Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Baiturrahman Periode 9
Desember 2021 - 3 Januari 2022. Kegiatan PKPA merupakan salah satu tahap
yang harus diselesaikan dalam menempuh pendidikan profesi apoteker di
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Diharapkan setelah menjalani PKPA
mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman secara nyata, dan dapat
mengenali peran serta tanggung jawab sebagai seorang Apoteker di Puskesmas.
Dalam proses pelaksanaan PKPA tidak lepas dari berbagai pihak yang
memberi bimbingan, dukungan, bantuan serta doa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan PKPA dengan baik. Pada kesempatan ini, perkenankan
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas
Baiturrahman.
2. Kedua Orang Tua beserta keluarga yang telah menjadi motivasi terbesar
dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) serta
memberikan dukungan secara materil dan non-material.
3. Ibu Dr. apt. Yelfi Anwar, M. Farm Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
4. Ibu apt. Nuzul Fajriani, M.Sc Selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945.
5. Ibu apt. Julaeha, M.PH Selaku Pembimbing Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) Univesitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
6. Ibu Maryani, SKM. M. Kes Selaku Kepala Puskesmas Baiturrahman Kota
Banda Aceh yang telah memberikan izin melaksanakan PKPA di Puskesmas
Baiturrahman.
7. Ibu apt. Devi Nurianti, S.Farm Selaku Apoteker Penanggung Jawab dan
Pembimbing di Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada sya selama pelaksanaan PKPA.
iii
8. Ibu Syukriah, Amd. Farm dan Ibu Fitri Handayani, SKM Selaku TTK
pelaksana Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh.
9. Seluruh Staf Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh atas bantuan selama
kegiatan PKPA berlangsung.
10. Semua pihak yang telah bekerja sama dan membantu penulis dalam
menyelesaikan praktik kerja profesi apoteker dan penyusunan laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan dapat membantu menyempurnakan
laporan ini. Akhir kata, penulis memohon maaf kepada semua pihak apabila
selama pelaksanaan PKPA ada perbuatan yang kurang baik dan kurang sopan.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya mahasiswa yang
sedang menempuh pendidikan profesi Apoteker serta dapat digunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dalam pendidikan profesi Apoteker.
Semoga laporan dan pengalaman yang diperoleh selama PKPA di Puskesmas
Biturrahman dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dan modal awal bagi penulis
dalam menjalankan tugas sebagai seorang Apoteker untuk melayani masyarakat
dengan baik.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... …….iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKPA di Puskesmas .................................................................. 2
1.3 Manfaat PKPA di Puskesmas ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
2.1 Definisi dan Gambaran Umum Puskesmas............................................ 4
2.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas................................................................. 4
2.3 Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan Puskesmas....... 6
2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker di Puskesmas ............................ 9
BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSKESMAS BAITURRAHMAN .............. 23
3.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas Baiturrahman ...................................... 23
3.2 Visi dan Misi Puskesmas Baiturrahman .............................................. 23
3.3 Lokasi, Sarana dan Prasana Puskesmas Baiturrahman ........................ 23
3.4 Struktur Organisasi Puskesmas Baiturrahman ..................................... 25
BAB IV KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN ..................................... ..27
4.1 Kegiatan yang dilakukan selama PKPA di Puskesmas Baiturrahman. 27
4.2 Pembahasan.......................................................................................... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 41
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 41
5.2 Saran..................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42
LAMPIRAN....................................................................................................... 43
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta
pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi
Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaian pada anggaran yang tersedia
dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock serta
menghindari stok berlebih.
b. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.
c. Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
12
a. Ruangan khusus
Sarana dan prasarana
b. Kartu pasien/catatan konseling.
23
24
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh
3.3.2 Sarana dan Prasarana Puskesmas Baiturrahman
UPTD Puskesmas Baiturrahman memiliki luas lahan ± 1.335 m² (luas
gedung lantai 1 dengan luas 100 m², lantai 2 dengan luas 100 m², total bangunan
± 200 m²), yang terdiri dari :
1. Ruangan Unit Pelayanan Lantai 1
a. Ruang pendaftaran dan rekam medis
b. Ruang pemeriksaan umum 1 (dewasa)
c. Ruang pemeriksaan umum 2 (anak)
d. Ruang pandu PTM
e. Ruang tindakan dan gawat darurat
f. Ruang farmasi dan gudang obat
g. Ruang sterilisasi
h. Ruang kesehatan gigi dan mulut
i. Ruang KIA, KB, Imunisasi, ASI dan Gizi
j. Ruang tunggu pelayanan
k. Musholla
l. Gudang umum
m. WC laki-laki dan perempuan
n. Rumah dinas tenaga kesehatan
o. Garasi ambulance
2. Ruangan Unit Pelayanan Lantai 2
a. Ruang administrasi
b. Ruang kepala puskesmas
c. Ruang rapat
d. Ruang pemeriksaan khusus
e. Ruang laboraturium
f. Ruang keuangan
g. Ruang komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
h. Gudang barang
i. WC Pengawai
25
- Pengenalan Puskesmas
- Pengenalan Ruang Farmasi
9 Desember 2021
Ruang Farmasi - Pengkajian dan Pelayanan
(Kamis) Resep
- Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
10 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Jum’at) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
11 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Sabtu) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
13 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Senin) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
14 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Selasa) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
15 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Rabu) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
16 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Kamis) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
- Pengkajian dan Pelayanan
17 Desember 2021
Ruang Farmasi Resep
(Jum’at) - Pelayanan Informasi Obat
(PIO)
27
28
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Pengelolaan obat merupakan
aspek penting dalam pelayanan kefarmasian. Obat hendaknya dikelola secara
optimal untuk menjamin tercapainya tepat jenis, jumlah, penyimpanan, waktu
pendistribusian, penggunaan dan mutu di tiap unit pelayanan Kesehatan. Ruang
lingkup pengelolaan obat di Puskesmas adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan, distribusi,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan, serta
supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas Baiturrahman dilakukan 1 tahun sekali berdasarkan pemakaian
rata- rata obat di puskesmas tiap bulan dengan ditambah buffer stock untuk 6
bulan (atau dapat ditambah 10% tiap obat dan BMHP) sehingga dalam
perencanaan direncanakan untuk kebutuhan 18 bulan dan dilaksanakan oleh
petugas bagian farmasi. Proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi per
tahun dilakukan secara berjenjang dan proses seleksi sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola
konsumsi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai periode sebelumnya.
Puskesmas menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang diserahkan
ke Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh atau Gudang Farmasi Kota Banda
30
Aceh setiap awal bulan sebelum tanggal 7 dan Rencana Kebutuhan Obat
(RKO) yang diserahkan setiap tahunnya, kemudian petugas Ruang Farmasi
Puskesmas Baiturrahman melakukan kompilasi dan analisa terhadap
kebutuhan di wilayah kerjanya dengan menyesuaikan pada anggaran yang
tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock serta
menghindari stok berlebih. Proses seleksi sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai juga mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN),
Formularium Nasional serta Formularium Puskesmas. Proses seleksi ini
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter
gigi, farmasi, bidan, nutrisionis dan perawat, serta pengelola program
yang berkaitan dengan pengobatan.
Pada Laporan Pemakaian dan Lembar Penerimaan Obat (LPLPO) terdapat
data identitas kode puskesmas, nama puskesmas, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi dan pelaporan pemakaian obat dan BMHP pada periode bulan
tersebut dan permintaan obat dan BMHP pada periode bulan berikutnya.
Permintaan obat dan BMHP untuk bulan selanjutnya jika terjadi kekosongan
stok. LPLPO ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh, Kepala Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Kepala
UPTD Puskesmas Baiturrahman dan Apoteker Penanggung Jawab di
Puskesmas Baiturrahman.
2. Permintaan
Permintaan obat dari Puskesmas Baiturrahman adalah setiap bulan ke
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh yang akan diteruskan ke Instalasi Farmasi
Kota (IFK) Banda Aceh untuk disiapkan obatnya tetapi apabila terjadi
kekosongan stok pada pertengahan bulan maka dapat dilakukan permintaan
ke Instalasi Farmasi Kota (IFK) Banda Aceh. Sedangkan untuk sub unit
meliputi Pustu (Puskesmas Pembantu) menggunakan LPLPO sub unit tiap 1
bulan ke Gudang farmasi Puskesmas. LPLPO dibuat rangkap dua, satu untuk
dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh setelah mendapatkan
persetujuan dari Kepala Puskesmas Baiturrahman dan yang satu lagi menjadi
arsip Puskesmas Baiturrahman. Setelah LPLPO diverifikasi dan disetujui oleh
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh bagian kefarmasian kemudian LPLPO
31
diserahkan ke Instalasi Farmasi Kota (IFK) Banda Aceh untuk disiapkan obat
dan BMHP yang sudah tertulis di LPLPO dan memberikan konfirmasi kepada
pihak Puskesmas Baiturrahman untuk pengambilan obat dan BMHP yang
telah diminta sebelumnya sesuai LPLPO.
3. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dari
Instalsi Farmasi Kota (IFK) Banda Aceh. Tujuannya adalah agar sediaan
farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
telah diajukan oleh Puskesmas pada LPLPO dan memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat dan mutu.
Setiap penerimaan sediaan farmasi dari Instalasi Farmasi Kota (IFK)
Banda Aceh di Puskesmas Baiturrahman harus ada surat bukti barang keluar
(SBBK) dan bukti faktuk jika ada pengadaan dari PBF. Dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi obat, jumlah obat, bentuk sediaan,
tanggal kadaluarsa, nomor batch setiap obat harus sesuai. Kegiaatan
penerimaan obat oleh Apoteker Puskesmas Baiturrahman akan dicatat dalam
kartu stock.
4. Penyimpanan
Gudang penyimpanan sediaan farmasi di Puskesmas Baiturrahman
bersatu dengan Ruang Farmasi. Penyimpanannya disusun berdasarkan bentuk
sediaan dan stabilitas, disusun berdasarkan alfabetis, dan menerapkan sistem
FIFO atau FEFO. Dimana jika sediaan farmasi yang datang memiliki waktu
expireddate yang sama dengan sediaan farmasi yang tersisa, maka
penyimpanan tersebut dilakukan dengan menerapkan metode FIFO (First In
First Out). Sedangkan jika sediaan farmasi yang datang memiliki expired
date yang berbeda dengan sediaan farmasi yang tersisa di gudang, maka
penyimpanan tersebut dilakukan dengan menerapkan metode FEFO (First
Expired First Out).
Tata penyimpanan sediaan farmasi yang memerlukan perhatian khusus
seperti LASA, High Alert, Narkotika, Psikotropika juga diterapkan di
Puskesmas Baiturrahman. Obat LASA/NORUM (Nama Obat Rupa dan
32
Ucapan Mirip) adalah obat yang memiliki kemasan yang terlihat mirip atau
obat yang memiliki nama yang terdengar mirip. Obat LASA menjadi
perhatian khusus karena dapat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
pengambilan obat dan dapat berakibat fatal bagi pasien. Untuk tata
penyimpanannya di Puskesmas Baiturrahman, obat LASA diberi stiker
LASA dan tidak diletakkan bersebelahan. Untuk meminimalkan terjadinya
kesalahan pengambilan, maka kedua obat LASA dipisah minimal harus
dibatasi 1 obat lain.
Untuk tata penyimpanan psikotropika dan Narkotika dilakukan dengan
cara yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Narkotika,
Psikotropika dan Narkotika di simpan di lemari khusus permanen dan
menempel pada dinding, memiliki 2 pintu dan 2 kunci yang berbeda. Kunci
tersebut hanya dipegang oleh apoteker. Untuk sediaan farmasi yang
termolabil (seperti sediaan suppositoria, sediaan yang dalam petunjuknya
harus disimpan pada suhu sejuk) maka tata penyimpanannya dilakukan di
kulkas dengan tetap memasang termomoter untuk mengendalikan suhu pada
tempat penyimpanan.
5. Pendistribusian
Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit
pelayanan kesehatan dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan sediaan farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
Untuk Ruang Farmasi dilakukan pendistribusian obat sesuai dengan
peresepan obat secara individu (individual prescribing). Jika di ruang farmasi
stok obat menipis, maka bisa dilakukan permintaan obat dari Gudang
Puskesmas. Sedangkan untuk pendistribusian di IGD dengan menggunakan
sistem pendistribusian floor stock. Sistem pendistribusian floor stock adalah
penyediaan stok obat yang harus selalu tersedia di suatu instalasi pelayanan.
Pengeluaran obat emergensi IGD setiap habis pakai dimintakan ganti ke ruang
farmasi sesuai resep yang masuk sehingga stok selalu tetap. Untuk
33
dan menuliskan jumlah stok yang tersedia baik digudang penyimpanan obat
maupun di rak pelayanan. Selanjutnya petugas kefarmasian akan membuat
laporan hasil stok opname setiap selesai dilakukan pencatatan. Jika terdapat
selisih antara jumlah obat, jumlah pemakaian dan data stok opname maka
petugas akan melihat ulang data rekap harian penggunaan obat.
g. Pengelolaan Obat Program
Obat Program di Puskesmas Baiturrahman yaitu obat TB (Tuberkulosis).
Jenis Pengobatan TB di Puskesmas Baiturrahman yaitu Pengobatan TB
Kategori 1 dengan bentuk sediaan Kombipak II (Paket obat lepas yang terdiri
dari isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol yang dikemas dalam
bentuk blister).
Tabel 6. Pengobatan TB Kategori 1 Yang Ada di Puskesmas Baiturrahman
Pengobatan TB Kategori 1
Hari Jam
Senin – kamis 08.00 – 13.00 WIB
Jumat 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu 08.0 – 13.30 WIB
1. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan yang meliputi
persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis.
Pengkajian resep di Puskesmas Baiturrahman dilakukan oleh Apoteker dan
TTK. Kemudian, bila ada yang belum sesuai maka dikonfirmasikan kepada
penulis resep, sedangkan bila telah sesuai dilanjutkan dengan dispensing yang
dilakukan oleh TTK. Sebelum diserahkan kepada pasien, dilakukan
pengecekan terlebih dahulu kesesuaian antara obat yang telah disiapkan
dengan resep. Kemudian bila telah sesuai, dilakukan penyerahan obat yang
disertai PIO oleh apoteker.
2. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Baiturrahman disampaikan
oleh Apoteker, dengan memberikan informasi yang meliputi aturan pakai
obat, dosis, informasi khusus mengenai obat tersebut yang dibutuhkan
pasien baik indikasi, dosis, cara pemakaian, waktu penggunaan obat, khasiat,
kontraindikasi, interaksi obat dan lain-lain.
3. Konseling
Konseling di Puskesmas Baiturrahman dilakukan oleh Apoteker kepada
pasien-pasien dan dilakukan pencatatan dalam form konseling. Apoteker
memberikan Konseling kepada pasien DM, Hipertensi, Kolesterol. Tujuan
dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping,
tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat. Serta untuk
menilai dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam hal minum obat.
40
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43
Gudang Penyimpanan Obat di Puskesmas Baiturrahman
44
Rak Obat dan Tempat Penyiapan Obat
45
Kulkas Khusus Penyimpanan Obat dan Alat Monitoring Suhu
46
Lampiran 2. Struktur Organisasi Puskesmas Baiturrahman
47
Lampiran 3. Struktur Organisasi Ruang Farmasi Puskesmas Baiturrhman
48
Lampiran 4. Daftar Nama-Nama Obat Yang Ada di Rak Puskesmas Baiturrahman
49
32. Metronidazole 250 mg dan 500 mg tablet
33. Metil ergometrine 0,125 mg tablet
34. Metformin 500 mg tablet
35. Natrium diclofenat 50 mg tablet
36. New antides tablet
37. Omeprazole 20 mg tablet
38. Oralit
39. Parasetamol 500 mg tablet
40. Prednisolone 5 mg tablet
41. Phytomenadion / Vit. K 10 mg tablet
42. Ranitidine 150 mg tablet
43. Simvastatin 10 mg dan 20 mg tablet
44. Salbutamol 2 mg dan 4 mg tablet
45. Vit. B1 50 mg tablet
46. Vit. B6 10 mg tablet
47. Vit. C 50 mg tablet
48. Vit. B Complex tablet tablet
49. Tablet tambah darah (SF) tablet
50. Zink 20 mg tablet
51. Scabimide 5% salap tablet
52. Anti fungi salap
53. 2-4 salap
54. Betamethasone salp
55. Chloramphenicol 2% salap kulit
56. Chloramphenicol 1% salap mata
57. Chloramphenicol tetes mata
58. Chloramphenicol 1% tetes telinga
59. Hydrocortisone salap
60. Miconazole salap.
50
Lampiran 5. 10 Penyakit di Puskesmas Baiturrahman Tahun 2021
51
Lampiran 6. Form. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
52
Lampiran 8. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
53
Lampiran 9. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Sub
Unit Pelayanan
54
Lampiran 10. Laporan Pemakaian Obat JKN Puskesmas Baiturrahman
55
Lampiran 11. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)
56
Lampiran 12. Laporan Rencana Kebutuhan Obat (RKO)
57
Contoh Perhitungan RKO : untuk Amlodipine 10 mg.
- Jumlah Permakaian amlodipine 10 mg (Nov 2020 - Okt 2021)
= 3.580 tab.
- Rata-rata Pemakaian Amlodipine 10 mg per bulan
= Jumlah Pemakaian Amlodipine 10 mg (Nov 2020 - Okt 2021) / 12 bulan
= 3.580 tab / 12 bulan
= 298 tab per bulan.
- Kebutuhan Amlodipine 10 mg untuk 18 bulan
= Rata-rata Pemakaian Amlodipine 10 mg per bulan x 18 bulan
= 298 tab per bulan x 18 bulan
= 5.364 tab / 5.370 tab.
58
Lampiran 13. Laporan Penggunaan Obat Rasional Peresepan ISPA dan BATUK-
PILEK
59
Lampiran 14. Laporan Penggunaan Obat Rasional Peresepan ANTIBIOTIK pada
DIARE NON SPESIFIK
60
Lampiran 15. Laporan Ketersediaan 40 Indikator dan Vaksin
61
62
Lampiran 16. Daftar Obat Expired Date Tahun 2021
63
Lampiran 17. Daftar Obat Formularium Nasional Puskesmas Baiturrahman
Jl. Belibis Lr Adam No. 6 Ling. Labui Gp. Ateuk Pahlawan Banda Aceh
64
1 Oksigen
1. ih, gas dalam tabung
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
1 Atropin
1. inj 0,25 mg/mL (i.v./i.m./s.k.)
2 Diazepam
1. inj 5 mg/mL (i.v./i.m.)
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
1 Deksametason
1. inj 5 mg/mL (i.v./i.m.) 20 mg/ hari
2 Difenhidramin
1. inj 10 mg/mL (i.v./i.m.) 30 mg/ hari
3 epinefrin (adrenalin)
1. inj 0,1% (i.v./i.m./s.k.)
4 Klorfeniramin
1. tab 4 mg 3 tab/ hari, maks 5 hari
5 Loratadin
1. Tab 10 mg -Urtikaria akut:
1 tab/hari, maks 5 hari, dilakukan di Faskes
Tk. 1.
- Urtikaria kronik: maks 30 tab/bulan, hanya
dilakukan di Faskes Tk. 2 dan 3.
6 Setirizin
1. Tab 10 mg - Urtikaria akut: 1 tab/hari, maks 5 hari.
- Urtikaria kronik: maks 30 tab/bulan.
2. Sir 5 mg/ 5 ml 1 btl/ kasus
4. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
1 Diazepam
1. Inj 5 mg/ ml (i.v.) 10 amp/kasus, kecuali untuk kasus di
ICU.
Tidak untuk i.m.
2 Fenobarbital
1. Tab 30 mg 120 tab/ bulan
5. ANTIINFEKSI
5.1 ANTELMINTIK
5.1.1 Antelmintik intestinal
1 Albendazol
1. Tab 400 mg
5.2 ANTIBAKTERI
5.2.1 Beta laktam
1 Amoksisilin
65
1. Tab 500 mg 10 hari
2. Sir kering 125 mg/ml 1 btl/ kasus
2 Sefadroksil
1. Kaps 500 mg 30 kaps/ kasus
2. Sir kering 125 mg / 5 ml 1 btl/ kasus
3 Sefiksim
1. Sir kering 100 mg/ 5 ml 1 btl/ kasus
5.2.2 Antibakteri Lain
5.2.2.1 Tetrasiklin
1 Doksisiklin
Tidak digunakan untuk anak usia < 6
tahun dan ibu hamil dan menyusui.
1. Kaps 100 mg 2 kaps/ hari selama 10 hari
5.2.2.2 Kloramfenikol
1 Kloramfenikol
1. Kaps 250 mg 4 kaps/ hari selama 10 hari
2. Susp 125 mg/ 5 ml 1 btl/ kasus
5.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
1 kotrimoksazol (dewasa) kombinasi:
a. sulfametoksazol 400 mg
b. trimetoprim 80 mg
1. Tab 480 mg 4 tab/hari selama 10 hari kecuali pada
immunocompromised selama 21 hari.
2 kotrimoksazol kombinasi tiap 5 ml:
a. sulfametoksazol 200 mg
b. trimetoprim 40 mg
1. Susp 240 mg 1 btl/ kasus
5.2.2.4 Makrolid
1 Eritromisin
1. kap sal selaput 500 4 kap/ hari selama 10 hari
2. sir kering 200 mg/ 5 ml 2 btl/ kasus
2 Klindamisin
1. kaps 150 mg 4 kaps/hari selama 5 hari kecuali untuk
toksoplasmosis selama 6 minggu.
2. kaps 300 mg 4 kaps/hari selama 5 hari kecuali untuk
toksoplasmosis selama 6 minggu.
5.2.2.5 Kuinolon
1 Siprofloksasin
Tidak digunakan untuk pasien usia <
18 tahun dan ibu hamil.
1. tab sal selaput 500 mg
66
5.2.2.6 Lain-lain
1 Metronidazol
1. Tab 250 mg Untuk infeksi akibat bakteri anaerob, dapat
2. Tab 500 mg diberikan maksimum 2 minggu/ kasus.
5.3 ANIINFEKSI KHUSUS
5.3.1 Antituberkulosis
Catatan:
a) Disediakan oleh Program Kemenkes
b) Penggunaan sesuai dengan Program
Nasional Pengendalian TB
1 Etambutol
a) Tidak boleh diberikan sebagai
single agent untuk TB
b) Digunakan untuk panduan OAT
kategori 2, tahap lanjutan
c) Diberikan atas persetujuan tim
PPRA/PFT
d) Disertai sistem monitoring
penggunaan obat untuk penderita
TB
1. tab 250 mg 30 mg/kgBB, maks selama 5 bulan tahap
2. tab 400 mg lanjutan pemberian 3x seminggu atau 15
3. tab 500 mg mg/kgBB, maks selama 5 bulan tahap
lanjutan, pemberian setiap hari.
67
a. Rifampisin 150 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
b. Isoniazid 75 mg awal.
c. pirazinamid 400 mg Kategori 1:
d. Etambutol 275 mg 1 tab/15 kgBB, maks selama 2 bulan
pertama.
Kategori 2:
1 tab/15 kgBB, maks selama 3 bulan
pertama.
1. Tab
4 Kombinasi: Paduan dalam bentuk Digunakan pada pengobatan TB tahap
Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) lanjutan.
untuk dewasa 2KDT (FDC) Kategori 1:
mengandung: 1 tab/ 15 kgBB, maks selama 4 bulan tahap
a. Rifampisin 150 mg lanjutan, pemberian 3x seminggu.
b. Isoniazid 150 mg Kategori 2:
1 tab/ 15 kgBB, maks selama 5 bulan tahap
lanjutan, diberikan bersamaan dengan
Etambutol, pemberian 3x seminggu.
1. Tab
5 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC)
untuk anak 3KDT (FDC)
mengandung:
a. Rifampisin 75 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
b. Isoniazid 50 mg awal. 1 tab/ 5-8 kgBB, maks 2 bulan
c. pirazinamid 150 mg pertama, pemberian setiap hari.
1. Tab
6 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC)
untuk anak 2KDT (FDC)
mengandung:
a. Rifampisin 75 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
b. Isoniazid 50 mg lanjutan. 1 tab/ 5-8 kgBB, maks 4 bulan
tahap lanjutan, pemberian setiap hari.
1. Tab
7 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
paket Kombipak untuk Dewasa.
Kombipak II terdiri dari:
a. rifampisin 450 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
(1 kapl) awal.
b. Isoniazid 300 mg Kategori 1: Maks 448 tab (56 blister)
68
(1 tab) selama 2 bulan pertama, pemberian setiap
c. pirazinamid 500 mg hari.
(3 tab)
d. Etambutol 250 mg
(3 tab)
Diberikan untuk pasien TB yang
tidak bisa menggunakan OAT bentuk
FDC/KDT.
8 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
Kombipak untuk dewasa. Kombipak
III terdiri dari:
a. Rifampisin 450 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
(1 kapl) lanjutan.
b. Isoniazid 300 mg Kategori 1: Maks 144 tab selama 4 bulan
(2 tab) (48 blister Kombipak III), pemberian 3x
seminggu.
Diberikan untuk pasien TB yang
tidak bisa menggunakan OAT bentuk
FDC/KDT.
9 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
paket Kombipak untuk anak.
Kombipak A terdiri dari:
a. Rifampisin 75 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
(2 kaps) awal. Maks 280 tab (28 sachet Kombipak
b. Isoniazid 100 mg A) selama 2 bulan pertama pemberian
(1 tab) setiap hari.
c. pirazinamid 200 mg
(2 tab)
Diberikan untuk pasien TB yang
tidak bisa menggunakan OAT bentuk
FDC/KDT
10 Kombinasi: Paduan dalam bentuk
paket Kombipak untuk anak.
Kombipak B terdiri dari:
a. Rifampisin 75 mg Digunakan pada pengobatan TB tahap
(2 kaps) lanjutan. Maks 336 tab selama 4 bulan
b. Isoniazid 100 mg lanjutan pemberian setiap hari.
(1 tab)
Diberikan untuk pasien TB yang
tidak bisa menggunakan OAT bentuk
FDC/KDT.
69
11 Pirazinamid
1. tab 500 mg 20–30 mg/kgBB
Diberikan atas persetujuan tim
PPRA/PFT.
5.4 ANTIFUNGI
5.4.1 Antifungi sistemik
1 griseofulvin (micronized)
1. tab 125 mg
2 Ketokonazol
1. tab 200 mg Maks 30 tab/kasus
5.5 ANTIPROTOZOA
5.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis
1 Metronidazol
1. tab 250 mg
5.5.2 Antimalaria
5.5.2.1 Untuk Pencegahan
1 Doksisiklin
1. kaps 100 mg 10 kaps/ kasus
5.6 ANTIVIRUS
5.6.1 Antiherpes
1 Asiklovir
1. tab 200 mg
2. Ttab 400 mg
6. ANTIMIGREN dan ANTIVERTIGO
6.1 ANTIMIGREN
6.1.1 Serangan Akut
1 Ergotamin
Hanya digunakan untuk serangan
migren akut.
1. Tab 1 mg 8 tab/ minggu
2 kombinasi :
a. Ergotamin 1 mg
b. Kafein 50 mg
1. Tab 8 tab/ minggu
7. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
7.1 HORMON dan ANTIHORMON
1 Deksametason
1. tab 0,5 mg
2. inj 5 mg/ ml
2 metil prednisolon
1. tab 4 mg
70
8. ANTIPARKINSON
1 Triheksifenidil
Dapat digunakan pada gangguan
ekstrapiramidal karena obat.
1. tab 2 mg 60 tab/ bulan
9. OBAT yang MEMENGARUHI DARAH
9.1 ANTIANEMI
1 asam folat
1. Tab 1 mg
2 ferro sulfat
1. Tab sal selaput 300 mg
3 kombinasi:
a. ferro sulfat 200 mg
b. asam folat 0,25 mg
1. tab sal
4 sianokobalamin (vitamin B12)
1. tab 50 mcg
9.2 OBAT yang MEMENGARUHI KOAGULASI
1 fitomenadion (vitamin K1)
1. inj 2 mg/ ml (i.m.)
a) Dosis untuk bayi baru lahir
1 mg.
b) Dosis untuk bayi prematur
0,5 mg.
2 inj 2 mg/ ml (i.m.)
10. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
10.1 ANTISEPTIK
1 povidon iodin
1. lar 100 mg/ ml
10.2 DISINFEKTAN
1 etanol 70%
1. cairan 70%
11. OBAT dan BAHAN untuk GIGI
11.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI
1 Eugenol
1. Cairan
2 Formokresol
1. Ciran
3 gutta percha dan paper points
1. 15 – 40 mm
2. formokresol
71
4 kalsium hidroksida
1. bubuk, pasta
5 klorfenol kamfer mentol (CHKM)
1. Cairan
6 Klorheksidin
1. lar 0,2%
7. Kombinasi
a. deksametason 0,1%
asetat
b. Thymol 5%
c. paraklorphenol 30%
d. Campor 64%
1. cairan
8 Kombinasi
a. Lidokain
b. medisinal creosote phenol
c. Eugenol
d. benzil alkohol
1. cairan
9 natrium hipoklorit
1. cairan konsentrat 5%
untuk diencerkan
10 pasta pengisi saluran akar
1. Pasta
11.2 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
1 Fluor
1. kapl 1 mg
2. sediaan topikal
11.3 BAHAN TUMPAT
1 bahan tumpatan sementara
1. lar, serb
2 glass inomer ART (Atraumatic
Restorative Treatment)
1. Serb
2. Lar
3. cocoa butter 5 g
3 komposit resin
1. Set
11.4 PREPARAT LAINNYA
1 anestetik lokal gigi kombinasi:
lidokain 2% + epinefrin 1 : 80.000
72
1. Inj 2 ml
2 Aquadest
1. cairan 500 ml
3 articulating paper
1. kertas warna penanda oklusi
4 etil klorida
1. spray 100 ml
5 Ferrakrilum
1. cairan 1%
6 kombinasi:
a. triamsinolon asetonid
b. dementilklortetrasiklin
1. Pasta
7 Lidokain
1. inj 2%
2. salep 5%
3. spray oral 10%
8 pasta devitalisasi (non arsen)
1. Pasta
9 surgical ginggival pack
1. Pasta
12 DIURETIK
1 Furosemid
1. Tab 40 mg 30 tab/ bulan
2 Hidroklortiazid
1. Tab 25 mg 30 tab/ bulan
13 ANTIDIABETES
13. 1 Antidiabetes Oral
1 Glibenklamid
1. Tab 5 mg Dosis maks 15 mg per hari. 90 tab/ bulan
2 glimepirid
1. Tab 2 mg 60 tab/ bulan
3 metformin
1. Tab 500 mg 90 tab/ bulan.
Dosis efektif: 1.500 – 2.500 mg/ hari
14 KORTIKOSTEROID
1 Deksametason
1. Tab 0,5 mg
2 Inj 5 mg/ ml
2 metilprednisolon
1. Tab 4 mg
73
3 Prednison
1. Tab 5 mg
15 OBAT KARDIOVASKULAR
15.1 ANTIANGINA
1 Amlodipin
Untuk angina dengan bradiaritmia
1. Tab 5 mg 30 tab/ bulan
2 isosorbid dinitrat
1. Tab 5 mg 90 tab/ bulan
2. Inj 1 mg/ ml (i.v.)
Untuk kasus rawat inap dan
UGD
15. 2 ANTIARITMIA
1 Digoksin
1. Tab 0,25 mg 30 tab/ bulan
2 Lidokain
1. Inj 100 mg/ml (i.v)
15.3 ANTIHIPERTENSI
15.3.1 Antihipertensi Sistemik
Catatan:
Pemberian obat antihipertensi harusdidasarkan
pada prinsip dosis titrasi, mulai dari dosis
terkecil hingga tercapai dosis dengan outcome
tekanan darah terbaik.
1 Amlodipin
1. Tab 5 mg 30 tab/ bulan
2. Tab 10 mg 30 tab/ bulan
2 Hidroklortiazid
1. Tab 25 mg 30 tab/ bulan
3 Kaptopril
1. Tab 12,5 mg
2. Tab 25 mg
15.4 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
1 Digoksin
1. Tab 0,25 mg 30 tab/ bulan
Hanya untuk gagal jantung
dengan atrial fibrilasi atau sinus
takikardia
2 Furosemid
1. Tab 40 mg 120 tab/ bulan
3 Kaptopril
74
1. Tab 12,5 mg 90 tab/ bulan
2. Tab 25 mg 90 tab/ bulan
15.5 ANTIHIPERLIPIDEMIA
Sebagai terapi tambahan terhadap terapi diet
pada pasien hiperlipidemia
1 Simvastatin
Sebagai terapi tambahan terhadap
terapi diet pada pasien hiperlipidemia
dengan:
a) Kadar LDL > 160 mg/dL untuk
pasien tanpa komplikasi diabetes
melitus/PJK
b) Pasien ASCVD (post PCI,
CABG, stroke iskemi dan/atau
PAD, pasca infark) yang
dibuktikan dengan EKG atau
MSCT atau riwayat angiografi.
Target LDL adalah ≤ 70 mg/dL,
yang harus diperiksa setiap 6
bulan.
c) kadar LDL > 130 mg/dL untuk
pasien diabetes melitus. Setelah
6 bulan dilakukan evaluasi
ketaatan pasien terhadap kontrol
diet dan pemeriksaan
laboratorium LDL dilampirkan
setiap 6 bulan.
1. Tab sal selaput 10 mg 30 tab/ bulan
2. Tab sal selaput 20 mg 30 tab/ bulan
16 OBAT TOPIKAL untuk KULIT
16. 1 ANTIBAKTERI
1 Antibakteri, kombinasi:
a. Basitrasin 500 IU/g
b. polimiksin B 10.000 IU/g
1. Salep
2 framisetin sulfat
1. tulle 1%
3 Kloramfenikol
1. salep 2%
4 perak sulfadiazin
Hanya untuk luka bakar
75
1. krim 1%
16. 2 ANTIFUNGI
1 Ketokonazol
1. krim 2%
2 scalp sol 2%
Pada pitiriasis yang luas
2 mikonazol
1. krim 2%
3 nistatin
1. Tab vaginal 100.000 IU
16.3 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
1 Betametason
1. krim 0,05%
2 hidrokortison
1 krim 2,5%
16.4 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
1 Permetrin
1. krim 5%
2 salep 2-4, kombinasi:
a. asam salisilat 2%
b. belerang endap 4%
1. Salep
16. 5 LAIN-LAIN
1 bedak salisil
1. serb 2%
17 LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI, dan LAIN-LAIN
17.1 ORAL
1 garam oralit kombinasi:
a. natrium klorida 0,52 g
b. kalium klorida 0,30 g
c. trinatrium sitrat 0,58 g
dihidrat
d. glukosa anhidrat 2,70 g
1. Serb
2 zinc
Untuk anak usia < 2 tahun
1. Drops 10 mg/ml 2 btl/ kasus
17.2 LAIN-LAIN
1 air untuk injeksi
1. Cairan inj
18 Obat untuk mata
76
18.1 ANTIMIKROBA
1 Kloramfenikol
1. salep mata 1%
18.2 ANTIINFLAMASI
1 Olopatadin
1. tts mata 0,1%
Tidak untuk profilaksis alergi
19 OKSITOSIK
1 metilergometrin
1. tab sal selaput 0,125 mg
2. inj 0,2 mg/ml
2 Oksitosin
1. inj 10 IU/ml
20 PSIKOFARMAKA
20.1 ANTIANSIETAS
1 Alprazolam
a) Hanya dapat diresepkan oleh
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
dan Internis Psikosomatik
b) Hanya untuk kasus:
- Panic attack
- Panis disorder
c) Peresepan oleh Dokter Spesialis
Penyakit Dalam maksimal 5
hari/bulan
1. tab 0,25 mg Maks 2 minggu/ kasus, 30 tab/ bulan.
2. tab 0,5 mg Maks 2 minggu/ kasus, 30 tab/ bulan.
3. tab 1 mg Maks 2 minggu/ kasus, 30 tab/ bulan.
2 Diazepam
1. tab 2 mg 30 tab/ kasus
2. tab 5 mg 30 tab/ kasus
3. inj 5 mg/ml (i.v)
20.2 ANTIDEPRESI
1 Amitriptilin
1. tab sal selaput 25 mg 60 tab/ kasus
20.3 ANTIPSIKOSIS
1 Haloperidol
1. tab 1,5 mg 90 tab/ bulan
2. tab 5 mg 90 tab/ bulan
2 Klorpromazin
1. tab sal selaput 100 mg 90 tab/ bulan
77
3 Klozapin
Hanya untuk pengobatan psikosis
yang sudah resisten terhadap
antipsikotik lain.
1. tab 25 mg
2. tab 100 mg
a) Hanya untuk skizofrenia
yang resisten/intoleran.
b) Lakukan cek leukosit secara
berkala (hati-hati
agranulositosis)
4 Risperidon
a) Monoterapi skizofrenia
b) Adjunctive treatment pada pasien
bipolar yang tidak memberikan
respons dengan pemberian litium
atau valproat
1. tab 2 mg 60 tab/ bulan
Hanya dapat diresepkan oleh
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
21 OBAT untuk SALURAN CERNA
21.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
1 antasida, kombinasi:
a. aluminium 200 mg
hidroksida
b. magnesium 200 mg
hidroksida
1. Tab kunyah
2. Susp
2 Lansoprazol
1. kaps 30 mg 30 kaps/ bulan
a) Untuk terapi jangka pendek
pada kasus tukak lambung,
tukak duodenum dan
refluks esofagitis
b) Diberikan 1 jam sebelum
makan
3 Omeprazol
1. kaps 20 mg 30 kaps/ bulan
a) Untuk terapi jangka pendek
pada kasus tukak lambung,
78
tukak duodenum dan
refluks esofagitis
b) Diberikan 1 jam sebelum
makan
4 Ranitidin
1. tab 150 mg 30 tab
21. 2 ANTIEMETIK
1 Domperidone
1. tab 10 mg
2. sir 5 mg/ 5 ml
2 Klorpromazin
1. tab sal 25 mg
21. 3 ANTIHEMOROID
1 antihemoroid, kombinasi:
a. bismut subgalat
b. heksaklorofen
c. Lidokain
d. seng oksida
1. Sup 5 sup/ kasus
21. 4 OBAT untuk diare
1 Attapulgit
1. Tab
2 garam oralit, kombinasi:
a. natrium klorida 0,52 g
b. kalium klorida 0,30 g
c. trinatrium sitrat 0,58 g
dihidrat
d. glukosa anhidrat 2,7 g
1. Serb
3 Kombinasi:
a. kaolin 550 mg
b. pektin 20 mg
1. Tab
4 Zinc
Harus diberikan bersama oralit
selama 10 hari.
1. tab dispersible 20 mg
2. sir 20 mg/ 5 ml
21. 5 KATARTIK
1 Bisakodil
1. Sup 5 mg 3 sup/ kasus
79
22 OBAT untuk SALURAN NAPAS
22. 1 ANTIASMA
1 Deksametason
1. Tab 0,5 mg Maks 10 tab/kasus
2. Inj 5 mg/ ml (i.v.)
2 epinefrin (adrenalin)
1. Inj 0,1%
3 metilprednisolon
1. tab 4 mg Maks 10 tab/kasus
4 Salbutamol
1. tab 2 mg
2. tab 4 mg
22. 2 ANTITUSIF
1 Kodein
1. tab 10 mg
22. 3 EKSPEKTORAN
1 n-asetil sistein
1. kaps 200 mg Maks 10 kaps/ kasus
23 OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
23. 1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
1 Hepatitis B immunoglobulin (human)
Untuk bayi baru lahir dengan ibu
HbsAg positif
1. inj 150 IU/ 1,5 ml
2. inj 220 IU/ ml 1 syringe/ kasus
2 Human tetanus immunoglobulin
Untuk:
a) Luka baru terkontaminasi pada
pasien dengan riwayat vaksinasi
tetanus yang tidak diketahui/
tidak lengkap
b) Manifestasi tetanus secara klinis
1. inj 250 IU (i.m.)
2. inj 500 IU (i.m)
3 Immunoglobulin intravena
Hanya digunakan bila plasmafaresis
tidak memberikan respons pada
terapi:
a) Guillain-Barre syndrome (GBS).
b) Krisis miastenia.
1. inj 50 mg/ml 40 amp/ kasus
80
4 Serum anti bisa ular:
a) Khusus untuk daerah tertentu
b) Disimpan pada suhu 2 -8 °C
A.B.U. I (khusus ular dari luar
Papua)
1. inj (i.m/i.v.)
A.B.U. II (khusus ular dari Papua)
1. inj (i.m/i.v.)
5 Serum antidifteri (A.D.S)
Disimpan pada suhu 2 - 8 °C
1. inj 10.000 IU/ ml (i.m.)
2. inj 20.000 IU/ ml (i.m.)
6 Serum antirabies
a) Digunakan untuk post exposure
di daerah rabies
b) Disimpan pada suhu 2 - 8 °C
1. inj 100 IU/ ml
2. inj 200 – 400 IU/ ml
7 Serum antitetanus (A.T.S)
Disimpan pada suhu 2 - 8 °C
Untuk pencegahan:
1. inj 1.500 IU/ ml (i.m.)
2. inj 5.000 IU/ ml (i.m.)
Untuk pengobatan:
1. inj 10.000 IU (i.m./i.v.)
2. inj 20.000 IU (i.m./i.v.)
8 Tetanus toxoid
1. Inj
23.2 VAKSIN
Catatan:
a) Disediakan oleh Program kemenkes
b) Disimpan pada suhu 2 - 8 °C
1 Vaksin BCG
a) Disimpan dekat evaporator
b) Vaksin yang telah dilarutkan
tetapi tidak segera digunakan
maka harus disimpan pada suhu
2-8°C tidak lebih dari 3 jam
penyimpanan.
1. serb inj 0,75 mg/ml + pelarut
(i.k.)
81
2 Catatan: masih dapat digunakan
sampai dengan Agustus 2018, hanya
untuk daerah diluar pulau Jawa
Vaksin campak
1. serb inj + pelarut (s.k.)
3 Vaksin hepatitis rekombinan
Diberikan pada bayi < 24 jam pasca
lahir dengan didahului suntikan
vitamin K1 2-3 jam sebelumnya
1. inj Prefilled Injection Device
(Uniject) 0,5 ml (i.m.)
4 Vaksin kombinasi DPT-HB-Hib
1. inj (i.m.)
5 Vaksin jerap difteri tetanus (DT)
Untuk anak < 7 tahun
1. inj 40 / 15 lf per ml (i.m.)
6 Vaksin jerap tetanus difteri (Td)
Untuk anak dan dewasa ( ≥ 7 tahun)
1. inj 15 / 4 lf per ml (i.m.)
7 Vaksin measles rubella (MR)
a) Disimpan dekat evaporator
b) Vaksin yang telah dilarutkan
disimpan pada suhu 2-8°C
selama dan harus digunakan
sebelum lewat 6 jam
c) Digunakan pada usia 9 bulan, 18
bulan, dan kelas 1 SD
1. inj 0,5 ml (s.k.)
8 Vaksin bivalen OPV (b-OPV)
1. drops 10 dosis
9 Vaksin polio IPV
1. inj 0,5 ml (i.m.)
10 Vaksin rabies, untuk manusia
Digunakan untukm post-exposure di
daerah rabies
1. serb inj + booster (s.k.)
2. serb inj 2,5 IU (s.k.)
24 OBAT untuk TELINGA, HIDUNG, dan TENGGOROK
1 hidrogen peroksida
a) Disimpan dalam botol kedap
udara, terlindung dari cahaya.
82
b) Untuk diencerkan sampai 3%
1. cairan 3%
2 kloramfenikol
Untuk infeksi telinga dengan
membran timpani yang utuh
1. tts telinga
25 VITAMIN dan MINERAL
1 asam askorbat (vitamin C)
1. tab 50 mg
2 ferro sulfat
1. tab sal 300 mg
3 kalsium laktat (kalk)
Untuk hipoparatiroidisme
1. tab 500 mg
4 Kombinasi:
a. fe sulfat/ Fe (setara
fumarat/ Fe dengan 60
glukonat mg Fe
elemental)
b. asam folat 0,4 mg
1. tab sal
5 piridoksin (vitamin B6)
1. tab 10 mg 30 tab/ bulan
6 retinol (vitamin A)
1. kaps lunak 100.000 IU
2. kaps lunak 200.000 IU
7 sianokobalamin (vitamin B12)
1. tab 50 mcg 30 tab/ bulan
8 tiamin (vitamin B1)
1. tab 50 mg 30 tab/ bulan
9 vitamin B kompleks
1. Tab
83
Lampiran 18. Log Book PKPA di Puskesmas Baiturrahman
84
85
86