Anda di halaman 1dari 76

Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung

Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,


FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI PUSKESMAS KAUMAN TULUNGAGUNG
PERIODE 1 JANUARI – 22 JANUARI 2022

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh


Gelar Apoteker (Apt.)
Program Studi Profesi Apoteker

Disusun oleh:

DEWI TRI NATALIA R. (202106100072)


PARTONOWATI (2021061000**)
WAHYUNI (2021061000**)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI
2022

i
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DI PUSKESMAS KAUMAN TULUNGAGUNG
PERIODE 1 JANUARI – 22 JANUARI 2022

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Apoteker (Apt.)
Program Studi Profesi Apoteker

Disusun oleh :

DEWI TRI NATALIA R. (202106100072)


PARTONOWATI (2021061000**)
WAHYUNI (2021061000**)

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing Fakultas Pembimbing di Tempat PKPA

(apt. Nur Fahma L., M. Farm) (apt. Antira Anisahati, S. Farm)


NIP. 19910321 202012 2 005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker

(apt. Anggi Restyana, M. Farm)


NIK. 2029.07.007

ii
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih
dan rahmat mulia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kauman, Tulungagung yang dilaksanakan
pada tanggal 3 Januari – 22 Januari 2022, dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Apoteker di Program Profesi Apoteker Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri, Kediri.
Selama proses kegiatan pelaksanaan dan penulisan laporan PKPA, penyusun
memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimaksih kepada:
1. Bapak Ir. Djoko Rahardjo, MP selaku Rektor Universitas Kadiri.

2. Ibu Sri Haryuni, S.Kep,Ns.,M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kadiri.
3. apt. Anggi Restyana, S.Farm., M.Farm, selaku Kepala Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Kadiri.
4. apt Nur Fahma L., M. Farm selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktu,
memberikan bimbingan dan masukan selama menjalani Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kauman hingga terselesaikannya laporan.
5. Apt. Antira Anisahati, S. Farm selaku Pembimbing PKPA di Puskesmas Kauman
Tulungagung yang telah memberikan materi dan bimbingannya.
6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
7. Keluarga tercinta atas doa dan dukungan baik secara moral maupun material yang
senantiasa diberikan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi Profesi Apoteker Universitas Kadiri
yang turut membantu demi kelancaran Praktek Kerja Profesi Apoteker.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan


praktek kerja di Puskesmas Kauman Tulungagung ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penyusun menerima semua kritik dan saran yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dunia kefarmasian.
Kediri, Januari 2022
Penulis
iii
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker Puskesmas .................................................... 3

1.3 Manfaat PKPA Puskesmas .......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4

2.1 Definisi Puskesmas ..................................................................................................... 4

2.2 Prinsip Pelayanan Puskesmas ..................................................................................... 4

2.3 Tugas Puskesmas ........................................................................................................ 7

2.4 Fungsi Puskesmas ....................................................................................................... 7

2.5 Persyaratan Puskesmas ............................................................................................... 9

2.6 Ketentuan Umum dan Perundang-Undangan ............................................................. 36

2.7 Tugas dan Fungsi Apoteker di Puskesmas .................................................................. 38

BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS KAUMAN ................................................ 40

3.1 Puskesmas Kauman .................................................................................................... 40

3.2 Fungsi dan Struktur Organisasi Puskesmas Kauman ................................................. 41

iv
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
3.3 Struktur Organisasi ..................................................................................................... 43

3.4 Akreditasi .................................................................................................................... 44

BAB IV KEGIATAN TEMPAT PKPA DAN PEMBAHASAN ..................................... 53

4.1 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kauman ........................................................... 53

4.2 Pelayanan Kefarmasian ............................................................................................... 54

4.2.1 Sumber Daya Kefarmasian ............................................................................... 55

4.2.2 Tugas dan Tanggungjawab Apotek .................................................................. 55

4.2.3 Tugas Tenaga Teknis Kefarmasian ................................................................... 56

4.2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi & Bahan Medis Habis Pakai ............................. 57

4.2.5 Pelayanan Farmasi Klinik ................................................................................. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 68

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 68

5.2 Saran ........................................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 70

v
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
(PERMENKES RI, 2019)

Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes 43 tahun


2019 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan (PERMENKES RI, 2019).

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu


menyediakan data dan informasi obat dan pengelolaan obat
(kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan, dan evaluasi). Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola
secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat
penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat
mutunya di tiap unit (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus di


dukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan Pelayanan

1
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada unit pelayanan berupa ruang
farmasi yang di pimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
Pelayanan Kefarmasian adalah serangkaian kegiatan terpadu yang bertujuan
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat/kesehatan.
Pada Permenkes No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, disebutkan bahwa apoteker memiliki peran sebagai penanggung
jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Apoteker harus memiliki pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang
kompeten agar mampumenjalankan pelayanan kefarmasian di Puskesmas dalam
bidang manajerial pengelolaan obat dan alat kesehatan maupun pelayanan
farmasi klinik.

Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya pada lingkup pusat


pelayanan kesehatan masyarakat di pemerintahan sebagai salah satu tempat
untuk melaksanakan tugas Profesinya kelak. Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan
pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran apoteker di lingkup pelayanan kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa calon apoteker melakukan PKPA
di Puskesmas Kauman Tulungagung yang berlangsung dari tanggal 3 – 22
Januari 2022 untuk memberikan wawasan kepada calon apoteker mengenai
perannya di pusat pelayanan kesehatan.

2
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
1.2.Tujuan PKPA Puskesmas

Tujuan dari PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung adalah agar


mahasiswa Program Profesi Apoteker Universitas Kadiri :

a. Mengetahui dan memahami gambaran umum pusat kesehatan masyarakat


beserta peran dan fungsinya
b. Mengetahui dan memahami pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas
Kauman Tulungagung.
c. Mampu melaksanakan fungsi Farmasi Klinik yang akan mencangkup fungsi-
fungsi partisipasi dalam pengambilan keputusan pemberian obat kepada
penderita. Pemilihan obat yang tepat , penetapan regimen dosis yang tepat ,
penyediaan dan pemberian obat kepada penderita, pemantauan efek obat .
d. Mampu memberikan informasi, konsultasi, dan monitoring penggunaan obat di
Pusat Kesehatan Masyarakat.

1.3. Manfaat PKPA Puskesmas

Manfaat dari PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung adalah agar


mahasiswa Program Profesi Apoteker Universitas Kadiri :

a. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan


yang lain dan tenaga kerja di bidang lain.
b. Mahasiswa mampu menyusun rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan serta pengembangan sumber daya Manusia.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana pengembangan praktek Kefarmasian di
Puskesmas yang berorientasi pada pelayanan kefarmasian dipemerintahan.

3
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas diatur kembali dengan
Peraturan Menteri Kesehatan yang baru yaitu Permenkes 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas (PERMENKES RI, 2019).

Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa


Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya (PERMENKES RI, 2019).

Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan


Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam
suatu sistem.

2.2 Prinsip Pelayanan Puskesmas

Puskesmas juga membangun Sistem Informasi yaitu Sistem Informasi


Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatannya.

Prinsip penyelenggaraan Puskemas dalam Permenkes 43 tahun 2019


tentang Puskesmas adalah:

4
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
a. Paradigma Sehat

Berdasarkan prinsip paradigma sehat adalah Puskesmas mendorong


seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

b. Pertanggungjawaban Wilayah

Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban adalah Puskesmas


menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.

c. Kemandirian Masyarakat

Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat adalah Puskesmas


mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat

d. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan prinsip ketersediaan akses pelayanan kesehatan adalah


Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.

e. Teknologi Tepat Guna

Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna adalah Puskesmas


menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.

f. Keterpaduan Dan Kesinambungan.

Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan adalah Puskesmas


mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.

5
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
Dalam rangka penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan, Puskesmas
berkoordinasi dengan pimpinan wilayah kecamatan, pimpinan wilayah desa,
lintas program dan lintas sektor terkait melalui:

a. Koordinasi Dengan Kecamatan:

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi


dengan kecamatan melalui pertemuan berkala, lokakarya mini tribulanan, dan
pertemuan lain yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi
mencakup perencanaan, penggerakkan pelaksanaan, dan pengawasan
pengendalian.

b. Koordinasi Dengan Masyarakat:

Puskesmas mendorong masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan


serta secara aktif dalam setiap upaya kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas. Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga berperan sebagai
subyek pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat tersebut salah
satunya diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai pembina UKBM,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan sesuai
kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.

c. Koordinasi Dengan Lintas Sektor Lain:

Tanggung jawab Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan adalah


menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang diserahkan
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan
dengan berbagai sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan
bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan selain mendapat dukungan

dari sektor terkait, juga akan memberikan dampak positif terhadap upaya yang
dilaksanakan sektor lain dan masyarakat, dalam upaya mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Hasil pembangunan yang diselenggarakan
oleh sektor lain di tingkat kecamatan, juga diharapkan berdampak positif
terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari membaiknya status
kesehatan masyarakat dengan meningkatnya indeks keluarga sehat (IKS) mulai
dari tingkat keluarga sampai di setiap jenjang pemerintahan.
6
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
Prinsip teknologi tepat guna harus diterapkan oleh Puskesmas untuk
mempermudah pelayanan yang dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas
pelayanannya. Penerapan prinsip teknologi tepat guna tersebut antara lain
dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan misalnya
pemanfaatan telemedicine untuk konsultasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan, penggunaan rekam medis berbasis elektronik, dan
digitalisasi sistem pencatatan dan pelaporan. Pemanfaatan teknologi informasi
tersebut disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain pemanfaatan teknologi informasi, penerapan prinsip teknologi


tepat guna dapat dilakukan dengan memberdayakan kearifan lokal di daerah
tertentu. Sebagai contoh di daerah yang sulit mendapatkan akses air bersih,
Puskesmas dapat menggunakan tawas atau metode penyaringan sederhana
dengan ijuk, batu dan pasir untuk mendapatan air bersih tersebut. Pemanfaatan
teknologi tepat guna ini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan
kesehatan, kondisi lingkungan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.

