Anda di halaman 1dari 32

Title

Text
Name
acne
DEFINISI

Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan


menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi
pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri
(Nazaya M , 2018 ).
prevalensi
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi
hampir pada semua orang diseluruh dunia. Di Amerika Serikat,
tingkat prevalensi acne vulgaris ialah 85% pada usia 12 - 14
tahun. Di Indonesia acne vulgaris ditemukan pada sekitar 80%
remaja. Insiden acne pada remaja bervariasi antara 30 - 60%
dengan insiden terbanyak pada usia 14 - 17 tahun pada
perempuan dan 16 - 19 tahun pada laki-laki. (Nazaya M , 2018 ).
etiologi
peningkatan penyumbatan keratin kolonisasi
produksi sebum: disaluran pilosebaseus: mikroorganisme
sebum disintesis terdapat perubahan dalam folikel
inflamasi: akibat adanya
oleh kelenjar keratinisasi sehingga sebaseus:
kolonisasi mikroorganisme
sebasea secara menyebabkan stratum mikroorganisme
sehingga terjadi inflamasi.
kontinu dan di korneum bagian dalam berperan dalam
sekresikan dari duktus pilosebaseus kemotaktik
dipermukaan kulit menjadi lebih tebal dan inflamasi serta pada
melalui pori-pori melekat dan akhirnya pembentukan
folikel rambut. menimbulkan sumbatan enzim lipolitik
di saluran folikuler. pengubah fraksi
lipid sebum.
faktor resiko

Title Title
Text Text

Title Title
Text Text
patofisiologi
1. peningkatan produksi sebum
Plegwig berpendapat bahwa ditemukan hubungan yang selaras antara
peningkatan produksi sebum, permulaan acne pada masa pubertas dan berat
ringannya acne. Hormon androgen yang secara nyata meningkat produksinya
pada permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan
kelenjar sebacus. Produksi sebum yang meingkat akan disertai peningkatan
unsur komedogenik dan inflamatorik penyebab lesi acne ( siregar, 2005).

2. Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus


Penyumatan dimulai di infrainfundibulum, yang doilapisi granulosumnya lebih
tebal dengan glikogen yang lebih banyak. Masa keratin yang terjadi berbeda
dengan keratin epidermis. Masa keratin folikel lebih padat dan lebih lekat
sehingga lebih suliot terlepas satu dengan yang lainnya mengakibatkan proses
penyumbatan lebih mudah terjadi. Aliran sebum akan terhalang oleh
hiperkeratinisasi folikel sebasea, maka akan terbentuk mikrokomedo yang
merupakan tahap awal dari lesi acne yang bisa berkembang menjadi lesi
inflamasi maupun non inflamasi ( Tranggono, 2009).
3. Abnormalitas mikroorganisme di saluran pilosebaseus.
Ditemukan tiga kelompok besar mikroorganisme pada kulit penderita acne, yaitu
propionilbacterium acnes, staphylococcus epidemidis dan golongan fungus
pityorosporum ovale. Diantara mikroflora tersebut yang paling penting adalah
propionilbacterium acnes yang mengeluarkan bahan biologik tertentu ( Rook
dkk, 2007 ).
4. Proses inflamasi
Disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
Immunologik dan non immunologik.
Immunologik acne adalah karna serbuan leukosit PMN dan
limfosit ke kelenjar sebasea karena diundang oleh sinyal
kemotaktik propionilbacterium acnes dan mengeluarkan enzim
hidrolitik yang merusak dinding folikel dan ruptur sehingga isi
folikel ( lipid dan keratin) masuk ke dalam dermis sehingga
terjadinya inflamasi.
diagnosis

Diagnosis acne vulgaris ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan
penderita dapat berupa gatal atau sakit,tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih
besifat kosmetik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun
komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis acne vulgaris
(wolff dan johnson, 2009). Selain itu dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista
pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum
pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita acne vulgaris, kecuali
jika dicurigai adanya hyrandrogenism (zaenglein dkk, 2008 )

Title
Text
PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologi
· Pentingnya pembersihan dalam pengobatan jerawat
umumnya intuitif. Mencuci muka dua kali sehari dengan
cara yang lembut diikuti dengan pemberian terapi
pengobatan jerawat
· Diet

B. Farmakologi
· Sulfur / Sodium Sulfacetamide / resorcinol.
· Asam salisilat
· Benzoil peroksida
· Antibiotik topical
· Retinoid
C. Terapi sistematik
ü Antibiotik
o Tetrasiklin
o Macrolides
o Trimethoprim-sulfamethoxazole
o Cephalexin
o Clindamycin dan Dapsone
ü Hormonl Therapy
o Oral Contraceptives
o Glucocorticoids
o Gonadotropin
o Releasing Hormone Agonists.
o Antiandrogens Isotretinoin
ü Tindakan
o Acne surgery
o Intralesional glukokortikoid
o Phototherapy dan laser
INTERAKSI OBAT
1. Isotretinoin
l Dapat meningkatkan tekanan di dalam otak, jika dikonsumsi dengan
tetracycline.
l Meningkatkan efek yang merugikan, jika digunakan dengan suplemen
vitamin A atau zat-zat turunan vitamin A lainnya.
l Meningkatkan risiko iritasi lokal, jika digunakan dengan keratolitik
topikal, seperti asam salisilat.
l Menurunkan efektivitas progesteron
l Benzoyl peroxide dapat menurunkan efektivitas isotretinoin gel.
2. Tretinoin
Penggunaan bersama tretinoin dapat mengurangi
efek obat dan meningkatkan risiko iritasi kulit.
3.Azelaic acid
Hindari konsumsi makanan pedas, minuman
beralkohol atau minuman pedas yang dapat
menyebabkan kulit menjadi merah terutama saat
dalam terapi penyakit rosacea.
4. Erymed
Mengingat obat ini adalah obat yang digunakan di
bagian luar tubuh (kulit), hampir tidak mungkin obat ini
dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang di
konsumsi dengan cara diminum.
Title

Title
Text
STUDI KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Ariyanto
Jenis kelamin :laki-laki
Umur :20 tahun
Pekerjaan :kondektur truck
Tanggal periksa:22 april 2013
Alamat :wono agung

B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis kepada kakak kandung pasien
pada tanggal 22 april 2013 di poli kulit
STUDI KASUS

2. keluhan utama :
Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul
jerawat,kemudian karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu
yang lalu pasien berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan
mengobati sendiri dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk
halus) dan diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri
bukannya sembuh malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada
muka terasa nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa
jerawatnya semakin parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke
dokter spesialis kulit di RSUD sunan kalijaga Demak.
STUDI KASUS
4.riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit seperti ini : tidak disangkal
riwayat alergi :disangkal

5.riwayat penyakit keluarga


kakak pasien pernah mengalami penyakit serupa waktu masih muda

6.riwayat social ekonomi


Pasien bekerja sebagai kondektur truck,pengobatan menggunakan jamkesmas,kesan
ekonomi kurang.

C.Pemeriksaan fisik
Status dermatologis :
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK :mukula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
STUDI KASUS
D. Diagnosis banding
1. Acne vulgaris
2. Erupsi akneiformis
3. Dermatitis kontak alergi

E. Diagnosis
Akne vulgaris papulopustulosa

F. Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik :

Doksisiklin 2x100mg selama 2 minggu,obat habis control


Methylprednisolone 3x4mg selama 2 minggu,obat habis control
Pengobatan topical:
Asam fusidat cream sue 2x1 (pagi – sore)
Clindamycin + benzoil peroksida gel sue 2x1 (pagi –sore)
Tabir surya sue 1x1 (pagi saja)
STUDI KASUS
G. Prognosa
a. Quo ad vitam :bonam
b. Quo ad sanam :dubia ad bonam
c. Quo ad cosmeticam :dubia ad bonam

H. Edukasi
a. Menghindari peningkatan jumlah sebum dengan
cara
i. Diet rendah lemak dan karbohidrat
ii. Membersihkan muka dari kotoran dan jasat renik

b. Menghindari factor pemicu


c. Memberikan informasi mengenai penyebab
penyakit,pencegahan dan cara maupun lama
pengobatan serta prognosisnya
STUDI KASUS
A. Resume
Telah diperiksa pasien dengan diagnosis acne vulgaris papulopustulosa dari :
Anamnesis :
Keluhan utama : Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian
karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri
dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan
diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh
malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa
nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin
parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di
RSUD sunan kalijaga Demak.
Pemeriksaaan fisik :
Status dermatologis:
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK : macula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
TERMINOLOGI

Title Title
Text Text

Title Title
Text Text
tipe-tipe jerawat

Text
THANKS
Icons
Icons
Icons
Icons
Icons
Icons
Icons
Icons
Name
Tex

Anda mungkin juga menyukai