Anda di halaman 1dari 7

Pes atau sampar (plague) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Yersinia pestis. Seseorang dapat terkena penyakit ini jika digigit
pinjal (sejenis serangga) yang terpapar bakteri Y. pestis, setelah
serangga tersebut menggigit hewan yang terinfeksi. Pinjal yang
menularkan penyakit pes hidup dengan mengisap darah hewan
pengerat.
Bakteri Yersinia pestis biasanya terdapat dalam hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau
bajing. Bakteri tersebut dapat memasuki tubuh manusia saat seseorang mengalami kontak
dengan hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Kontak tersebut dapat berupa kontak
langsung dari darah hewan yang terinfeksi masuk melalui kulit manusia yang mengalami
luka, atau kontak tidak langsung melalui gigitan pinjal yang hidup dari hewan pengerat
tersebut. Penyebaran antarmanusia dapat terjadi pada pes paru-paru melalui cipratan
ludah saat penderita pes batuk, yang terhirup oleh orang lain. Hewan peliharaan juga dapat
terinfeksi melalui gigitan pinjal atau makan hewan pengerat yang terinfeksi.

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit pes, yaitu:

Tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi hewan pengerat yang banyak.
Kontak dengan hewan yang mati atau terinfeksi pes.
Melakukan kegiatan di alam terbuka.
Berprofesi sebagai dokter atau perawat hewan.
Bepergian ke area di mana terdapat infeksi pes.
Gejala awal pes ditunjukkan dengan gejala mirip flu, seperti demam, yang biasanya terjadi dua
hingga enam hari setelah infeksi terjadi. Namun gejala penyakit pes juga dapat bervariasi
berdasarkan organ yang terinfeksi bakteri ini. Berikut ini adalah gejala pes berdasarkan jenisnya:

Pes pada sistem limfatik (bubonic plague). Gejala infeksi jenis ini ditandai dengan
limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening (KGB) pada lipat paha, ketiak, atau leher
yang berukuran sebesar telur ayam. Benjolan atau pembesaran KGB ini terasa lunak dan hangat.
Gejala utama tersebut seringkali disertai gejala lain berupa demam, menggigil, pusing, lemas,
nyeri otot, serta kejang.
Pes pada aliran darah (septicemic plague). Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kematian
bahkan sebelum gejala muncul. Gejala infeksi pes jenis ini di antaranya adalah nyeri perut, diare,
mual dan muntah, demam, lemas, perdarahan, syok, serta gangrene.
Pes pada paru-paru (pneumonic plague). Disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar
hingga paru-paru. Jenis ini paling jarang terjadi namun paling mematikan. Gejala dapat muncul
beberapa jam setelah infeksi, yang ditandai dengan batuk darah, sesak napas, mual dan muntah,
demam tinggi, pusing, serta tubuh terasa lemas. Gejala pes jenis ini dapat berkembang sangat
cepat dan menyebabkan penderita mengalami gagal napas dan syok dalam waktu dua hari
setelah terpapar infeksi.
Diagnosis Pes

Untuk mendapatkan diagnosis penyakit pes atau sampar (plague), dokter akan mengajukan
pertanyaan serta melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan gejala yang dirasakan.
Dokter dapat bertanya tentang kapan gejala muncul, riwayat bepergian ke daerah yang masih
tinggi tingkat kejadian penyakit pes-nya, serta jenis obat-obatan atau vitamin yang sudah
dikonsumsi. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik, terutama untuk memeriksa adanya
pembesaran kelenjar getah bening dan untuk memeriksa kondisi paru-paru.

Selain itu, tes darah juga perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan bakteri yang
menyebabkan pes pada aliran darah. Sampel cairan dari kelenjar getah bening yang bengkak
akan diambil guna memastikan keberadaan pes pada sistem limfatik. Sedangkan untuk pes
pada paru-paru, pemeriksaan akan dilakukan pada sampel cairan dari lendir saluran napas yang
diambil melalui tindakan bronkoskopi.

Hasil seluruh pemeriksaan penunjang memerlukan waktu satu hingga dua hari. Namun, sering
kali dokter sudah memulai pengobatan begitu pasien diduga menderita pes, sebelum diagnosis
dipastikan. Penyakit pes dapat berkembang sangat cepat, maka pengobatan yang diberikan
secara dini dapat membuat perbedaan yang sangat besar dalam peluang kesembuhan pasien
Tatalaksana
Pes merupakan penyakit yang membahayakan nyawa, oleh karena itu harus
dilakukan pengobatan sedini mungkin. Pasien akan dirawat di rumah sakit dan
diberi obat antibiotik. Penyakit pes dapat ditangani dengan pemberian obat
antibiotik, seperti gentamicin atau ciprofloxacin. Selain itu, pasien juga akan diberi
cairan melalui infus serta tambahan oksigen. Pasien yang mengidap pneumonic
plague perlu diisolasi untuk mencegah penyebaran. Tenaga medis, perawat, dan
siapa saja yang berhubungan dengan penderita pneumonic plague, perlu
dimonitor kesehatannya serta diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan.

Pengobatan dilakukan dan dilanjutkan selama beberapa minggu hingga gejala


mereda. Tanpa pengobatan yang tepat, kematian dapat terjadi 24 jam setelah
gejala muncul.
Komplikasi Pes
Pes dapat menyebabkan timbulnya komplikasi, seperti kematian jaringan akibat
terganggunya aliran darah ke jari-jari tangan dan kaki (gangrene) dan peradangan
selaput otak (meningitis). Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan Pes
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pes, antara
lain:
Memastikan rumah bersih dari hewan pengerat dengan membersihkan area yang
berpotensi menjadi sarang, dan membersihkan sisa makanan yang dapat dikonsumsi
hewan pengerat.
Gunakan sarung tangan saat sedang berhadapan dengan hewan yang
kemungkinan telah terinfeksi, agar kulit terhindar dari kontak bakteri.
Gunakan pembasmi serangga untuk membasmi pinjal.

Anda mungkin juga menyukai