2.3 Tugas Puskesmas


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan, Puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.

Pendekatan keluarga yang dimaksudkan merupakan salah satu cara


Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.

2.4 Fungsi Puskesmas


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Tugas
Puskesmas, Puskesmas memiliki fungsi:

2.4.1 Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama Di Wilayah Kerjanya

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di


wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam hal diatas, Puskesmas

7
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
berwenang untuk:
1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama
dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual; i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit;
10. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
11. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di wilayah kerjanya melalui pengoordinasian sumber daya
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
2.4.2 Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama Di Wilayah Kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya sebagaimana maksud diatas, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter -
pasien yang erat dan setara;

8
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus
pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5 Persyaratan Puskesmas


2.5.1 Bangunan Puskesmas
Persyaratan berdirinya suatu puskesmas (PERMENKES RI no 43 tahun
2019) yaitu :

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi


tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
Kondisi tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,
jumlah penduduk, dan aksesibilitas.

Pendirian Puskesmas harus memiliki Persyaratan yaitu :

1. Lokasi Puskesmas
a. Geografis Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, antara lain:
 tidak di tepi lereng;
 tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
 tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi;
 tidak di daerah rawan banjir.
9
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat
dan dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.
c. Kontur tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur,
dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu, kontur
tanah berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap
tapak bangunan dan lain-lain.
d. Fasilitas parkir
Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi,
sosial dan ekonomi daerah setempat.
e. Fasilitas Keamanan Minimal menggunakan pagar.
f. Ketersediaan utilitas publik
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur
telepon. Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia
untuk kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya
yang ada pada daerahnya.
g. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan antara
lain air bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis baik padat maupun
cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Bangunan Puskesmas
A. Arsitektur Bangunan
1) Tata Ruang Bangunan
a. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.

10
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
c. Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah.
2) Desain
a. Desain bangunan mengikuti pedoman pembangunan dan pengembangan
bangunan Puskesmas yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan.
b. Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur dengan
memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Tata letak ruang diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikan zona
infeksius dan non infeksius.
d. Zona berdasarkan privasi kegiatan:
 Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan
luar Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran.
 Area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar Puskesmas, umumnya merupakan area yang menerima beban
kerja dari area publik, misalnya laboratorium, ruang rapat/diskusi.
 Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas, misalnya
ruang sterilisasi, ruang rawat inap, ruang persalinan dan pasca persalinan.
e. Zona berdasarkan pelayanan :
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan pencapaian
antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya:
 Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga petugas.
 Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan dengan sistem
rawat gabung.
f. Zona untuk kejadian emergensi
 Puskesmas harus menyediakan jalur evakuasi dan titik kumpul yang merupakan
suatu denah evakuasi yang menunjukkan kemana harus berkumpul bila terjadi
kondisi darurat.
 Puskesmas harus menyediakan tanda/arah/petunjuk evakuasi yang jelas ke arah
titik kumpul jika terjadi keadaan emergensi.
 Zona/area/jalur evakuasi harus bebas dari barangbarang, koridor, tangga licin,
bebas hambatan. Rute evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak

11
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
tergantung dari sumber utama. Arah pintu keluar (EXIT) harus dipasang
petunjuk yang jelas. Pintu keluar emergensi harus diberi tanda.
 Tanda/arah/petunjuk evakuasi harus terpasang dengan jelas dan mudah dilihat
dan dibaca jika terjadi keadaan emergensi
g. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua bagian
bangunan.
h. Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan khusus
dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus.
i. Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal 2,80 m.
Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian permukaan
pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan kemiringan tidak melebihi 7°.
3) Lambang
Bangunan Puskesmas harus memasang lambang sebagai berikut agar
mudah dikenal oleh masyarakat:

Gambar 1 . Lambang Puskesmas

Lambang Puskesmas harus diletakkan di depan bangunan yang mudah


terlihat dari jarak jauh oleh masyarakat. Arti dari lambang Puskesmas tersebut
yaitu:

a. Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan


 keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi
penyelenggaraan Puskesmas
 makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat
 pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya
b. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur upaya kesehatan,
yaitu
12
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
masyarakat
 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
perorangan.
c. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas sebagai
tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam proses
penyelenggaraan kesehatan
d. Bidang segitiga mewakili tiga faktor di luar pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan,
dan perilaku
e. Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam melambangkan pelayanan
kesehatan yang mengutamakan promotif preventif
f. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya
g. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas

3. Prasarana

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri


atas: sistem penghawaan (ventilasi); sistem pencahayaan; sistem sanitasi; sistem
kelistrikan; sistem komunikasi; sistem gas medik; sistem proteksi petir; sistem
proteksi kebakaran; sistem pengendalian kebisingan; sistem transportasi vertikal
untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai; kendaraan Puskesmas keliling; dan
kendaraan ambulans.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
tersebut dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
13
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar


profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin
praktek sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan tenaga non
kesehatan di Puskesmas harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas.

2.5.2 Sarana dan Prasarana

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di


Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi Ruang Farmasi :

14
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

15
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.2.1 Ruang penerimaan resep

Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1


(satu) set mejadan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan
ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
terlihat oleh pasien.
2.5.2.2 Ruang Pelayanan Resep dan Peracikan

Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan


secara terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan.
Di ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas
obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep,
etiket dan label obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku
referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang
ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.
2.5.2.3 Ruang Penyerahan Obat

Ruang penyerahan obat meliputi konter penyerahan obat, buku


pencatatan penyerahan dan pengeluaran obat. Ruang penyerahan obat
dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.

16
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
2.5.2.4 Ruang Konseling

Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari
buku, buku - buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu
konseling, buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi obat,
formulir catatan pengobatan pasien, dan lemari arsip serta 1 (satu) set
komputer, jika memungkinkan.
2.5.2.5 Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari
obat,pallet, pendingin ruangan, lemari pendingin, lemari penyimpanan
khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus,
pengukur suhu, dan kartu suhu.
2.5.2.6 Ruang Arsip

Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan aman


untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin
penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen
yang baik.
2.5.3 Instalasi Farmasi Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74
tahun 2016, Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. perencanaan kebutuhan;
b. permintaan;
c. penerimaan;

17
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
d. penyimpanan:
e. pendistribusian;
f. pengendalian;
g. pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
c. konseling;
d. ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
e. pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
f. pemantauan terapi Obat; dan
g. evaluasi penggunaan Obat.

2.5.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74


tahun 2016, Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan
danketerjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi / kemampuan tenaga
kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi
danBahan Medis HabisPakai yang baik. Kegiatan pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi :

18
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
2.5.4.1 Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan


farmasi benar – benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan
dan pola penyakit di puskesmas. Kriteria pemilihan kebutuhan obat yang
baik yaitu meliputi:
a. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
menghindari kesamaan jenis.
b. Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi
mempunyai efek yang lebih baik dibanding obat tunggal.
c. Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat
pilihan (drug of choice) dari penyakit yang prevalensinya tinggi.
Pemilihan obat di puskesmas merujuk kepada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN), dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter
gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun
dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan
data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO), Selanjutnya Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap
kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan
pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan
Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
 Komplikasi Penggunaan

Berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan masing-masing


jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan selama setahun dan sebagai
data pembanding bagi stok optimum. Informasi yang didapat dari
kompilasi penggunaan perbekalan farmasi adalah:
a. Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada masing-
masing unit pelayanan.
b. Persentase penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi terhadap
total penggunaan setahum seluruh unit pelayanan.

19
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
c. Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi.

 Perhitungan Kebutuhan

Menentukan kebutuhan perbekalan farmasi merupakan


tantangan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi.
Masalah kekosongan atau kelebihan perbekalan farmasi dapat
terjadi, apabila informasi yang digunakan semata-mata hanya
berdasarkan kebutuhan teoritis saja. Dengan koordinasi dan proses
perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi secara terpadu
serta melalui tahapan seperti di atas, maka diharapkan perbekalan
farmasi yang direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu, dan tersedia pada saat dibutuhkan.

Adapun pendekatan perencanaan kebutuhan dapat


dilakukan melalui beberapa metode :
a. Metode Konsumsi

Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi


didasarkan pada data riel konsumsi perbekalan farmasi periode
yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi Pedoman
Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah
perbekalan farmasi yang dibutuhkan adalah:
1) Pengumpulan dan pengolahan data

2) Analisa data untuk informasi dan evaluasi

3) Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi

4) Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan


alokasi dana.
b. Metode Morbiditas/Epidemiologi

Dinamakan metode morbiditas karena dasar


perhitungan adalah jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang
digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load) yang harus
dilayani. Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan

20
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.
perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan
kenaikan kunjungan, dan waktu tunggu (lead time).
Langkah-langkah dalam metode ini adalah :

1) Menentukan jumlah pasien yang dilayani

2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan


prevalensi penyakit.
3) Menyediakan formularium/standar/pedoman perbekalan
farmasi.
4) Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi.

5) Penyesuaian dengan aloksai dana yang tersedia.


Evaluasi Perencanaan

Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan


farmasi untuk tahun yang akan datang, biasanya akan diperoleh
jumlah kebutuhan, dan idealnya diikuti dengan evaluasi Cara /
teknik evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Analisa nilai ABC, untuk evaluasi aspek ekonomi

- Pertimbangan/kriteria VEN, untuk evaluasi aspek medik/terapi

- Kombinasi ABC dan VEN

- Revisi daftar perbekalan farmasi

1. Analisa ABC

Alokasi anggaran ternyata didominasi hanya oleh


sebagian kecil atau beberapa jenis perbekalan farmasi saja.
Suatu jenis perbekalan farmasi dapat memakan anggaran besar
karena penggunaannya banyak, atau harganya mahal. Dengan
analisis ABC jenis-jenis perbekalan farmasi dapat
diidentifikasi, untuk kemudian dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Evaluasi ini misalnya dengan mengoreksi kembali apakah
penggunaannya memang banyak atau apakah ada alternatif

21
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

sediaan lain yang lebih efisiensi biaya (mis merek dagang ain,
bentuk sediaan lain, dsb). Evaluasi terhadap jenis-jenis
perbekalan farmasi yang menyerap biaya terbanyak juga lebih
efektif dibandingkan evaluasi terhadap perbekalan farmasi
yang relatif memerlukan anggaran sedikit. ABC bukan
singkatan melainkan suatu penamaan yang menunjukkan
peringkat/rangking dimana urutan dimulai dengan yang
terbaik/terbanyak.
Prosedur :

Prinsip utama adalah dengan menempatkan jenis-jenis


perbekalan farmasi ke dalam suatu urutan, dimulai dengan
jenis yang memakan anggaran/rupiah terbanyak. Urutan
langkah sbb :
a. Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh
dari salah satu metode perencanaan, daftar harga
perbekalan farmasi, dan biaya yang diperlukan untuk tiap
nama dagang. Kelompokkan kedalam jenisjenis/ kategori,
dan jumlahkan biaya per jenis kategori perbekalan
farmasi.
b. Jumlahkan anggaran total, hitung masing-masing
prosentase jenis perbekalan farmasi terhadap anggaran
total.
c. Urutkan kembali jenis- jenis perbekalan farmasi diatas,
mulai dengan jenis yang memakan prosentase biaya
terbanyak.
d. Hitung persentase kumulatif, dimulai dengan urutan 1 dan
seterusnya.
e. Identifikasi jenis perbekalan farmasi apa yang menyerap

±70% anggaran total (biasanya didominasi oleh beberapa


jenis perbekalan farmasi saja).

22
Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

- Perbekalan Farmasi kategori A menyerap anggaran 70%

- Perbekalan Farmasi kategori B menyerap anggaran 20%

- Perbekalan Farmasi kategori C menyerap anggaran 10%


2. Analisis VEN

Berbeda dengan istilah ABC yang menunjukkan urutan,


VEN adalah singkatan dari V = vital, E = Esensial, N = Non-
Esensial. Jadi melakukan analisis VEN artinya menentukan
prioritas kebutuhan suatu perbekalan farmasi. Dengan kata
lain, menentukan apakah suatu jenis perbekalan farmasi
termasuk vital (harus tersedia), esensial (perlu tersedia), atau
non-esensial (tidak prioritas untuk disediakan).
 Kriteria VEN

Kriteria yang umum adalah perbekalan farmasi dikelompokkan


sebagai berikut :
- Vital (V) bila perbekalan farmasi tersebut diperlukan untuk
menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), dan bila
tidak tersedia akan meningkatkan risiko kematian.

- Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti


efektif untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi
penderitaan pasien.
- Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi
yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self-
limiting disease), perbekalan farmasi yang diragukan
manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak
mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan
farmasi sejenis lainnya, dll.
2. Analisis Kombinasi ABC dan VEN

Jenis perbekalan farmasi yang termasuk kategori A dari


analisis ABC adalah benar-benar jenis perbekalan farmasi
yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbeanyak.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 23


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Dengan kata lain, statusnya harus E dan sebagian V dari VEN.


Sebaliknya, jenis perbekalan farmasi dengan status N harusnya
masuk kategori C. Digunakan untuk menetapkan prioritas
untuk pengadaan obat dimana anggaran yang ada tidak sesuai
dengan kebutuhan.
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC

Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan


obat. Mekanismenya adalah :
- Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas utama untuk
dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana
masih kurang, maka obat kategori NB menjadi prioritas
selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA menjadi
prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan
ini dana yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah
selanjutnya.
Pendekatan yang sama dengan pada saat pengurangan obat
pada kriteria NC, NB, NA dimulai dengan pengurangan obat
kategori EC, EB, dan EA.
 Revisi daftar perbekalan Farmasi

Bila langkah-langkah dalam analisis ABC maupun VEN


terlalu sulit dilakukan atau diperlukan tindakan cepat untuk
mengevaluasi daftar perencanaan, sebagai langkah awal dapat
dilakukan suatu evaluasi cepat (rapid evaluation), misalnya dengan
melakukan revisi daftar perencanaan perbekalan farmasi. Namun,
sebelumnya, perlu dikembangkan dahulu kriterianya, perbekalan
farmasi atau nama dagang apa yang dapat dikeluarkan dari daftar.
Manfaatnya tidak hanya dari aspek ekonomik dan medik, tetapi
juga dapat berdampak positif pada beban penanganan stok.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 24


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.4.2 Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.

2.5.4.3 Penerimaan

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah


suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab


atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya. Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk
Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh
Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak
memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.
Masa kadaluwarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu
bulan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 25


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.4.4 Penyimpanan

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang
tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
- Bentuk dan jenis sediaan;

- Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan


Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
- Mudah atau tidaknya meledak/terbakar;

- Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan; dan
- Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

 Pengaturan Tata Ruang

Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,


pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi, diperlukan
pengaturan tata ruang gudang dengan baik. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan Gudang adalah
sbb :
1. Kemudahan bergerak

Untuk kemudahan bergerak, gudang perlu ditata sebagai berikut:

a. Gudang menggunakan sistem satu lantai,jangan menggunakan


sekat-sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika
digunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan pintu untuk
mempermudah gerakan.
b. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan
farmasi, ruang gudang dapat ditata berdasarkan sistem arus

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 26


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

garis lurus, arus U atau arus L.


2. Sirkulasi udara yang baik

Salah satu faktor penting dalam merancang bangunan gudang


adalah adanya sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan gudang.
Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup dari
perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang
dan memperbaiki kondisi kerja. Idealnya dalam gudang terdapat
AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk ruang gudang
yang luas. Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin, apabila
kipas angin belum cukup maka perlu ventilasi melalui atap.
3. Rak dan Pallet

Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat


meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok perbekalan
farmasi.

Keuntungan penggunaan pallet :

- Sirkulasi udara dari bawah dan perlingungan terhadap banjir

- Peningkatan efisiensi penanganan stok

- Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak

- Pallet lebih murah dari pada rak

4. Kondisi penyimpanan khusus

- Vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus dilindungi


dari kemungkinan terputusnya arus listrik.
- Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari
khusus dan selalu terkunci.
- Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus
disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya disimpan di
bangunan khusus terpisah dari Gudang induk.

5. Pencegahan Kebakaran

Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 27


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

terbakar seperti dus, karton, dan lain-lain. Alat pemadam


kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam Pedoman
Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit kebakaran agar
diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih berfungsi atau
tidak.

2.5.4.5 Pendistribusian

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis,
mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan
jaringannya antara lain:
- Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;

- Puskesmas Pembantu;

- Puskesmas Keliling;

- Posyandu; dan

- Polindes.

- Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)

Distribusi tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian Obat


sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat per sekali
minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 28


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.4.6 Pemusnahan dan Penarikan

Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis


Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
cara yang sesuai dengan ketentuan peratura perundang-undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM. Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
- Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;

- Telah kadaluwarsa;

- Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan


Kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
- Dicabut izin edarnya.

Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai terdiri dari :
- Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akan dimusnahkan;
- Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

- Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada


pihak terkait;
- Menyiapkan tempat pemusnahan; dan

- Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk


sediaan
- Serta peraturan yang berlaku.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 29


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.4.7 Pengendalian

Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di
unit pelayanan Kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari pengendalian persediaan,
pengendalian penggunaan, penanganan sediaan farmasi yang
hilang/rusak dan kadaluwarsa.

2.5.4.8 Administrasi

Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap


seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan
pelaporan adalah:
- Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan;
- Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan

- Sumber data untuk pembuatan laporan.

- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan


medis habis pakai yang dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk :
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai;
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 30


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

d. Setiap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis


habis pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur
operasional. Standar prosedur operasional (SPO) ditetapkan
oleh kepala puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang
mudah dilihat. Contoh standar prosedur operasional
sebagaimana terlampir.

2.5.5 Pelayanan Farmasi Klinis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74


tahun 2016, Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi
klinik bertujuan untuk :
- Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
- Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
- Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
- Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
2.5.5.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan


administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi
meliputi :
Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien)
- Nama, dan paraf dokter.

- Tanggal resep.

- Ruangan/unit asal resep.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 31


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Persyaratan farmasetik meliputi:


- Bentuk dan kekuatan sediaan.

- Dosis dan jumlah Obat.

- Stabilitas dan ketersediaan.

- Aturan dan cara penggunaan.

- Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).


Persyaratan klinis meliputi:
- Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.

- Duplikasi pengobatan.

- Alergi, interaksi dan efek samping Obat.

- Kontra indikasi.

- Efek adiktif.

2.5.5.2 Pelayanan Informasi Obat

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker


untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien yang bertujuan :
- Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
- Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki
alat penyimpanan yang memadai).
- Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah memberikan dan


menyebarkan informasi kepada konsumen secara proaktif dan pasif.
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster,
majalah dinding dan lain-lain. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat. Melakukan pendidikan

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 32


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya


terkait dengan obat dan bahan medis habis pakai. Mengoordinasikan
penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan diantaranya :
- Sumber informasi obat

- Tempat

- Tenaga

- Perlengkapan

2.5.5.3 Konseling

Suatu proses untuk mengidentifikasi danpenyelesaian masalah pasien


yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan
pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien
antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan
dan penggunaan Obat. Kegiatan yang dilakukan diantaranya:
- Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

- Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter


kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open- ended
question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat,
bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat.
- Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat

- Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi


dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan
Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan konseling obat


diantaranya adalah kriteria pasien diantaranya pasien rujukan dokter,
pasien dengan penyakit kronis. pasien dengan obat yang berindeks
terapetik sempit dan poli farmasi, pasien geriatrik, pasien pediatrik, dan
pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 33


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.5.4 Visite Pasien

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang


dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain yang bertujuan:
- Memeriksa Obat pasien.

- Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat


dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
- Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan Obat.
- Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi
Kesehatan dalam terapi pasien.
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan,
pembuatan dokumentasi dan rekomendasi dengan melakukan visite
mandiri untuk pasien:
- Untuk Pasien Baru dimana apoteker memperkenalkan diri dan
menerangkan tujuan dari kunjungan, dan memberikan informasi
mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian obat,
menanyakan obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan
pengobatan pasien, serta mengkaji terapi obat lama dan baru untuk
memperkirakan masalah terkait obat yang mungkin terjadi.
- Untuk pasien lama dengan instruksi baru dengan cara menjelaskan
indikasi dan cara penggunaan obat baru, dan mengajukan
pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian obat.

- Untuk semua pasien dengan cara memberikan keterangan pada


catatan pengobatan pasien, dan membuat catatan mengenai
permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang
akan digunakan dalam setiap kunjungan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 34


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2.5.5.5 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat


yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis dengan tujuan:
- Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
- Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya dengan menganalisis
laporan efek samping obat, mengidentifikasi obat dan pasien yang
mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping obat, mengisi
formulir monitoring efek samping obat (meso), dan melaporkan ke
pusat monitoring efek samping obat nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan monitoring
efek samping obat diantaranya :
- Kerja sama dengan tim kesehatan lain.

- Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

2.5.5.6 Pemantauan Terapi Obat

Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien


mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping yang
bertujuan:
- Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.

- Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait


dengan Obat.
Kriteria pasien yang dapat dilakukan PTO diantaranya adalah
anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, atau pasien yang
menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis, pasien dengan multidiagnosis,
pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati, menerima obat dengan
indeks terapi sempit, menerima obat yang sering diketahui

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 35


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

menyebabkan reaksi obat yang merugikan. Kegiatan yang dilakukan


dalam PTO diantaranya adalah memilih pasien yang memenuhi kriteria,
membuat catatan awal, memperkenalkan diri pada pasien, memberikan
penjelasan pada pasien, mengambil data yang dibutuhkan, melakukan
evaluasi, dan memberikan rekomendasi.

2.5.5.7 Evaluasi Penggunaan Obat

Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat


secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional) yang
bertujuan:
- Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus tertentu.

- Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat


tertentu.
Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan
sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional
(SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di
tempat yang mudah dilihat. Contoh standar prosedur operasional
sebagaimana terlampir.

2.6 Ketentuan Umum dan Perundang-undangan


1. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian.

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang


Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan.
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 36


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Tahun


2012 Tentang Industri Dan Usaha Obat Tradisional.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 007 Tahun 2012
Tentang Registrasi Obat Tradisional
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika Dan Prekursor Farmasi.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang Klinik.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Apotek.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia
Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik Dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014
Tentang Pedagang Besar Farmasi.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998
Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.

16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 168 Tahun
2005 Tentang Prekursor Farmasi.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.
02.02/Menkes/137/2016 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK. 02.02/Menkes/532/2015 tentang Formularium
Nasional.
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1331/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 37


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Kesehatan no.HK/523/2015 Tentang Formularium Nasional.


20. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. HK 03.1.23.04.12.2205 tahun 2012 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.

2.7 Tugas dan Fungsi Apoteker di Puskesmas


- Penyiapan rencana kerja kefarmasian

Menyiapkan rencana kegiatan, membuat kerangka acuan

- Pengelolaan perbekalan farmasi diantaranya :

a. Pemilihan : merekapitulasi data dan menentukan jenis perbekalan


farmasi
b. Perencanaan : mengolah data dan menyusun rencana kebutuhan

c. Penerimaan : memeriksa perbekalan farmasi

d. Penyimpanan : mengelompokkan, menyusun dan memeriksa


bukti perbekalan farmasi
e. Pendistribusian perbekalan farmasi : mengkaji permintaan
perbekalan farmasi
f. Penghapusan : merekapitulasi daftar penghapusan atau resep yang
akan dihapuskan
g. Penyusunan laporan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi.

- Pelayanan farmasi/ klinik diantaranya :

a. Dispensing : resep individual

1. Mengkaji resep

2. Meracik obat

3. Memeriksa perbekalan farmasi

4. Menyerahkan perbekalan farmasi

b. Pelayanan informasi obat

c. Konseling obat

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 38


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

d. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya,

e. Evaluasi penggunaan obat

f. Pemantauan penggunaan obat

g. Monitoring efek samping obat

h. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik

- Program khusus sarana pelayanan kesehatan diantaranya :

a. Melakukan penyuluhan dibidang kefarmasian / Kesehatan

b. Mengajar / melatih / membimbing yang berkaitan dengan


kefarmasian / Kesehatan

Tugas Jabatan Fungsional Apoteker


Berdasarkan Permen PANRB No. 13 Tahun 2021 tentang Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan
Fungsional Apoteker. Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Apoteker yang
dapat dinilai angka kreditnya, meliputi:
a. penyusunan rencana Praktik Kefarmasian;
b. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
c. pelayanan farmasi klinik;
d. sterilisasi sentral;
e. penerapan kajian farmakoekonomi dan uji klinik; dan
f. pelayanan farmasi khusus.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 39


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

BAB III

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKPA

3.1 Profil dan Sejarah Puskesmas Kauman

3.1.1 Profil Puskesmas Kauman

Puskesmas Kauman merupakan salah satu dari 31 Puskesmas yang ada di


Wilayah Kecamatan Kauman lebih kurang 4 km sebelah barat ibukota Kabupaten.
Didirikan pada tahun 1974. Memilikki luas wilayah 3084,17 ha. Dengan rincian sawah
43,9%, tanah kering 2,68%, hutan 21,41%, dan lain- lain 2,68%. Serta terbagi menjadi 13
desa dengan batas wilayah sbb:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Karangrejo

• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pagerwojo

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gondang

• Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tulungagung

Puskesmas kauman sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan strata pertama


memberikan pelayanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Memiliki falitas pelayanan rawat inap, sebagai puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri
Neonatal Esensial Dasar). Ambulance siaga dan sebagai Puskesmas Uji coba citiziens
charter. Serta telah melakukan kontrak layanan pada masyarakat sejak November 2008.

Gambar.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Kauman

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 40


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

3.1.2 Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi

a. Visi organisasi

Visi puskesmas Kauman seperti yang tertuang dalam rencana strategi tahunan 2020
adalah terwujudnya masyarakat Tulungagung yang sejahtera, mandiri, berdaya saing
dan berakhlak mulia
b. Misi organisasi

Untuk mencapai visi tersebut puskesmas melakasanakan misi sebagai berikut :


mewujudkan akses pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas, inklusi dan
berdaya saing
c. Motto dan Tata nilai motto
Masyarakat sehat dambaan kita, anda puas kami pun bangga
Tata Nilai PINTAR :
Profesional : Kemampuan melaksanakan pelayanan sesuai protokol /aturan
Integritas : konsistensi dalam tindakan, nilai, prinsip yang menunjukkan
kewibawaan
Tim work : Kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapaitujuan bersama
Akuntable : Pertanggungjawaban sesuai prinsip dan ketentuan Responsif : kecepatan
dan ketepatan dalam merespon / menanggapi

3.2 Fungsi & Struktur Organisasi Puskesmas Kauman

3.2.1 Tugas Unit Kerja

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes No.75 Tahun 2014).

