Anda di halaman 1dari 14

Cold Crack

Kelompok 1
Nama Kelompok
 IKHWAN ABDILLAH 05.2015.1.01097
 TITO JANIS PRAKOSO 05.2017.1.01131
 SLAMET ROHMAT AFFANDI 05.2017.1.01132
 ABRIAN SISTIAN 05.2017.1.01133
 M. RAHMAN SALEH 05.2017.1.01134
 M. IQBAL FIRMANSYAH 05.2017.1.01135
 ENGGA PRASETYO M. 05.2017.1.01136
 DWI PRASETYO A. 05.2017.1.01139
 M. CALVIN SHABANA 05.2017.1.01140
 M. FAHRUR ROZI 05.2017.1.01141
 GUSTAVITO Y. EGAR 05.2017.1.01144
 MUHAMAD MUZAKI 05.2017.1.01145
 FANDA ANDIKA DINATA 05.2017.1.01146
 DWI YANTONO 05.2017.1.01147
Cold Crack
 Hanya terjadi pada fasa solid sehingga hanya terjadi
pada base metal dan HAZ.
 Cold Crack banyak dipengaruhi oleh derajat hidrogen
(biasanya karena electrode basah atau benda kerja
basah) sehingga terjadi apa yang disebut hydrogen
embrittlement
Faktor yang mempengaruhi cold crack

 Kandungan hidrogen dari logam las


 Karakteristik transformasi dari alloy
 Tegangan (tegangan sisa atau tegangan kerja)
 Thermal cycle dan cooling rate
 Struktur mikro atau fasa yang terdapat pada
daerah pengaruh panas
Faktor yang mempengaruhi cold crack

Kelebihan kandungan hydrogen dalam logam cair


akan dilepas dengan cara difusi ke daerah
pengaruh panas. Kandungan hydrogen pada daerah
pengaruh panas menjadi naik. Hydrogen yang
berdifusi ini menyebabkan terjadinya retak pada
daerah pengaruh panas, HAZ.
Faktor Yang Meningkatkan Hydrogen Pada Logam Las
Cair adalah:

1. Air dan zat organic yang terkandung dalam flux


2. Kelembaban Atmosfir tempat pengelasan
dilaksanakan
3. Minyak, zat organic dan air pada rongga dan
permukaan logam yang akan dilas
4. Minyak, zat organic, dan air pada kawat las
Cara Menghilangkan – Mengurangi Hydrogen adalah:

1. Memberikan pemanasan awal pada logam yang akan dilas pada


temperature 50 – 200 celcius. Hal ini berguna untuk
menurunkan laju kecepatan pendinginan
2. Memberikan pemanasan akhir atau setelah pengelasan pada
temperature 200 – 300 celcius. Berguna untuk menurunkan
tegangan sisa dan mengurangi fasa-fasa tidak stabil pada
temperature ruang.
3. Menggunakan flux yang mengadung banyak karbonat. Dengan
flux ini akan dihasilkan gas kabon dioksida yang dapat
menurunkan tekanan parsial hydrogen dalam busur listrik,
sehingga dapat menurunkan hydrogen difusi.
Cara Menghilangkan – Mengurangi Hydrogen adalah:

4. Sedapat mungkin menggunakan kawat las yang


mengandung hydrogen sangat rendah.
5. Panaskan elektroda sebelum digunakan untuk
mengurangi kandungan air, atu zat organic pembawa
hydrogen.
6. Sebaiknya menggunakan gas pelindung CO2 atau lainnya.
Tegangan Pada Daerah Las

 Selama pengelasan timbul tegangan yang tidak hilang


setelah benda kerja mencapai temperature ruang.
Tegangan yang mempengaruhi terjadinya retak dingin
adalah tegangan sisa dan tegangan termal. Tegangan
sisa yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh metode
las, rancangan las, prosedur, dan tebal benda kerja.
 Benda kerja yang lebih tebal akan memiliki kepekaan
retak semakin tinggi. Artinya makin tebal benda
kerja, makin rentan terhadap timbulnya retak dingin.
Tabel di atas memperlihatkan faktor-faktor yang memberikan
kontribusi terhadap timbulnya retak dingin pada daerah las.
Kejadian retak dingin lebih didominasi oleh factor desain yang
tidak cocok untuk pengelasan. Dan prosedur pengelasan
memegang peran penting kedua setelah desain.
Penyebab Terjadinya Crack

Hardness di daerah HAZ sangat dipengaruhi oleh chemical


componen dan cooling rate ketika welding, cooling rate
tinggi disebabkan oleh heat input yang terlalu rendah dan
akan mengakibatkan increase hardness, hydrogen
terperangkap dan lack fusion. High hardness akan
mengakibatkan high tensile stress kemudian crack.
Cara Menghindari
 Reduce hydrogen influence
 Apply Preheat & PWHT 
 Mengurangi weld metal hydrogen dengan memilih proses atau consumable
welding yang baik
 Pakai multi run dari pada single run teknik
 Hilangkan kelembaban / moisture dari joint preperation / reduce rusty
 Bersihkan welding area dari contaminasi
 Pakai austenic atau nickel filler
 Pakai dry shielding gasses
 Pakai low hydrogen weld proses
 Mengurangi residual stress
 Blend pada weld profile untuk mengurangi konsentrasi stress pada toe weld
Cara Mengatasi

 Desain las yang tepat (groove, polaritas, heat input)


dengan berdasar pada ketebalan logam induk
 Pemilihan elektrode filler yang sesuai
 Desain pre heat dan post heat
 Kecepatan las yang rendah
 Penyimpanan electrode yang tepat (tidak boleh lembab)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai