Anda di halaman 1dari 15

Teori manajemen nutr

isi pada pasien DM

Bay : Vika wulandari


1. Pengertian

Diet diabetes mellitus


merupakan pengaturan p
ola makan bagi
penderita diabetes mel
litus berdasarkan juml
ah, jenis, dan jadwal
pemberian makanan (Sul
istyowati, 2009).
2. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada pasien DM Yaitu:
untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam keadaa
n normal dan mencegah atau mengurangi terjadinya
komplikasi pada penderita DM.
3. Klasifikasi
a. Diabetes tipe 1
Terjadi akibat dari rusaknya sel beta pankreas yang m
enyebabkan kekurangan pasokan
insulin absolut.
b. Diabetes tipe 2
Terjadi karena adanya defek sekresi insulin yang terja
di secara progresif dan
berkelanjutan menyebabkan resistensi insulin
C. Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes pada kehamilan ditemukan pada masa
kehamilan trisemester kedua dan ketiga yang penyeb
abnya tidak diketahui secara jelas.

d. Diabetes khusus disebabkan kondisi lain


Pada umumnya disebabkan karena adanya sindrom
monogenik diabetes (neonatal diabetes), penyakit ek
sokrin pankreas (misalnya cystic fibrosis), dan akibat
penggunaan narkoba atau bahan-bahan kimia yang
menginduksi diabetes seperti obat-obat HIV/AIDS da
n terapi setelah melakukan transplatasi organ.
4. Prosedur Pemberian diet makanan
a) Energi disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor kor
eksi umur,
jenis kelamin, aktivitas dan berat badan
b) Karbohidrat 45-65% dari energi total
c) Protein 10-20% dari energi total
d) Lemak 20-25% dari energi total, penggunaan lemak j
enuh <7%; lemak tidak jenuh ganda <10%; selebihnya l
emak tidak jenuh tunggal; dan kolesterol <300 mg/hari
e) Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang
banyak mengandung kolesterol, lemak trans, lemak jen
uh serta makanan yang banyak mengandung natrium.
f) Makanan yang dianjurkan adalah sumber kakarboh
idrat kompleks, makanan tinggi serat dan makanan y
ang diolah dengan sedikit minyak.
g) Gula untuk bumbu diperbolehkan dengan ketentu
an <5% dari kebutuhan energi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untu
k menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dil
akukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu ma
salah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat
dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawat
an, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai
.
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat di lih
at dari hasilnya, tujuannya untuk mengetahui sejauh
mana tujuan perawatan dapat di capai dan memberik
an umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang d
i berikan (Tarwotoh & Wartonah, 2010)
TERAPI NON FARMAKOLOGIS TENTANG
RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KADAR GU
LA DARAH PADA PASIEN DM TIPE ll

1. Pengertian
Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistir
ahatkan fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rile
k (Suryani. 2000)
2. Tujuan
Relaksasi progresif bertujuan untuk mengenali apa ya
ng terjadi pada tubuh, sehingga dapat mengurangi ke
tegangan dan dapat melanjutkan kegiatan
3. Manfaat
- dapat mengatasi stress
- kecemasan
- hipertensi
- insomnia
- membangun emosi positif dan emosi negatif
- dan juga dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita DM
4. Cara melakikan relaksasi otot progresif
- menggenggam tangan sambil membuat suatu kepal
an dan lepaskan
- meluruskan tangan kemudian tumpukan pergelanga
n tangan, kemudian tarik telapak tangan hingga men
ghadap kedepan
- diawali dengan menggenggam ke 2 tangan kemudia
n membawa ke 2 kepalan ke pundak sehingga otot-ot
ot beiceps akan menjadi tegang
- mengangkat kedua bahu setinggi tingginya seakan a
kan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telin
ga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketega
ngan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher
- otot - otot wajah, dahi, mata, rahang dan mulut. G
erakan untuk dahi dengan cara menggerutkan dahi d
an alis sampai otot - ototnya terasa dan kulitnya kerip
ut.
- gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dial
ami oleh otot otot rahang dengan cara mengatup rah
ang, diikuti dengan mwnggigit gigi sehingga ketegang
an disekitar otot otot rahang
- gerakan untuk mengendurkan otot otot sekitar mul
ut , bibir dimonyongkan sekuat-kuatnya sehingga aka
n dirasakan ketegangan disekitar mulut
- Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian d
epan maupun belakang. Letakan ke 2 tangam dibelak
ang kepal, kemudian dorong kepala ke belakang sam
bil tangan menahan dorongan kepala
- gerakan untuk melatih otot leher, dengan cara me
mbawa kepala ke muka, kemudian klien diminta unt
uk membenamkan dagu kedepannya, sehingga dapa
t merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka
- gerakan untuk melatih otot-otot punggung, kedua t
angan diletakan dibelakang sambil Menyentuh lantai
dan menahan Badan. Kemudian busungkan dada
- gerakan untuk melemaskan Otot dada. Klien dimint
a untuk menarik nafas panjang, tahan sampai beber
apa saat, sambil merasakan ketegangan dibagian da
da, kemudian diturunkan ke perut pada saat ketegan
gan dilepaskan, klien kembali bernafas normal.
- gerakan melatih otot perut. Menarik kuat - kuat per
ut kedalam kemudian menahannya sampai perut me
njadi kencang dan keras. Setelah 10 detik lepaskan b
ebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awa
l
- gerakan untuk otot kaki. Luruskan kedua belah tela
pak kaki sehingga otot paha terasa tegang, dilanjutka
n dengan mengunci lutut sehingga ketegangan pinda
h ke otot-otot betis.
- sebagaimana prosedur Rileksasasi otot, pasien haru
s menahan posisitegang selama10 detik, baru setela
h itu melepaskannya. Setiap gerakan masing-masing
dilakukan sebanyak 2 kali
Daftar pustaka
Dewi. E. N. S. et al (2017). Pengaruh latihan relaksasi
otot progresif terhadap kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus tipe II di wilayah kerja UPTD puskes
mas kecamatan selatan. Staf pengajar program studi
keperawatan.
Email : elviananindya27@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai