https://www.youtube.com/watch?v=
MK3AUs8UbUY
Kasus Pelanggaran Keamanan Di Indonesia
I. Informasi palsu tentang bom (Pasal 437 ayat (1) / ayat (2) UU No. 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan:
1. Tanggal 29 April 2015
Pesawat udara Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6870 rute
Cengkareng – Palembang dengan register PK-LBV oleh calon
penumpang atas nama inisial IRY.
2. Tanggal 1 Mei 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT-353 rute
Padang – Cengkareng dengan register PK-LGL oleh calon
penumpang atas nama inisial NA.
3. Tanggal 4 Mei 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT-0973 rute
Batam – Kualanamu dengan register PK-LGM oleh calon
penumpang atas nama inisial SMS.
4. Tanggal 7 Mei 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT-379 rute
Batam – Cengkareng dengan register PK-LFW oleh calon
penumpang atas nama inisial S.
5. Tanggal 13 Mei 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT-330 rute
Cengkareng – Palembang dengan register PK-LGT oleh calon
penumpang atas nama inisial BP.
6. Tanggal 7 September 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT-770 rute
Cengkareng – Manado dengan register PK-LKT oleh calon
penumpang atas nama inisial JHT.
7. Tanggal 30 September 2015
Security Check Point (SCP) II Domestik Bandar Udara Kualanamu –
Deli Serdang oleh calon penumpang (atas nama inisial FJZ) pesawat
udara Citilink Indonesia dengan nomor penerbangan QG 143 rute
Kualanamu – Halim Perdana Kusuma.
8. Tanggal 11 Oktober 2015
Security Check Point (SCP) Domestik Bandar Udara Sam Ratulangi
– Manado oleh calon penumpang (atas nama inisial RI) pesawat
udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT 775 rute Manado –
Cengkareng.
9. Tanggal 2 Desember 2015
Security Check Point (SCP) II Domestik Bandar Udara Juanda –
Surabaya oleh calon penumpang (atas nama inisial NP) pesawat
udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT 706 rute Surabaya –
Makassar.
10. Tanggal 24 Desember 2015
Pesawat udara Eva Air rute Cengkareng – Taipeh oleh calon
penumpang atas nama inisial K.
11. Tanggal 25 Desember 2015
Pesawat udara Lion Air dengan nomor penerbangan JT 544 rute
Cengkareng – Jogja oleh calon penumpang atas nama inisial H.
12. Tanggal 26 Desember 2015
Pesawat udara Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6541 rute
Kupang – Cengkareng oleh calon penumpang atas nama inisial HI,
FM, dan EHS.
Tujuan Program Keamanan Penerbangan
1. untuk melindungi keselamatan, keteraturan dan efisiensi
penerbangan di Indonesia melalui pemberian regulasi, standar dan
prosedur serta perlindungan yang diperlukan bagi penumpang, awak
pesawat udara, personel di darat dan masyarakat dari tindakan
melawan hukum;
2. untuk mempertahankan tingkat keamanan bandar udara dan
angkutan udara yang memberikan pelayanan penerbangan di
Indonesia;
3. untuk melindungi operasional penerbangan domestik dari tindakan
melawan hukum yang dilakukan berdasarkan penilain resiko
keamanan; dan
4. memenuhi standar dan rekomendasi praktis internasional yang
dimuat dalam A n n e x 17 dari Konvensi Chicago (1944) dan yang
terkait dengan keamanan penerbangan dalam IC A O A n n e x
lainnya.
SUMBER HUKUM
Aturan Internasional
1. Konvensi Tokyo 1963 tentang Convention on
Offence and Certain Acts Committed on Board
Aircraft;
2. Konvensi Den Haag 1970 tentang Convention for
the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft;
3. Konvensi Montreal 1971 tentang Convention on
Suppression of Unlawful Acts Against the Safety
of Civil Aviation.
AVIATION SECURITY (AVSEC)
ANNEX 17
Safeguarding International Civil Againts
Act of Unlawful Interference;
DOC. 8973
“ SECURITY MANUAL ”
“Keamanan Penerbangan“
1. Adalah suatu keadaan yang memberikan
perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hukum.
2. Melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya
manusia, fasilitas, dan prosedur.
Tindakan Melawan Hukum
(Pasal 344, UU No. 1 Tahun 2009)
Kejahatan Pelanggaran