Anda di halaman 1dari 13

BISNIS YANG

MENGUNTUNGKAN

Dosen Pembimbing : Mahasiswa :


Prof. Dr. H. M. Abdurrahman, MA. Abdullah
Dr. Hj. Sri Suwarsi, SE., M.Si. 20090319018
PENGERTIAN BISNIS
Menurut Scholl (1996)
• Aktivitas yang diorganisasi dan diatur untuk menyediakan
barang dan atau jasa kepada knsumen dengan tujuan
mencari laba.
Menurut Grifin, Ebert (1999)
• Suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa dan
dibuat untuk mendapatkan laba.
• Menurut Ar-Raghib Al-Asfahani Bisnis disebut At-Tijarah
bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari
keuntungan.
Aktivitas bisnis dilakukan sebagai suatu pekerjaan dari seseorang, atau aktivitas kelompok
orang dan atau dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam agama diperintahkan, bekerjalah hai
orang laki-laki dengan tanganmu sendiri atau jual beli yang mabrur (hadist), dengan
demikian jual beli sebagai kegiatan bisnis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan
dengan penuh kejujuran dan rasa tanggung jawab.
UNSUR-UNSUR BISNIS

1 • Diorganisir dan diatur.

2 • Menghasilkan barang dan atau jasa.

4 • Kepentingan berbisnis mencari laba.


TUJUAN BISNIS
Secara umum Syari’at Islam
• 1. Mencari laba jangka • 1. Target hasil: profit-materi
panjang dan benefit-nonmateri
• 2. Mempertahankan dan • 2. Pertumbuhan, artinya
mengembangkan kehidupan terus meningkat
organisasi • 3. Keberlangsungan, dalam
• 3. Memenuhi kebutuhan kurun waktu selama
barang dan jasa untuk mungkin
masyarakat. • 4. Keberkahan atau keridlaan
• 4. Memperkuat ketahanan Allah
negara (dari pajak,
penarikan tenaga kerja,
devisa dan sebagainya)
KONSEP ETIKA BISNIS ISLAM
• Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus
dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab
bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga
dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang
bersifat investasi akhirat.
• Artinya, jika orientasi bisnis dan upaya investasi akhirat
(diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas
kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya
harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang
berlandaskan keimanan kepada akhirat.
• Dalam islam pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi
urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita
di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan sebagi ibadah)
untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT AL-QUR’AN
1. Melarang bisnis yang dilakukandengan proses kebatilan (QS. 4:29).

2. Tidak boleh mengandung unsur riba(QS. 2:275).

3. Kegiatan bisnis juga memilikifungsi sosial baik melalui zakat


dan sedekah (QS.9:34).

4. Melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditasyang


didapat atau diproses dengan media takaran atau timbangan karena
merupakan bentuk kezaliman (QS. 11:85),

5. Menjunjung tinggi nilai-nilaikeseimbangan baik ekonomi maupun


sosial,keselamatan dan kebaikan serta tidak menyetujui kerusakan
dan ketidak-adilan.

6. Pelakubisnis dilarang berbuat zalim (curang) baik bagidirinya


sendiri maupun kepada pelaku bisnis yanglain (QS. 7:85, QS.2:205).
KEUNTUNGAN
• Keuntungan (laba) adalah perbedaan antara
penghasilan dan biaya yang dikeluarkan.
• Di dalam Islam, laba mempunyai pengertian khusus
sebagaimana yang telah di jelaskan oleh paraulama
salaf dan khalaf. Mereka telah menetapkan dasar -
dasar penghitungan laba serta pembagiannya
dikalangan mitra usaha.
• Mereka juga menjelaskan kapan laba itu digabungkan
kepada modal pokok untuk tujuan penghitungan zakat,
bahkan mereka juga menetapkan kriteria -kriteria yang
jelas untuk menentukan kadar dan nisbah zakat yaitu
tentang metode-metode akuntansi penghitungan
zakat.
KRITERIA–KRITERIA ISLAM DALAM PENENTUAN BATAS
LABA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Kelayakan dalam penetapan laba

2. Keseimbangan antara tingkat kesulitan dan laba

3. Masa perputaran modal

4. Cara menutupi harga penjualan

5. Unsur–unsur pendukung
• Laba dalam jual beli dalam Islam diperbolehkan.
• Dalam mengambil Laba atau keuntungan tidaklah
ditentukan batasan berapa laba maksimal yang
boleh diambil atau berapa laba minimal yang harus
didapat, dengan syarat pembeli tidak tertipu
dengan harga jual sehingga ia tidak merasa di tipu
dan harus saling ridho diantara keduanya.
• Menurut ulama dari kalangan Malikiyyah
keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan
yang tidak melebihi sepertiga harga modal
• Harga barang tersebut sesuai harga dipasaran dan
tidak memonopoli barang untuk mendapatkan
keuntungan sebesar – besarnya.
• Allah berfirman dalam surah Annisa ayat 29:

• ‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل َت ْق ُتلُوا‬


ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬ َ ‫اط ِل إِاَّل أَنْ َت ُك‬
َ ‫ون ِت َج‬ َ َ‫ين آ َم ُنوا اَل َتأْ ُكلُوا أ‬
ِ ‫مْوا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْال َب‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذ‬
َ ‫أَ ْنفُ َس ُك ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ َك‬
‫ان ِب ُك ْم َر ِحي ًما‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyang
kepadamu.
STUDI KASUS
• Terjadi transaksi jual beli di pasar perniagaan, seorang pembeli menawar barang
dagangan yang dijual pedagang tersebut. Penjual tersebut mengatakan
barangnya terbatas dan warna yang dipilih pembeli tersebut hanya tinggal satu
item. Tiba – tiba datang pembeli palsu yang menawar barang dagangan serupa
dengan harga lebih mahal dari pembeli pertama. Dengan tawaran harga yang
lebih tinggi maka si pembeli pertama terpancing untuk menawar barang
tersebut lebih tinggi lagi dan akhirnya pembeli membayar lebih mahal dari harga
normal.

• Dalam Islam terdapat beberapa pendapat tentang bai najsy. Ibnu Qudamah
mengharamkan dengan alasan mengandung unsur penipuan (gharar).
Sedangkan Ahmad Ibn Hanbal menghukumi batal (bathil) dan merusak akad.

• Sebab dalam Islam akad bisa dianggap sah jika ada unsur kerelaan dari kedua
pihak, padahal di dalam bai najsy pembeli mau membayar lebih tinggi karena
ditipu. Oleh karena itu dianggap tidak terpenuhinya unsur kerelaan. Sebagian
ulama membolehkan bai najsy karena melihat bahwa rukunnya terpenuhi, yaitu
ada penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-kabul. Adapun unsur kerelaan
sudah terwakili oleh adanya ijab dan kabul.
KESIMPULAN
• Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
knsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam artian, bisnis
mengerjakan aktifitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam
eknmi kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk
untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya.
• Dari definisi yang telah diuraikan diatas, terdapat ciri-ciri suatu kegiatan
bisnis yaitu: Berbentuk organisasi, Menghasilkan barang dan atau jasa,
Melakukan transaksi dari barang dan jasa, Terjadi pemindahan hak milik dan
atau hak pakai, Memperleh laba atau menangggung kerugian, Menghadapi
risiko dan ketidakpastian
• Dalam islam pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi
mencakup pula seluruh kegiatan kita di dunia yang “dibisniskan” (diniatkan
sebagi ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.
• Dalam mengambil Laba atau keuntungan tidaklah dibatasi dengan syarat
pembeli tidak tertipu dengan harga jual sehingga ridho diantara keduanya
dan haarga barang tersebut sesuai harga dipasaran dan tidak memonopoli
barang untuk mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya.

Anda mungkin juga menyukai