Etika Bisnis
Etika Bisnis
MENGUNTUNGKAN
5. Unsur–unsur pendukung
• Laba dalam jual beli dalam Islam diperbolehkan.
• Dalam mengambil Laba atau keuntungan tidaklah
ditentukan batasan berapa laba maksimal yang
boleh diambil atau berapa laba minimal yang harus
didapat, dengan syarat pembeli tidak tertipu
dengan harga jual sehingga ia tidak merasa di tipu
dan harus saling ridho diantara keduanya.
• Menurut ulama dari kalangan Malikiyyah
keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan
yang tidak melebihi sepertiga harga modal
• Harga barang tersebut sesuai harga dipasaran dan
tidak memonopoli barang untuk mendapatkan
keuntungan sebesar – besarnya.
• Allah berfirman dalam surah Annisa ayat 29:
• Dalam Islam terdapat beberapa pendapat tentang bai najsy. Ibnu Qudamah
mengharamkan dengan alasan mengandung unsur penipuan (gharar).
Sedangkan Ahmad Ibn Hanbal menghukumi batal (bathil) dan merusak akad.
• Sebab dalam Islam akad bisa dianggap sah jika ada unsur kerelaan dari kedua
pihak, padahal di dalam bai najsy pembeli mau membayar lebih tinggi karena
ditipu. Oleh karena itu dianggap tidak terpenuhinya unsur kerelaan. Sebagian
ulama membolehkan bai najsy karena melihat bahwa rukunnya terpenuhi, yaitu
ada penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-kabul. Adapun unsur kerelaan
sudah terwakili oleh adanya ijab dan kabul.
KESIMPULAN
• Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
knsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam artian, bisnis
mengerjakan aktifitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam
eknmi kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk
untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya.
• Dari definisi yang telah diuraikan diatas, terdapat ciri-ciri suatu kegiatan
bisnis yaitu: Berbentuk organisasi, Menghasilkan barang dan atau jasa,
Melakukan transaksi dari barang dan jasa, Terjadi pemindahan hak milik dan
atau hak pakai, Memperleh laba atau menangggung kerugian, Menghadapi
risiko dan ketidakpastian
• Dalam islam pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi
mencakup pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan
sebagi ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.
• Dalam mengambil Laba atau keuntungan tidaklah dibatasi dengan syarat
pembeli tidak tertipu dengan harga jual sehingga ridho diantara keduanya
dan haarga barang tersebut sesuai harga dipasaran dan tidak memonopoli
barang untuk mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya.