari 8

Pengembalian Irian

Barat

Yohana
Septian D. Theresya
Margaretta Giovanessa
Putra
1 3 5 6
2 4

Sintia Nur Vika Amalia


Kholifah Theresia
Rehuel
Pengembalian Irian Barat

1 2 3 4
Cara
Cara Cara Peranan
Diploma
Ekonomi Militer PBB
si

Slide 3 Slide 4 Slide 5-6 Slide 7


1. Cara Diplomasi
Bilateral
 Perundingan KM terjadi pada 23 Agustus - 2 September
1949 menghasilkan pengakuan kedaulatan 27 desember
1949
 Tanggal 4 Des 1950 diadakan konferensi uni Indonesia
Belanda agar belanda menyerahkan irian barat secara de
jure, namun ditolak oleh Belanda
 Bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral
antara Indonesia dan Belanda perundingan ini membahas
pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI
 Pada bulan September 1952 Indonesia mengirim nota
politik tentang perundingan indonesia-belanda mengenai
Regional
Irian Barat namun gagal

 Melalui forum PBB Pertama kali dibahas pada 10 Des 1954.


Sidang umum PBB tahun 1961 kembali masalah ini
diperdebatkan
 Konferensi Colombo bulan April 1954
2. Cara Ekonomi

 Buruh buruh yang bekerja di perusahaan


Belanda melakukan aksi mogok total. (2 Des
1957)
 Pemerintah Indonesia melarang beredarnya
segala bentuk terbitan dan film yang
menggunakan bahasa Belanda
 Melakukan pengambilalihan (nasionalisasi)
perusahaan milik Belanda di Indonesia
 Memecat warga negara Belanda yang bekerja
pada pemerintahan Indonesia
 Membentuk front Nasional pembebasan irian
barat
3. Cara Militer
Operasi Trikora

Sekitar April 1961 dibentuk Dewan Papua oleh Belanda yang


memiliki tugas untuk penyelenggaraan penentuan nasib rakyat Irian
Barat sendiri. Dengan melakukan beberapa langkah berikut :
 Menjadikan papua negara boneka, yang memiliki bendera serta
lagu kebangsaan sendiri.
 Mendatangkan kapal induk Karel Doorman yang merupakan
kapal perang Belanda untuk berjaga di perairan Irian.
 Menambah pasukan demi memperkuat angkatan perang Belanda
di Irian Barat.

Karena hal tersebut konflik bersenjata menjadi sangat sulit untuk di


elakkan lagi. Menanggapi hal tersebut, pada 19 desember 1961 di
adakan rapat umum di Yogyakarta. Dalam Rapat tersebut presiden
Soekarno pun merencanakan sebuah Tri Komando Rakyat atau
sering disingkat Trikora. Berikut diantaranya isi Trikora:
 Gagalkan upaya pembentukan negara Papua
 Mengibarkan Bender pusaka Merah putih di tanah Irian Barat
 Bersiap untuk mobilisasi umum demi pertahanan kemerdekaan
dan kesatuan Tanah Air.
Operasi Komando Mandala
Menindak lanjuti iri dari rancangan operasi Trikora tersebut,
Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi ABRI, kemudian
membentuk sebuah komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
Pada saat itu presiden Soekarno menunjuk Mayor Jendral
Suharto menjadi kepala komando Mandala yang resmi dibentuk
pada 1 Januari 1962. Komando Mandala bermarkas di makassar
dan memiliki tugas untuk melaksanakan Trikora demi
membebaskan Irian Barat. Berikut langkah-langkan yang diambil
diantaranya:
 Merencanakan operasi militer,
 Mempersiapkan opersi militer,
 melaksanakan operasi militer,
 Mengobservasi situasidan juga kondisi militer di wilayah Irian
Barat.
Komando Mandala telah melakukan tahapan-tahapan
perjuangan. Berikut operasi dalam upaya mendukung
pembebasan Irian Barat.
 Operasi Banteng di Kaimana dan Fak-fak
 Operasi Serigala di Teminabuan dan juga di Sorong
4. Peran PBB
Karena segala upaya perundingan yang diusulkan kepada pihak
Belanda tidak menghasilkan kesepakatan apapun maka
pemerintah Indonesia pun mengambil langkah membawa
permasalahan tersebut ke forum PBB. Hal tersebut di upayakan
oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1953. Namun sayangnya
hingga desember 1957 usaha pemerintah Indonesia tersebut
belum mendapat respon yang positif sebab suara dukungan pada
saat sidang umum PBB yang diperoleh kurang dari 2/3 suara
keseluruhan peserta sidang.

Upaya pembebasan Irian Barat pun juga dilakukan dengan


membentuk pemerintahan sementra di Irian Barat. Pemerintahan
sementara tersebut dibentuk oleh kabinet Ali Sastroamijoyo pada
saat hari jadi kemerdekaan ke 11 yakni pada 17 Agustus 1956.
Pemerintahan sementara tersebut didirikan sebagai upaya
mengukuhkan kedudukan Irian Barat masuk kedalam kedaulatan
Republik Indonesia. Daerah yang masuk kedalam wilayah provinsi
baru ini sebagian merupakan wilayah yang masih dibawah
kekuasaan Belanda, dan juga ditambah beberapa wilayah lain
seperti Tidore, Oba, Patani, dan Wasile di Maluku Utara.
Kesimpulan
Hasil Perjuangan Pembebasan
Sesaat setelah disepakatinya perundingan di kota New
York, pada 19 Agustus 1962, kemudian datang surat
perintah penghentian adu tembak diantara kedua
pihak. Dan dimulainya gencatan senjata, maka dengan
begitu, Operasi Jayawijaya tidak jadi dilaksanakan.
Pada 1 Oktober 1962, secara resmi Belanda melakukan
serah terima pemerintahan Irian Barat pada UNTEA
(PBB), sebagai bagian dari pemenuhan isi Perjanjian
New York. Dan kemudian Pada 1 Mei 1963, PBB pun
menyerahkan pemerintahan Irian Barat pada Indonesia.
Hal tersebut di lakukan dengan sebuah syarat, yakni
pemerintah Indonesia harus mengadakan PERPERA
(Penentuan Pendapat Rakyat). Maka dengan begitu,
masa penjajahan Belanda di Indonesia telah berakhir.
PERPERA sesuai amanat dewan PBB pada 1969
akhirnya dilangsungkan di Irian Jaya, dan hasil dari

Anda mungkin juga menyukai