Puskesmas menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama.
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 41


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,


kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi :
1) Pelayanan promosi kesehatan;

2) Pelayanan kesehatan lingkungan;

3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

4) Pelayanan gizi; dan

5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

b. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)

UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan


yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan tingkat pertama.
Adapun penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) di pelayanan rawat jalan
PuskesmasKauman meliputi :
1. Pelayanan kesehatan umum

2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

3. Pelayanan KB dan imunisasi

4. Pelayanan IVA

5. Pelayanan Gigi dan Mulut

6. Pelayanan konseling gizi dan sanitasi

7. Pelayanan Gawat Darurat

8. Pelayanan Rawat inap

9. Pelayanan Laboratorium

10. 10)Pelayanan Kefarmasian

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 42


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

3.3 Struktur Organisasi

Gambar. 2 Struktur Organisasi Puskesmas Kauman

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 43


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

3.4 Akreditasi

Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh Lembaga


independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah
memenuhi standar akreditasi (PMK No.46 tahun 2015). Akreditasi fasilitas
Kesehatan merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan di fasilitas
Kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas atau fasilitas Kesehatan lainnya
yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu.
Akreditasi puskesmas adalah penilaian dan pengakuan oleh
kementrian Kesehatan terhadap upaya puskesmas dalam meningkatkan
mutu pelayanan Kesehatan sesuai standar akreditasi puskesmas yang telah
ditetapkan Kementerian Kesehatan setelah menerima pembinaan dari dinas
Kesehatan.
3.4.1 Dasar Hukum

 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan konsumen, lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 42;
 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112;
 Undang – undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
nomor 116;
 Undang – undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor
114
 Undang – undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014 tentang
Kesehatan jiwa;
 Undang – undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 44


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

 Undang – undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang


tenaga kesehatan;
 Undang – undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan;
 Peraturan pemerintah nomor 47 tahun 2016 tentang fasilitas pelayanan
Kesehatan;
 Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka kualifikasi nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2012 nomro 24;
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193;
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN Tahun 2015 – 2019;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan PraktikPerawat;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun
2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/ MENKES/148/3/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun
2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik;

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 45


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun


2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;

21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun

2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik


Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang
Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

3.4.2 Manfaat Akreditasi

 Meningkatkan kinerja individu dan puskesma dalam memberikan


pelayanan terutama promotif, preventif, serta kuratif dan rehabilitatif.
 Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia Kesehatan,
masyarakat dan lingkungannya, serta puskesmas sebagai institusi.
 Meningkatkan perbaikan mutu dan keselamatan pasien secara
berkelanjutan.
 Meningkatkan tata Kelola dan manajemen puskesmas sehingga
bermanfaat terhadap peningkatan program puskesmas.

3.4.3 Penyelenggaraan Akreditasi

Menurut PMK nomor 75 tahun 2015, puskesmas, klinik pratama,


tempat praktek mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi
wajib terakreditasi. Akreditasi di puskesmas dan klinik pratama dilakukan
setiap 3 tahun.
Penyelenggaraan akreditasi puskesma dapat dilakukan melalui
tahapan :

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 46


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

a. Survei akreditasi ; dan

b. Penetapan akreditasi.

Dalam menyelenggarakan akreditasi, dapat dilakukan dengan


pendampingan dan penilaian pra akreditasi. Puskesmas yang telah
terakreditasi wajib mendapatkan pendampingan pasca akreditasi.

Gambar : mekanisme penyelenggaraan akreditasi di Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP) menurut PMK nomor 46 tahun 2015.

3.4.4 Survei akreditasi

Menurut PMK nomor 46 tahun 2015, survei akreditasi merupakan


kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap status
akreditasi. Survei akreditasi dilakukan oleh surveior akreditasi dari
Lembaga independent penyelenggara yang ditetapkan oleh Menteri.
Surveior akreditasi puskesmas terdiri dari surveior bidang
administrasi dan manajemen, bidang upaya Kesehatan masyarakat dan
bidang upaya Kesehatan perseorangan. Surveior akreditasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Bidang admnisitrasi dan manajemen :

1. Tenaga Kesehatan Pendidikan paling rendah Strata Satu (S1)


bidang Kesehatan;

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 47


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

2. Mempunyai pengalaman kerja di puskesmas, mengelola program


pelayanan Kesehatan dasar, dan / atau mengelola program mutu
pelayanan Kesehatan dasar paling singkat tiga tahun; dan
3. Memiliki sertifikat pelatihan surveior akreditasi yang diterbitkan
oleh Lembaga independent penyelenggara akreditasi.
b. Bidang upaya Kesehatan masyarakat :

1. Tenaga Kesehatan dengan Pendidikan paling rendah Strata Satu


(S1) bidang Kesehatan;
2. Mempunyai pengalaman kerja di puskesmas, mengelola program
pelayanan Kesehatan dasar, dan / atau mengelola program mutu
pelayanan Kesehatan dasar paling singkat tiga tahun; dan
3. Memiliki sertifikat pelatihan surveior akreditasi yang diterbitkan
oleh Lembaga independent penyelenggara akreditasi.
c. Bidang upaya Kesehatan perseorangan :

1. Tenaga medis ;

2. Pernah bekerja di puskesmas dan / atau klinik paling singkat satu


tahun ; dan
3. Memiliki sertifikat pelatihan surveior akreditasi yang diterbitkan
oleh Lembaga independent penyelenggara akreditasi.

Gambar : mekanisme penyelenggaraan survei akreditasi di Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP) menurut PMK nomor 46 tahun 2015.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 48


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

3.4.5 Pendapingan dan Penilaian Praakreditasi serta Pendampingan


Pascaakreditasi
Pendampingan praakreditasi merupakan rangkaian kegiatan
penyiapan puskesmas dan fasilitas Kesehatan tingkat pertama lainnya agar
memenuhi standar akreditasi (PMK nomor 46 tahun 2015).
Penilaian praakreditasi merupakan kegiatan penilaian yang
dilakukan setelah selesai pendampingan praakreditasi untuk mengetahui
kesiapan fasilitas Kesehatan dalam melaksanakan survei akreditasi (PMK
nomor 46 tahun 2015).
Pendampingan pascaakreditasi merupakan kegiatan untuk
memelihara serta meningkatkan pencapaian standar akreditasi secara
berkesinambungan sampai dilakukan penilaian akreditasi berikutnya.
Pendampingan ini dilakukan pada fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang
telah dinyatakan terakreditasi oleh tim pendamping setiap satu tahun.
Tim pendamping berasal dari Dinas Kesehatan kabupaten / kota
setempat yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota. Tim pendamping di puskesmas dapat
beranggotakan paling sedikit tiga orang yang masing – masing
membidangi administrasi dan manajemen, upaya Kesehatan masyarakat
dan upaya Kesehatan perseorangan. Tim pendamping harus memenuhi
persyarata sebagaimana berikut :
a. Bidang administrasi dan manajemen :

1. Pendidikan paling rendah Diploma tiga (D3) bidang Kesehatan ;

2. Mempunyai pengalaman bekerja di puskesma, mengelola


program pelayanan Kesehatan dasar, dan / atau mengelola
program mutu pelayanan Kesehatan dasar paling singkat dua
tahun;
3. Lulus pelatihan pendamping akreditasi yang dibuktikan dengan
sertifikat yang diterbitkan oleh institusi pelatihan yang
terakreditasi.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 49


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

b. Bidang upaya Kesehatan masyarakat :

1. Pendidikan paling rendah Diploma tiga (D3) bidang Kesehatan ;

2. Mempunyai pengalaman bekerja di puskesma, mengelola


program pelayanan Kesehatan dasar, dan / atau mengelola
program mutu pelayanan Kesehatan dasar paling singkat dua
tahun;
3. Lulus pelatihan pendamping akreditasi yang dibuktikan dengan
sertifikat yang diterbitkan oleh institusi pelatihan yang
terakreditasi.
c. Bidang upaya Kesehatan perseorangan :

1. Tenaga medis;

2. Mempunyai pengalaman bekerja di puskesmas paling singkat satu


tahun; dan
3. Lulus pelatihan pendamping akreditasi yang dibuktikan dengan
sertifikat yang diterbitkan oleh institusi pelatihan yang
terakreditasi.
Tim pendamping bekerja atas perintah dan bertanggung jawab
kepada kepala dinas Kesehatan kabupaten / kota. Dalam melakukan
pendampingan dan penilaian praakreditasi, tim pendamping bertugas
sebagai berikut :
a. Melaksanakan fasilitasi dan pembinaan secara intensif kepada
puskesmas dan fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat pertama lainnya
dalam rangka persiapan menuju penilaian praakreditasi; dan
b. Melakukan penilaian praakreditasi untuk mengetahui kelayakan
puskesmas dan fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat pertama lainnya
untuk diusulkan dalam penilaian akreditasi.
Dalam melakukan pendampingan pascaakreditasi, tim pendamping
bertugas sebagai berikut :
a. Mendampingi puskesmas dan fasilitas pelayanan tingkat pertama
lainnya dalam melaksanakan perbaikan serta meningkatkan kualitas
pelayanan; dan

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 50


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

b. Menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh tim surveior


akreditasi.

3.4.6 Standar Akreditasi Puskesmas

Akreditasi puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di


puskesmas yaitu, kelompok administrasi dan manajemen, kelompok
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan kelompok Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) atau pelayanan Kesehatan. Standar akreditasi
puskesmas terdiri dari Sembilan bab, dimana dalam setiap bab akan
diuraikan dalam standar penilaian, yang kemudian dalam masing – masing
standar akan diuraikan dalam kriteria – kriteria dan dalam kriteria akan
diuraikan elemen penilaian untuk dapat menilai pencapaian dari elemen
tersebut (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan
peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan
terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen
risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat
akreditasi. Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah
keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperha kan hak
petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan
keselamatan pelayanan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 51


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Selain itu, prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam Sistem


Kesehatan Nasional yang menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan
responsif gender, juga dipakai dalam standar akreditasi Puskesmas ini
untuk menjamin bahwa semua pasien mendapatkan pelayanan dan
informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis
kelamin, ras, maupun suku.
Standar kriteria dan elemen penilaian akreditasi untuk kelompok
administrasi dan manajemen puskesmas diuraikan dalam tiga bab, yaitu :
 Bab I. penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

 Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)

 Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Sedangkan untuk kelompok upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),


diuraikan dalam tiga bab, yaitu :
1. Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran

2. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat

3. Bab VI. Sasaran Upaya Kesehatan Masyarakat

Untuk kelompok Upaya Kesehatan Perorangan juga diuraikan


dalam tiga bab, yaitu :
1. Bab VII. Layanan Klinis berorientasi pasien

2. Bab VIII. Manajemen penunjang layanan klinis

3. Bab IX. Peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien

Secara keseluruhan, dalam standar akreditasi puskesmas terdapat


42 standar, 168 kriteria dan 776 elemen penilaian yang akan digunakan
sebagai acuan untuk menetapkan status akreditasi puskesmas (Zakiah,
2015).

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 52


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

BAB IV
KEGIATAN TEMPAT PKPA DAN PEMBAHASAN

4.1 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kauman

Alur pelayanan obat di UPT Puskesmas Kauman yaitu pasien


melakukan pendaftaran di loket pendaftaran dengan membawa identitas diri
seperti KTP/KK dan atau surat rujukan BPJS. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan (BP umum, BP gigi, poli KIA atau pemeriksaan laboratorium),
kemudian dokter akan membuat resep secara sistem komputerisasi atau
manual untuk kemudian dikerjakan oleh bagian farmasi. Setelah resep
masuk ke bagian farmasi selanjutnya dilakukan skrining resep secara
administrasi meliputi; nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, alamat
pasien, diagnosa dokter, tanggal penulisan resep, nama dokter penulis resep ;
skrining kesesuaian farmasetik, meliputi; bentuk sediaan, kekuatan sediaan,
jumlah sediaan, stabilitas sediaan, kompatibilitas sediaan dan skrining secara
klinis, meliputi ; dosis sediaan, indikasi obat, efek samping obat, interaksi
obat, cara penggunaan obat, lama penggunaan obat dan penyimpanan obat.

Jika dalam skrining resep dinyatakan telah memenuhi syarat, maka


petugas farmasi di puskesmas dapat melayani kemudian membuatkan etiket
secara manual yang berisi; tanggal, nama pasien, nama obat, cara
penggunaan, aturan pakai dan bentuk sediaan, jika diperlukan dapat dituliskan
indikasi obat tersebut sesuai dengan permintaan pasien. Obat antibiotic tablet,
etiket ditulis dengan keterangan waktu meminum obat harus habis, untuk obat
anti inflamasi ditulis bila nyeri, dan juga obat dengan penggunaan tertentu
missal dikunyah (antasida tablet), penggunaan non oral melainkan per vagina
(nystatin suppositorial). Penggunaan obat rute oral menggunakan etiket putih
sedangkan penggunaan obat luar menggunakan etiket biru. Kemudian setelah
etiket dibuat, disiapkan obat sesuai dengan yang terdapat dalam resep untuk
dikemas. Pada saat pengemasan, obat dimasukkan dalam plastik secara
terpisah untuk masing-masing obat dan memasukkan etiket ke dalam plastik
yang berisi obat untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang
salah.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 53


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Pengawasan terakhir dilakukan sebelum obat diserahkan kepada pasien


dengan 5 benar (benar pasien, obat, dosis, rute/ cara dan waktu). Proses
penyerahan resep dilakukan dengan cara memanggil nama pasien dan alamat
pasien disertai dengan melihat kertas resep. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan pemberian resep kepada pasien yang tidak tepat (salah
orang).

Saat penyerahan obat ke pasien diberikan pelayanan informasi obat


berupa penjelaskan khasiat obat, aturan pakai, cara pakai yang tepat dan juga
berupa konseling khusus untuk pasien yang menderita beberapa penyakit
seperti hipertensi, diabetes, TB. Setelah pasien menerima obat dan informasi
obat, pasien diminta untuk menandatangani resep yang telah distempel khusus
yang menunjukkan bahwa petugas farmasi telah menyampaikan informasi
obat.

4.2 Pelayanan Kefarmasian

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas sesuai ketentuan pada


PERMENKES 74/2016 Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety)

Prosedur Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Kauman sebagai berikut :


1. Petugas farmasi mempersiapkan penataan ruangan pelayanan obat sebelum
memulai pelayanan
2. Petugas farmasi mempersiapkan kelengkapan peralatan peracikan obat, obat-
obatan, etiket dan alat tulis
3. Petugas farmasi menyediakan tempat untuk meletakan resep dan tulisan yang
jelas.
4. Petugas farmasi menerima resep dari pasien sesuai dengan urut resep
5. Petugas farmasi membaca, memahami dan mencermati isi resep
6. Petugas farmasi menanyakan kepada penulis resep apabila resep yang
diterima kurang jelas atau obat yang diminta tidak tersedia

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 54


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

7. Petugas farmasi meracik obat sesuai dengan resep


8. Petugas farmasi memberi etiket, mengemas obat dalam plastik
9. Petugas farmasi mencocokan obat dengan resep sebelum diberikan
(SOP Puskesmas Kauman, 2017)
4.2.1 Sumber Daya Kefarmasian

1. Sumber Daya Manusia

a. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh 1 (satu)


orang Apoteker penanggungjawab, dibantu oleh Apoteker 1 TTK
sesuai kebutuhan
b. Jumlah kebutuhan Apoteker dan tenaga kefarmasian lain dihitung
berdasarkan analisis beban kerja.
c. Apoteker dan TTK harus Memenuhi syarat adminstratif berupa STR
dan SIP
2. Sarana Dan Prasarana

Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada


unit pelayanan berupa ruang farmasi. Ruang farmasi harus memenuhi fungsi:

a. Ruang penerimaan resep

b. Ruang Pelayanan resep

c. Ruang Penyerahan obat

d. Ruang Konseling

e. Ruang Penyimpanan Obat dan BMHP

f. Ruang Arsip

4.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker

a. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan

b. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan


perbekalanfarmasi

c. Menginventarisasi pemasok perbekalan farmasi

d. Mengolah data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 55


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

e. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan

f. Merekapitulasi daftar usulan penghapusan

g. Meracik obat individual

h. Visite ke ruang rawat

i. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

j. Konseling obat

k. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

l. Mendokumentasikan Pemantauan Penggunaan Obat

m. Swamedikasi

n. Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah/Bencana Alam

o. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

p. Menjadi saksi dlm penghapusan perbekalan farmasi

q. Tugas Lain yang diberikan oleh atasan langsung.

4.2.3 Tugas Tenaga Teknis Kefarmasian

- Penyiapan rencana kerja kefarmasian diantaranya : Menyiapkan


rencana kegiatan, mengumpulkan bahan/ data dari berbagai sumber /
acuan
- Penyiapan pengelolaan perbekalan farmasi diantaranya :

a. Pemilihan dengan melakukan merekapitulasi data

b. Perencanaan dengan melakukan mengumpulkan data,


merekapitulasi data
c. Penerimaan dengan melakukan menerima dan memeriksa
perbekalan farmasi
d. Penyimpanan dengan melakukan menyimpan perbekalan farmasi

e. Pendistribusian perbekalan farmasi dengan melakukan


mendisribusikan perbekalan farmasi
f. Penghapusan dengan melakukan mengumpulkan data dan

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 56


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

membuat daftar usulan/ data, melaksanakan penghapusan


g. Penyusunan laporan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi.

- Penyiapan pelayanan farmasi/ klinik diantaranya :

a. Dispensing resep individual

1. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep

2. Menyiapkan obat dan membuat etiket

- Program khusus sarana pelayanan Kesehatan

a. Melakukan penyuluhan dibidang kefarmasian/ Kesehatan

b. Mengajar / melatih/ membimbing yang berkaitan dengan


kefarmasian / kesehatan.

