Anda di halaman 1dari 9

MEDIKAMEN

• Medikamen intrakanal merupakan bagian integral dalam


perawatan saluran akar dan dianggap penting bagi
keberhasilan perawatan
• Medikamen ditujukan untuk
– Memperoleh aktivitas antimikroba di pulpa dan periapeks
– Menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar dan menjadikannya
inert
– Mengontrol dan mencegah nyeri pasca perawatan
• Secara acak disinfektan dapat dikelompokkan sebagai
minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan
antibiotika
Kekuatan Iritasi Medikamen
• Kekuatan iritasi medikamen saluran akar diteliti oleh Black, yang
menemukan bahwa beberapa minyak esensial dan formokresol
sangat mengiritasi, terutama formokresol.
• Pada suatu blind study, Grossman menemukan bahwa klorofenol
berkamper dan Cresatin mempunyai efek iritasi sedang, bila
diaplikasikan 48 jam pada kulit lengan yang telah dicukur
• Schilder dan Amsterdam menemukan bahwa hidrogen peroksida
dan sodium hipoklorit lebih sedikit mengiritasi daripada
kebanyakan medikamen intrasaluran, formokresol menghasilkan
iritasi dengan derajat tinggi, dan Cresatin menyebabkan sedikit
atau sama sekali tidak menyebabkan inflamasi
Frekuensi Medikasi
• Dresing disinfektan sebaiknya diganti tiap
minggu dan tidak lebih dari dua minggu
karena dresing menjadi cair oleh eksudat
periapikal dan membusuk karena interaksi
dengan mikroorganisme
Garis Besar Perawatan
Kunjungan Pertama
1. Pasang isolater karet, dan disinfeksi bidang operasi.
Persiapkan kavitas jalan masuk
2. Kamar pulpa dibuka dengan bur steril sehingga diperoleh
jalan masuk bebas ke semua saluran melalui garis-garis
lurus
3. Tanpa tekanan, keluarkan isi kamar pulpa dengan
ekskavator steril. Tentukan orifis saluran akar dengan ujung
eksplorer yang berbilah panjang atau instrumen D-11.
Letakkan larutan sodium hipoklorit pada orifis saluran akar
4. Secara hati-hati eksplorasi sebagian saluran dengan broach
halus, rimer, atau kikir untuk menentukan beba rintangan
5. Dengan stop instrumen atau penanda yang terikat pada instrumen
dengan gaya “B” pada panjang gigi sementara minus/kurang 1 mm,
masukkan instrumen ke dalam saluran, dan buat radiograf. Hati-hati
agar tidak melukai jaringan periapikal. Keluarkan instrumen. Periksa
radiograf. Pasang kembali stop instrumen bila perlu
6. Berangsur-angsur besarkan saluran dengan kikir dan rimer sampai
saluran selesai dipreparasi untuk akhirnya diisi dengan gutta-perca
7. Hilangkan serpihan dentin dan debris organik di dalam saluran dengan
mengirigasi secara bergantian menggunakan larutan sodium hipoklorit
dan hidrogen perioksida, dan sodium hipoklorit sebagai larutan irigasi
terakhir. Keringkan saluran. Pada tahap ini, jalan masuk ke foramen
apikal di seluruh panjang saluran harus diperoleh
8. Tutup medikamen di dalam saluran. Lepaskan isolator karet
Kunjungan Kedua
1. Pasang isolator karet, dan bidang operasi didisinfeksi
2. Keluarkan dan buang dresing, dan bila kondisi memuaskan, ambil biakan seperti
berikut:
3. Teknik biakan:
a. Seka permukan gigi dengan alkohol. Biarkan menguap atau keringkan dengan kapas steril
b. Dengan tang kapas yang baru saja distrerilkan, masukkan poin absorben steril ke dalam
saluran dan dengan gerakan menghapus hilangkan bekas medikamen. Ulangi tindakkan ini
c. Masukkan poin absorben yang kering dan steril ke dalam saluran. Biarkan poin di situ
selama sedikitnya 1 menit. Pada waktu pengambilan poin absorben, bila ujungnya basah
oleh eksudat, ambil tutup dari tabung tes, panaskan bibir tabung dengan nyala api, dan
jatuhkan poin absorben ke dalam tabung berisi medium biakan steril. Tabung ditutup
kembali
d. Pasang label pada tabung biakan, dan letakkan tabung di dalam inkubator
4. Tutup medikamen
5. Minta pasien kembali pada waktu yang telah dijanjikan
Kunjungan Ketiga
1. Bila biakan negatif dan tidak terdapat
kontraindikasi klinis, saluran akar dapat
diobturasi. Kalau tidak ulangi prosedur
2. Kecuali apabila dalam keadaan menantikan
reseksi akar, saluran akar sebaiknya tidak
diobturasi selagi masih ada infeksi, seperti
yang ditunjukkan biakan, atau bila gigi
asimtomatik

Anda mungkin juga menyukai