Anda di halaman 1dari 15

Oleh Kelompok 5

Melki Suprianto
Nurhidayat
Sugi Hartoyo
Rahmatia

KANKER
KOLOREKTAL
Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh
pada usus besar (kolon), atau pada bagian paling
bawah dari usus besar yang terhubung ke anus
(rektum). Kanker ini bisa dinamai kanker kolon atau
kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya
kanker.
Tanda dan Gejala

Diare atau konstipasi.


Buang air besar yang terasa tidak tuntas.
Darah pada tinja.
Mual.
Muntah.
Perut terasa nyeri, kram, atau kembung.
Tubuh mudah lelah.
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
Etiologi

Tumbuhnya sel-sel secara abnormal


merupakan penyebab di balik semua kanker,
termasuk kanker kolorektal. Namun, hingga
saat ini belum diketahui secara pasti apa yang
menyebabkan sel-sel tersebut berkembang
secara tidak terkendali.
1. Usia. Risiko kanker kolorektal akan meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih
dari 90% kasus kanker kolorektal dialami oleh seseorang berusia 50 tahun atau
lebih.
2. Riwayat penyakit. Seseorang dengan riwayat penyakit kanker atau polip kolorektal
lebih berisiko terserang kanker kolorektal. Begitu juga seseorang dari keluarga yang
pernah mengalami penyakit kanker atau polip kolorektal.
3. Penyakit genetik. Seseorang dengan penyakit yang diturunkan dari keluarga, seperti
sindrom Lynch, berisiko tinggi mengalami kanker kolorektal.
4. Radang usus. Kanker kolorektal berisiko tinggi menyerang penderita kolitis
ulseratif atau penyakit Crohn
5. Gaya hidup. Kurang olahraga, kurang asupan serat dan buah-buahan, konsumsi
minuman beralkohol, obesitas atau berat badan berlebih, dan merokok
meningkatkan risiko kanker kolorektal.
6. Radioterapi. Paparan radiasi pada area perut meningkatkan risiko kanker
kolorektal.
7. Diabetes.

Faktor resiko
Pemeriksaan tinja, meliputi:
Fecal occult blood test (FOBT) atau tes darah samar. Tes
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada darah yang
tak terlihat pada feses melalui mikroskop. FOBT
disarankan untuk dilakukan sekali dalam setahun. Tes ini
terdiri dari 2 jenis, yaitu:
DIAGNOSIS
Guaiac FOBT. Sampel feses ditempatkan pada kartu
khusus, kemudian diberi bahan kimia. Kartu
tersebut akan berubah warna bila feses positif
mengandung darah.
Fetal immunochemical test (FIT). Sampel feses
dicampur dengan cairan khusus, kemudian
dimasukkan ke mesin yang mengandung antibodi
untuk memeriksa darah pada feses.
Sigmoidoskopi. Prosedur ini
memasukkan selang tipis yang
dilengkapi lampu dan kamera
(sigmoidoskop) dari anus ke bagian
bawah kolon, untuk melihat apakah DIAGNOSIS
terdapat polip atau kanker. Alat ini juga
dilengkapi instrumen untuk membuang
polip atau mengambil sampel jaringan
guna diperiksa di mikroskop (biopsi). Tes
ini dilakukan tiap 5-10 tahun sekali,
disertai tes FIT tiap tahun.
Kolonoskopi. Prosedur ini sama seperti
sigmoidoskopi, namun menggunakan
selang yang lebih panjang untuk
memeriksa bagian dalam rektum dan
seluruh bagian usus besar. Bila dalam DIAGNOSIS
tes diketahui ada polip atau kanker,
dokter akan membuang polip atau
kanker tersebut. Kolonoskopi disarankan
untuk dilakukan tiap 10 tahun sekali.
CT kolonografi (kolonoskopi
virtual). Pemeriksaan ini menggunakan
mesin CT scan untuk menampilkan DIAGNOSIS
gambar usus besar secara keseluruhan,
untuk kemudian dianalisis. Tes ini
dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Stadium 0 – kanker muncul pada lapisan terdalam dinding kolon.
Stadium 1 – kanker sudah menembus lapisan kedua (mukosa) dan
sudah menyebar ke lapisan ketiga (submukosa), namun belum
menyebar ke luar dinding kolon.
Stadium 2 – kanker menyebar hingga ke luar dinding kolon, dan ada
kemungkinan sudah menyebar ke organ terdekat, namun belum
menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium 3 – kanker sudah menyebar ke luar dinding kolon, dan ke
satu atau lebih kelenjar getah bening.
Stadium 4 – kanker sudah menembus dinding kolon, dan menyebar
hingga ke organ yang jauh dari usus besar, seperti hati atau paru-
paru. Ukuran tumor bisa bervariasi.

STADIUM
ASKEP
Pengkajian :
Nama : Tn. Y
Umur : 52 thn
Suku : Bengkulu
Seks :L
Agama : Islam
Status : Nikah
Pendidikan : SMP

Keluhan Utama : Adanya darah dalam feses


Pasien masuk RS tgl 30 Oktober 2012 dengan
keluhan adanya darah dalam feses, susah BAB,
Nyeri pada abdomen, diare, badan terasa
lemah
DX NOC NIC
NYERI akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam diharapkan secara komprehensif
agen injuri fisik nyeri berkurang dengan kriteria 2. Kontrol lingkungan yang
hasil: dapat mempengaruhi nyeri
1. Mampu mnegontrol nyeri seperti kebisingan
2. Melaporkan bahwa nyeri 3. Ajarkan tentang teknik non
berkurang farmakologi seperti teknik
3. Mampu mengenali nyeri relaksasi dan distraksi
4. Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik
Diare b/d situasional Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi efeksamping
dan fisiologis keperawatan 2x24 jam diharapkan pengobatan terhadap
nyeri berkurang dengan kriteria gastrointestinal
hasil: 2. Evaluasi intake makanan
1. Feses berbentuk yang masuk
2. BAB sehari sekali 3. Intruksikan untuk makan
3. Tidak mengalami diare rendah serat, tinggi protein
4. Menjelsakan penyebab diare dan kalori
DX NOC NIC
Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor masukan makanan
cairan b/d kehilangan keperawatan 2x24 jam diharapkan dan cairan
cairan dan kegagalan nyeri berkurang dengan kriteria 2. Kolaborasi pemberian IV
mekanisme regulasi hasil: 3. Timbang popok/pembalut
1. Ttv dalam keadaan normal 4. Edukasikan penyebab dan
2. Tidak ada tanda2 dehidrasi, solusi
turgor kulit baik, tidak ada rasa
haus yang berlebihn
3. Pasien mengetahui penyebab
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kolaborasi dengan gizi untuk
nutrisi kurang dari keperawatan 2x24 jam diharapkan menentukan kalori
kebutuhan nyeri berkurang dengan kriteria 2. Kaji adanya alergi makanan
hasil: 3. Berikan informasi tentang
1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi 4. Monitor jumlah nutrisi dan
2. Tidak ada tanda-tanda kandungan kalori
malnutrisi 5. BB pasien dalam batas
3. Tidak terjadi penurunan berat normal
badan 6. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin c.
PATOFISIOLOGI
Usia lanjut, genetika, infeksi,

Mutasi gen

Polip adenomatosa

Adenokarsinoma

Ca. Colon

Gangguanin
tegritas Ileus

kulit Obstipasi

Darah

Distensi
Gangguan defekasi

Kolostomi
Nyeri
Kerusakan integritas
kulit

Anda mungkin juga menyukai