4.2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Tujuan:

a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan


farmasi dan BMHP yang efisien, efektif dan rasional.
b. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian

c. Mewujudkan sistem informasi manajemen

d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP

Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP Meliputi :

a. Perencanaan

b. Permintaan / Pengadaan

c. Penyimpanan dan Pendistribusian

d. Pengendalian, pencatatan, dan pelaporan

e. Pemantauan dan Evaluasi

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 57


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

a. Perencanaan

Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas Kauman


disusun oleh bagian Farmasi, dengan menghitung berdasarkan metode
konsumsi, yaitu didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun
sebelumnya. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan bagian
Farmasi, dilakukan sesuai SOP perencanaan kebutuhan obat Puskesmas
Kauman sebagai berikut:
1. Petugas mengumpulkan data pemakaian obat dan bahan medis habis
pakai selama 1 tahun
2. Petugas menganalisa data pemakaian obat dan bahan medis habis
pakai selama tiap bulan
3. Petugas menghitung perkiraan kebutuhan obat dan bahan medis
habis pakai per item obat selama 1 tahun
4. Petugas menghitung buffer stok selama 18 bulan pemakaian
5. Petugas menyesuaikan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai
dengan sisa stok obat

Contoh perhitungan :

Total pengadaan Amoksisilin kaplet Januari – Desember 2005 sebanyak


2.500.000 kaplet (ternyata habis dipakai selama 10 bulan, jadi ada
kekosongan 2 bulan). Sisa stok per 31 Desember 2005 sebanyak 0 tablet
a. Pemakaian rata-rata per bulan 2.500.000 tab/10 = 250.000
kaplet
b. Kebutuhan Pemakaian 12 bulan = 250.000 x 12 =

3.000.000 kaplet

c. Stok pengaman (10-20%) = 20% x 3.000.000 kaplet =

600.000 kaplet

d. Lead time (waktu tunggu) 3 bulan = 3 x 250.000 =

750.000 kaplet

e. Kebutuhan Amoksisilin kaplet tahun 2006 adalah b + c + d


yaitu (3.000.000 + 600.000 + 750.000) kaplet = 4.350.000

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 58


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

kaplet.

Jadi pengadaan tahun 3006 adalah hasil perhitungan e sisa stok


yaitu (4.350.000) kaplet =4.350.000 kaplet atau sama dengan
4350 kaleng @1000 kaplet.
c. Metode Morbiditas/Epidemiologi

Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan


perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan
kenaikan kunjungan, dan waktu tunggu (lead time).

1) Contoh perhitungan :
a. Menghitung masing-masing obat yang diperlukan
perpenyakit :
Berdasarkan pedoman penyakit diare akut, maka sebagai
contoh perhitungan sbb:
- Contoh untuk anak :

Satu siklus pengobatan diare diperlukan 15 bungkus oralit


@200 ml. Jumlah kasus 18.000 kasus. Jumlah oralit yang
diperlukan adalah :
= 18.000 kasus x 15 bungkus = 270.000 bungkus @200ml.

- Contoh untuk dewasa :

Satu siklus pengobatan diare diperlukan 6 bungkus


oralit @1 liter. Jumlah kasus 10.800 kasus. Jumlah
oralit yang diperlukan adalah:
= 10.800 kasus x 6 bungkus = 64.800 bungkus
@1000ml/1 liter
b. Selain perhitungan diatas, kebutuhan obat yang akan
datang harus memperhitungkan: perkiraan peningkatan
kunjungan, lead time dan stok pengaman Kombinasi
metode konsumsi dan metode morbiditas disesuaikan
dengan anggaran yang tersedia. Acuan yang digunakan
yaitu :

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 59


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

1. DOEN, Formularium Nasional dan kebijakan


setempat yang berlaku.
2. Data catatan medik/rekam medik

3. Anggaran yang tersedia

4. Penetapan prioritas

5. Pola penyakit

6. Sisa persediaan

7. Data penggunaan periode yang lalu

8. Rencana pengembangan

Perbandingan metode konsumsi dan metode morbiditas :

Konsumsi Morbiditas
- Pilihan pertama dalam - Lebih akurat dan mendekati
perencanaan dan pengadaan kebutuhan yang sebenarnya
- Lebih mudah dan cepat - Pengobatan lebih rasional
dalam perhitungan
- Perhitungan lebih rumit
- Kurang tepat dalam
- Tidak dapat digunakan untuksemua
penentuan jenis dan jumlah
penyakit
- Mendukung ketidakrasionalan
- Data yang diperlukan :
dalampenggunaan
a. Kunjungan pasien

b. Sepuluh besar pola penyakit

c. Prosentase dewasa dan

anak
 Evaluasi Perencanaan

Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan


farmasi untuk tahun yang akan datang, biasanya akan diperoleh
jumlah kebutuhan, dan idealnya diikuti dengan evaluasi Cara /
teknik evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Analisa nilai ABC, untuk evaluasi aspek ekonomi

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 60


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

- Pertimbangan/kriteria VEN, untuk evaluasi aspek medik/terapi

- Kombinasi ABC dan VEN

- Revisi daftar perbekalan farmasi

2. Analisa ABC

Alokasi anggaran ternyata didominasi hanya oleh


sebagian kecil atau beberapa jenis perbekalan farmasi saja.

- Perbekalan Farmasi kategori A menyerap anggaran 70%

- Perbekalan Farmasi kategori B menyerap anggaran 20%

- Perbekalan Farmasi kategori C menyerap anggaran 10%


Contoh:
1. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing
obat dengan cara mengalikan jumlah obat dengan harga obat
2. Tentukan rangkingnya mulai dari yang terbesar sampai yang
terkecil
3. Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan

4. Hitung kumulasi persennya

5. Perbekalan Farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%

6. Perbekalan Farmasi kategori B termasuk dalam kumulasi 71 –


90%
7. Perbekalan Farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90 –
100%

b. Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan obat di UPT Puskesmas Kauman diajukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Tulungagung melalui LPLPO (Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat) yang dikirimkan setiap 2 bulan sekali.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 61


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

c. Penerimaan
Penerimaan obat Puskesmas Kauman berawal dari pengambilan
obat adalah kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan
jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas, dengan
SOP sebagai berikut :
1. Petugas menghitung kebutuhan pemakaian rata-rata tiap bulan
ditambah buffer stok 20% dengan memperkirakan sisa stok yang
ada
2. Petugas mengirim perencanaan kebutuhan obat tiap bulannya ke
Dinas Kesehatan dengan mengetahui Kepala Puskesmas
3. Petugas menerima, mengecek fisik obat dan bahan medis habis
pakai sesuai dokumen dalam jumlah barang, dan melihat tanggal
kadaluwarsa
4. Petugas mencatat penerimaan di kartu stok, LPLPO di kolom
penerimaan, rekap diarsipkan.

(SOP Puskesmas Kauman, 2017)


d. Penyimpanan

Cara penyimpanan obat di puskesmas Kauman disimpan


berdasarkan sumber penerimaan dan bentuk sediaan obat yang disusun
secara alfabetis dengan metode First Expired First Out serta
menggunakan metode Fast Moving &Slow Moving.
e. Distribusi

Pendistribusian obat yang berasal dari Dinas Kesehatan


Kabupaten Tulungagung, pihak Puskesmas Kauman melakukan
distribusi internal dan eksternal dari Gudang farmasi sesuai SOP
Pendistribusian Obat, diantaranya :
1. Obat di distribusikan dari gudang menuju ruang/kamar obat.

2. Obat dan Alkes didistribusikan ke jejaring

3. Obat dan Alkes didistribusikan dari gudang menuju ruang Pelayanan


Gigi
4. Obat dan Alkes didistribusikan dari gudang menuju ruang Pelayanan
KIA/KB

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 62


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

5. Obat dan Alkes di distribusikan dari gudang menuju ruang


Pelayanan umum
6. Obat dan Alkes di distribusikan dari gudang menuju ruang
Pelayanan lansia
7. Obat dan Alkes di distribusikan dari gudang menuju ruang
Pelayanan MTBS
8. Obat dan Alkes di distribusikan dari gudang menuju ruang
Pelayanan TB/DOTS
Distribusi untuk Puskesmas jejaring akan langsung mengantarkan
obat dan alat kesehatan pada tiap jejaring sesuai dengan LPLPO, yaitu
Puskesmas Pembantu (PUSTU), polindes, rawat inap, ruang farmasi.

f. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian kegiatan


dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan
yang diterima atau disimpan, maupun yang didistribusikan ke pasien.
Adapun kegiatan yang dicatat dan dilaporkan oleh UPT Puskesmas
Kauman sesuai SOP diantaranya:
1. Petugas mencatat setiap obat yang diterima dan di keluarkan dari
gudang obat ke buku rekapan , buku penerimaan, dan buku mutasi
obat melalui LPLPO
2. Petugas mencatat obat yang rusak/ kadaluarsa
3. Petugas membuat laporan pengelolaan obat
4. Mencatat obat narkotika, psikotropika ke buku rekapan
5. Laporan penggunaan obat secara rasional/ POR
6. Mencatat obat yang keluar melalui dari resep ke buku rekapan
7. Petugas mendistribusikan obat dan BMHP ke sub unit pelayanan

Indikator Penggunaan Obat Rasional

Tujuan :

