Anda di halaman 1dari 25

SEDIAAN

PARENTERAL
2

Nama Kelompok !
1. Ahmad Al-Mutawakil Rizalallah
2. Dwi Izzatul Lailiyah
3. Eka Ferdianti Luvinda
4. Ofraliya Renna Eka Sugiyanto
5. Pahri
6. Yakobus Ofaristo Pakae
OUTLINE
• Pengertian sediaan parenteral
• Tujuan sediaan parenteral
• Macam-macam sediaan
parenteral
• Keuntungan pencampuran
sediaan parenteral
• Kelemahan pencampuran
sediaan parenteral
OUTLINE
• Persyaratan Farmasetik sediaan
Parenteral
• Formulasi sediaan parenteral
• Rute pemberian sediaan parenteral
5

Pengertian ○ Sediaan parenteral merupakan salah satu produk steril


Sediaan yakni sediaan dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup (Lachaman & Lieberman,
Parenteral 1994)
○ Diberikan melalui suntikan hiperdermis, baik dalam
bentuk siap pakai maupun bentuk yang perlu
ditambahkan pelarut yang sesuai atau agen
pensuspensi.

6

Tujuan Sediaan
Parenteral
• Untuk memungkinkan pengendalian langsung terhadap beberapa parameter
farmakologi tertentu, seperti waktu tunda, kadar puncak dalam darah, kadar dalam
jaringan, dll. Contoh: pemberian obat secara i.v untuk mendapatkan efek yang
segera
• Untuk menjamin dosis dan kepatuhan terhadap obat, khususnya untuk penderita
rawat jalan.
• Untuk mendapatkan efek obat yang tidak mungkin dicapai melalui rute lain.
• Untuk memberikan obat pada keadaan rute lain yang lebih disukai tidak
memungkinkan.
• Untuk pemberian obat pada penderita yang tidak sadarkan diri
Sediaan Parenteral Volume Besar 7

Sediaan cair steril yang mengandung obat yang dikemas


dalam wadah 100 ml atau lebih
Macam-macam
Sediaan • Tujuan Penggunaan
parenteral 1. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka
kebutuhan tersebut harus cepat diganti.
2. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus
menyuntik pasien berulang kali.
3. Mudah mengatur keseimbangan keasam dan kebasaan obat

dalam darah.
4. Sebagai penambah nutrisi bagi paseien yang tidak dapat makan
secara oral.
5. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal.
8

Penggolongan sediaan parenteral volume besar


Contoh sediaan berdasarkan komposisi dan penggunaan
parenteral volume Infus elektrolit Larutan irigasi D
besar

Infus Dialisis peritoneal


Sediaan Parenteral Volume Kecil 9

Sediaan parenteral volume kecil yaitu obat steril yang


dikemas dalam wadah dengan volume di bawah 100 ml.

Macam – macam ○ Kategori sediaan parenteral volume kecil :


Sediaan 1. Produk Farmaseutikal yang terdiri dari bahan kimia organik
Parenteral dan anorganik dalam larutan, suspensi, emulsi, produk
freezedried atau sebagai serbuk steril.
2. Produk Biologi yang disiapkan dari sumber biologi meliputi
vaksin, toksoid, ekstrak biologi.
3. Zat pendiagnosa seperti media kontras sinar x.
4. Produk radiofarmasi untuk deteksi dan diagnosis.
5. Produk gigi seperti anestetik lokal.
6. Produk bioteknologi.
7. Produk liposom dan lipid.
10

o Injeksi
Contoh
sediaan
parenteral
volume Kecil Ampul
11

○ Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat.


Keuntungan
PencampuranSed ○ Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
iaan Parentreral ○ Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.
○ Kerusakan obat dalam saluran pencernaan dapat
dihindarkan
○ Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit
keras atau yang sedang dalam keadaan koma.
12

○ Rasa nyeri pada saat disuntik, apalagi kalau harus


Kelemahan diberikan berulang kali.
Pencampuran ○ Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut
Sediaan Parenteral disuntik
○ Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak
mungkin diperbaiki, terutama sesudah pemberian iv
admixture.
○ Obat hanya diberikan kepada penderita di rumah sakit
atau di tempat praktik dokter dan perawat yang kompeten
Persyaratan Farmasetik
Sediaan Parenteral

• Pemilihan wadah
• Kelarutan obat dan volume injeksi
• Karateristik bahan pembawa
• Ph atau osmolaritas larutan injeksi
• Jenis bentuk sediaan obat
• Komposisi bahan pembantu
14

○ Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang


Pemiliahan dikemas, dinyatakan dengan bahan kemas primer
wadah
Contoh : wadah gelas, wadah plastik, wadah metal,
wadah karet.
○ sebaliknya pembungkus selanjutnya, seperti kotak terlipat,
karton dan sebagainya dinamakan sebagai bahan kemas
sekunder.
15
1. Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan
2. Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi
Persyaratan dengan isi wadah
Pemilihan 3. Penutup wadah harus bisa mencegah isi:
Wadah · Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi wadah.
· Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti
mikroorganisme atau uap yang akan mempengaruhi
penampilan dan bau produk.
4. Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi
isi wadah dari cahaya
6. Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik
16
 Obat harus terlarut sempurna, lebih
melanjutkan dalam udara, sebelum
secara injeksi intravena
Kelarutan obat dan
volume injeksi  Kelarutan obat dalam pembawa dan dosis
yang diperlukan untuk menghasilkan efek
terapetik akan menemukan volume injeksi
yang harus diberikan
 Rute pemberian obat secara parenteral
selain intravena memiliki keterbatasan
dalam hal volume injeksi yang diberikan
17

 Pembawa udara : diberikan melalui rute


Karateristik bahan parenteral
pembawa  Pembawa non udara : diberikan melalui
intramuskular
 Larutan suntik dengan pelarut campur
18

○ Larutan suntik harus diformulasi pH dan


Ph atau
osmolaritas yang sama dengan cairan
osmolaritas larutan
tubuh
injeksi
○ Terkait dengan masalah kesulitan,
kelarutan atau dosis
○ Pada umumnya kelarutan parenteral
hipertonis dikontaindikasikan untuk
penyuntikan subkutan atau intramuskular
19

Komposisi
Jenis bentuk bahan
sediaan obat pembantu

 Sediaan parenteral berulang-ulang


mengandung antimikroba sebagai pengawet,
 Serbuk untuk injeksi harus selain itu bisa mengandung surfaktan untuk
dilakutkan dengan sempurna mendapatkan kelarutan yang sesuai. Surfaktan
dalam pembawa yang sesuai juga dapat memperbaiki permeabilitas
sebelum diberikan. membran.
20
○ Bahan Aktif
○ Bahan Tambahan
Formulasi 1. Antioksidan : Asam askorbat
Sediaan 2. Pengawet : Benzil alcohol , fenol
Parenteral 3. Bufer (untuk injeksi) : Asam asetat, Asam sitrat
4. Bahan pengikat : EDTA
5. Gas inert : Nitrogen / Argo
6. Kosolven : Gliserin, propilen glikol
7. Surfaktan : Sorbiton monooleate
8. Bahan pengisotonis : Nacl
9. Bahan pelindung : Laktosa
10. Bahan penyerbuk : Laktosa sorbitol
21

○ Pembawa
Formulasi 1. Pembawa air
sediaan
2. Pembawa non air dan campuran
parenteral
- Minyak nabati : Minyak jagung
- Pelarut bercampur air : Gliserin
22

○ Subkutan (di bawah kulit)


Rute pemberian ○ Intramuskular (dalam otot)
dengan suntikan
○ Intravena (dalam pembuluh darah)
(parenteral)
○ Intratekal (sekitar sumsum tulang belakang)
23

Rute Subkutan : jarum dimasukkan ke dalam jaringan lemak tepat


di bawah kulit. Setelah obat disuntikkan, kemudian
bergerak ke pembuluh darah kecil (kapiler) dan
terbawa oleh aliran darah.

Rute intramuskular : Disukai dibanding rute subkutan ketika diperlukan


obat dengan volume yang lebih besar.
karena otot-otot terletak di bawah kulit dan
jaringan lemak, digunakan jarum yang lebih panjang.
24

Rute Intravena : jarum dimasukkan langsung ke pembuluh darah.


Suatu larutan yang mengandung obat dapat diberikan dalam dosis
tunggal atau dengan infus kontinu.
Untuk infus, larutan digerakkan dari kantong plastik dilipat atau,
lebih umum, dengan pompa infus melalui pipa fleksibel tipis ke tabung
(kateter) dimasukkan ke dalam pembuluh darah, biasanya di lengan
bawah.

Rute intratekal : jarum dimasukkan antara dua tulang di tulang punggung


bagian bawah dan ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang
belakang. Obat ini kemudian disuntikkan ke kanal tulang belakang.
25

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai