Anda di halaman 1dari 12

Pencemaran

Tanah Sumber
Pertanian
K E LO M P O K 1
Leli Perdalita (K011171023)
Nama Anggota Annisa Aizani Umar (K011171030)
Retno Pakku’ (K011171327)
Kelompok Chindy Sharon J. Riba (K011171526)
Andi Nurzakiyah Azhari (K011171547)
Pencemaran tanah adalah tercemarnya
permukaan atau bawah tanah oleh polutan
dan kontaminan yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia dan
ekosistem secara keseluruhan. Pencemaran
tanah dapat bersumber dari alam dan aktivitas Pencemaran tanah yang bersumber
manusia. Pencemaran akibat aktivitas alam dari bidang pertanian merupakan
seperti bencana tsunami, gunung meletus, dan pencemaran yang terjadi karena
hujan asam sedangkan pencemaran aktivitas keberadaan kontaminan merugikan
manusia bersumber limbah yang dihasilkan pada tanah yang berasal sisa-sisa
oleh kegiatan manusia seperti limbah pupuk sintetik untuk menyuburkan
domestik, limbah industri, dan limbah dari tanah/tanaman, misalnya pupuk urea,
bidang pertanian pestisida pemberantas hama
tanaman misalnya DDT (Dichloro
Diphenyl Trichlorethane)
Apa itu pestisida?

Bahan pencemar yang


bersumber dari
pertanian yaitu
pestisida Pestisida adalah bahan atau zat
kimia yang digunakan untuk
membunuh hama, baik yang
berupa tumbuhan, serangga,
maupun hewan lain di
lingkungan pertanian.
Berdasarkan jenis hama yang
Bahan akan diberantas, pestisida
digolongkan menjadi
Pencemar insektisida,herbisida, nematisida,
fungisida, dan rodentisida
Jenis pestisida yang paling banyak digunakan
yaitu herbisida karena selalu meningkat setiap
tahun seiring dengan usaha peningkatan produksi
pangan. Saat ini penggunaan herbisisda di dunia
mencapai 49,6% dari volume total pestisida.
Dinamika residu pestisida sangat beragam, ada
yang mudah larut dalam tanah, dan ada juga yang
dapat difiksasi oleh koloid tanah seperti herbisida
Paraquat.
Tingginya konsentrasi paraquat dalam larutan
tanah, apabila datang hujan, paraquat akan
terbawa oleh aliran perlokasi ke dalam tubuh
tanah dan masuk ke dalam sistem drainase
sehingga dapat mencemari lingkungan. Adsorpsi
herbisida oleh partikel tanah akan menyebabkan Mekanisme
herbisida tersebut tidak efektif dalam
mengendalikan gulma dan bila akumulasinya di Pestisida dalam
dalam tanah tinggi, maka hal ini merupakan suatu
residu yang dapat mencemari lingkungan. Pencemaran
Dampak Pestisida
pada pertanian
Terjadi perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Kemungkinan terjadi serangan hama sekunder.
Tanah di sekitar tanaman akan terkena pencemaran
pestisida sehingga kesuburan tanah menjadi rusak
karenanya.
Dampak Pestisida
pada Ekosistem
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul
dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan in dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya rusaknya rantai makanan, konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Remediasi
Penanganan Remediasi adalah kegiatan
untuk membersihkan
Pencemaran permukaan tanah yang
tercemar .Ada dua jenis
Tanah remedisiasi tanah, yaitu in-
situ / on site dan ex-situ /
off-site)
Bioremidiasi
Penanganan Bioremidiasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah

Pencemaran
dengan menggunakan
mikroorganisme ( jamur, bakteri).
Bioremidiasi bertujuan untuk
Tanah mencegah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun dan tidak beracun
Deskripsi Kasus
Lahan pertanian di sebagian besar sentra
KASUS produksi bawang merah sudah rusak. “Ada sekitar
50 persen sawah yang rusak akibat terpengaruh
pestisida,” kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Brebes, Edy Kusmartono, Rabu, 10 Agustus
2016.
KLH Brebes meneliti tujuh kecamatan sentra
bawang merah dalam dua tahun terakhir, yakni
Kecamatan Wanasari, Jatibarang, Tanjung,
Larangan, Brebes, Bulakamba, dan Songgom.
Hasilnya, rata-rata kualitas tanah di tujuh
kecamatan itu rusak ringan hingga sedang, belum
sampai rusak berat. 
KASUS Solusi

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah


mengurangi penggunaan pestisida pada
tanaman bawang. Selain itu, petani bisa
menggunakan disertifikasi tanaman, yaitu
mengatur pola tanam agar tidak melulu
bawang merah.
THANK YOU ♥

Anda mungkin juga menyukai