Anda di halaman 1dari 35

OTITIS MEDIA

TIK 2
Pengertian
• Infeksi saluran telinga , meliputi infeksi saluran
telinga luar (otitis eksternal), saluran telinga
tengah (otitis media), mastoid (mastoiditis)
dan telinga bagian dalam (labyrinthitis).

• Suatu inflamasi telinga tengah berhubungan


dengan efusi telinga tengah, yang merupakan
penumpukan cairan ditelinga tengah

(Nurarif & Kusuma, 2016; 149)


• Otitis media adalah inflamasi telinga
tengah. Telinga terutama rentan
terhadap infeksi saluran napas atas yang
dapat menyebar melalui tuba Eustachius
dari hidung dan tenggorokan.

(Rosdahl & Kowalski, 2014; 1518)


Klasifikasi

1. Otitis Media Akut


2. Otitis Media Serosa
3. Otitis Media Kronis

(Smeltzer & Bare, 2001; 2050)


Etiologi
 Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri
patogenik (Streptococcus pneumoniae, Hemophylus
influenzae dan Moraxella catarrhalis) kedalam telinga tengah
yang normalnya steril.

 Paling sering terjadi bila terjadi disfungsi tuba eustachii


seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran
pernafasan atas.

(Smeltzer & Bare, 2001; 2050)


Patofisiologi (Nurarif, 2015; 40)
Manifestasi klinis
1. Otitis media akut
 Nyeri akan hilang secara spontan bila
terjadi periforasi spontan membran
timpani atau setelah dilakukan
mingotomi
 Keluarnya cairan dari telinga
 Demam
 Kehilangan pendengaran
Continu...
 Tinitus
 Membran timpani tampak merah dan
sering menggelembung
 Kanalis auditorius eksternus normal
2. Otitis media serosa
 Kehilangan pendengaran
 Rasa penuh dalam telinga/perasaan
bendungan
 Adanya suara letup/berderik
 Pada pemeriksaan otoskopimembran
timpani tampak kusam dan dapat
terlihat gelembung udara dalam telinga
3. Otitis media kronis
 Terdapat oterea

intermitten/persistenyang berbau busuk


 Tidak ada nyeri kecuali pada kasus

mastoiditis akut
 Membran timpani memperlihatkan

adanya perforasi

(Smeltzer & Bare, 2001; 2050)


Pemeriksaan Penunjang

1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian


telinga luar.
2. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan
kekakuan membran timpani.
3. Kultur dan uji sensitifitas: dilakukan bila dilakukan
timpanosensitesis ( aspirasi jarum dari telinga
tengah melalui membran timpani).

(Nurarif & Kusuma, 2016; 150)


Penatalaksanaan
1. Otitis media akut
• Terapi antibiotik spektrum luas yang tepat
dan awal. Pemberian antibiotik
disesuaikan virulensi bakteri dan status
fisik pasien
2. Otitis media serosa
• Miringotomi (timpanotomi) yaitu insisi
pada membran timpani
• Pemberian kortikosteroid dosis rendah
3. Otitis media kronik
• Penanganan lokal meliputi
pembersihan hati-hati telinga
menggunakan alat penghisap
• Pemberian tetes antibiotik

(Brunner & Suddarth, 2013; 397)


Kasus

An.X berusia 12 tahun datang ke RS dengan keluhan keluar cairan


putih pada telinga kanan disertai nyeri dan perasaan penuh pada
telinga. Ibu pasien mengatakan harus berbicara dengan suara tinggi
pada anaknya karena tidak terdengar jika dengan suara yang rendah
dan pasien mempunyai kebiasaan membersihkan telinga dengan
peniti. Pasien juga mengatakan nyeri bertambah apabila berlari, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus serta mengatakan
takut apabila dilakukan operasi. Hasil pengkajian didapatkan skala
nyeri 5, wajah pasien tampak cemas, terdapat serumen kental &
edema pada membran timpani kanan serta hangat saat disentuh. Tes
Bisik : pasien tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi rendah,
TD: 110/70 mmHg, HR: 90x/m, RR: 20X/m, T: 39°C.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1. DS : Penurunan Gangguan
-”keluar cairan putih dari penerimaan persepsi sensori
telinga saya”. sensorik pendengaran
-”telinga saya seperti terasa
penuh”
-”harus berbicara dengan
nada tinggi pada anak saya
karena tidak terdengar dengan
suara yang rendah”

DO :
-Serumen kental
-Tes bisik : pasien tidak dapat
mendengar suara berfrekuensi
rendah.
-TTV :
TD: 110/70 mmHg, HR: 90x/m,
RR: 20x/m, T :39°C
No Data Etiologi Problem
2. DS : Peradangan pada Nyeri akut
- “telinga kanan saya sakit” telinga
- “keluar cairan putih dari
telinga kanan saya”
- “sakit bertambah jika
saya lari”
- “sakitnya seperti ditusuk-
tusuk dan terus-menerus

DO :
- Skala nyeri 5
- Serumen kental
- Edema pada membran
timpani kanan
- TTV : TD: 110/70 mmHg,
HR: 90x/m, RR: 20x/m,
T :39°C
No Data Etiologi Masalah
3. Ds: Peradangan pada Hipertermi
- telinga

Do:
- Hangat saat disentuh
- Serumen kental
- Edema pada membran
timpani kanan.
- TD: 110/70 mmHg, HR:
90x/m, RR: 20x/m,
T :39°C
No Data Etiologi Masalah
4. Ds: Adanya Resiko infeksi
-” keluar cairan putih eksudat di
pada telinga kanan saya" dalam saluran
-” anak saya suka Eusthasius
membersihkan telinga
dengan peniti”

Do:
-Serumen kental
- Edema pada membran
timpani kanan
- TD: 110/70 mmHg, HR:
90x/m, RR: 20x/m,
T :39°C
No Data Etiologi Masalah

5. Ds: prosedur Ansietas


- “saya takut jika telinga pembedahan
saya harus dioperasi”

Do:
- Wajah pasien terlihat
cemas
Diagnosa
1. Gangguan persepsi sensori
pendengaran b.d penurunan
penerimaan sensorik.
2. Nyeri akut b.d peradangan pada telinga.
3. Hipertermi b.d peradangan pada
telinga.
4. Resiko infeksi b.d adanya eksudat di
dalam saluran eusthasius.
5. Ansietas b.d prosedur pembedahan.
Perencanaan
N
o
NOC NIC Rasional
D
x
1 Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Diagnosa dini
perawatan 3 x 24 tanda-tanda terhadap keadaan
jam diharapkan awal kehilangan telinga atau
pasien pendengaran terhadap masalah
menunjukkan yang lanjut pendengaran rusak
penggunaan secara permanen
pendengaran lebih 2. Ajarkan pasien 2. Keefektifan alat
baik dengan untuk pendengaran
kriteria hasil : menggunakan tergantung pada
1. Pasien dan merawat tipe gangguan,
mendengar alat pemakaian serta
suara dengan pendengaran perawatannya
jelas 3. Memperbaiki
2. Pasien mampu 3. Bicara secara pemahaman
berkomunikasi perlahan dan pasien dan untuk
No NOC NIC Rasional
4. Pandang pasien 4. Mempermudah
ketika berbicara pasien dalam
merespon
5. Beri penjelasan 5. Meingkatkan
dan rencana komitmen dan
perawatan dengan kelanjutan
pasiena, libatkan rencana serta
juga keluarga mengoptimalkan
hasil
6. Kolaborasikan 6. Untuk
dengan dokter mengurangi
untuk pemberian masalah
obat antibiotik pendengaran
No NOC NIC Rasionl
Dx
2 Setelah dilakukan 1. Pantau TTV 1. Untuk memonitor
perawatan 1 x 24 keadaan pasien
jam diharapkan 2. Kaji derajat nyeri 2. Infalamasi pada
nyeri yang sesering mungkin tuba Eustachius
dirasakan memerlukan
berkurang dengan intervensi medik
kriteria hasil : 3. Jelaskan 3. Menghindari
1. Sakit di penyebab nyeri peningkatan nyeri
telinga pasien dan faktor
berkurang tindakan yang
2. Mampu dapat memicu
mengontrol timbulnya nyeri 4. Menurunkan
nyeri 4. Ajarkan teknik sensasi nyeri dan
3. Pasien distraksi dan memblokir sensasi
mampu relaksasi pada nyeri menuju otak
melakukan pasien 5. Dapat mengurangi
tindakan 5. Kolaborasi atau
untuk dengan dokter menghilangkan
mengurangi tentang rasa nyeri yang
nyeri pemberian dirasakan
analgesik
Implementasi
Dx 1 : Gangguan persepsi sensori
pendengaran b.d penurunan
penerimaan sensorik

1. Mengobservasi tanda-tanda awal


kehilangan pendengaran yang lanjut
2. Mengajarkan pasien untuk menggunakan
dan merawat alat pendengaran
3. Berbicara secara perlahan dan jelas
4. Memandang pasien ketika berbicara
5. Memberikan penjelasan dan rencana
perawatan dengan pasiena, libatkan juga
keluarga
6. Mengkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat antibiotik
Dx 2 : Nyeri akut b.d peradangan pada telinga

1. Memantau TTV
2. Mengkaji derajat nyeri sesering mungkin
3. Menjelaskan penyebab nyeri dan faktor
tindakan yang dapat memicu timbulnya nyeri
4. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
pada pasien
5. Mengkolaborasikan dengan dokter tentang
pemberian analgesik
EVALUASI
Dx 1

S : - "tidak ada cairan yang keluar dari telinga


saya lagi"
- “anak saya masih susah mendengarkan suara
yang kecil"

O : - Serumen normal
- Tes bisik : pasien tidak dapat mendengar
suara bisikan
A : Gangguan persepsi sensori pendengaran
berkurang

P: - Anjurkan pasien tetap menggunakan alat


bantu pendengaran
- Bicara secara jelas dan perlahan
- Lanjutkan pemberian obat antibiotik
I :- Menganjurkan pasien tetap
menggunakan alat bantu
pendengaran
- Berbicara secara jelas dan perlahan
- Melanjutkan pemberian obat antibiotik

E : Masih sulit mendengar bisikan

R : Lanjutkan pemberian obat antibiotik


Dx 2

S : "Sakit di telinga saya sudah berkurang"

O : - Skala nyeri 3
- Edema pada membran timpani kanan
berkurang

A : Nyeri akut berkurang

P : - Lanjutkan pemberian obat


- Anjurkan untuk menghindari aktivitas yang memperberat
nyeri
I : - melanjutkan pemberian obat analgetik
- menganjurkan untuk menghindari
aktivitas yang
memperberat nyeri

E : Skala nyeri 2

R : Lanjutkan pemberian analgesik

Anda mungkin juga menyukai