1. Untuk pemantauan pola peresepan obat sesuai indikasi

2. Untuk melihat kesesuaian dengan pedoman pengobatan

3. Untuk mengevaluasi dan tindak lanjut upaya intervensi yang dilakukan

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 63


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Manfaat :

1. Untuk meningkatkan mutu pelayanankesehatan dan mutu keprofesian

2. Sebagai bahan evaluasi pengembangan diri dalam memberikan pelayanan

3. Sebagai acuan dalam perencanaan obat dan perkiraan kebutuhan obat


secara lebih efektif dan efisien serta rasional
4. Sebagai sarana pembinaan bagi kinerja tenaga kesehatan

4.2.5 Pelayanan Farmasi Klinik

Indikator Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kauman diantaranya :

a. Pengkajian dan pelayanan resep

b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

c. Konseling

d. Evaluasi Penggunan Obat (EPO)

e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

a. Pengkajian dan pelayanan resep

Pelayanan kefarmasian klinik di Puskesmas kauman diawali dengan


pengkajian dan pelayanan resep seleksi persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan.

b. Pelayanan Informasi Obat

Proses penyerahan resep di Puskesmas Kauman dilakukan dengan cara


memanggil nama pasien disertai dengan nomor antrian. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahan pemberian resep kepada pasien yang tidak tepat
(salah orang). Kemudian nama pasien dan tanggal lahir pasien ditulis dalam
buku, serta dilengkapi dengan obat yang diberikan, cara penggunaan khusus
serta tanda tangan pasien. Saat penyerahan obat ke pasien diberikan pelayanan
informasi obat berupa penjelasan khasiat obat serta aturan pakai.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 64


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

c. Konseling

Untuk mengawali konseling, apoteker menggunakan sistem three prime


questions. Dan apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga
pasien sudah memahami obat yang digunakan. Tahap kegiatan konseling :
- Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien

- Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui thrree


prime questions.
- Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
- Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat.
- Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien.

Puskesmas Kauman konseling banyak dilakukan kepada pasien penderita


hipertensi, TB, diabetes serta IMS (Infeksi Menular Seksual).
d. Evaluasi Penggunaan Obat

Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) adalah suatu proses jaminan mutu


yang terstruktur, dilaksanakan terus-menerus, ditujukan untuk memastikan
bahwa obat -obatan digunakan dengan tepat, aman, dan efektif. Di lingkungan
pelayanan kesehatan, penggunaan obat yang ekonomis harus juga diberikan
prioritas tinggi dan karena itu, menjadi suatu komponen dari definisi ini,
definisi EPO diatas difokuskan pada penggunaan obat secara kualitatif. Sasaran
EPO secara umum adalah sebagai berikut :
- Mengadakan Pengkajian penggunaan obat yang efisien dan terusmenerus
- Meningkatkan pengembangan standar penggunaan terapi obat

- Mengidentifikasi bidang yang perlu untuk materi edukasi berkelanjuta

- Meningkatkan kemitraan antarpribadi professional pelayanan kesehatan


- Menyempurnakan pelayanan pasien yang diberikan

- Mengurangi resiko tuntutan hukum pada rumah sakit

- Mengurangi biaya perawatan pasien sebagai akibat dosis akurat, efek


samping yang lebih sedikit, dan waktu hospitalisasi yang lebih singkat.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 65


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

Jaminan mutu mendorong suatu perspektif solusi masalah untuk


meningkatkan pelayanan pasien. Untuk solusi permasalahan yang dihadapi
sangatlah penting, unsur-unsur dasar berikut yang harus diperhatikan :
- Kriteria / standar penggunaan obat, dalam penggunaan obat harus yang
dapat diukur (standar) yang menguraikan penggunan obat yang tepat.

- Mengidentifikasi masalah penting dan yang mungkin, memantau dan menganalisis


penggunaan obat secara terus menerus, direncanakansecara sistematik untuk
mengidentifikasi masalah nyata atau masalah yang mungkin. Secara ideal, kegiatan ini
sebaiknya diadakan secara prospektif, meliputi :
- Menetapkan prioritas untuk menginvestigasi dan solusi masalah.

- Mengkaji secara objektif, penyebab, dan lingkup masalah dengan menggunakan kriteria
yang absah secara klinik
- Solusi masalah.

- Menyanangkan dan menerapkan tindakan untuk memperbaiki ataumeniadakan masalah.


- Memantau solusi masalah dan keefektifan.

- Mendokumentasi serta melaporkan secara terjadwal temuan, rekomendasi, tindakan yang


diambil, dan hasilnya.
- Tindakan yang diambil dapat berupa pengaturan atau edukasi yang cocok dengan
keadaan dan kebijakan Puskesmas.
Apoteker dan Dokter diperlukan kerjasama untuk memastikan penggunaan obat yang
optimal. Tanggung jawab melaksanakan proses EPO secara khas didelegasikan pada suatu
komite dari staf medik. UPT Puskesmas Kauman melaksanakan program Evaluasi
Penggunaan Obat (EPO), penyakit yang dimonitoring evaluasi penggunaan obatnya terdiri
dari tiga diagnosa, yaitu: Diare non spesifik AOG, Myalgia, ISPA non Pneumonia.

e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat- obatan merugikan


atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya :
- Mengidentifikasi obat dengan pasienyang mempunyai resiko tinggi mengalami

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 66


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

efek samping obat.


- Mengisi formulir monitoring efek samping obat (MESO).

- Melaporkan ke pusat monitoring efek samping obat nasional

f. Visite

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara


mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli
gizi, dan lain-lain yang bertujuan:

- Memeriksa Obat pasien.

- Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan


mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

- Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan Obat.

- Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi Kesehatan dalam terapi
pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan


dokumentasi dan rekomendasi dengan melakukan visite mandiri untuk pasien:

- Pasien Baru dimana apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan, dan memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan
jadwal pemberian obat, menanyakan obat yang sedang digunakan atau dibawa dari
rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan
pasien, serta mengkaji terapi obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah
terkait obat yang mungkin terjadi.

- Pasien lama dengan instruksi baru dengan cara menjelaskan indikasi dan cara
penggunaan obat baru, dan mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah
pemberian obat.

- Semua pasien dengan cara memberikan keterangan pada catatan pengobatan


pasien, dan membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah
dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 67


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di bidang


pemerintahan yang telah dilakukan secara berjenjang di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tulungagung, Khususnya di Puskesmas kauman dapat
disimpulkan bahwa :
1. Puskesmas merupakan tempat fasilitas kesehatan masyarakat di
dukung dengan beberapa program yang memadai dukung oleh tenaga
kesehatan yang kompeten, salah satunya adalah apoteker.
2. Peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan
kefarmasian di puskesmas yaitu sebagai penanggung jawab dalam
praktek kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi diantaranya
pemilihan, perencanaan, penerimaan, penyimpana, pendistribusian
perbekalan farmasi, penyusunan laporan kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi.
3. Peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan
kefarmasian Klinik di puskesmas yaitu sebagai penanggung jawab
dalam Dispensing : resep individual meliputi mengkaji resep, meracik
obat, memeriksa perbekalan farmasi, menyerahkan perbekalan
farmasi; Pelayanan informasi obat; Konseling obat; Konsultasi dengan
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya; Evaluasi penggunaan
obat; Pemantauan penggunaan obat; Monitoring efek samping obat;
Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik; Program khusus sarana
pelayanan kesehatan diantaranya melakukan penyuluhan dibidang
kefarmasian / Kesehatan.
4. Apoteker di Puskesmas melakukan kegiatan sesuai dengan peraturan
standar pelayanan kefarmasian yaitu meliputi pengelolaan perbekalan
farmasi, pengawasan dan pembinaan sarana kesehatan serta pelayanan
farmasi klinis terhadap pasien.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 68


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

5.2 Saran
Bagi mahasiswa PKPA yang akan melaksanakan praktek di
Puskesmas perlu memahami peran fungsi serta tugas Apoteker di Puskesmas
dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku
(professionalisme) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 69


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun


2009 Tentang Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah


No.51Tentang Pekerjaan Kefarmasian : Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri


Kesehatan No. 30 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 74 tahun 2016 tentang Standar
PelayananKefarmasian di Puskesmas. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019. Pusat Kesehatan


Masyarakat

Permen PANRB No. 13 Tahun 2021.Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan
Fungsional Apoteker

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 70


Laporan PKPA di Puskesmas Kauman Tulungagung
Program Studi Profesi Apoteker, Angkatan II,
FakultasIlmu Kesehatan, Universitas Kadiri, Kediri.

3.3 Tugas Apoteker di Puskesmas Kauman

a. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan

b. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan


farmasi

c. Menginventarisasi pemasok perbekalan farmasi

d. Mengolah data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi

e. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan

f. Merekapitulasi daftar usulan penghapusan

g. Meracik obat individual

h. Visite ke ruang rawat

i. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

j. Konseling obat

k. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

l. Mendokumentasikan Pemantauan Penggunaan Obat

m. Swamedikasi

n. Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah/Bencana Alam

o. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

p. Menjadi saksi dlm penghapusan perbekalan farmasi

q. Tugas Lain yang diberikan oleh atasan langsung.

Periode 03 Januari - 22 Januari 2022 71

Anda mungkin juga menyukai